Anda di halaman 1dari 18

Makalah Patologi tentang PRESBO

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang
berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari
persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang
terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm.2,3 Sebagai contoh, 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai
1999 di Parkland Hospital merupakan letak sungsang.
Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim
dengan kepala berada di atas sehingga pada saat persalinan sungsang, pantat atau kaki si bayi
yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Kehamilan
sungsang didiagnosis melalui bantuan ultrasonografi (USG). (Manuaba, 1998)
Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain kelahiran kembar,
cairan amniotik yang berlebihan, hidrosefalus, anencefaly, ari-ari yang pendek dan kelainan
rahim. Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir. Dalam persalinan prematur,
kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang lebih tinggi. Pada umur kehamilan 28
minggu, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang adalah 25%. Angka tersebut akan
turun seiring dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu. Karena risiko persalinan normal
pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi dibandingkan bayi dengan posisi normal, maka
umumnya persalinan akan dilakukan dengan bedah caesar.
Jika kondisi ini terjadi pada kehamilan, maka jangan terburu-buru panik. Asalkan usia
kandungan masih di bawah 32 minggu maka janin dalam perut masih bisa dikembalikan pada
posisi normal. (Manuaba,1998).
Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim dan
bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak janin. Kondisi ini biasanya
sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Biasanya ibu hamil akan
merasakan kandungan terasa penuh di bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak
di bagian bawah.
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Makalah ini secara umum membahas tentang ibu bersalin patologi dengan letak Sungsang
khusunya pada presentasi presbo
2.      Tujuan khusus
a.       Mengetahui tentang definisi persalinan sungsang
b.      Mengetahui tentang etiologi kehamilan persalinan sungsang
c.       Mengetahui tentang patofisiologi persalinan sungsang
d.      Mengetahui tentang komplikasi yang tejadi pada persalinan sungsang
e.       Mengetahui tentang penatalaksanaan yang dilakukan pada persalinan sungsang
f.       Mengetahui tentang asuhan kebidanan patologi pada ibu bersalin.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah
(presentase bokong). Letak sungsang dibagi sebagai berikut :

1.      Letak sungsang murni yaitu bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua
tungkai lurus keatas
2.      Letak bokong kaki
3.      Letak lutut
4.      Letak kaki
Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda dibanding kehamilan tua
dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan primigravida.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian
bawah kavum uteri (rongga rahim). Sebagian besar selama kehamilan, fetus (janin) yang
sedang berkembang sangat bebas untuk bergerak di dalam uterus (rahim). Antara umur
kehamilan 32-36 minggu, fetus bertambah besar sehingga pergerakannya terbatas. Sangat
sulit bagi fetus untuk turn over, jadi apapun posisi yang dicapai pada saat ini biasanya sama
dengan posisi saat persalinan akan dimulai.
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak
sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada
25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7%
persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada
kehamilan aterm. (Prawirohardjo S,1992)
Hingga saat ini, penyebab posisi janin sungsang tidak diketahui secara pasti, bisa
karena faktor ibu ataupun janin. Beberapa hal yang bisa membuat proporsi posisi bayi
menjadi berubah atau sungsang, antara lain: Hydrocephalus (bila janin mengalami kelainan
seperti hydrocephalus - pembesaran pada bagian kepala - maka kepala yang besar akan
mencari tempat yang lebih luas di dalam rahim sehingga posisi kepala bayi di atas sementara
bokong di bawah), kehamilan kembar (bisa saja terjadi salah satu posisi kepala bayi di atas
sementara yang lain di bawah rahim, seperti angka 69), ada miom (tumor) di jalan lahir atau
jalan lahir tertutup plasenta sehingga kepala bayi terhalang / tidak bisa masuk ke jalan lahir.
Sungsang juga bisa terjadi akibat dari rahim yang kendur misalnya pada ibu yang
sering melahirkan sehingga tidak mampu menahan posisi janin pada postur seharusnya.
Semua ibu hamil bisa mengalami hal ini dan tidak ada hubungannya dengan aktivitas si ibu.
Jadi, posisi bayi sungsang bukan disebabkan karena si ibu kurang bergerak, kurang
minum/makan, atau karena faktor psikologis tertentu.(Prawirihardjo,S 1992)

B. Etiologi

Penyebab letak sungang :

1.      Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul
sempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor-tumor pelvis dan lain-lain.
2.      Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur).
3.      Gemeli (kehamilan ganda)
4.      Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
5.      Janin sudah lama mati.
6.      Sebab yang tidak diketahui.

