Anda di halaman 1dari 18

DIET IBU HAMIL DENGAN DEFISIENSI ZAT BESI

( TUGAS GIZI DAN DIET )

DOSEN PENGAMPU:

SITI MUNIROH, S.Kep.,Ners.,M.kep

Disusus Oleh Kelompok 2 :

Khamidatul Istikanah ( 7121010)

PRODI STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM TAHUN AJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Gizi Dan Diet yang membahas tentang “
Diet Ibu Hamil Dengan Defisiensi Zat Besi“.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu SITI MUNIROH, S.Kep.,Ners.,M.kep

Selaku dosen mata kuliah Gizi Dan Diet yang sudah membantu kami untuk menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah tentang “ Diet Ibu Hamil Dengan Defisiensi Zat Besi
“ yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, ahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharap kritik dan saran yang bisa membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan supaya penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa
mendatang.

Semoga makalah tentang “ Diet Ibu Hamil Dengan Defisiensi Zat Besi “ ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan

Jombang, 15 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..3

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………4

2.1 Pengertian Anemia Pada Ibu Hamil ….................................................................................5

2.2 Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil…....................................................................................6

2.3 Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan…..............................................................................7

2.4. Etiologi Anemia Pada Kehamilan….....................................................................................7

2.5. Gejala Klinis…......................................................................................................................7

2.6. Derajat Anemia…..................................................................................................................8

2.7. Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan….....................................................9

2.8. Pencegahan Anemia…...........................................................................................................9

2.9. Prinsip Diet Pada Ibu Hamil…............................................................................................10

2.10. Prinsip Diet Pada Ibu Hamil Dengan Anemia…...............................................................11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..12

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..14

3.2 Saran….................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi dan sehat, cukup dengan berat badan normal.dengan
kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan
selama hamil.

Salah satu cara untuk menilai kualitas baik adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir.
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizi nya berada
pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami
masalah gizi khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis ( KEK ) dan anemia gizi
( Depkes RI, 1996 ). Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK
dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR).

Ibu hamil yang menderita kaeka dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar
terutama pada trimester 3 kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya
mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan
mudah mengalami gangguan kesehatan ( Depke, RI, 1996 ). Bayi yang dilahirkan dengan berat
badan lahir rendah umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru,
sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat
mengganggu kelangsungan hidupnya.

1
Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap
infeksi saluran pernapasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain
sebagainya.

Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil
mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan
dilahirkan. Beberapa terjadi penelitian membuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap
kejadian berat badan lahir rendah cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum
hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari referensi kekurangan
energi kronis dan kejadian anemia.

Kekurangan zat besi atau anemia dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian
janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawah, berat badan lahir rendah, anemia pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Pada ibu hamil yang
menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,
kemungkinan melahirkan bayi berat badan lahir rendah dan prematur juga lebih besar.

Untuk memperkecil resiko berat badan lahir rendah diperlukan upaya mempertahankan kondisi
gizi yang baik pada ibu hamil. Upaya ini yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi
makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar HB, dan pengukuran Lila
sebelum atau saat hamil.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari status gizi ibu sebelum dan selama hamil ?
2. Bagaimana penyebab anemia pada ibu hamil ?
3. Bagaimana patofisiologi anemia pada kehamilan ?
4. Bagaimana tujuan anemia pada kehamilan ?
5. Bagaimana prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia ?

2
1.3 TUJUAN PENULIS

1. Untuk mengetahui pengertian anemia pada ibu hamil


2. Untuk mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui patofisiologi anemia pada kehamilan
4. Untuk mengetahui etiologi anemia pada kehamilan
5. Untuk mengetahui gejala klinis
6. Untuk mengetahui derajat anemia
7. Untuk mengetahui dampak anemia defisiensi zat besi pada kehamilan
8. Untuk mengetahui pencegahan anemia
9. Untuk mengetahui prinsip diet pada ibu hamil
10. Untuk mengetahui prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

2.1.1 IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

Menurut WHO, anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar


hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan dan kurang dari 10 g/dl selama masa
post partum.

Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan
janin. Pada ibu, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan postpartum. Bila
terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur. Etiologi
anemia dalam kehamilan sama seperti yang terjadi pada wanita yang tidak hamil. Semua
anemia yang terdapat pada wanita usia reproduktif dapat menjadi faktor penyulit dalam
kehamilan. Penyebabnya antara lain :

1. Makanan yang kurang bergizi.

2. Gangguan pencernaan dan malabsorpsi.

3. Kurangnya zat besi dalam makanan

4. Kebutuhan zat besi yang meningkat.

Sedangkan faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia adalah status gizi yang buruk dengan
defisiensi multivitamin, dimana hal ini masih banyak terjadi di negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia.

4
Secara umum klasifikasi anemia dalam kehamilan dibagi menjadi 6 yaitu :

1. Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3%


2. Anemia megalobalstik sebanya 29 %
3. Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat ( pteroylglutamic acid ) dan defisiensi
vitamin b12 ( cyanocobalamin ) walaupun jarang.
4. Anemia hiperplastik dan rematur sebanyak 8%
5. Anemia disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah
baru.
6. Anemia hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada
pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak disebabkan oleh
kekurangan zat besi ( FE ) serta asam folat dan vitamin B12. Pemberian makanan atau diet
pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak
mengandung protein, zat besi ( FE ), asam folat, dan vitamin B12.

2.1.2 IBU HAMIL DENGAN OBESITAS

Obesitas ( kegemukan ) pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan
lemak tubuh yang berlebih pada ibu hamil, sehingga BB pada ibu hamil jauh di atas normal
dan dapat membahayakan remature.

Ibu hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi, termasuk diabetes selama
kehamilan, dan pre eclampsia atau toxemia ( gangguan yang muncul saat kehamilan, dan
biasanya saat usia kehamilan mencapai 20 Minggu ). Kelebihan berat badan pada ibu hamil
akan mengakibatkan bayi lahir remature,sulitnya proses melahirkan karena pertumbuhan atau
berat badan bayi lebih besar daripada seharusnya, kesulitan bernapas dan kerusakan pada
otak.

5
Normalnya, kenaikan berat badan ibu hamil antara 12,5 kg sampai 17,5 kg. Dan bagi Anda
yang mengalami berat badan berlebih disarankan untuk menurunkan berat badan, namun
diiringi pemantauan dokter untuk menurunkan berat badan selama kehamilan ini Anda tidak

diharuskan untuk melakukan diet keras namun diet aman dengan pemantauan dokter.
kandungan anda dan olahraga ringan yang aman untuk ibu hamil. Empat langkah utama diet
pada ibu hamil dengan obesitas yaitu :

1. Memotong asupan kalori dan meningkatkan aktivitas fisik.


2. Memperbanyak makan makanan nabati yaitu sayuran, buah-buahan, biji-bijian, serta
kacang-kacangan. Meningkatkan konsumsi makanan laut yang bebas lemak dan susu
rendah lemak, serta makan secukupnya daging unggas dan telur.
3. Secara signifikan mengurangi asupan makanan yang mengandung gula dan lemak
padat, yang memberikan kontribusi sekitar 35 persen kalori. Mengurangi asupan
natrium secara bertahap sampai dengan 1.500 miligram per hari.
4. Mematuhi Pedoman yang diberikan dokter. Pedoman diet digunakan untuk program
gizi dan pendidikan pemerintah, dan juga oleh ahli gizi serta ahli kesehatan untuk
membantu mendidik ibu hamil tentang bahaya obesitas pada saat hamil.

2.2. PENYEBAB ANEMIA PADA IBU HAMIL

1. kekurangan zat besi

2.vitamin B12 atau asam folat

3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal

4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam satu siklus haid perempuan

5. Penghancuran sel darah merah atau anemia hemolitik.

6. Infeksi HIV

6
7. Kekurangan zat besi

8. Pendarahan

9. Genetik

10. Kekurangan vitamin B12

11. Kekurangan asam folat

12. Pecahnya dinding sel darah merah

13. Gangguan sumsum tulang

2.3 PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi


yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara, volume plasma
meningkat 45 - 65% dimulai pada trimester 2 kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan
ke-9 dan meningkatnya sekitar 1000 Ml, menurut Suplemen zat besi dibutuhkan setidaknya 3
bulan pasca melahirkan, stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti ratu gen
plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

2.4 ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:

1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.


2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
3. Kurangnya zat besi dalam makanan.
4. Kebutuhan zat besi meningkat.
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

7
2.5 Gejala Klinis

Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat
bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol,
ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-
gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel
kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar
limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-
gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

2.6. Derajat Anemia

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan
pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu : Normal (≥11 gr/dl),
Anemia ringan (8-11 g/dl), Dan Anemia berat (kurang dari 8 g/dl).

Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah
sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.

Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil.

Zat Gizi Tidak Hamil Hamil


Energi (Kal) 1900 ± 285
Protein (g) 44 ± 12
Vitamin A (RE) 500 ± 200
Vitamin C (mg) 30 ± 10
Asam folat (mcg) 150 ± 50
Niasin (mg) 8,4 ± 1,3

8
Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2
Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2
Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3
Kalsium 600 ± 400
Fosfor 450 ± 200
Iodium 150 ± 25
Besi 25 ± 20
Zinc 15 ±5

2.7. Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup
mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi
pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan
antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering
berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak
anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia,
atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya
tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin
(abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

9
2.8. Pencegahan Anemia

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang
diperkuat dengan zat besi. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe
dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan
untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-
65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam
folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi
vitamin B12 100-200 mcg/hari.

2.9. Prinsip Diet Pada Ibu Hamil

Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama
didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.

1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini,
pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan
insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan
infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus
glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal,
kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.

10
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari :
a) Kalori basal metabolic rate ( BMR ) 25 kal/kg BB ideal
b) Kalori kegiatan jasmani 10-30%
c) Kalori untuk kehamilan 300 kalor
d) Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB

Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau
normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah yang berisiko rendah terhadap diabetes dan penyakit
kardiovaskular.contoh nya seperti kadal glukosa darah, puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp
di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai. Pemantauan dapat dikerjakan
dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama
dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori
per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui
selesai. Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl


2. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
3. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4. Mencegah episode hipoglikemia
5. Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
6. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.

Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika
mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal.
pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin
sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali. Kenaikan berat badan ibu
dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap
minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi
awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12,5-17,5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7,5-
12,5 kg).

11
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang
digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal
dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin
endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier)
sehingga dapat mempengaruhi janin. Pada Diabetes Mellitus Gestational ( DMG ), insulin yang
digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali
sehari. pemberian insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin
kerja pendek dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat
hipoglikemik oral tidak digunakan dalam Diabetes Mellitus Gestational ( DMG ), karena efek
teratogenik yang tinggi dan dapat di ekskresi dalam jumlah besar melalui ASI.

2.10. Prinsip Diet Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah, hati sapi, hati ayam,
bayam, brokoli, kacang-kacangan, kerang, ikan sarden, rumput laut, tahu, tempe. Kebutuhan
zat besi saat hamil adalah 30-60 mg/hari. Zat besi dari makanan hewani lebih mudah diserap
tubuh daripada makanan nabati. Mengkonsumsi vitamin C karena dapat membantu penyerapan
zat besi di usus.

Makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi yaitu daun singkong, daun katuk, bayam,
jeruk, jambu, tomat. Hindari mengkomsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat
besi seperti teh, kopi, susu, obat-obatan. Sebaiknya beri jarak waktu mengkonsumsinya sekitar
2-4 jam. Minum suplemen penambah zat besi dengan resep dokter. Ibu mempunyai cadangan
FE tidak mencukupi untuk masa hamil karena bertambahnya volume darah & adanya
kebutuhan janin. FE berfungsi untuk mencegah.

Adapun prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia yaitu :

1. makan bahan makanan sumber tablet FE : hati, daging, kuning telur, udang, serealia,
kacang- kacangan & sayuran hijau
2. Bila sumber tablet FE dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C

12
3. Penggunaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
4. tablet FE diminum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup
cairan atau jus jeruk.
5. Hindari minum tablet FE dengan susu.

13
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu
dan janin. Pada ibu hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum. Bila
terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur. Sedangkan
faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia adalah status gizi yang buruk dengan defisiensi
multivitamin, dimana hal ini masih banyak terjadi di negara-negara berkembang termasuk di
Indonesia. Obesitas (kegemukan) pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana terjadi
penumpukan lemak tubuh yang berlebih pada ibu hamil, sehingga BB pada ibu hamil jauh di
atas normal dan dapat membahayakan kesehatan.

3.2 SARAN

Sebaiknya Diet Ibu Hamil dengan Obesitas mengikuti anjuran dokter, agar tidak
berbahaya bagi janin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman Penanggulangan Ibu
Hamil Kekurangan Enargi Kronis. Jakarta. Depkes RI. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 1995. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Jumirah, dkk. 1999.
Anemia Ibu Hamil dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Serta Dampaknya pada Berat Bayi
Lahir di Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan. Laporan Penelitian. Medan
Kardjati, S. 1999. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan. PT
Gramedia. Jakarta. Manik, R. 2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status
Gizi Ibu terhadap Kejadian BBLR, Studi Kasus di RSIA Sri Ratu Medan. Skripsi Mahasiswa
FKM USU. Medan. Sarimawar, D., dkk. 1991. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Anemia
Kehamilan. Buletin Penelitian Kesehatan. Jakarta.

https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-prinsip-diet-pada-ibu-hamil-dengan-
anemia-2-42314441

Anda mungkin juga menyukai