JIWA
Oleh : Kelompok 2
2017
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN GANGGUAN JIWA
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi terapeutik
merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi
dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart &
sundeen,1995).
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan;
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya;
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Data Subjektif:
1. Impulsif
B. Diagnosa keperawatan
C. Tujuan khusus
Peran- peran:
3. Hanifah : Perawat
4. Juwita : Pasien
Disebuah Ruang soka RSJ X terdapat pasien gangguan jiwa bernama Nona J, masuk ke rumah
sakit jiwa karena dirumah suka melamun, menyendiri, terlihat sedih apabila diajak bicara
menjawab segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya. Dan pernah mencoba menyayat- nyayat
tangannya sendiri hingga terluka. Keluarga berusaha menyingkirkan benda- benda tajam seperti
pisau, gunting disekitar pasien dan selalu memantau pasien hingga membawanya kerumah sakit
jiwa.
Percakapan
Pada pagi hari ibu dan bapak pasien Nona J bercerita kepada dokter mengenai tingkah laku
Ibu Pasien : Saya ingin bercerita tentang anak saya dok, Kira-kira dokter mau tidak membantu
saya?
Ibu Pasien : Terimakasih dok. Saya Inayah, ibu dari nona J. Saya khawatir dengan kondisi
yang dialami anak saya. Sejak 2 hari yang lalu, anak saya menjadi pendiam sering mengurung
diri di kamar, dan kemarin saya mendapati dia sedang menyayat-nyayat tangannya sampai
Ibu Pasien : Iya sus, kemarin kami mendengar mereka berantem di telepon dok?
Bapak Pasien : Setelah itu anak saya menangis semalaman dan mengurung diri di kamar dok
Dokter : Baiklah pak ibu, saya akan membantu meyelesakan masalah yang dialami anak
ibu. Tetapi saya juga meminta kerja sama ibu dan keluarga.
Dokter : Nanti suster akan membantu berbicara kepada anak ibu, dan nanti saya akan
Dokter : sus nanti coba berikan pendekatan dan ajak bicara Nn. J
Perawat : assalamualaikum. kenalkan saya adalah perawat Y yang berjaga di ruang soka
Perawat : Nah, kan saya sudah memperkenalkan nama saya. Sekarang giliran mbak
menyebutkan nama
Perawat : Dengan mbak Juwita ya.. mbak Juwita senangnya dipanggil dengan apa?
Perawat : bagaimana kalau kita bercakap- cakap tentang apa yang wita rasakan. Dimana
Pasien : iya
Perawat : nah, kita duduk disini saja ya. Kita mula bincang-bincangnya ya
Perawat : Tadi saya melihat mbak kok diam saja dan keliatan bingung di pojokan sana. Bisa
Pasien : iya, saya merasa bersalah sekali kepada pacar saya yang sudah saya sakiti dan
Perawat : apakah anda berniat menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap mbak
wita mati?
Pasien : iya, saya lebih baik mati dari pada tidak bisa membahagiakannya, saya lebih
Pasien : saat saya sendirian mbak. Saya ingin segera mati saja
Perawat : biasanya apa yang dirasakan ketika anda merasa ingin mengakhiri hidup?
Pasien : saya ingin menyayat- nyayat tangan saya hingga putus, atau minum racun
Perawat : oh begitu, sebenarnya anda tidak perlu melakukan hal yang seperti itu. Apa anda
Perawat : lhaaa.. benar sekali.. anda bisa dosa besar dan masuk neraka. Begini, untuk
mengatasi hal tersebut saya ingin memberi cara agar mbak bisa mengatasi rasa ingin mengakhiri
Perawat : begini kalau keinginan itu muncul maka untuk mengatasinya mbak wita harus
memangil perawat diruangan ini atau keluarga yang sedang besuk. Jadi mbak wita jangan
sendirian ya, katakan pada perawat jika ada dorongan untuk mengakiri hidup
Pasien : oke
Perawat : bagaimana perasaan mbak wita sekarang setelah mengetahui cara mengatasi
Pasien : jika ada dorongan untuk mengakiri hidup saya, saya harus memanggil perawat
atau keluarga yang membesuk untuk meminta pertolongan, jadi saya tidak boleh sendiri
Perawat : bagus, kalau begitu saya akan menemani mbak wita sampai keinginan bunuh
Prolog penutup
Nona J dapat mengerti bagaimana cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri dan melakukan cara
tersebut apabila dorongan untuk mengakiri hidupnya kembali muncul. Setelah kamar J diperiksa