KEGAWATDARURATAN
PADA KALA II
KELOMPOK 2B
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Ana Marlina P17324121004
2. Balebat Fitri Ramdani Ruslan P17324121010
3. Farsya Nurul Azka P17324121020
4. Ghayida Mustika Pratiwi P17324121025
5. Moeti Amrina P17324121033
6. Novia Ramadani P17324121039
7. Salsa Marsyanda P17324121053
8. Shakilla Citra Kinaya P17324121056
9. Siva Lela Ashary P17324121060
TABLE OF CONTENTS
MALPOSISI DAN
01 LETAK
SUNGSANG
02 MALPRESENTASI
03 PERSALINAN KEMBAR
01
LETAK
SUNGSANG
PENGERTIAN
Sungsang merupakan keadaan dimana bagian
terendah janin berada disegmen bawah rahim, bukan
belakang kepala. Dikenal beberapa jenis sungsang,
yakni: presentasi bokong, presentasi bokong kaki
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna.
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak
diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko
selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural
uterus, polihidramnion, plasenta previa,
multiparitas,mioma uteri, dan riwayat presentasi
bokong sebelumnya.
DIAGNOSIS
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada
pemeriksaan luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian
yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba difundus uteri.
Kadang- kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan
seolah- olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Apabila diagnosis letak
sungsnag dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena
misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan dalam.
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas
adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila
dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang
letaknya tidak sejajar dengan jari- jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan.
KLASIFIKASI LETAK BOKONG
3. Full Extraction (dilakukan hanya bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
memperingan kala II) : Ekstraksi bokong atau Ekstraksi kaki
PERASAT BRACH
- Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin dicekam dengan kedua
tangan, sedemikian hingga kedua ibu jari + sejajar pada pangkal
paha dan 4 jari lainnya menggenggam bokong; disertai ekspressi
Kristeller oleh asisten.
Putar bayi 180° sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit
ke arah penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior
berada di bawah simfisis (depan).
Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas
serta menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan
fleksi dan lengan depan lahir.
• Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180° ke arah yang
berlawanan ke kiri/ke kanan sambil ditarik sehingga lengan
belakang menjadi lengan depan dan lahir di depan.
Melahirkan kepala (dengan cara Mauriceau Smellie Veit)
- Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina.
- Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan
bayi seolah-oleh menunggang kuda (untuk penolong kidal
letakkan badan bayi di atas tangan kanan).
- Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila
bayi dan jari tengah di dalam mulut bayi.
- Tangan kanan
memegang/mencengkam tengkuk
bahu bayi, dan jari tengah
mendorong oksipital sehingga kepala
menjadi fleksi.
- Dengan koordinasi tangan kiri dan
kanan secara hati-hati tariklah kepala
dengan gerakan memutar sesuai
dengan jalan lahir.
Bila kemacetan pada kelahiran kepala (After coming head), perlu
dilakukan tindakan atau manuver-manuver sebagai berikut :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Klinik Gejala-Gejala dan Tanda-Tanda
c. Pemeriksaan USG
d. Pemeriksaan Radiologi
ANTISIPASI FAKTOR RISIKO
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko yang
terjadi pada kehamilan kembar dan mencegahnya, antara lain:
1. Penatalaksanaan awal
Setelah diagnosis kehamilan kembar dibuat, dan korionisitas telah
ditentukan, perawatan antenatal selanjutnya menangani setiap potensi
kekhawatiran ibu dan janin. Meskipun volume darah ibu lebih besar
pada kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal,
kehilangan darah yang diantisipasi saat melahirkan juga lebih besar.
2. Penanganan lanjut
1) Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa,
ditolong seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis
2) Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan anak kedua.
3) Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya iar ketuban tidak
mengalir deras keluar.
4) Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi
prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan
cara operatif obstetric
5) Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum
MANAJEMEN PERSALINAN TAHAP PERTAMA