C. Klasifikasi

1.      Letak bokong (Frank Breech)

Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat keatas ( 75 % )

2.      Letak sungsang sempurna (Complete Breech)

Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong kaki sempurna / lipat
kejang )

3.      Letak Sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)

Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki dan lutut, terdiri
dari :

a)      Kedua kaki : Letak kaki sempurna


b)      Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna
c)      Kedua lutut : Letak lutut sempurna
d)     Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna
Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :
1)      Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
2)      Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
3)      Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
4)      Right sacrum posterior (sakrum kanan belakang)

4.      Prosedur Manual Aid

Indikasi:

a.       Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, misalnya bila terjadi kemacetan baik pada
waktu melahirkan bahu atau kepala.
b.      Dari semula memang hendak melakukan pertolongan secara manual aid. Di Negara
Amerika sebagian besar ahli kebidanan cenderung untuk melahirkan letak sungsang secara
manual aid, karena mereka menganggap bahwa sejak pusar lahir adalah fase yang sangat
berbahaya bagi janin, karena pada saat itulah kepala masuk ke dalam pintu atas panggul, dan
kemungkinan besar tali pusat terjepit diantara kepala janin dan pintu atas panggul.
Tahapan
1)      Tahap pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan tenaga ibu sendiri.
2)      Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Cara atau teknik
untuk melahirkan bahu dan lengan adalah secara:
a)      Klasik ( Deventer )
b)      Mueller
c)      Louvset
3)      Tahap ketiga, lahirnya kepala. Kepala dapat dilahirkan dengan cara:
a)      Mauriceau
b)      Najouks
c)      Wigan Martin-Winckel
d)     Prague terbalik
e)      Cunam Piper Prosedur Ekstrasi Sungsang

Teknik Ekstraksi Kaki

1        Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian-bagian kecil janin
dimasukkan secara obstetrik kedalam jalan lahir, sedang tangan yang lain membuka labia.
2        Kedua tangan penolong memegang betis janin.
3        Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari
dibelakang paha, sejajar sumbu panjang dan jari lain didepan paha.
4        Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir.
5        Untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke bawah.
6        Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin dipakai teknik pegangan Femuro-
Pelviks, sehingga badan janin ditarik kebawah sampai pusar lahir.
7        Untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada
manual aid.

Teknik Ekstraksi Bokong

1.      Ekstraksi bokong dikerjakan bila jenis letak sungsang adalah letak bokong murni dan
bokong sudah berada didasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki.

2.      Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam
jalan lahir dan diletakkan dipelipatan paha depan.

3.      Jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah
sampai bokong lahir.

4.      Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Femuro-Pelviks, kemudian janin dapat
dilahirkan dengan cara manual.

Penyulit pada janin :

1.      Sufoksia terjadi pengecilan rahim sehingga terjadi bangghuan sirkulaso pleceuba dan
menimbulkan anoksia janin.

2.      Asfiksia Fetalis, mengecilnya uterus pada pada waktu badan janin lahir yang menimbulkan
anoksia.

3.      Kerusakan jaringan otak, trauma pada otak janin, khususnya pada panggul sempit atau
adanya serviks yang belum membuka lengkap atau kepala kanin yang dilahirkan secara
mendadak,. Sehingga muncul dekomprese.

4.      Fraktur pada tulang-tulang janin :

Kerusakan pada tulang janin dapat berupa :

1.      Fraktur tulang-tulang kepala.

2.      Fraktur humerus ketika hendak melahirkan lengan yang menjungkit.

3.      Paralisis brankialis.

4.      Fraktur femur

5.      Dislokasi bahu.


6.      Dislokasi panggul, terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat ekstensi

7.      Hematoma otot-otot.

Mengingat penyulit pada janin akibat persalinan pervaginam cukup berat maka perlu
dilakukan evaluasi obstertrik dengan teliti sebelum memutuskan untuk melahirkan janin
pervaginam.

Prosedur Persalinan Sungsang Per Abdominan

a.       Persalinan letak sungsang dengan seksio sesarea merupakan cara yang terbaik.

b.      Tidak semua letak sungsang harus dilahirkan per abdominan karena sangat sukar untuk
melakukan penilaian.

c.       Kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan letak sungsang harus dilahirkan per
abdominan:

1)      Primigravida tua


2)      Nilai social janin tinggi
3)      Riwayat persalinan yang buruk
4)      Janin besar, lebih dari 3,5 – 4 kg
5)      Adanya kesempatan panggul
6)      Prematuritas

Persalinan Sungsang

a.       Kaji ulang kondisi. Yakinkan bahwa semua kondisi untuk persalinan aman pervaginam
terpenuhi.

b.      Berikan dukungan emosional.

c.       Persiapan sebelum tindakan : untuk pasien, penolong (operator dan asisten) kelahiran bayi.
Pasang infus.

d.      Pencegahan infeksi sebelum tindakan.

e.       Lakukan semua prosedur dengan halus.

Bokong sempurna (fleksi) atau bokong dengan ekstensi kaki (Frank Brrech). Melahirkan
Bokong dan Kaki:

a.       Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu mnengedan
bersamaan dengan his.

b.      Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomi.


c.       Biarkan bokong sampai scapula kelihatan.

d.      Pegang bokong hati-hati, jangan lakukan penarikan.

e.       Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :

1)      Tekan belakang lutut


2)      Genggam tumit dan lahirkan kaki
3)      Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain

f.       Pegang pinggul bayi tetapi jangan ditarik, dan lahirkan lengan dengan teknik Bracht.

Melahirkan Lengan

a)      Lengan berada di dada bayi dan biarkan lengan spontan satu demi satu. Jika perlu berikan
bantuan.
b)      Jika lengan pertama lahir, angkat bokong kearah perut ibu agar kedua lahir spontan.
c)      Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan tekan., agar tangan
turun melewati muka.
Lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit dibelakang kepala gunakan perasat / cara Lovset.
Badan bayi tidak dapat diputar jika badan bayi tidak dapat diputar, lahirkan bahu
belakang/posterior lebih dulu dengan jalan:

a.       Pegang pergelangan kaki dan angkat keatas.

b.      Lahirkan bahu belakang.

c.       Lahirkan lengan dan tangan

d.      Pegang pergelangan kaki dan tarik kebawah.

e.       Lahirkan bahu dan lengan depan.

Melahirkan Kepala

Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau Smeilie Veit

a.       Masukkan tangan kiri penolong kedalam vagina.

b.      Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda
(untuk penolong kidal letakkkan bayi diatas tangan kanan).

c.       Letakkan jari telunjuk dan jari manis pada maksila bayi dan jari tengah di mulut bayi.

d.      Tangan kanan memegang / mencengkeram tengkuk bahu bayi, dan jari tengah mendorong
oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
e.       Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala dengan gerakan
memutar sesuai dengan jalan lahir.

Catatan :

Minta seorang asisten menekan atas tulang pubis ibu sewaktu melahirkan kepala. Angkat
badan bayi (posisi menunggang kuda) keatas untuk melahirkan mulut, hidung dan seluruh
kepala. Kepala Yang Menyusul:

a.       Kosongkan kandung kemih.


b.      Pastikan pembukaan lengkap.
c.       Bungkus bayi dengan kain dan minta asisten memegangnya
d.      Pasang cunam biparietal dan lahirkan kepala dalam keadaan fleksi.
e.       Jika cunam tidak ada, tekan suprasymfisis agar kepala fleksi lahir.

Bokong Kaki (Footling Breech)

Janin dengan presentasi bokong kaki, sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesarea.

Ekstraksi Bokong

Dikerjakan pada presentasi bokong murni dan bokong sudah turun didasar panggul, kalla II
tidak maju, atau keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera lahir.

D. Tanda dan Gejala

1.      Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu sering merasa
benda keras (kepala) mendesak tulang iga.

2.      Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.

3.      Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak
yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan lunak.

4.      Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.

E.     Diagnosis
1.      Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong ,dan punggung dikiri atau kanan.
2.      Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
3.      Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sakrum, tuber ischi, dan anus, kadang – kadang kaki (pada letak kaki)
Bedakan antara :
a)      Lubang kecil = Mengisap
b)      Tulang = Rahang Mulut
c)      Isap = Anus, Lidah
d)     Mekoneum (+)
e)      Tumit = Jari panjang
f)       Sudut 90 0 Kaki = Tidak rata Tangan siku
g)      Rata jari = jari = Patella (-)
h)      Patella Lutut
i)        Poplitea
4.      Pemeriksaan foto rontgen : bayangan kepala di fundus

F. Penatalaksanaan

1.      Sewaktu Hamil

Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengen versi
luar. Tehnik :

a. Sebagai persiapan :

1) Kandung kencing harus dikosongkan

2) Pasien ditidurkan terlentang

3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu

4) Kaki dibengkokan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendor

a)      Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu


b)      Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain sehingga
badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar.
c)      Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran hendaknya
kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah
perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung anak diperiksa
lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.
d)     Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.

2.      Pimpinan Persalinan


a.       Cara berbaring :
1)                  Litotomi sewaktu inpartu
2)                  Trendelenburg
b.      Melahirkan bokong :
1)   Mengawasi sampai lahir spontan
2)   Mengait dengan jari
3)   Mengaik dengan pengait bokong
4)   Mengait dengan tali sebesar kelingking
5)   Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengan cara
vaginal atau abdominal (seksio sesarea)

3.      Cara Melahirkan Pervaginam

Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan seluruhnya)
dan manual aid (manual hilfe). Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat
bahwa ada 2 fase :

Fase I : fase menunggu

Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak
menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan
ekspresi kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm

Fase II : fase untuk bertindak cepat.

Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul,
maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat
dilakukan manual aid

G. Prognosis

1. Bagi ibu

Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar,juga karena dilakukan tindakan, selain itu
ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.

2. Bagi bayi :
Prognosa tidak begitu baik,karena adanya ganguan peredaran darah plasenta setelah bokong
lahir dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa
menderita asfiksia.

Oleh karena itu setelah tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus dilakukan dalam
waktu 8 menit.

H. Proses Kebidanan Ibu Dengan Letak Sungsang

1.      Pengkajian

a)      Aktifitas / Istirahat :

Melaporkan keletihan, kurang energy Letargi, penurunan penampilan

b)      Sirkulasi

Tekanan darah dapat meningkat

c)      Eliminasi

Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada

d)     Integritas ego

Mungkin sangat cemas dan ketakutan

e)      Nyeri / Ketidaknyamanan

Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah persalinan terjadi
(disfungsi fase aktif sekunder). Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih
lama pada nulipara (rata- rata adalah 8 ½ jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata adalah
5 ½ jam).

f)       Keamanan

Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya untukmengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala. Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin
dalam malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi bokong). Penurunan janin mungkin kurang
dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada multipara

g)     Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara. Uterus mungkin distensi berlebihan karena
hidramnion, gestasi multipel,janin besar atau grand multiparitas.
h)      Pemeriksaan Diagnosis

Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple.
Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi janin ,posisi
dan formasi.

2.      Diagnosa

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir

b. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada penurunan
janin

c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin

d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi

I.       Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif
berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka
bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala,beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
Bayi letak sungsang disebabkan :

1.      Hidramnion : anak mudah bergerak karena mobilisasi


2.      Plasenta Previda : Menghalangi kepala turun ke panggul
3.      Panggul Sempit : Kepala susah menyesuaikan ke jalan lahir

J.     Komplikasi
Pada letak sungsang yang persisten, meningkatnya komplikasi berikut harus diantisipasi:
1.      Morbiditas dan mortalitas perinatal dari persalinan yang sulit.
2.      Berat badan lahir yang rendah pada persalinan preterm, hambatan pertumbuhan, atau
keduanya.
3.      Prolaps tali pusat.
4.      Plasenta previa.
5.      Kelainan fetus, neonatus, dan bayi
6.      Anomali uterus dan tumor.
7.      Multipel fetus
8.      Intervensi operatif, khususnya seksio sesarea.

BAB IV
PEMBAHASAN

Penatalaksaan Presentasi Bokong

1. Tahap pertama

Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusat (skapula depan ).disebut fase
lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian yang tidak begitu
berbahaya.

2. Tahap kedua

Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat
karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga kemungkinan tali
pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan tali pusat segera
dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin dapat bernafas lewat mulut.

3. Tahap ketiga

Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Disebut fase lambat
karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus), ke dunia luar yang
tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk
menghindari terjadinya perdarahan intra kranial (adanya ruptur tentorium serebelli).

Teknik

1. Sebelum melakukan persalinan, penolong harus memperhatikan sekali lagi persiapan untuk
ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran janin harus selalu disediakan cunam
Piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva. Ketika timbul his ibu
disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong mulai
membuka vulva (crowning) disuntikkan 2-5 unit oksitosin intra muskulus. Pemberian
oksitosin ini adalah untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase cepat dapat diselesaikan
dalam 2 his berikutnya.

3. Episiotomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,
sedangkan jari-jari lain memegang panggul.

4. Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak sangat tegang,
tali pusat dikendorkan lebih dahulu.

5. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin guna mengikuti gerakan rotasi
anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan
ini tanpa melakukan tarikan sehingga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan gaya berat
badan janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlordosis ini, seorang asisten
melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uterus, sesuai dengan sumbu panggul. Maksud
ekspresi Kristeller ini adalah:

a. Agar tenaga mengejan lebih kuat, sehingga fase cepat dapat segera diselesaikan.

b. Menjaga agar posisi kepala janin tetap dalam posisi fleksi

c. Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dengan kepala janin sehingga
tidak terjadi lengan menjungkit.

6. Dengan melakukan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir tali pusat, perut, bahu dan
lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.

7. Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten segera menghisap lendir dan
bersamaan dengan itu penolong memotong tali pusat.

Berdasarkan kasus yang diambil bahwa pasien G3P2A0 umur 29 tahun hamil 38 minggu
lebih 3 hari dengan presentasi bokong dalam penatalaksanaannya sudah sesuai dengan teori
yang ada, mulai dari pasien datang ke rumah sakit kemudian ditangani oleh tenaga kesehatan
dan mendapat penanganan yang baik sampai pasien tersebut dapat melahirkan dengan
normal. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. Pasien mendapat terapi
antibiotic secara IV perbollus setelah di bawa ke rumah sakit kemudian petugas kesehatan
melakukan observasi pada pasien tersebut apakah terdapat tanda infeksi ataukah bayi
mengalami fetal distress. Dalam kasus ini, pasien hamil aterm dan dengan presentasi bokong
sehingga dapat dilahirkan normal. Setelah pukul 10.25 WIB bayi lahir spontan, menangis
kuat jenis kelamin laki-laki dengan APGAR score pada 1 menit pertama 8 dan 5 menit
kemudian 9.

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan data diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan dengan
letak sungsang adalah suatu persalinan yang memerlukan tindakan khusus. Pasien datang
dilakukan pemeriksaan di VK keadaan umum baik, BB sekarang 65 kg, BB sebelum hamil 56
kg, TD 120/80 mmHg, nadi 86 x/menit, S: 36,5 0c, respirasi 20 x/menit, konjungtiva tidak
anemis (berwarna merah muda), payudara membesar (simetris), hiperpigmentasi, putting
menonjol, Leopold I: TFU 30 cm, bagian fundus teraba bulat, keras, melenting, Leopold II:
sebelah kanan perut ibu teraba tahanan keras memanjang, Leopold III: bagian bawah teraba
bulat, lunak, tidak melenting, Leopold IV: kepala sudah masuk panggul 4/5 bagian, TBJ 2900
gram, DJJ 141 x/menit, VT jam 10.15 wib: vulva dan vagina tenang, dinding vagina licin,
tidak ada benjolan atau pembengkakan kelenjar bartolini, portio tidak teraba, pembukaan 10
cm, selaput ketuban tidak teraba, bokong turun di H III-IV. Pemeriksaan lakmus didapatkan
hasil warna biru. Ibu telah di berikan motivasi, dukungan dan penjelasan bahwa keadaan
janinnya baik hanya letak bayi dalam keadaan sungsang presentasi bokong. Ibu dan keluarga
mengerti dan kemudian pasien dilakukan penanganan persalinan psentasi bokong dengan cara
teknik klasik oleh bidan.
B.     Saran
1.      Bagi RS PKU MUHAMMADIYAH
1)      Lebih meningkatkan kualitas PONED
2)      Lebih meningkatkan Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
2.      Bagi ibu
1)      Memeriksakan kehamilannya secara teratur
2)      Bersedia menerima saran bidan dan melaksanakannya
3.      Bagi tenaga kesehatan
1)   Lebih teliti medeteksi dini ketidaknormalan dalam kehamilan.
2)   Melakukan pemeriksaan sesuai standar yang telah ditentukan
3)   Lebih menfokuskan dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil yang mengalami
kelainan/penyulit

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan. Jakarta,1998.EGC


Prawirohardjo,Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatn Maternal
Neonatal,2002 Jakarta, JNPKKR_POGI
Wiknjosastro H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu Kebidanan, 2005
Yayasan Binna Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
http: //bahankuliahkesehatan.blogshop.com,diakses tanggal 23 Februari 2012 jam 23.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai