Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

DENGAN GI P0000 UK 38/39 +THIU+LETSU

DI RUANG DRUPAI 1/VK RSUD JOMBANG

Disusun Oleh :

Ahmad Solehen 7422006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny.K Dengan P1102 G I

P0000 Uk 38/39 +Thiu+Letsu Di Ruang Drupai 1/Vk Rsud Jombang

Nama Mahasiswa : Ahmad Solehen 7318014

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini telah di setujui dan disahkan

Pada:

Hari :

Tanggal :

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan Drupadi 1/VK

…………..………………… ………………………………..

Kepala Ruangan Drupadi 1/VK

………………………
BAB I

KONSEP LETAK JANIN SUNGSANG

A. DEFINISI
Letak sungsang adalah dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri
dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri (Prawirohardjo, 2002)

Letak Sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim,
kepala berada di fundus dan bokong di bawah (Rustam M, 1998).

Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam
uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau kaki akan
dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya (Wiknjosastro, 2002).

B. KLASIFIKASI
Ada 3 tipe kelainan letak sungsang,yaitu:

1. Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%).

Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas
sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada
pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.

2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%).

Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.

3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling )
( 10-30%).
a. Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi
kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
b. Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda dibanding
kehamilan tua dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan
primigravida.

C. ETIOLOGI
Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya adalah:

a. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relatif besar
b. Hidramnion karena anak mudah bergerak.

c. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.

d. Panggul sempit

e. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai


dengan bentuk pintu atas panggul.

Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain umur
kehamilan termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan multiparitas, multi
fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis. Plasenta yang
terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena
plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus.

Fianu dan Vaclavinkova (1978) menemukan prevalensi lebih tinggi pada


implantasi plasenta di daerah kornual-fundal pada letak lintang (73 %) dari presentasi
vertex (5 %) dengan sonografi. Frekuensi terjadinya letak sungsang juga meningkat
dengan adanya plesenta previa, tetapi hanya sejumlah kecil letak sungsang yang
berhubungan dengan plasenta previa. Tidak ada hubungan yang kuat antara letak
sungsang dengan pelvis yang menyempit (panggul sempit).

D. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalamuterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janindapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang
atau letak lintang, Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relative berkurang.Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat
lebih besar dari padakepala, makabokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus
tidak seperti itu.Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
E. MANIFESTASI KLINIS
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannyaterasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian
atas dan gerakanlebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya
mungkin belum bisadirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan
sebelumnya apakah adayang sungsang. Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan
Leopold ditemukan bahwa Leopold Idifundus akan teraba bagian yang keras dan bulat
yakni kepala. Leopold II teraba punggungdisatu sisi dan bagian kecil disisi lain.
Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin
teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnyaditemukan setinggi
pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di
bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan
kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat
memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada
kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa
lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi
atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.

Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat,
karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air
ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih
ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau M.R.I. ( Magnetic Resonance Imaging ).

Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka
harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari
kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin
mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan
muka.

Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari
yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang
dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada
hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping
bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki
di samping bokong.

Pemeriksaan dengan USG atau rontgen dapat mengetahui letak yang sebenarnya
pada pemeriksaan pervaginam teraba bagian lunak anus juga akan teraba bagian sacrum.
G. PHATWAY
1) Penatalaksanaan dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa daripada letak sungsang
yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda,
kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi)
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya
versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar
janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit
dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah
berkurang.Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan
denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi
luar; panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa
(1,2,4). Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan
terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat
prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like
score).
2) Mekanisme persalinan letak sungsang
a. Biarkan persalinan berlangsung dengan sendirinya (tanpa intervensi apapun) hingga
bokong tampak di vulva.
b. Pastikan bahwa pembukaan sudah benar-benar lengkap sebelum memperkenankan
ibu mengejan.
c. Perhatikan hingga bokong membuka vulva.
d. Lakukan episiotomi bila perlu (pada perineum yang cukup elastis dengan introitus
yang sudah lebar, episiotomi mungkin tidak diperlukan). Gunakan anestesi lokal
sebelumnya.
e. Biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah ampak kendorkan. Perhatikan hingga
tampak tulang belikat (skapula) janin mulai tampak di vulva. Jangan melakukan
tarikan atau tindakan apapun pada tahap ini.
f. Dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar
smbu panggul, sedang jari-jari yang lain memegang belakang pinggul janin.
g. Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin dengan kedua
tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu(melengkung ventrokranial
ke arah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu, lengan,dagu,
mulut dan seluruh kepala.
h. Bila pada langkah no.7 tidk ada kemajuan dan atautungkai tidak lahir secara
spontan, maka lahirkan kakisatu per satu dengan cara berikut : Dengan jari telunjuk
dan jari tengah ke belakang paha sebagai bidai lakukan eksorotasi paha sampai
tungkai lahir.
i. Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan dada, diatas kepala,
atau di belakang leher.
j. Lakukan langkah melahirkan lengan dan kepala spontan
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan objektif dari pasien .
• Data subjektif
Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data pasien melalui anamnesa.yang termasuk data subjektif untuk ibu hamil dengan
kelainan letak sungsang antara lain :
• Biodata dan Identitas
Yang perlu dikaji : nama, umur, bangsa, agama, dan alamat.Tujuan dilakukan
anamnesa ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal) pasien lebih dekat .
• Keluhan Utama
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian
bawah
• Riwayat Penyakit Kehamilan
Untuk Mengetahui apakah selama kehamilan ibu dari bayi perna mengalami
masalah seperti pendarahan, preeklamsia, eklamsi, hipertensi, diabetes, penyakit
kelamin, anemia dan deteksi dini kelainan pada bayinya. Dari kasus ibu hamil
dengan kelainan letak sungsang, maka perlu penanganan kusus.
• Riwayat Kehamilan ini
Yang dikaji adalah HPHT untuk menentukan usia kehamilan, TP dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi.
• Pola Kebiasaan
Gunanya untuk mengetahui apakah nutrisi, pola aktifitas ibu, pola hygine, pola
istirahat ibu sudah benar dan cukup atau tidak.
• Data objektif
Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan
khusus. Data objektif mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
pasien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus.
• Pemeriksaan umum
Untuk menemukan gambaran keadaan umum pasien baik, yang mencakup:
• Kesadaran
• Tekanan Darah
• Nadi
• Pernafasan
• Suhu
• Pemeriksaan Khusus
• Inspeksi
Yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.
Pemeriksaan tanda yang dilakukan secara head to toe yaitu:
• Kebersihan kulit
• Rambut
• Muka
• Mata : konjungtiva, sklera
• Mulut : caries gigi, karang gigi
• Leher : pembesaran kelenjer tiroid, pembengkakan kelenjer limfe
• Payudara : keadaan puting susu menonjol atau tidak, kolostruum ada
atau tidak
• Perut : apakah membesar sesuai dengan tua kehamilan,apakah
ada bekas luka operasi
• Ekstremitas atas dan bawah : apakah ada kelainan seperti varises, udem
dan sianosis.
• Vulva : apakah bersih, ada varises atau tidak, pengeluaran dari
vagina.
• Palpasi
Dengan menggunakan secara leopold, kemungkinan yang ditemukan adalah:
• Leopold I : Tinggi fundus uteri dalam sentimeter, pada fundus teraba
(keras,melenting) kemungkinan bagian kepala janin.
• Leopold II : Pada dinding perut ibu sebelah kiri terba (panjang
memapan) kemungkinan punggung janin, pada dinding perut ibu sebelah
kana teraba ( tonjolan-tonjolan kecil) kemungkinan ekstremitas janin.
• Leopold III :Pada bagian terbawah perut ibu teraba (lunak, tidak
melenting) kemungkinan bokong janin.
• Leopold IV :Untuk mengetahui seberapa masuknya bagian terbawah
janin ke PAP.
• Auskultasi
Periksa dengar dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin, frekuensi,
teratur atau tidaknya dan mengetahui posisi punktum maksimum. DJJ (denyut
jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
• Perkusi
Melakukan pemeriksaan ketuk pada reflek patela kiri dan kanan positif
Pemeriksaan Penunjang.
• USG
Mengetahui kemungkinan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan
hidramnion dan derajat kematangan plasenta.

2) Diagnosa Keperawatan
Diagnoa actual :
• Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
• Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
Diagnose resiko :
• Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada
penurunan janin
• Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
• Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi

3) Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi :
gangguan adapttasi perawatan diharapkan criteria hasil Observasi
kehamilan sebagai berikut : - Identifikasi teknin
- Kesejahteraan fisik relaksasi yang pernah
meningkat efektif digunakan
- Keluhan tidak nyaman - Periksa ketegangan otot,
menurun ttv sebelum dan sesudan
- Dukungan social dari tindakan
keluarga meningkat - Monitor respon terhadap
- Kewaspadaan menurun terapi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan
yang nayaman, tengan
tanpa gangguan dgn
pencahayaa dan suhu
rungan nyaman
Guunnakan pakaian
longgar
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
- Anjurkan posisi yang
nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
2 Tingkat nyeri :
Nyeri (akut) berhubungan Menejemen nyeri
- Keluhan nyeri menurun
dengan Peningkatan
- Meringis menurun
tahanan pada jalan lahir Observasi :
- Gelisah menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Tekanan darah membaik - Buat upaya yang
memungkinkan
klien/pelatih untuk
nyaman mengajukan
pertanyaan

Terapeutik :
- Berikan instruksi dalam
tehnik pernafasan
sederhana Rasional :
Mendorong relaksasi dan
memberikan klien cara
mengatasi dan
mengontrol tingkat
ketidaknyamanan.
- Anjurkan klien
menggunakan tehnik
relaksasi.Berikan
instruksi bila perlu
Rasional : Relaksasi
dapat membantu
menurunkan tegangan
dan rasa takut,yang
memperberat nyeri dan
menghambat kemajuan
persalinan
Edukasi :
- Berikan tindakan
kenyamanan (mis.
Masage,gosokan
punggung, sandaran
bantal, pemberian
kompres sejuk,
pemberian es batu)

3 Tingkat cidra :
Risiko tinggi cedera Pencegahan cidera
- Teleransi aktivitas meningkat
terhadap maternal - Nafsu makan meningkat Observasi :
- Kejadian cidera menurun
berhubungan dengan - Tinjau ulang riwayat
- Luka/lecet menurun
- Pendarahan menurun
obstruksi pada penurunan persalinan, awitan, dan
- Gangguan mobilitas
durasi Rasional :
janin menurun
Membantu dalam
mengidentifikasi
kemungkinan penyebab,
kebutuhan pemeriksaan
diagnostik, dan intervensi
yang tepat
- Evaluasi tingkat
keletihan yang
menyertai,serta aktifitas
dan istirahat sebelum
awitan persalinan
Rasional : Kelelahan ibu
yang berlebihan
menimbulkan disfungsi
sekunder atau mungkin
akibat dari persalinan
lama
Terapeutik :
- Kaji pola kontraksi uterus
secara manual atau secara
elektronik Rasional:
Disfungsi kontraksi
memperlama
persalinan,meningkatkan
risiko komplikasi
maternal / janin
Observasi :
- Catat penonjolan , posisi
janin dan presentasi janin
Rasional : Indikator
kemajuan persalinan ini
dapat mengidentifikasi
timbulnya penyebab
persalinan lama
- Tempat klien pada
posisi rekumben lateral
dan anjurkan tirah
baring dan ambulasi
sesuai toleransi

4) IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari
rencana keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu,
memberikan askep untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien, mencatat serta
melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan
dari pasien.

5) EVALUASI
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida, Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: YBS-SP
Mochtar, Rustam. 1998. Sinobsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC

Mansjoe, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai