Anda di halaman 1dari 8

ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN GANGGUAN

JIWA

Oleh : Kelompok 2

1. Maslikhatul Inayah (P1337420115047)

2. Nadia Eka Indrianing (P1337420115035)

3. Nucky Amarta K (P1337420115052)

4. Nurul Zaky E (P1337420115069)

5. Helsy Kusuma (P1337420115053)

6. Juwita Setiawati (P1337420115032)

7. Hanifah Pramesti (P1337420115066)

DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2017
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN GANGGUAN JIWA

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi terapeutik
merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi
dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart &
sundeen,1995).

Adapun tujuan komunikasi terapeutik adalah:

1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan;
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya;
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

ROLE PLAY PADA KLIEN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

Kondisi pasien saat ini :

Data Subjektif:

1. Mengungkapkan keinginan bunuh diri

2. Mengungkapkan keinginan untuk mati

3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan

4. Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga

5. Mengungkapkan adanya konflik interpersonal


Data Objektif:

1. Impulsif

2. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi sangat patuh)

3. Ada riwayat penyakit mental (depresi)

4. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam karier)

B. Diagnosa keperawatan

Risiko bunuh diri

C. Tujuan khusus

1. Klien dapat meningkatkan harga dirinya

2. Klien dapat melakukan kegiatan sehari- hari

3. Klien mendapat perlindungan dari lingkungan

Peran- peran:

1. Nucky Amarta : Narrator

2. Nadia Eka : Dokter Jiwa

2. Nurul Zaky : Perawat

3. Hanifah : Perawat

4. Juwita : Pasien

5. Maslikhatul Inayah: Ibu Pasien

6. Helsy K : Bapak Pasien


Prolog:

Disebuah Ruang soka RSJ X terdapat pasien gangguan jiwa bernama Nona J, masuk ke rumah

sakit jiwa karena dirumah suka melamun, menyendiri, terlihat sedih apabila diajak bicara

menjawab segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya. Dan pernah mencoba menyayat- nyayat

tangannya sendiri hingga terluka. Keluarga berusaha menyingkirkan benda- benda tajam seperti

pisau, gunting disekitar pasien dan selalu memantau pasien hingga membawanya kerumah sakit

jiwa.

Percakapan

Pada pagi hari ibu dan bapak pasien Nona J bercerita kepada dokter mengenai tingkah laku

anaknya yang berbeda dari biasanya.

Bapak & Ibu Pasien : Selamat pagi dok

Dokter : Iya pak bu, Ada yang bisa saya bantu?

Ibu Pasien : Saya ingin bercerita tentang anak saya dok, Kira-kira dokter mau tidak membantu

saya?

Dokter : Iya silahkan duduk dulu

Ibu Pasien : Terimakasih dok. Saya Inayah, ibu dari nona J. Saya khawatir dengan kondisi

yang dialami anak saya. Sejak 2 hari yang lalu, anak saya menjadi pendiam sering mengurung

diri di kamar, dan kemarin saya mendapati dia sedang menyayat-nyayat tangannya sampai

berdarah. Saya bingung harus berbuat apa sus .

Dokter : sebelumnya apakah anak ibu mengalami masalah ?

Bapak Pasien : Sepertinya anak saya putus dengan pacarnya sus

Ibu Pasien : Iya sus, kemarin kami mendengar mereka berantem di telepon dok?
Bapak Pasien : Setelah itu anak saya menangis semalaman dan mengurung diri di kamar dok

Dokter : Baiklah pak ibu, saya akan membantu meyelesakan masalah yang dialami anak

ibu. Tetapi saya juga meminta kerja sama ibu dan keluarga.

Bapak Pasien : Baiklah sus.

Dokter : Nanti suster akan membantu berbicara kepada anak ibu, dan nanti saya akan

respkan obat untuk anak ibu dan bapak

Dokter : sus nanti coba berikan pendekatan dan ajak bicara Nn. J

Perawat : baik dok

Bapak Pasien : Terimakasih dok, terimakasih sus

Lalu perawat menemui nona J yang sedang berada di Ruang Soka.

