Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang
berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari
persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang
terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm.

Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal.
Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana presentasi bokong
dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya. Angka kejadiannya adalah 3-4% dari seluruh
kehamilan.

Dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, baik pada ibu maupun bayi dengan
kehamilan presentasi bokong, maka diupayakan beberapa usaha untuk menghindari terjadinya
persalinan dengan bayi presentasi bokong, salah satu diantaranya adalah dengan cara knee-chest
position.

Insidens presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda; 25% pada gemelli janin
pertama, dan 50% pada janin kedua. Kehamilan muda juga berhubungan dengan meningkatnya
kasus ini, 35% pada kehamilan kurang dari 28 minggu, 25% pada kehamilan 28-32 minggu, 20%
pada kehamilan 32-34 minggu, 8% pada kehamilan 34-35 minggu, dan 2-3% setelah kehamilan
36 minggu.Adanya kehamilan presentasi bokong sering dihubungkan dengan meningkatnya
kejadian beberapa komplikasi sebagai berikut: kesulitan yang meningkat dalam persalinan akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal; mengakibatkan persalinan prematur, sehingga
kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) meningkat; pertumbuhan janin terhambat (PJT); tali
pusat menumbung; plasenta previa; anomali janin (hidrosefalus, anensefalus); anomali uterus
ataupun tumor uterus (mioma uteri); kehamilan ganda; panggul sempit (contracted pelvis);
multiparitas; hidramnion atau oligohidramnion; presentasi bokong sebelumnya.

Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang
berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari

1
persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang
terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah
multiparitas, kehamilan kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, panggul sempit, dan
kadang-kadang letak sungsang disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.

Untuk menegakkan diagnosis letak sungsang diperlukan beberapa hal, yaitu anamnesis
yang komunikatif dan terarah, pemeriksaan fisik yang teliti dan seksama, dan penunjang diagnosis
dalam hal ini yaitu pemeriksaan ultrasonografi yang sangat membantu diagnosis dan pelaksanaan
terapi serta intervensi lebih dini bisa dilakukan. Dalam kehamilan, mengingat bahaya-bahayanya,
sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindarkan. Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan
antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan
versi luar menjadi presentasi kepala.

Sedangkan dalam persalinan, untuk menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih
banyak ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan presentasi kepala. Selama
terjadi kemajuan persalinan dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang mengancam kehidupan janin,
maka penolong tidak perlu melakukan tindakan yang bertujuan untuk mempercepat kelahiran
janin.
Letak sungsang ini akan memerlukan teknik persalinan yang berbeda dengan persalinan letak
kepala baik dalam persalinan pervaginam maupun sectio cesarea. Persalinan pervaginam sungsang
terdiri dari tiga jenis yakni spontan, manual aid dan total ekstraksi dimana semuanya memiliki
resiko terutama pada fetal seperti asfiksi dan lainnya sedangkan indikasi untuk melakukan section
cesarea pada letak sungsang sama dengan indikasi umum section cesarea secara umum.

Khusus pada persalinan pervaginam, terdapat beberapa teknik atau perasat yang digunakan
pada situasi berbeda pada letak sungsang, namun semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu
melahirkan bayi dengan selamat. Ada beberapa komplikasi yang mungkin timbul dalam persalinan
sungsang yang dapat mempengaruhi prognosis ibu dan bayi yang dilahirkan yang sedapat mungkin
dihindari dengan cara menguasai teknik persalinan sungsang dengan baik guna mencapai “well
born baby” dan “well health mother”.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian letak sungsang?
2. Apa yang dimaksud dengan etiologi letak sungsang?
3. Apa yang dimaksud dengan patofisiologi letak sungsang?
4. Apa tanda dan gejala letak sungsang?
5. Apa yang dimaksud dengan diagnosis letak sungsang?
6. Apa yang dimaksud dengan penatalaksanaan dalam kehamilan letak sungsang?

C . Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian letak sungsang


2. Untuk mengertahui etiologi letak sungsang
3. Untuk mengetahui patofisiologi letak sungsang
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala letak sungsang
5. Untuk mengetahui diagonosis letak sungsang
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dalam kehamilan letak sungsang

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Letak Sungsang

Letak sungsang adalah dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah cavum uteri (Prawirohardjo, 2002).

Letak Sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala
berada di fundus dan bokong di bawah (Rustam M, 1998).

Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam
uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau kaki akan dilahirkan
terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya (Wiknjosastro, 2002).

2.2 Etiologi

Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya
adalah:

a. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relatif besar

b. Hidramnion karena anak mudah bergerak.

c. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.

d. Panggul sempit

e. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan
bentuk pintu atas panggul.

Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain umur kehamilan
termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan multiparitas, multi fetus, persalinan
sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis. Plasenta yang terletak di daerah kornu
fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di
daerah fundus.

4
Fianu dan Vaclavinkova (1978) menemukan prevalensi lebih tinggi pada implantasi
plasenta di daerah kornual-fundal pada letak lintang (73 %) dari presentasi vertex (5 %) dengan
sonografi. Frekuensi terjadinya letak sungsang juga meningkat dengan adanya plesenta previa,
tetapi hanya sejumlah kecil letak sungsang yang berhubungan dengan plasenta previa. Tidak ada
hubungan yang kuat antara letak sungsang dengan pelvis yang menyempit (panggul sempit).

2.3 Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalamuterus.
Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri
dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang, Pada kehamilan triwulan terakhir janin
tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang.Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar dari padakepala, makabokong dipaksa untuk menempati ruang yang
lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi
letak sungsang lebih tinggi,sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu.Sebagian dari
mereka berada dalam posisi sungsang.

2.4 Tanda dan Gejala


Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannyaterasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian atas dan
gerakanlebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum
bisadirasakan perbedaannya.Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah adayang
sungsang.Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold
Idifundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggungdisatu
sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.Kadang-
kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,tetapi bokong tidak
dapat digerakkan semudah kepala.Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat
atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.

5
2.5 Diagnosis
Untuk menegakan diagnosis maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah melakukan
:
1. Anamnesis: pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, ibu sering merasa ada
benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena
kepala janin.
2. Palpasi: teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat diraba pada
salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, diatas simphisis teraba bagian
yang kurang bundar dan lunak.
3. Auskultasi: denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada
tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
4. Vagina Toucher: tebagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischia dan ujung os
sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.
5. Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi
terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisap, keluar meconium,
jika presentasi kaki maka akan teraba 900 , terasa jari-jari , pada presentasi lutut akan terasa
patella dan popliteal. Pada presentasi mulut maka akan terasa ada hisapan di jari, teraba rahang
dan lidah. Pre3sentasi tangan siku: terasa jari panjang, tidak rata, patella (-).
6. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki: pada kaki ada kalkaneus, sehingga terjadi
tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata dipergelangan
tangan, kaki tidak dapat dilurskan terhadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak
kaki. (Obstetri Patologi ; 132).

2.6 Penatalaksanaan
A. Versi Sefalik Luar

Tujuan prosedur ini adalah untuk mengubah presentasi yang kurang menguntungkan
menjadi presentasi verteks atau presentasi belakang kepala.

 Indikasi

Jika presentasi bokong atau bahu (letak lintang) didiagnosis pada minggu-minggu terakhir
kehamilan, pengubahannya menjadi presentasi verteks dapat dicoba lewat manuver luar asalkan

6
tidak terdapat disproporsi nyata antara besar janin dan ukuran panggul. Versi sefalik dianggap oleh
sebagian dokter kebidanan sebagai teknik yang sering berhasil baik dengan morbiditas yang kecil,
sehingga harus dicoba untuk menghindari peningkatan angka mortalitas yang menyertai persalinan
sungsang. Jika letak janin melintang, perubahan presentasi tersebut merupakan satu-satunya
alternatif bagi tindakan seksio sesarea, kecuali bila janin itu berukuran sangat kecil dan biasanya
belum viabel.

Menurut Fortunato dkk. (1998), versi sefalik luar lebih besar kemungkinannya untuk
berhasil jika : (1) bagian presentasi belum turun ke dalam panggul; (2) cairan ketuban masih
terdapat dalam jumlah yang normal; (3) posisi punggung bayi tidak menghadap ke belakang; (4)
pasien tidak gemuk. Denyut jantung janin harus dimonitor terus-menerus, sehingga dokter bisa
mendengar suara denyut jantung tersebut selama melakukan tindakan. Kalau ada, alat sonografi
akan bermanfaat. Jangan menggunakan anestesi, karena akan mengakibatkan pemakaian tenaga
yang tidak semestinya.

Dalam stadium awal persalinan, sebelum ketuban pecah, berlaku inidikasi yang sama.
Indikasi tersebut kemudian bisa diperluas sampai pada letak bayi yang tidak stabil biasanya masih
bisa berubah secara spontan menjadi letak longitudinal ketika proses persalinan berlangsung. Akan
tetapi versi sefalik luar jarang berhasil kalau serviks sudah mengadakan dilatasi penuh atau kalau
ketuban sudah pecah.

B. Versi Podalik Dalam

Perasat ini terdiri dari pemutaran janin oleh dokter kebidanan yang memasukkan tangannya ke
dalam rongga rahim, menangkap salah satu atau kedua kaki janin, dan menariknya keluar lewat
serviks, sementara bagian atas badan janin didorong ke arah yang berlawanan secara trans
abdomen.Tindakan ini kemudian diikuti oleh ekstrasi bokong.

 Indikasi

Kecuali pada persalinan bayi kedua dalam kehamilan kembar, hanya ada beberapa indikasi
untuk dilakukannya versi podalik dalam. Terkadang prosedur ini bisa dibenarkan kalau serviks
sudah berdilatasi penuh, ketuban masih utuh dan janin yang berada dalam letak lintang berukuran
kecil dan atau sudah mati. Kemungkinan trauma yang serius pada janin dan ibu pada waktu
dilakukan versi podalik dalam dari suatu presentasi kepala.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (prawiroharjo,sarwono 1999). Letak sungsang
merupakan keadaaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian bawah kavum uteri(
rongga rahim)
Letak sungsang dpt di ketahui dengan melakukan USG, Pada kehamilan triwulan
terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena
bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,sedangkan
kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan
dalam presentasi kepala. Penyulit, perasaan nyeri,kulit perut tebal (banyak lemak), dinding
perut tegang terutama nulipara,air ketuban sedikit, kaki janin mencukit ke atas, lilitan tali
pusat/tali pusat pendek, his sering, kelainan uterus (bentuk pendek/uterus septus/moima
uteri).

3.2 Saran
1. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan bisa menjadi acuan
atau pedoman dalam membuat ASKEB dengan kelainan letak sungsang atau letak lintang.
2. Bagi mahasiswa kebidanan agar senantiasa meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang kehamilan letang sungsang atau letak lintang.
3. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah askeb ini banyak kekurangan dan
penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono,ilmu Kandungan edisi keempat, yayasan bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo 2010.
Prawiroharjo Sarwono,2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
YBP-SP.
Rukiyah,ai yeyeh,dkk. Asuhan kebidanan Patologi. Trans info media, jakarta.2010

Anda mungkin juga menyukai