Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU DENGAN GANGGUAN


KEHAMILAN (ANEMIA)

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet)

DOSEN PENGAMPU : Irisanna Tambunan, S.Kep., Ners.,M.KM

DISUSUN OLEH :

Cyntia Wahyu Nin Tyas

Shely Novia Nanda

Siska Suci Ramadhani

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas hadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Gizi dan Diet.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan tidak
dipungkiri kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan rasa
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.

Bandung, 25 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan ..........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kehamilan.......................................................................6


2.2 Pengertian Anemia ...........................................................................6
2.3 Etiologi Anemia Pada Ibu Hamil .....................................................7
2.4 Faktor – Faktor Anemia Pada Ibu Hamil .........................................7
2.5 Klasifikasi Anemia ...........................................................................8
2.6 Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil ......................................9
2.7 Penentuan Status Anemia pada Ibu Hamil ......................................9
2.8 Pengaruh Anemia pada Kehamilan .................................................9
2.9 Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil ...............................................9
2.10 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil dengan Anemia ...............................10
2.11 Pedoman Menu Bagi Ibu Hamil .....................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................16


3.2 Saran ...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga
bahagia. Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami
dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan ibu pada waktu
konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil mendapatkan
tambahan protein, minimal seperti zat besi dan kalsium, vitamin, asam folat dan
energi. Kehamilan itu masa penting, karena disini mutu seorang anak
ditentukan. Dari ibu yang sehat tumbuh benih yang sehat. Salah satu
pemeliharaan kehamilan adalah kecukupan makanan. Mutu anak dalam
kandungan ditetukan oleh mutu makanan.Seperti orang normal, ibu hamil perlu
menu seimbang yaitu menu yang lengkap dan sesuai dengan tubuh butuhkan,
Bedanya porsi makanan ditambah dari biasanya, agar dapat memenuhi semua
kebutuhan pertumbuhan anak yang dikandunnya.
Status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Ibu dengan status gizi
kurang baik sebelum hamil mempunyai angka kejadian 4,27 kali untuk
melahirkan bayi dengan resiko BBLR dibandingkan dengan ibu yang
mempunyai status gizi baik (normal). Masalah BBLR terkait dengan kondisi
kesehatan ibu saat hamil, termasuk kondisi status gizi ibu menggambarkan
konsumsi energi dan protein yang tidak adekuat. Berat bayi lahir adalah
cerminan dari status kesehatan dan gizi selama hamil serta pelayanan antenatal
yang diterima ibu. Ibu hamil dengan anemia merupakan kondisi penurunan
kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal pada ibu hamil.
Prevalensi anemia meningkat sebesar 15 – 20% dengan kehamilan yang
disebabkan karena sebelum wanita mengalami kehamilan mereka telah jatuh
pada keadaan anemia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dan perhatian yang
kurang merupakan predisposisi anemia ibu hamil di Indonesia. Anemia akan

3
meningkat resiko terjadi kematian ibu 3,7 kali lebih tinggi jika dibandingkan
ibu yang tidak anemia.
Gizi yang baik selama kehamilan akan membantu ibu dan bayi untuk tetap
sehat. Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat
meningkat pada masa kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan
energi. Wanita harus didorong untuk makan makanan yang bergizi dan
mengontrol berat badan selama masa kehamilan. Pertambahan berat badan yang
normal adalah sekitar 10 – 13 kg untuk wanita yang sebelum kehamilan
memiliki berat badan ideal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ?
b. Apakah yang disebut dengan anemia ?
c. Bagaimana proses terjadinya anemia pada ibu hamil ?
d. Apakah ada faktor tertentu penyebab anemia pada ibu hamil ?
e. Seperti apa klasifikasi anemia ?
f. Bagaimana gambaran tanda gejala jika anemia terjadi pada ibu hamil ?
g. Bagaimana cara penentuan status anemia pada ibu hamil
h. Seperti apa gambaran yang terjadi bila anemia terjadi pada ibu hamil ?
i. Mengapa anemia pada ibu hamil perlu dicegah ?
j. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan anemia ?
k. Seperti apa gambaran pedoman menu bagi ibu hamil ?
1.3 Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui definisi kehamilan
b. Untuk membantu memahami pengertian anemia
c. Untuk dapat mengetahui penyebab terjadinya anemia
d. Untuk memberikan informasi faktor penyebab anemia pada ibu hamil
e. Untuk mengetahui klasifikasi anemia
f. Untuk memberikan gambaran mengenai tanda gejala anemia pada ibu hamil
g. Untuk menentukan status anemia pada ibu hamil
h. Untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh anemia pada ibu hamil
i. Untuk mengetahui upaya pencegahan anemia pada ibu hamil

4
j. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan anemia
k. Untuk memahami gambaran pedoman menu bagi ibu hamil

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kehamilan


Kehamilan adalah masa kehidupan yang penting. Dimana ibu harus
mempersiapkan diri sebaik – baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya.
Ketika seorang wanita dinyatakan hamil, perubahan fisiologis tubuh turut
berubah, sehingga kebutuhan gizinya pun juga berubah (Waryana, 2010). Tanda
– tanda wanita yang hamil menurut Dainur (1994) yaitu haid yang biasanya
terartur pada bulan berikutnya berhenti, payudara mulai membesar dan
mengeras, morning sickness di pagi hari, terkadang pusing dan mudah letih,
perut semakin lama membesar, dan sifat ibu berubah-ubah, misalnya ibu lebih
suka makan yang asam, rujak, dan mudah tersinggung.
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu
ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar
dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman
(Yuliana, 2015:1).
2.2 Pengertian Anemia
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di
dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut
umur dan jenis kelamin. Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar
hemoglobin darah yang lebih rendah daripada normal sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam produksinya guna
mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal (Adriani, 2012).
Anemia pada ibu hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang
kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas.
Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal
kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian
besar wanita sehat memiliki cadangan besi yaitu 11g/dl atau lebih. Atas alasan
tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai

6
kadar hemoglobin kurang dari 11g/dl pada trimester pertama dan ketiga serta
kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Irianto K, 2014).
2.3 Etiologi Anemia
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam
pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena
gangguan absorbsi (Almatsier, 2010). Penyebab langsung, banyak
berpantangan makanan tertentu selagi hamil dapat memperburuk keadaan
anemia gizi besi, biasanya ibu hamil enggan makan daging, ikan, hati atau
pangan hewani lainnya dengan alasan yang tidak rasional. Selain karena adanya
pantangan terhadap makanan hewani faktor ekonomi merupakan penyebab pola
konsumsi masyarakat kurang baik, tidak semua masyarakat dapat
mengkonsumsi lauk hewani dalam setiap kali makan. Padahal pangan hewani
merupakan sumber zat besi yang tinggi absorsinya.
Kekurangan besi dalam tubuh tersebut disebabkan karena kekurangan
konsumsi makanan kaya besi, terutama yang berasal dari sumber hewani, bisa
saja karena meningkatnya kebutuhan zat besi selama kehamilan, masa tumbuh
kembang serta pada penyakit infeksi (malaria dan penyakit kronis lainnya
seperti TBC), kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk
pada saat haid, sering melahirkan dan adanya infeksi cacing serta
ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat besi dibandingkan dengan
penyerapan dari makanan (Waryana, 2010).
2.4 Faktor – Faktor Anemia
a. Faktor Dasar
Faktor dasar yang mempengaruhi anemia ibu hamil yaitu sosial
ekonomi, pengetahuan, pendidikan, dan budaya.
b. Faktor Tidak Langsung
Faktor tidak langsung yang mempengaruhi anemia ibu hamil yaitu
kunjungan antenatal care (ANC), paritas, umur, dan dukungan suami.

7
c. Faktor Langsung
Faktor langsung yang mempengaruhi anemia ibu hamil yaitu pola
konsumsi, penyakit infeksi, dan pendarahan (Aryani, 2016, Yanti dkk,
2015).
2.5 Klasifikasi Anemia
1. Anemia Gizi Besi
Anemia gizi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi
sehingga pembentukan sel darah merah dan fungsi lainnya dalam tubuh
terganggu (Adriani, 2012). Secara umum, ada tiga penyebab anemia
defisiensi zat besi, yaitu kehilangan darah secara kronis sebagai dampak
pendarahan kronis, asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak
adekuat serta peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel
darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa
pubertas, masa kehamilan, dan menyusui (Arisman, 2010).
2. Anemia Defisiensi Asam Folat
Anemia kekurangan asam folat disebut juga anemia megaloblastic
(sel darah merah besar dan abnormal). Ketika ibu hamil atau menyusui,
simpanan asam folat dalam tubuh akan dimanfaatkan secara maksimal. Pada
kondisi abnormal, karena kehamilan atau menyusui, tubuh ibu memerlukan
asam folat lebih banyak daripada biasanya untuk keperluan tumbuh
kembang janin (Irianto K, 2014).
3. Anemia Defisiensi Vitamin B12
Anemia kekurangan vitamin B12 disebut juga anemia pernisiosa.
Vitamin B12 sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Anemia
pernisiosa biasanya tidak disebabkan oleh kekurangan B12 dalam makanan,
melainkan oleh ketiadaan faktor intrinsik yaitu sekresi gester yang
diperlukan untuk penyerapan B12. Gejalanya meliputi rasa letih yang hebat,
diare, depresi, mengantuk, mudah tersinggung serta pucat (Arisman, 2010).
4. Anemia Hipolitik
Anemia hipolitik disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel
darah merah lebih cepat dari pembuatannya.

8
2.6 Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala anemia sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa
juga gejala – gejala penyakit dasarnya menonjol, atau bisa ditemukan gejala
anemia bersama dengan penyakit dasar. Gejala – gejala dapat berupa kepala
pusing, berkunang-kunang, lesu, lemah, letih, dispahigia, pembesaran kelenjar
limpa, kurang nafsu makan atau anoreksia, menurunnya kebugaran tubuh, dan
gangguan penyembuhan luka (Irianto K, 2014).
2.7 Penentuan Status Anemia pada Ibu Hamil
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang
anemia atau tidak, umumnya digunakan nilai-nilai batas normal yang tercantum
dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 736a/Menkes/XI/1989.

Kelompok Batas Normal


Perempuan Dewasa ≥ 12 g/dl
Ibu Hamil ≥ 11 g/dl
Semua hemoglobin (Hb) ini terdapat dalam eritrosit. Jika konsentrasi Hb
turun dibawah nilai normal, maka akan timbul anemia. seseorang dikatakan
anemia bila kadar Hb nya kurang dari nilai baku tersebut (Kemenkes RI, 2008)
2.8 Pengaruh Anemia pada Kehamilan
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Meningkatnya risiko angka kematian ibu dan bayi,
angka prematuritas, dan berat badan bayi lahir rendah. Dampak anemia pada
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya
gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur),
gangguan proses persalinan seperti pendarahan, gangguan pada nifas (daya
tahan terhadap infeksi, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin
(abortus, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto, K.2014).
2.9 Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil
1. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk.
Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama

9
kehamilan akanmembantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang
cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia.
2. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman.
Daging,hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga
banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya.
Kacangkacangan,gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah,
dan sereal merupakan bahantanaman yang kaya protein nabati dan
kandungan asam folat atau vitamin B lainnya.Sayuran hijau, bayam,
kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi
maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darahmerah
dan hemoglobin.
3. Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung
iniumumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu
penyerapan
2.10 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil dengan Anemia
1. Kebutuhan Kalori
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak,
serta untuk perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III,
kebutuhan kalori tambahan ini berkisar 300 kal/hari dibanding saat tidak
hamil. Berdasarkan perhitungan, maka kalori dibutuhkan sekitar 80.000
kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum hamil.
2. Protein
Kebutuhan protein bagi wanita hamil ialah sekitar 60 gram. Artinya,
wanita hamil butuh protein 10 – 15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita
yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan
baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.
3. Lemak

10
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan
membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak ialah sumber
tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan normal,
kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III.
Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung
persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.
4. Karbohidrat
Karbohidrat ialah sumber utama tambahan kalori yang dibutuhkan
selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam
kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama.
Dianjurkan karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta
karena mengandung vitamin dan mineral, serta meningkatkan asupan serat
selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi.
5. Vitamin
Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral
dibanding sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Tambahan zat gizi yang
penting dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme energi seperti
vitamin B1, B2, niasin, dan asam pantotenat, vitamin B6 dan B12,
kebutuhan vitamin A dan C meningkat selama hamil.
6. Mineral (Zat Besi)
Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan untuk
pertumbuhan dan metabolisme energi serta untuk meminimalkan peluang
terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan
sebelum hamil. Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg –
1040 mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk :
a. ± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.
b. ± 50 – 75 mg untuk pembentukan plasenta.
c. ± 500 mg untuk meningkatkan massa Hb maternal/ sel darah merah.
d. ± 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
e. ± 200 mg lenyap ketika melahirkan

11
Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000 – 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 10 – 15 mg zat besi perhari, namun hanya 1 – 2 mg
yang di absorpsi. Jika ibu hamil mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka
diharapkan 6 – 8 mg zat besi dapat diabsorpsi, jika dikonsumsi selama 90
hari maka total zat besi yang diabsorpsi yakni sebesar 720 mg dan 180 mg
dari konsumsi harian ibu. Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada
trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester
III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama
kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi
dan pertumbuhan janin masih lambat.
Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh
wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi
untuk memproduksi sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut
oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu
tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg/hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang
hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini kira – kira
14 ug/Kg BB/ hari atau hampir sarna dengan 0,9 mg zat besi pada laki-laki
dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa.
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur
kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari
pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat menyolok kenaikannya.
Dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat
dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik
kualitasnya dan bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus
disuplai dari sumber lain agar cukup. Penambahan zat besi selama
kehamilan sekitar 1000 mg, karena mutlak dibutuhkan untuk janin, plasenta
dan penambahan volume darah ibu. Sebagian dari peningkatan ini dapat
dipenuhi oleh simpanan zat besi yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi

12
rendah atau tidak ada sama sekali dan zat besi yang diserap dari makanan
sangat sedikit maka, diperlukan suplemen preparat besi. Untuk itu
pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia kehamilan atau kebutuhan
zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut :
1) Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah
merah.
2) Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan
conceptus 115 mg.
3) Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari, ditambah kebutuhan
sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg
2.11 Pedoman Menu Bagi Ibu Hamil
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil :
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi,
namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam
makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan
kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang
tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti
cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang
beralkohol semacam tape.
4. Mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang
meliputi :
a) 2 piring nasi sekitar 250 g,
b) 90 g daging atau ikan,
c) Sebutir telur
d) 60 g kacang- kacangan
e) 3 porsi sayur sekitar 100 g
f) 2 porsi buah – buahan sekitar 100 g

13
g) Segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti
h) Sdm minyak atau lemak.
5. Minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah
seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai
pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat
dansering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh
pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti
kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat
membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering
dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta
lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil,
coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Untuk TM I, konsumsi makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan
frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yanglain,
karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak
sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri
yangmembahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai
matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah
dansayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita,sehingga
tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi danmengembalikan persediaan
darah yang hilang akibat persalinansebelumnya.

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir


kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir.
Penanganannya, pertama,menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet

14
zat besi (ferosulfat ) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya
anemia. Kedua, terapi diet denganmeningkatkan konsumsi bahan makanan
tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuranhijau. Pengobatan anemia biasanya
dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi
mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida.Tablet besi akan
diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.Biasanya
cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan
ususuntuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi
dalam dosisyang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan
menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu
menyebabkan tinja menjadi berwarna

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam


darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan
jenis kelamin dimana konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang
dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih
rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang
aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat memiliki cadangan besi
yaitu 11g/dl atau lebih.

Anemia pada ibu hamil biasanya disebabkan oleh banyak faktor seperti sosial
ekonomi, pengetahuan, pendidikan, budaya, dll. Sehingga dapat menyebabkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.

3.2 Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan para pembaca
bisa memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan penulis lebih baik lagi
dalam menulis makalah selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aguscik, Ridwan. (2019). Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang. Pengaruh Status


Gizi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Daerah Endemik Malaria
Kota Bengkulu. 14 (2) : 97 – 100

Susiloningtyas, Is. (2019). Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan

Najdah., Yudianti (2020). Jurnal Ilmiah Permas. Status Gizi Dan Anemia Pada Ibu
Hamil Tidak Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir. 10 (1) : 57 – 62

Saepul, S., Hermayanti, Y., and Platini, H. (2019). Knowledge About Nutritional
Intake in Pregnant Women with Anemia. Jurrnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia 5(2), p. 114-123

17

Anda mungkin juga menyukai