Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI NON VERBAL

DISUSUN OLEH :

CINDY TRYMEDIA GULO

DEFRIANSYAH SYAFIQ PAKPAHAN

DINI AZIZAH NUR

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan

Prodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners

2022/2023
Komunikasi Pada Pasien Marah

Pasien : Cindy Trymedia Gulo

Perawat : Dini Azizah Nur

Di sebuah ruangan di salah satu rumah sakit di Kota Medan

Pasien : ( menekan Bel )

Perawat masuk ke ruangan

Perawat : Selamat pagi bu, saya perawat siti, perawat yang akan bertugas dari
pukul 08.00 – 14.00, ada yang bisa saya bantu bu? Sebelumnya dengan ibu
siapa?

Pasien : Annisa ( ekspresi malas )

Perawat : Betul dengan ibu annisa yah bu, jadi ada yang bisa saya bantu?
( memeriksa gelang pasien )

Pasien : Perut saya sakit, saya belum makan, saya tidak nafsu makan dengan
masakan rumah sakit, apa tidak bisa saya makan makanan dari luar rumah sakit

Perawat : ( mendengarkan pasien )

Pasien : saya mau makan makanan dari luar, makanan rumah sakit tidak sesuai
selera saya

Perawat : Begini bu, ibu kan sedang sakit, jadi untuk sementara waktu ini ibu
makan sesuai dengan anjuran rumah sakit bu

Pasien : Tapi saya sudah bosan sus, saya mau makan makanan dari luar sus,
nafsu makan saya tidak ada sus melihat makanan rumah sakit

Perawat : iya bu, saya paham maksud ibu, ibu usahakan dibiasakan terlebih
dahulu bu agar ibu cepat sembuh dan bisa makan sesuai selera ibu, kami juga
akan membicarakan ini dengan bagian gizi untuk masalah menu ibu agar dibuat
bervariasi sesuai namun tetap sesuai anjuran

Pasien : baiklah sus ( mengangguk )


Perawat : baik bu, ada yang mau disampaikan atau ditanya lagi bu?

Pasien : Tidak ada sus

Perawat : Baik bu, jika tidak ada lagi pertanyaan atau mau disampaikan, saya
akan kembali ke nurse station, apabila ada yang ibu perlukan, ibu dapat
menekan bel yang ada di ruangan ini bu

Pasien : Baik sus

Perawat : baik bu, saya permisi dulu bu, selamat pagi

Pasien : Selamat pagi, terima kasih sus

Perawat 1 : Dini

Perawat 2 : Cindy

Tn. Ronggo : Defri

Tn. Ronggo berusia 30 tahun, pekerjaan sebelumnya adalah kuli bangunan. Ia


mengalamikecelakaan yaitu terjatuh dari bangunan dengan ketinggian 10 meter.
Oleh keluarganyaklien dibawa kerumah sakit. Karena kondisi tangan kanannya
yang tidak memungkinkandan keadaan lukanya cukup parah maka tangan
kanannya harus diamputasi.

Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan pak Ronggo.

Perawat 1 : Selamat pagi pak

Tn. Ronggo : (hanya terdiam menatap perawat)

Perawat 1 : Bapak kan belum makan pagi, mari saya bantu untuk makan ya pak

Tn. Ronggo : (memalingkan wajahnya dari perawat)

Perawat 2 : Bapak kenapa? Bapak kan harus makan

Tn. Ronggo : (Tetap terdiam dan tiba-tiba menangis)

Perawat 1 : Kenapa Bapak menangis? Bapak cerita saja apa Bapak rasakanyang
sekarang
Tn. Ronggo : Kamu tidak mengerti perasaan kamu tidak akan tahu betapa saya,
menderitanya saya sekarang ini, hidup dengan satu tangan seperti ini!!

Perawat 2 : Iya pak, saya paham dengan apa Bapak rasakan.yang Tn. Ronggo :
(masih tetap menunggu)

Perawat 1 : Sabar ya pak.. semua pasti ada hikmahnya

Tn. Ronggo : Saya sedih sus, hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya benar-
benarsaya tidak berguna

Perawat 2 : Bapak tidak boleh ngomong seperti itu. Bapak itu kepala rumah
tangga,bapak harus tegar untuk menghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat
melakukannyadan melewati cobaan ini. Sekarang saya bantu untuk makan ya
pak.

Tn. Ronggo : Baiklah sus.Tiba-tiba istri pasien datang untuk menjenguk


pasienIstri : Pagi sus, bagaimana keadaan suami saya sekarang?

Perawat 2 : Sudah lebih membaik bu saat ini.

Istri : Sus tolong berikan pengarahan kepada suami saya dia semangatagar
kembali.kembali.

Perawat 2 : Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari anda
dankeluarga lainnya untuk memberikan support untuk pak Ronggo.

Istri : Baik sus, terima kasih ya

Anda mungkin juga menyukai