Perawat : assalamualaikum. kenalkan saya adalah perawat Y yang berjaga di ruang soka

ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 2 siang.

Pasien : walaikumsalam mbak

Perawat : Nah, kan saya sudah memperkenalkan nama saya. Sekarang giliran mbak

menyebutkan nama

Pasien : nama ku Juwita

Perawat : Dengan mbak Juwita ya.. mbak Juwita senangnya dipanggil dengan apa?

Pasien : Panggil saja Wita

Perawat : baik mba wita.. bagaimana perasaan mbak hari ini?

Pasien : kurang baik

Perawat : bagaimana kalau kita bercakap- cakap tentang apa yang wita rasakan. Dimana

enaknya ya, berapa lama kita bicara?


Pasien : terserah mbak perawat nya saja

Perawat :baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap di teras? Kira-kira membutuhkan

waktu 10 menit ya?

Pasien : iya

Kemudian perawat dan pasien menuju ke teras

Perawat : nah, kita duduk disini saja ya. Kita mula bincang-bincangnya ya

Pasien : Iya mbak

Perawat : sebelumnya, apa mbak Wita sudah makan?

Pasien : Sudah dong mbak

Perawat : Tadi saya melihat mbak kok diam saja dan keliatan bingung di pojokan sana. Bisa

diceritakan kenapa mbak ?

Pasien : iya, saya merasa bersalah sekali kepada pacar saya yang sudah saya sakiti dan

saya merasa tidak ada gunanya saya hidup

Perawat : apakah anda berniat menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap mbak

wita mati?

Pasien : iya, saya lebih baik mati dari pada tidak bisa membahagiakannya, saya lebih

baik mati, saya tidak pantas hidup di dunia ini

Perawat : kapan biasanya anda merasakan ingin mengakhiri hidup ?

Pasien : saat saya sendirian mbak. Saya ingin segera mati saja

Perawat : biasanya apa yang dirasakan ketika anda merasa ingin mengakhiri hidup?

Pasien : saya ingin menyayat- nyayat tangan saya hingga putus, atau minum racun

Perawat : oh begitu, sebenarnya anda tidak perlu melakukan hal yang seperti itu. Apa anda

tau resiko bila anda bunuh diri ?


Pasien : Tau mbak, saya bisa masuk neraka

Perawat : lhaaa.. benar sekali.. anda bisa dosa besar dan masuk neraka. Begini, untuk

mengatasi hal tersebut saya ingin memberi cara agar mbak bisa mengatasi rasa ingin mengakhiri

hidup. Apa mbak mau saya ajari ?

Pasien : mau mbak

Perawat : begini kalau keinginan itu muncul maka untuk mengatasinya mbak wita harus

memangil perawat diruangan ini atau keluarga yang sedang besuk. Jadi mbak wita jangan

sendirian ya, katakan pada perawat jika ada dorongan untuk mengakiri hidup

Pasien : baiklah mbak

Perawat : saya percaya mbak wita dapat mengatasi masalah,

Pasien : oke

Perawat : bagaimana perasaan mbak wita sekarang setelah mengetahui cara mengatasi

perasaan ingin bunuh diri?

Pasien : sedikit lebih mengerti

Perawat : coba sebutkan lagi cara tersebut

Pasien : jika ada dorongan untuk mengakiri hidup saya, saya harus memanggil perawat

atau keluarga yang membesuk untuk meminta pertolongan, jadi saya tidak boleh sendiri

Perawat : bagus, kalau begitu saya akan menemani mbak wita sampai keinginan bunuh

diri itu hilang,

Prolog penutup
Nona J dapat mengerti bagaimana cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri dan melakukan cara

tersebut apabila dorongan untuk mengakiri hidupnya kembali muncul. Setelah kamar J diperiksa

sudah tidak ada lagi benda- benda berbahaya.

Kesimpulan : Nona J mampu mengatasi perasaan bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai