Anda di halaman 1dari 45

DISTOSIA BAHU DAN

SUNGSANG
Pembimbing: dr. Rico Fitri Wibowo, Sp. OG
DISTOSIA BAHU
DEFINISI
▪ Distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu
janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
dilahirkan.
▪ Persalinan dengan distosia bahu adalah persalinan dengan
didahului kelahiran kepala janin, tetapi menjumpai kesulitan
saat melahirkan bahu
FAKTOR RISIKO
1. Maternal
● Kelainan anatomi panggul
● Diabetes Gestational
● Kehamilan postmatur
● Riwayat distosia bahu
● Tubuh ibu pendek
2. Fetal
Macrosomia
3. Masalah Persalinan
● Assisted vaginal delivery (forceps atau vakum)
● Protracted Active Phase pada kala I persalinan
● Protracted pada kala II persalinan
TANDA DAN GEJALA

● Kepala bayi lahir tapi tetap berada di vagina


● Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar
● Kepala bayi sangkut di perineum, seperti masuk
kembali ke dalam vagina (turtle head sign)
DIAGNOSIS

● Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tettap berada


dekat vulva.
● Dagu tertarik dan menekan perineum.
● Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu yang
terperangkap di belakang simfisis pubis.
KOMPLIKASI

1. Komplikasi Maternal
● Perdarahan pasca persalinan
● Fistula Rectovaginal
● Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa “transient
femoral neuropathy”
● Robekan perineum derajat III atau IV
● Ruptur Uteri
2. Komplikasi Fetal
● Brachial plexus palsy
● Fraktura Clavicle
● Kematian janin
● Hipoksia janin , dengan atau tanpa
kerusakan neurololgis permanen
● Fraktura humerus
PENATALAKSANAAN
1. PENEKANAN SUPRAPUBIK
Tekanan ringan dilakukan oleh asisten pada daerah suprapubic saat traksi curam bawah
pada kepala janin.
2. MANUVER MCROBERTS
Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatkan paha ibu pada abdomen sebagaimana terlihat
pada (panah horisontal). Asisten melakukan tekanan suprapubic secara bersamaan (panah
vertikal)
Ukuran panggul tak berubah, namun terjadi rotasi cephalad pelvic sehingga bahu anterior
terbebas dari simfisis pubis
3. MANEUVER WOODS ( “WOOD CROCK SCREW
MANEUVER” )

Tangan kanan penolong dibelakang bahu posterior janin. Bahu kemudian diputar 180 derajat
sehingga bahu anterior terbebas dari tepi bawah simfisis pubis
4. PELAHIRAN BAHU BELAKANG
● Operator memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri humerus
posterior janin dan kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas
didepan dada dengan mempertahankan posisi fleksi siku
● Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin
● Lengan posterior dilahirkan
MANUVER RUBIN
● Mengguncang bahu anak dari satu sisi ke sisi lain
dengan melakukan tekanan pada abdomen ibu, bila
tidak berhasil maka dilakukan langkah berikutnya
yaitu :
● Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk
dijangkau dan kemudian ditekan kedepan kearah
dada anak. Tindakan ini untuk melakukan abduksi
kedua bahu anak sehingga diameter bahu mengecil
dan melepaskan bahu depan dari simfisis pubis
MANUVER ZAVANELLI
● mengembalikan kepala kedalam jalan lahir dan anak
dilahirkan melalui SC.
● Memutar kepala anak menjadi occiput anterior atau
posterior.
● Membuat kepala anak menjadi fleksi dan secara perlahan
mendorong kepala kedalam vagina.
SIMFISIOTOMI

● Minta bantuan – asisten , ahli anaesthesi


● Kosongkan vesica urinaria bila penuh.
● Lakukan episiotomi mediolateral luas.
● Lakukan tekanan suprapubic bersamaan dengan traksi curam bawah
untuk melahirkan kepala.
● Lakukan maneuver Mc Robert dengan bantuan 2 asisten.
● Pematahan klavikula
● Kleidotomi : dilakukan pada janin mati yaitu dengan cara menggunting klavikula
LETAK SUNGSANG
DEFINISI
Keadaan dimana janin letaknya memanjang dengan kepala di fundus dan bokong dibagian bawah cavum uteri.
Jenis
● Presentasi Bokong (Frank Breech)
● Presentasi Bokong Kaki Sempurna (Complete Breech)
● Presentasi Bokong kaki tdk sempurna / Presentasi kaki (Incomplete Breech)
Frek : 2 – 4 %
ETIOLOGI
ETIOLOGI :
● Multiparitas
● Gemelli
● Hidramnion
● Plasenta Previa
● Panggul sempit
● Kelainan bentuk uterus
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Luar :
● Bagian bawah uterus terasa bagian bulat kenyal
● Bagian fundus uterus terasa bagian bulat keras
● Penderita merasa penuh di bagian atas
● Gerak janin lebih terasa di bagian bawah
● DJJ setinggi atau lebih dari umbilikus

Pemeriksaan dalam VT :
● Teraba bokong, ditandai dengan sakrum & kedua tuber ischii dan anus.
● Bila teraba kaki harus dibedakan dengan tangan (tumit & jari-jari). Pada persalinan lama bokong
oedem, sehingga sulit dibedakan dengan muka.
● Beda : jari pemeriksa bila masuk anus→ ada rintangan, bila masuk mulut tdk ada rintangan &
teraba rahang.
KOMPLIKASI JANIN : HIPOKSIA
HIPOKSIA oleh karena tali pusat terjepit antara kepala & panggul.
● Bila kepala lahir > 8 mnt setelah umbilikus → bahaya janin
● Bila bayi bernapas sebelum hidung mulut lahir → mukus menyumbat jalan napas
● Bila tali pusat menumbung → asfiksia
● Kompresi & dekompresi kepala yg cepat → perdarahan intrakranial
● Sungsang dengan CPD meski ringan → bahaya
PENATALAKSANAAN
VERSI LUAR (VL)
Pada kehamilan.
Pada ANC primi → versi luar (VL) pd usia kehamilan 34 - 36 mg.
Multi → VL 36 – 38 mg
VL : tindakan mengubah letak janin dalam uterus melalui dinding perut ibu.
Tujuan : memperbaiki prognosis kehamilan / persalinan.
Indikasi VL : 1. Letak Sungsang
2. Letak Lintang
SYARAT VL

Umum : Tidak boleh dengan paksaan

Khusus :
Pada kehamilan : Primi 34 – 36 mg. Multi 36 – 38 mg. Air Ketuban cukup
Pada persalinan :
a. Air ketuban cukup
b. Pembukaan 3 cm, atau lengkap.
KONTRAINDIKASI VL
● CPD
● Bagian bawah jauh masuk panggul
● Gawat janin
● Bekas SC/ perlukaan pd uterus (miomektomi)
● Preeklampsia
● Plasenta Previa
● Solusio Plasenta
● Gemelli
KOMPLIKASI VL
● Solusio plasenta
● Lilitan tali pusat
● KK pecah
● Prolaps tali pusat
● Ruptur Uteri
● Darah anak masuk sirkulasi ibu
● Plasenta mungkin terpisah sebagian. Jantung janin harus diperiksa saat tindakan versi selesai dan
pemeriksaan dalam dilakukan untuk melihat apakah ada perdarahan
TEKNIK VL
● VU & rektum kosong
● Penderita terlentang lutut fleksi ringan
● DJJ dipastikan baik
● Tangan penolong cukup hangat
● Bila bokong sudah turun→ harus dpt keluar dr panggul (Gambar A)
● Kedua tangan penolong, satu pegang bokong, tangan lain pegang kepala, dengan 4 jari pada satu sisi, ibu jari pada
sisi yg lain.
● Kemudian janin diputar dengan arah paling mudah dengan jarak terdekat kepala ke PAP serta menjaga
sikap fleksi kepala janin (Gambar B)
● Selama setelah VL, DJJ dimonitor.
● Setelah versi berhasil (Sudah jd presentasi kepala), kepala didorong masuk panggul (Gambar C)
● Bila terjadi komplikasi ambil tindakan yg sesuai.
Catatan :
● Pada PAP sempit ringan VL harus diusahakan supaya dapat partus percobaan.
● Pada PAP sempit mutlak → VL tidak berguna.
PERSALINAN SUNGSANG
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN
SUNGSANG SPONTAN

TAHAP :
I. Fase lambat – bokong lahir sampai pusat
II. Fase Cepat – Lahirnya pusat sampai mulut
III. Fase Lambat – Mulut sampai seluruh Kepala Lahir (hindari perdarahan i.c)
PRINSIP
PRINSIP DASAR :
❏ Pervaginam
a. Spontan (Bracht)
b. Manual aid (partial extraction) → Muller, Klasik, Lovset, Mauriceau
c. Ekstraksi sungsang → ekstraksi bokong, ekstraksi kaki
❏ PERABDOMINAL
Pertimbangan:
● primi tua
● Curiga CPD
● Riwayat infertilitas
● Kemajuan persalinan <
● Riwayat Obs. Jelek
● Hiperekstensi kepala
ZATUCHNI DAN ANDROS

Nilai :
≤ 4 → Sc
4 → Pengawasan ketat
>4 → diharapkan pervaginam
MANAJEMEN
PERSALINAN
SUNGSANG
PERASAT BRACHT
1. Mencengkram bokong dan paha janin dengan kedua tangan
2. posisi tangan: kedua ibu jari sejajar pangkal paha dan 4 jari lainnya menggenggam bokong
3. Disertai ekspressi kristeller oleh pembantu persalinan
4. Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan ke atas perut ibu untuk menambah lordose
5. Bokong tetap diarahkan ke perut ibu, hingga kedua lengan lahir.
6. Tetap dilakukan ekspressi kristeller hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva
7. Kepala dilahirkan dengan mengarahkan punggung bayi ke perut ibu.
PERASAT MULLER
1. Bokong dipegang dengan kedua ibu jari sejajar sacrum anak dan jari lain pada lipat paha.
2. Tubuh anak ditarik curam ke bawah (mendekati vertical) hingga seluruh gelang bahu anak masuk
di PAP,
3. Sampai bahu anak telihat di vulva di bawah simfisis
4. Biasanya siku dan lengan lahir sendiri bersama bahu. bila tidak, maka lengan itu dilahirkan
dengan cara seperti cara klasik
PERASAT KLASIK
1. Bokong dipegang dengan kedua ibu jari sejajar sacrum anak
dan jari lain dilipat paha anak, kemudian dilakukan
interofleksi dan lordose.
2. Tali pusat lahir, dikendorkan
3. Ekstraksi dilanjutkan ke bawah sampai ujung scapula di
bawah simfisis
4. Lakukan VT untuk mengetahui posisi tangan menjungkit atau
tidak
5. Melahirkan bahu dan lengan belakang :
Jika punggung janin di sebelah kanan, tangan kanan memegang
kedua kaki dengan jari telunjuk di antaranya dan diangkat setinggi
mungkin kearah lipat paha kiri ibu (arah kontra lateral). Jari
telunjuk dan tengah tangan kiri masuk menyusur bahu dan lengan
atas janin sampai ujung jari dilipat siku (fossa cubiti). Kedua jari
diletakkan sepanjang lengan atas sebagai bidai untuk
mengekstensikan lengan atas. Lengan bawah dikeluarkan secara
seolah-olah mengusap muka dan dada.
PERASAT LOVSET
1. Dasar cara ini adalah bahu belakang janin selalu lebih rendah
dari bahu depan karena lengkungan sacrum ibu.
2. Setelah tali pusat lahir dan dikendorkan, tubuh janin ditarik ke
bawah sampai ujung scapula lahir di bawah (simfisis)
3. Badan janin diputar dengan memegang dada dan punggung di
antara dua tangan penolong sampai bahu terdapat di depan dan
tampak di bawah simfisis kemudian lengan dapat dilahirkan
dengan mudah
4. Bahu yang sekarang menjadi bahu belakang dilahirkan dengan
memutar badan janin kearah yang berlawanan dengan arah
putar pertama, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dan
lengan dapat dilahirkan dengan mudah.
PERASAT MAURICEAU
Sebelumnya ditentukan dulu letak dari muka janin, bila di
kiri maka tangan kanan penolong dimasukkan vagina
1. Jari telunjuk masuk ke mulut janin, sedang jari
tengah dan jari manis di fossa canina agar kepala
tetap fleksi
2. Badan janin diletakkan pada tangan tersebut seperti
menunggang kuda
3. Tangan yang lain memegang bahu janin sedemikian
hingga leher di antara jari tengah dan telunjuk.
Tangan tersebut menarik janin ke arah bawah
sampai batas rambut terlihat di bawah simfisis
4. kemudian dengan subocciput sebagai
hipomochlion, badan janin digerakan ke atas, maka
kepala bayi melewati perineum dan lahir
seluruhnya.
5. Apabila kepala sukar lahir dengan cara Mauriceau
maka dapat digunakan cunam Piper.
EKSTRAKSI BOKONG
Dilakukan bila bokong sudah di dasar panggul (H III-IV) sehingga mudah dicapai oleh telunjuk
penolong pada letak bokong dan kaki. Untuk letak sungsang punggung kiri digunakan tangan kiri, dan
letak sungsang punggung kanan dipergunakan tangan kanan.
1. Jari tangan telunjuk yang sesuai dibengkokkan dan dimasukkan lipat paha depan, sedang ibu jari
di belakang sacrum dan jari-jari lain dilipatkan
2. Assisten melakukan dorongan Kristeller
3. Dengan jari telunjuk dilakukan tarikan ke bawah dengan bantuan tangan lain yang diletakan di
atas punggung pergelangan tangan yang pertama
4. Segera setelah bokong menjadi lebih turun, dicoba memasukkan jari telunjuk tangan kedua pada
lipat paha belakang sehingga tarikan menjadi dengan dua tangan
EKSTRAKSI KAKI

1. Satu tangan penolong persalinan dimasukkan ke dalam rahim ibu


2. Kedua kaki dipegang dengan jari I-III kanan sehingga jari tengah di antara kedua
kaki
3. Lakukan tarikan kebawah pada kaki janin dan tangan penolong lainnya (diluar
rahim) memberikan dorongan kepala janin ke atas, hingga paha lahir
4. Lalu pegangan dipindah ke paha, kemudian dilakukan penarikan ke bawah sampai
trochanter mayor depan lahir dibawah simfisis. Trochanter belakang dilahirkan
dengan menarik ke atas hingga bokong lahir seluruhnya
5. Perut bayi dilahirkan dengan meletakkan ibujari dibelakang sakrum, kedua jari
telunjuk pada krista iliaka kanan dan kiri, dan ketiga jari lain pada paha. Lalu
ditarik ke bawah
KOMPLIKASI TINDAKAN
1. Anak:
● Hipoksia (terjadi bila tali pusat tertekan badan dan kepala janin lebih dari 8 menit)
● Pendarahan otak karena kompresi kepala terlalu cepat
● Fraktur humerus
● Kerusakan saraf leher

1. Ibu:
● Laserasi serviks
● Infeksi karena manipulasi tangan penolong
● Perdarahan post partum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai