Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian
bawah kavum uteri (rongga rahim). Ulasan berikut tentang patofisologi, etiologi atau
penyebab, bagaimana mendiagnosis atau mengetahui apakan janin letak sungsang
atau tidak, dan bagaimana penanganan bila sesorang akan melahirkan bayi dengan
letak sungsang. Untuk ibu hamil dan rekan-rekan yang bergerak dibidang medis
ataupun kehamilan ulasan ini sangat perlu diketahui. Sebagian besar selama
kehamilan, fetus (janin) yang sedang berkembang sangat bebas untuk bergerak di
dalam uterus (rahim). Antara umur kehamilan 32-36 minggu, fetus bertambah besar
sehingga pergerakannya terbatas. Sangat sulit bagi fetus untuk turn over, jadi apapun
posisi yang dicapai pada saat ini biasanya sama dengan posisi saat persalinan akan
dimulai. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada
dalam posisi sungsang.
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak
sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi
pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi
pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan
yang terjadi pada kehamilan aterm. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam
terjadinya letak sungsang diantaranya adalah multiparitas, kehamilan kembar,
hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, panggul sempit, dan kadang-kadang letak
sungsang disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.Baik ibu
maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan
dengan letak kepala. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan memperbesar
risiko infeksi pada ibu.6 Pada janin, mortalitas tiga kali lebih besar dibandingkan
dengan presentasi verteks, hal ini disebabkan karena setelah sebagian janin lahir maka
uterus akan berkontraksi yang berakibat pada gangguan sirkulasi uteroplasenta, janin
akan bernafas, dan terjadilah aspirasi air ketuban, mekonium, lendir dan darah.2
Untuk menegakkan diagnosis letak sungsang diperlukan beberapa hal, yaitu
anamnesis yang komunikatif dan terarah, pemeriksaan fisik yang teliti dan seksama,
dan penunjang diagnosis dalam hal ini yaitu pemeriksaan ultrasonografi yang sangat
membantu diagnosis dan pelaksanaan terapi serta intervensi lebih dini bisa dilakukan.
Dalam kehamilan, mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak

1
sungsang dihindarkan. Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai
letak sungsang, terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi
luar menjadi presentasi kepala.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Sungsang ?
2. Apa Patofiologi Dari Sungsang ?
3. Apa Etiologi Dari Sungsang ?
4. Apa Saja Klasifikasi Sungsang?
5. Apa Diagnose Sungsang ?
6. Apa Prognosis Dari Sungsang?
7. Apa Komplikasi Yang Mungkin Terjadi Pada Sungsang?
8. Bagaimana Pengangan Sungsang?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam
uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau kaki akan
dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya.
Dimana Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak
sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi
pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi
pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan
yang terjadi pada kehamilan aterm.2,3 Sebagai contoh, 3,5 persen dari 136.256
persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 di Parkland Hospital merupakan letak
sungsang

B. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan
demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang.6 Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat
lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.6
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi
sungsang.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:1,2,3,4,5,6
• Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat ekstensi
kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi
bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba
bokong.

3
• Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi
bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
• Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling )
( 10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki
bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.

C. Etiologi
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan keras
serta palinglambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas
panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum rotundum dan kontraksi
braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul. (Manuaba,
1998 : 361 )
Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:
a. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
b. Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
c. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
d. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang
sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
e. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan
lain – lain.
f. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
g. Gemeli (kehamilan ganda)
h. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
i. Janin sudah lama mati.
j. Sebab yang tidak diketahui.
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:
1. Sudut Ibu
a. Keadaan Rahim
1. Rahim arkuatus
2. Septum pada Rahim

4
3. Uterus dupleks
4. Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
1. Plasenta letak rendah
2. Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
1. Kesempitan panggul
2. Deformitas tulang panggul
3. Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut Janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hedrosefalus atau anesefalus
3) Kehamilan kembar
D. Klasifikasi
1. Bokong dengan tungkai ekstensi (Frank Breech)
Presentasi bokong dengan pinggul fleksi dan tungkai ekstensi pada abdomen. 70%
prsentasi bokong adalah jenis ini dan banyak terjadi terutama pada primigravida yang
tonus oto tuterusnya yang baik menghambat fleksi tungkai dan putaran bebas janin

2. Bokong Sempurna (Complete Breech)

5
Sikap janin pada fleksi ini sempurna dengan pinggul dan lutut fleksi, dan kaki terlipat
kedalam dan disamping bokong

3. Bokong footling
Hal ini jarang terjadi, satu atau kedua kaki menjadi presentasi karena baik pinggu dan
lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah dari bokong yang membedakannya
dari resentasi bokong sempurna.

6
4. Presentasi Lutut
Hal ini sangat terjadi. Satu atau kedua Pinggul mengalami ekstensi dengan lutut fleksi
menyebabkan salah satu janin atau lebih memliki presentasi bokong .

D. Diagnosa
1. Diagnosis Presentasi Bokong Selama Antenatal
a. Anamnesa, Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang
iga karena kepala janin.
b. Palpasi. Pada primigravida , diagnosis lebih sulit karena otot abdomen mereka
yang keras, pada palpasi, janin terlihat longitudinal dengan presentasi lunak,
yang lebih mudah diraba dengan menggunakan genggaman pelvikKepala
biasanya dapat diraba difundus sebagai massa bulat yang keras, yang dapat
digerakkan secara bebas dari punggung dengan menangkupnya pada stau atau
kedua tangan. Jika tungkai terkestensi , kaki dapat mecegah terjadinya
pembengkokan. Jika bokong berada pada posisi anterior dan janin terfleksi
dengan baik sulit bagi bidan untuk menentukan kepala , tetapi peggunaan
gengggaman yang mengombinasikan segmen atas dan segmen bawah secara
bersamaan dapat membantu diagnosis. Ibu dapat mengeluh ketidaknyamanan
dibawah rusuknya, terutama dimalam hari, akibat tekanan kepala pada
diafragma.

7
c. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin akan
terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai terekstensi ,bokong akan turun
kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian terdengar lebih
dibawah lagi.
d. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong

2. Diagnosis Selama Persalinan


Presentasi bokong yang tidak diduga mungkin tidak terdiagnosis sampai ibu
mengalami persalinan. Jika tungkai terekstensi , bokong dapat teraba seperti kepala
pada abdomen, dan juga pada pemeriksaan vagina jika serviks berdilatasi kurang dari
3cm dan letak bokong masih tinggi.
a. Pemeriksaan Abdomen
b. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin akan
terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai ter ekstensi ,bokong akan turun
kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian terdengar lebih
dibawah lagi.
c. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong
d. Pemeriksaan Vagina
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya sutura yang
terpalpasi, walaupun terkadang sacrum dapat disalahartikan sebagai kepala
yang keras, dan bokong dapat diartikan sebagai caput succadeum. Anus dapat
teraba dan mekonium segar pada jari pemeriksa biasanya merupakan diagnosis
Jika tungkai terekstensi , genital ekternal sangat jelas,teraba tetapi,harus
diingat bahwa genitalia eksterna tersebut mengalami edema. Vulva yang
mengalami edema dapat disalah artikan dengan skrotum.
Jika kaki teraba , bidan harus membedakannya dengan tangan . jari-jari kaki
semuanya sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek daripada jari jari tangan dan ibu
jari kkaki tidak dapat direntangkan dan jari kaki lainnya. Kaki berada pada sudut 90
derajat dari tungkai , dan tumit tidak memiliki kesaamaan dengan tangan.Presentasi
dapat dipastikan lagi dengan pemindai ultrasound.
E. Prognosis

8
Mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang
dihindarkan. Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang,
terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi
presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34 dan 38
minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke-34 belum perlu dilakukan, karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke-38
versi luar sulit untuk berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif
berkurang. Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti, sedangkan
denyut jantung janin harus baik. Apabila bokong sudah turun, bokong harus dikeluarkan
lebih dahulu dari rongga panggul, tindakan ini dilakukan dengan meletakkan jari-jari
kedua tangan penolong pada perut ibu bagian bawah untuk mengangkat bokong janin.
Kalau bokong tidak dapat dikeluarkan dari panggul, usaha untuk melakukan versi luar
tidak ada gunanya. Setelah bokong keluar dari panggul, bokong ditahan dengan satu
tangan, sedang tangan yang lain mendorong kepala ke bawah sedemikian rupa, sehingga
fleksi tubuh bertambah. Selanjutnya kedua tangan bekerjasama untuk melaksanakan
putaran janin untuk menjadi presentasi kepala. Selama versi dilakukan dan setelah versi
berhasil denyut jantung janin harus selalu diawasi. Sesudah janin berada keadaan
presentasi kepala, kepala didorong masuk ke rongga panggul. Versi luar hendaknya
dilakukan dengan kekuatan yang ringan tanpa mengadakan paksaan. Versi luar tidak ada
gunanya dicoba bila air ketuban terlalu sedikit, karena usaha tersebut tidak akan berhasil.
Kontraindikasi lain untuk melakukan versi luar ialah:
1) panggul sempit,
2) perdarahan antepartum;
3) hipertensi;
4) hamil kembar;
5) plasenta previa.
Pada panggul sempit tidak ada gunanya melakukan versi luar, karena meskipun
berhasil menjadi presentasi kepala, akhirnya perlu dilakukan seksio sesarea. Tetapi bila
kesempitan panggul hanya ringan, versi luar harus diusahakan karena kalau berhasil akan
memungkinkan dilakukan partus percobaan. Versi luar pada perdarahan antepartum tidak
boleh dilakukan, karena dapat menambah perdarahan akibat lepasnya plasenta.Pada
penderita hipertensi, usaha versi luar dapat menyebabkan solusio plasenta; sedangkan
pada kehamilan kembar, selain janin yang lain dapat menghalangi usaha versi luar
tersebut, yang lebih berbahaya ialah bila janin berada dalam satu kantong amnion

9
kemungkinan tali pusat kedua janin akan saling melilit. Kalau versi luar gagal karena
penderita menegangkan otot-otot dinding perut, penggunaan narkosis dapat
dipertimbangkan. Kerugian penggunaan narkosis untuk versi luar antara lain: narkosis
harus dalam, sebab dengan narkosis ringan versi laur jauh lebih sulit dibandingkan bila
penderita tetap dalam keadaan sadar. Disamping itu, karena penderita tidak merasakan
sakit ada bahaya kemungkinan digunakan tenaga berlebihan dan dapat mengakibatkan
lepasnya plasenta. Mengingat bahayanya, sebaiknya tidak melakukan versi luar dengan
menggunakan narkosis

F. Komplikasi
Pada letak sungsang yang persisten, meningkatnya komplikasi berikut harus
diantisipasi:1,6
1. Morbiditas dan mortalitas perinatal dari persalinan yang sulit.
2. Berat badan lahir yang rendah pada persalinan preterm, hambatan pertumbuhan,
atau keduanya.
3. Prolaps tali pusat.
4. Plasenta previa.
5. Kelainan fetus, neonatus, dan bayi.
6. Anomali uterus dan tumor.
7. Multipel fetus
8. Intervensi operatif, khususnya seksio sesarea.

G. Sikap Bidan Dalam Mengahadapi Letak Sungsang


Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya
1.Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk
mendapatkan petunjuk kepastian dalam lahirBila ada kesempatan,
2. melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang
optimal Bila terpaksa,
3.melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama dokter
4.Klien harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis dalam
bentuk Informed consent. (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah
dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri).

Ada 4 tipe kelainan letak sungsang,yaitu:

1. Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%).

Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas
sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada
pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong

2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%).

Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki

3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling )
( 10-30%).

Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong,
sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah
adalah satu atau dua kaki.Prinsip dasar persalinan sungsang,yaitu:Persalinan pervaginam

1. Persalinan spontan
2. Manual aid (partial breech extraction)
3. Ektraksi sungsang (total breech extraction)
4. Persalinan perabdominan (sectio caesarea)

11
Persalinan letak sungsang memiliki 2 penganut,yaitu:
1. Penganut absolut
2. Semua bentuk letak sungsang harus dilakukan secsio sesarea, tanpa kecuali.
3. Secsio sesarea menjamin keberhasilan yang ingin dicapai, yaitu well born baby dan
well health mother
4. Penganut faham relatif
5. Memberikan kesempatan persalinan pervaginam
B. Saran
Di sarankan kepada pembaca terutama petugas kesehatan agar dapat lebih memahami apa
yang di maksud dengan kelainan letak sungsang serta dapat menanggulangi kejadian letak
sungsang yang dapat berakibat kematian pada ibu dan bayi.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://maharanisiska28.blogspot.com/2017/04/makalah-pesalinan-sungsang.html
https://melakatrin.wordpress.com/2014/06/24/makalah-kelainan-letak-sungsang-2/
https://www.academia.edu/19161184/Makalah_Gadar_Sungsang

13

Anda mungkin juga menyukai