Anda di halaman 1dari 61

PENANGANAN AWAL

KEGAWATDARURATAN
PADA KALA II
KELOMPOK 2B
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Ana Marlina P17324121004
2. Balebat Fitri Ramdani Ruslan P17324121010
3. Farsya Nurul Azka P17324121020
4. Ghayida Mustika Pratiwi P17324121025
5. Moeti Amrina P17324121033
6. Novia Ramadani P17324121039
7. Salsa Marsyanda P17324121053
8. Shakilla Citra Kinaya P17324121056
9. Siva Lela Ashary P17324121060
TABLE OF CONTENTS

MALPOSISI DAN
01 LETAK
SUNGSANG
02 MALPRESENTASI

03 PERSALINAN KEMBAR
01
LETAK
SUNGSANG
PENGERTIAN
Sungsang merupakan keadaan dimana bagian
terendah janin berada disegmen bawah rahim, bukan
belakang kepala. Dikenal beberapa jenis sungsang,
yakni: presentasi bokong, presentasi bokong kaki
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna.
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak
diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko
selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural
uterus, polihidramnion, plasenta previa,
multiparitas,mioma uteri, dan riwayat presentasi
bokong sebelumnya.
DIAGNOSIS
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada
pemeriksaan luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian
yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba difundus uteri.
Kadang- kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan
seolah- olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Apabila diagnosis letak
sungsnag dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena
misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan dalam.
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas
adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila
dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang
letaknya tidak sejajar dengan jari- jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan.
KLASIFIKASI LETAK BOKONG

1. Letak Bokong Murni (Frank Breech)


Letak bokong dengan kedua tungkai
terangkat ke atas
2. Letak Bokong Sempurna (Complete Breech)
Letak bokong di mana kedua kaki ada di
samping bokong ( letak bokong kaki
sempurna)
3. Letak Bokong Tidak Sempurna (Incomplete
Breech)
Letak sungsang dimana selain bokong juga
ada bagian kaki atau lutut.
Adapun penyebab presentasi bokong (letak sungsang) antara lain:
1. Faktor dari ibu dapat disebabkan oleh beberapa keadaan,
yaitu:
a) plasenta previa
b) bentuk rahim yang abnormal
c) panggul sempit
d) multiparitas
ETIOLOGI e) adanya tumor pada rahim dan
f) implantasi plasenta di fundus yang memicu terjadinya
letak bokong
2. Faktor dari janin dapat disebabkan oleh keadaan seperti:
a) hidrosefalus atau anasefhalus
b) kehamilan kembar
c) hidramnion dan
d) prematuritas.
PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak lintang atau letak sungsang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaaan Dalam Kehamilan
Penatalaksanaan untuk kehamilan dengan sungsang menurut Sarwono
(2010), asuhan mandiri yang bersifat menyeluruh dari langkah-langkah
sebelumnya yaitu :
a) Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril
b) Lakukan postural posisi Knee chest serta anjurkan untuk dilaksanakan
dirumah.
c) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera datang
ketempat pelayanan kesehatan.
d) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi, pola istirahat, dan
pola aktivitas.
e) Memberitahu ibu untuk mempersiapkan persalinan dengan sungsang baik
secara normal maupun perabdominal.
2. Penanganan Letak Sungsang Dalam Persalinan
Penggunaan seksio secara untuk bayi sungsang, dalam keyakinan
bahwa ini lebih aman.Disejumlah pusat persalinan tingkat
pembedahan caesar 65 % dari semua bayi sungsang. Dalam kasus-
kasus tertentu, khususnya jika bayi sangat kecil atau sangat besar,
biasanya dilakukan bedah caesar. Alasan dalam kasus bayi lahir
kecil (kurang dari 1500 gram atau kehamilan 32 minggu) adalah
dokter cemas kepala bayi yang lembut akan rusak selama proses
kelahiran melalui vagina. Bayi berukuran besar (lebih dari 4000
gram) jelas menyulitkan persalinan.
KOMPLIKASI
1. KOMPLIKASI PADA IBU
a. Perdarahan, Perdarahan postpartum yaitu perdarahan lebih dari 500 ml yang
terjadi setelah bayi lahir. Batasan jumlah darah yang keluar tidak dapat
dijadikan patokan dalam perdarahan postpartum. Karena pada keadaan
tertentu, misalnya anemia perdarahan yang lebih sedikit dapat mengacam
jiwa ibu. Faktor penyebab terjadinya perdarahan postpartum meliputi
atonia, retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi atau robekan jalan lahir.
b. Infeksi persalinan, Infeksi masa nifas adalah infeksi bakteri pada traktus
genitalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu
sampai 38°C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Gejala lainnya adalah
rasa nyeri/tegang terutama di bagian bawah perut/daerah Rahim. Lochea
berbau busuk dan berwarna kekuningan karena bercampur dengan nanah.
 
c. Trauma lahir pada ibu
Trauma persalinan salah satunya terjadi akibat lamanya
persalinan berlangsung, sehingga ibu merasakan
sakit yang lama pula.
d. Partus lama
Partus lama adalah suatu keadaan lamanya persalinan
pada fase laten lebih dari 8 jam bagi primipara.
Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa
kelahiran bayi pada multipara dan dilatasi serviks di
kanan garis waspada pada persalinan fase aktif.
ANTISIPASI FAKTOR RISIKO
Jika kehamilan belum mencapai usia kandungan 34-36 minggu,
ibu masih dapat mengupayakan agar posisi bayi normal kembali.
Berikut ini beberapa cara alami yang dapat ibu lakukan untuk
mencegah dan mengatasi janin sungsang, antara lain:
1) Knee Chest Position
2) Breech Tilt
3) Memperbanyak Jalan Kaki
4) Posisi Tidur
5) Posisi Push Up
6) Posisi Duduk
7) Berenang
8) Mendengarkan Suara Musik atau Suara Ayah
MEKANISME PERSALINAN
SUNGSANG
Cara pertolongan partus sungsang:
1. Spontan Bracht
2. Partial Extraction/Manual Aid:

1). Melahirkan bahu dengan cara/teknik: Lovseet

2). Melahirkan kepala dengan cara/teknik: Mauriceau

3. Full Extraction (dilakukan hanya bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
memperingan kala II) : Ekstraksi bokong atau Ekstraksi kaki
PERASAT BRACH

- Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin dicekam dengan kedua
tangan, sedemikian hingga kedua ibu jari + sejajar pada pangkal
paha dan 4 jari lainnya menggenggam bokong; disertai ekspressi
Kristeller oleh asisten.

- Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan ke atas perut


itu untuk menambah lordose. Tidak boleh melakukan tarikan pada
janin karena lengan dapat menjungkit ke atas. Ekspressi dari luar
tetap.
- Bokong tetap diarahkan ke
perut ibu, hingga kedua
lengan lahir.
 
- Ekspresi dari luar tetap,
hingga mulut dan hidung
bayi tampak dari vulva. Sisa
kepala dilahirkan dengan
mengarahkan punggung
bayi ke perut ibu
CARA MELAHIRKAN BAHU (CARA LOVSET)
 Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua
tangan

 Putar bayi 180° sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit
ke arah penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior
berada di bawah simfisis (depan).

 Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas
serta menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan
fleksi dan lengan depan lahir.
• Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180° ke arah yang
berlawanan ke kiri/ke kanan sambil ditarik sehingga lengan
belakang menjadi lengan depan dan lahir di depan.
Melahirkan kepala (dengan cara Mauriceau Smellie Veit)
- Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina.
- Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan
bayi seolah-oleh menunggang kuda (untuk penolong kidal
letakkan badan bayi di atas tangan kanan).
- Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila
bayi dan jari tengah di dalam mulut bayi.
- Tangan kanan
memegang/mencengkam tengkuk
bahu bayi, dan jari tengah
mendorong oksipital sehingga kepala
menjadi fleksi.
- Dengan koordinasi tangan kiri dan
kanan secara hati-hati tariklah kepala
dengan gerakan memutar sesuai
dengan jalan lahir.
Bila kemacetan pada kelahiran kepala (After coming head), perlu
dilakukan tindakan atau manuver-manuver sebagai berikut :

MELAHIRKAN DENGAN FORCEPS PIPER


Kedua kaki janin dipegang oleh seorang
pembantu dan diangkat keatas. Kemudian
cunam dipasang melintang terhadap kepala
dan melintang terhadap panggul. Setelah
dengan tarikan pada cunam batas rambut
kepala janin tampak di bawah simfisis, dengan
batas tersebut sebagai titik pemutaran, lambat
laun muka bayi dilahirkan melalui perineum,
disusul oleh bagian kepala yang berambut.
PATHWAY KEHAMILAN
SUNGSANG
02
MALPOSISI DAN
MALPRESENTASI
PENGERTIAN
Malpresentasi merupakan kondisi di
mana bagian anatomi janin yang masuk
terlebih dahulu ke pelvic inlet adalah
bagian lain selain vertex. Pada kondisi
normal, presentasi janin yang
ditemukan adalah presentasi vertex.
Vertex merupakan bagian kepala janin
yang terletak di antara fontanel anterior
dan fontanel posterior.
ETIOLOGI
Etiologi malpresentasi janin adalah
kondisi klinis yang meningkatkan atau
menurunkan pergerakan janin maupun
mempengaruhi polaritas vertikal cavum
uteri. Kondisi-kondisi tersebut bisa
berasal dari faktor maternal dan bisa
juga berasal dari faktor janin.
Diantaranya ada beberapa factor, yaitu
factor resiko, factor janin, dan factor
maternal
PATOFISIOLOG
Patofisiologi malpresentasiI berhubungan dengan
faktor maternal maupun faktor janin yang
mengganggu proses pergerakan janin di dalam
uterus. Posisi janin sebelum minggu ke-22 kehamilan
umumnya masih terus berubah. Namun, seiring
bertambahnya usia gestasi, kebanyakan janin akan
memasuki presentasi kepala. Bila terdapat faktor
yang mengganggu pergerakan janin, dapat terjadi
malpresentasi.
Sebelum minggu ke-22 kehamilan, posisi janin umumnya
masih terus berubah. Namun setelah itu, akan semakin
banyak janin yang bergerak ke posisi normal yaitu posisi
longitudinal (searah dengan tulang punggung ibu) dengan
presentasi kepala. Setelah mencapai minggu ke-36
kehamilan, umumnya posisi janin mulai menetap dan tidak
mengalami perubahan signifikan. Presentasi kepala (vertex)
ini hanya dapat tercapai bila tidak ada kondisi yang
mengganggu proses pergerakan janin di dalam kandungan
seperti kelainan anatomi janin maupun kelainan uterus
TANDA
GEJALA
Ditandai dengan:

 Kepala janin berada di jalan lahir dengan


ubun-ubun bagian depan sebagai penanda.

 Posisi dagu janin menyentuh dadanya.

 Wajah janin membelakangi perut ibu.


PENATALAKSANAA
N malpresentasi
Penatalaksanaan kasus
disesuaikan dengan jenis malpresentasi
yang dialami. Pada beberapa kasus
malpresentasi tanpa kontraindikasi,
janin bisa dilahirkan melalui persalinan
per vaginam baik dengan didahului atau
tanpa didahului external cephalic
version (ECV). Namun, beberapa kasus
malpresentasi membutuhkan tindakan
sectio caesarea.
Pada malpresentasi (baik yang sudah
melalui ECV maupun yang belum),
malpresentasi transverse yang sudah
melalui ECV,
malpresentasi compound (apabila tidak
ada penyulit) dan malpresentasi muka
atau dahi tertentu. Hal lain yang juga
harus dipertimbangkan adalah ada
tidaknya kontraindikasi lain, usia
kehamilan, taksiran berat janin, dan
persetujuan pasien
ANTISIPASI FAKTOR RISIKO
1) Kehamilan kembar dua atau lebih
2) Kehamilan kedua atau selanjutnya
3) Riwayat persalinan premature
4) Ukuram panggul ibu yang sempit
5) Kadar air ketuban terlalu banyak (polihidramnion) atau terlalu sedikit
6) Pertumbuhan benjolan tidak normal didalam rongga rahim, seperti
miom
7) Kelainan bentuk Rahim
8) Kelainan pada janin
9) Plasenta Previa
MANAJEMEN AWAL GAWAT
JANIN
Penanganan gawat janin saat
persalinan adalah sebagai berikut :
1. Cara pemantauan
a. Kasus resiko rendah – auskultasi DJJ
selama persalinan :
b. Kasus resiko tinggi – gunakan pemantauan
DJJ elektronik secara berkesinambungan
c. Hendaknya sarana untuk pemeriksaan pH
darah janin disediakan
2. Interpretasi data dan pengelolaan
a. Untuk memperbaiki aliran darah uterus : Pasien
dibaringkan miring ke kiri, untuk memperbaiki sirkulasi
plasenta
b. Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan)
c. Berikan oksigen 6-8 L/menit
d. Untuk memperbaiki hipotensi ibu (setelah pemberian
anastesi epidural) segera berikan infus 1 L infus RL
e. Kecepatan infus cairan-cairan intravaskular hendaknya
dinaikkan untuk meningkatkan aliran darah dalam arteri
uterina.
3. Untuk memperbaiki aliran darah umbilikus
a. Pasien dibaringkan miring ke kiri, untuk memperbaiki
sirkulasi plasenta.
b. Berikan ibu oksigen 6-8 L/menit
c. Perlu kehadirkan dokter spesialis anak
d. Biasanya resusitasi intrauterin tersebut diatas dilakukan
selama 20 menit.
4. Resusitasi dalam Rahim
a. Memastikan ibu mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
b. Memastikan tubuh ibu tidak kekurangan cairan dengan memberikan suntikan
infus.
c. Meminta ibu berbaring dengan posisi miring ke kiri untuk mengurangi tekanan
rahim pada pembuluh vena, sehingga aliran darah ke plasenta dan janin kembali
lancar.
d. Menghentikan penggunaan obat-obatan sementara waktu.
e. Melakukan terapi tokolisis untuk menghentikan kontraksi rahim.
f. Melakukan prosedur amnioinfusion untuk menambahkan cairan pada rongga
cairan ketuban agar tekanan pada tali pusar berkurang.
5. Mempersiapkan Persalinan
Apabila resusitasi dalam rahim tidak cukup efektif
untuk menangani gawat janin, dokter akan
menyarankan ibu melakukan persalinan. Pada
kasus persalinan dengan malposisi dan mal
presentasi Proses kelahiran ini dapat dilakukan
melalui persalinan normal dengan bantuan alat
vakum khusus pada kepala bayi atau melalui
operasi caesar.
6. Memantau Kondisi Bayi
Setelah bayi dilahirkan, dokter akan
melakukan pemantauan selama 1–2 jam,
kemudian dilanjutkan hingga 12 jam.
Pemantauan ini bertujuan untuk melihat
gerak dada bayi, warna kulit, suhu tubuh,
kondisi tulang dan otot, dan detak jantung
bayi.
03
PERSALINA
N KEMBAR
PENGERTIAN
Kehamilan kembar (gemeli) merupakan suatu
kehamilan dimana terdapat dua janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses
kehamilan. Kehamilan gemelli atau kehamilan
ganda yaitu kehamilan dengan dua jenis janin
atau lebih. Jadi, Berdasarkan definisi dari para
ahli maka dapat disimpulkan kehamilan gemelli
atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua
jenis janin atau lebih yang ada didalam
kandungan dan hal ini terjadi selama proses
kehamilan.
ETIOLOGI
Kehamilan kembar dapat terjadi akibat pembuahan dua oosit oleh
dua sperma, menghasilkan kembar dizigotik, atau dari pembuahan satu
oosit yang selanjutnya akan terbagi menjadi dua struktur serupa, masing-
masing mampu mengembangkan individu, menghasilkan kembar
monozigot.

Terdapat dua jenis kehamilan gemelli yaitu monozigot dan dizigot.


Kehamilan monozigot biasa terjadi pada 30% kehamilan kembar dan
banyak ditentukan oleh faktor genetik.
PATOFISIOLOG
I kehamilan kembar adalah ketika sperma
Jadi mekanisme terjadinya
bertemu dengan ovum di tuba fallopi, fertilisasi - bergabungnya ovum
dan sperma - ovum yang telah dibuahi bergerak turun dari tuba falopi -
uterus - nidasi dan pertumbuhan fetus, selama proses ini kembar dapat
terbentuk. Kehamilan kembar dapat fraternal atau identikal.
Kebanyakan kembar fraternal berkembang dari telur dan sperma yang
terpisah. Kembar fraternal memiliki plasenta dan kantong amnion
terpisah. Berbeda dengan kembar identikal, dapat terjadi ketika telur
yang dibuahi membelah lebih awal saat kehamilan dan berkembang
menjadi 2 fetus. Kembar identik memiliki 1 plasenta, tetapi fetus
biasanya memiliki kantung amnion yang terpisah.
TANDA KEHAMILAN
GEMELI
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga terjadi partus
prematurus.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat.
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar.
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
e. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah
sehingga dapat menyebabkan anemia
f. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga lebih sering pada kehamilan kembar.
g. Solusio plasenta dapat terjadi
DIAGNOSIS
Diagnosa gemelli seringkali tidak dapat ditegakkan sampai kehamilan
tua, dan terkadang sampai persalinan lanjut. Identifikasi kehamilan
dengan penyulit janin multipel banyak terlewat, bukan karena sangat
sukar, tetapi karena pemeriksa tidak memikirkan kemungkinan adanya
kehamilan multipel tersebut. Untuk mempertinggi ketepatan diagnosa,
haruslah dipikirkan kemungkinan kehamilan kembar bila didapatkan
hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi lamanya amenore, uterus
bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang,
penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan
oleh edema atau obesitas, banyak bagian kecil yang teraba, teraba 3
bagian besar janin, teraba dua ballotement.
Diagnosis Penilaian Awal

a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Klinik Gejala-Gejala dan Tanda-Tanda

Diagnosis Penilaian Lanjut

c. Pemeriksaan USG
d. Pemeriksaan Radiologi
ANTISIPASI FAKTOR RISIKO
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko yang
terjadi pada kehamilan kembar dan mencegahnya, antara lain:

1) Rutin kontrol kehamilan


2) Kenali gejalanya
3) Konsumsi menu seimbang
4) Perbanyak cairan
5) Menjaga kesehatan
KOMPLIKASI
Komplikasi pada ibu dan janin di kehamilan kembar sangat tinggi
dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Hal ini, menyebabkan tingkat kematian
perinatal pada kehamilan kembar cukup tinggi, dengan kembar monozigotik 2,5
kali angka kematian kembar dizigotik. Terdapat 2 komplikasi pada kehamilan
kembar diantaranya :
b. Komplikasi pada ibu
a. Komplikasi pada janin 1) Diabetes Gestasional
1) Persalinan premature 2) Gangguan Hipertensi
2) Fetal growth restriction (FGR) 3) Anemia
3) Pembatasan Pertumbuhan Selektif 4) Gastroesophageal reflux disease
4) Urutan Anemia Polisitemia Kembar (GERD)
5) Skiatika dan Nyeri Punggung
5) Keterlibatan tali pusat dengan Mo-Mo Twins
Bawah
PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan awal
Setelah diagnosis kehamilan kembar dibuat, dan korionisitas telah
ditentukan, perawatan antenatal selanjutnya menangani setiap potensi
kekhawatiran ibu dan janin. Meskipun volume darah ibu lebih besar
pada kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal,
kehilangan darah yang diantisipasi saat melahirkan juga lebih besar.
2. Penanganan lanjut
1) Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa,
ditolong seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis
2) Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan anak kedua.
3) Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya iar ketuban tidak
mengalir deras keluar.
4) Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi
prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan
cara operatif obstetric
5) Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum
MANAJEMEN PERSALINAN TAHAP PERTAMA

1. Wanita tersebut harus didampingi oleh bidan paling senior


yang ada.
2. Konsultan On-call, Panitera Kebidanan, Ahli anestesi dan staf
danunit neonatal harus diberitahu tentang penerimaan ibu
3. Tetapkan akses IV, ambil darah dan kirim FBC, G&S
4. Ranitidin oral 150 mg tiap 6 jam
5. Konfirmasi ulang presentasi kembar pertama dan temukan
kedua jantung janin dengan pemindaian
6. Pemantauan denyut jantung janin terus menerus baik pada
bayi kembar maupun ibu secara simultanperekaman denyut
nadi harus dimulai ketika dalam persalinan.
7. Jika dicurigai adanya kelainan CTG pada kembar 1 maka
harus dilakukan pengambilan sampel darah janin
dipertimbangkan. Jika CTG pada kembar ke-2 tidak normal,
operasi caesar harus dilakukandilakukan
8. Epidural sangat dianjurkan untuk memfasilitasi manuver
intrauterin untuk persalinankembar kedua jika diperlukan.
Ini harus dimulai sedini mungkin
9. Pembesaran harus dipertimbangkan jika pembukaan serviks
kurang dari satu cm menjadi duajam.
MANAJEMEN PERSALINAN KALA DUA
• Bayi pertama
1. Persalinan kembar harus dilakukan/diawasi oleh dokter
kandungan yang berpengalaman
2. Siapkan ruangan terlebih dahulu:
A. Paket persalinan kembar
B. Paket instrumental persalinan
C. USS (USG lokasi Anatomis)
D. Infus oksitosin siap
3. Petugas harus mencakup:
A. Dua bidan (Satu senior)
B. Satu HCA
C. Pencatat kebidanan dan jika diperlukan konsultan
D. Ahli anestesi
E. Dua dokter anak
F. ODA harus segera tersedia jika diperlukan. (tidak perlu tetap
diruang bersalin)
4. Siapkan ibu. Beri dia informasi. Jelaskan siapa yang akan hadir untuk
persalinandan peran mereka
5. Kelahiran kembar pertama dengan presentasi kepala dapat dilakukan
oleh pendamping bidan. Indikasi persalinan dengan alat sama seperti
pada kehamilan tunggal.
• Bayi Kedua
Tidak ada interval waktu tertentu yang perlu diatur asalkan ada
FHR elektronik yang terus meneruspemantauan yang
meyakinkan di seluruh.
1. Tentukan letak/presentasi kembar ke-2 dengan palpasi
perut, USS dan vaginapenyelidikan. Banyak kebohongan
melintang akan mengoreksi sendiri ketika nada dirahim
kembali setelah masa istirahat
2. Pastikan pemantauan detak jantung janin yang baik
3. Biarkan ibu beristirahat selama 5 sampai 10 menit.
4. Jika masih berbaring melintang, lakukan versi
cephalic/podalic eksternal dan stabilkan posisi berbaring
sampai presentasibagian turun di panggul Versi podalik
internal hampir tidak pernah diperlukan
5. Jika kontraksi uterus tidak muncul kembali setelah 15-20
menit, mulailah infus syntocinon 3 ml/jam setelah versi
eksternal
6. Lakukan amniotomi jika kontraksi teratur dan bagian
presentasi berada di panggul.Setelah itu lanjutkan ke
persalinan pervaginam (sefalik atau sungsang).
8. Jangan tergesa-gesa, terburu-buru atau panik dalam
melahirkan kembaran kedua. Selama jantung
janindalam keadaan baik, ada banyak waktu untuk
kembaran kedua untuk menempatkan yang
cocokbagian presentasi ke panggul ibu. Dalam kasus
perlambatan denyut jantung janinkembar kedua
setelah kelahiran yang pertama, amniotomi segera
diindikasikan
9. Bayi harus diperiksa oleh dokter anak segera
setelah lahir.
MANAJEMEN KALA III PERSALINAN

Setelah kedua bayi kembar lahir, oksitosin yang sesuai


harus diberikan. Setiap plasentaharus mudah
diidentifikasi dengan instrumen yang diberi tanda yang
sesuai atau dengan jumlah klem kabel.Lahirkan
plasenta dengan CCT. Perhatikan perdarahan
postpartum. Jika epidural, perhatikanretensi urin.
OPERASI CAESAR

Operasi caesar kehamilan multipel menghadirkan


tantangan anestesi dan bedah karenake rahim besar
dan respons fisiologis yang berlebihan terhadap
kehamilan. Kadang-kadangsayatan rahim vertikal
diperlukan ketika bayi berada dalam posisi yang tidak
biasa atau terjalin(berdiskusi dengan konsultan).
PATHWAY KEHAMILAN GEMELI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai