Anda di halaman 1dari 23

DISUSUN :

1. Khusnul Maidhoh P1337424416047


2. Martince Tigi P1337424416048
PENGERTIAN DISTOSIA BAHU

 Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu


anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak
bisa lewat masuk kedalam panggul.
 Distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya
bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
di lahirkan
Kesulitan pada distosia bahu

anak besar
Badan anak relatif besar (anencepalus )
Abdomen bayi besar (tumor abdomen)
Bayi kembar
Penyebab distosia bahu

Besarnya bahu
Posisi kedua bahu
Kelainan bentuk panggul
Gambar distosia bahu
Etiologi atau penyebabnya
 Distosia bahu terutama disebabkan oleh kelainan panggul, kegagalan bahu untuk
untuk “melipat “kedalam panggul (misal pada makrosomia). Disebabkan karena fase
aktif dan persalinan kala 2 yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala
yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau
kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala 2
sebelah bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul .
 Penyebab distosia antara lain :
1. Distosia karena kelainan his : kelainan his dapat berupa inersia uteri hipotonik dan
inersia uteri hipertonik .
 Inersia uteri hipotonik adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah/tidak kuat
untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar.
 Inersia uteri hipertonik adalah : kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang
sampai melebihi normal) namun tidak ada kordinasi kontraksi dan bagian atas ,tengah
dan bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan mendorong bayi
keluar .
2. Distosia karena kelainan letak
 Letak sungsang
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan
bokong dibawah vacum uteri.
• Macam-macam letak sungsang
• 1. letak bokong murni (frank brech)
• 2. letak sungsang sempurna (complete breech)
• 3. letaksungsang tidak sempurna (incomplete brech)
 Etiologi letak sungsang :
• 1. fiksasi kepala pada PAP tidak baik atau tidak ada ; pada panggul sempit ,
hidrosefalus, anencefalus,placenta previa,tumor .
• 2. janin muda bergerak ; pada hidramnion ,multipara,janin kecil (prematur)
• 3. gemeli
• 4. kelainan uterus, mioma uteri
• 5. janin sudah lama mati
• 6. sebab yang tidak diketahui
3. Distosia karena karena jalan lahir
 Distosia karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada
jaringan keras /tulang panggul , atau kelainan pada jaringan lunak panggul.
 A. Distosia karena kelainan panggul /bagian keras dapat berupa :
 - kelainan bentuk panggul yang tidak normal gynekoid,misalnya panggul jenis
naegele,rachitis,scoliosis,dll
 - kelainan ukuran panggul ; panggul sempit (pelvic contraction) panggul disebut
sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan
panggul bisa pada:inlet,midpelvis , outlet.
 B. kelainan jalan lahir lunak adalah kelainan serviks ,uteri,vagina,selaput darah dan
keadaan lain pada jalan lahir yang menghalangi lancarnya persalinan.
 -distosia serviks adalah terhalangnya kemajuan persalinan disebabkan kelainan
pada servik uteri. Walaupun harus normal dan baik , kadang-kadang permukaan
serviks menjadi macet karena ada kelainan yang menyebabkan serviks menjaddi
macet karena ada kelainan yang menyebabkan servik tidak mau membuka. Ada 4
jenis kelainan pada serviks uteri: serviks kaku,serviks gantung,serviks
konglumer,edema serviks .
 C. Faktor resiko
 Kelainan bentuk panggul ,diabetes gestasional,kehamilan potmature,riwayat
persalinan dengan distosia bahu dan ibu yang pendek .
Patofisiologi /akibatnya
 Setelah kelihatan kepala , akan terjadi putaran paksi luar yang
menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang
belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu normal
dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada
sumbu miring (oblique) dibawah ramus pubis . Dorongan pada saat
meneran akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada
dibawa pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteroposterior,pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu
depan terhadap simbisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti
kepala.
Tanda dan gejala

1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi . Pada
distosia normal.
2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukan bahwa bayi gemuk dan besar .
Begitu pula dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obesitas.
3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksilateral dan traksi tidaak berhasil ,
bahu kepala tidak akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar
paksil luar yang melahirkan bahu.
4. Kemajuan lambat dari 7-10 cm. Meskipun kontraksinya baik.
5. Kemajuan lambat dan kloning serta kelainan kepala lambat .
6. Gelisa
7. sesaknafas
Pemeriksaan penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang dapat dilakukan seperti sebagai berikut:
a. Pemeriksaan panggul : panggul luar dan panggul dalam
b. Pemeriksaan radiologi : untuk pelvimetri dibuat 2 foto yaitu :
c. - foto pintu atas panggul : ibu dalam posisi duduk ,sehingga tabung
rongseng tegak lurus atas pintu atas panggul .
d. -foto rateral : ibu dalam posisi berdiri tabung RO diarahkan horizontal pada
trochanter major dari samping.
e. -pemeriksaan besarnya janin.
6. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan .
7. Pakailah sarung tangan di desinfeksi tingkat tinggi , masukan tangan kedalam
vagina .
8. Lakukan penekanan pada ibu yang terletak didepan dengan arah sternum bayi
untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu.
9. Jika diperlukan lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan arah
sternum.
10.Jika bahu masih dapat dilahirkan.
11.Masukan tangan kedalam vagina
12.Lengan humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi
pada siku, gerakan tangan kearah dada. Ini akan memberikan ruangan untuk
bahu depan agar dapat bergerak dibawah simbisi pubis .
Penatalaksanaan distosia bahu

1. Kesiapan penolong persalinan


2. Pertama kali yang harus dilakukan bila terjadi distosia bahu adalah
melakukan traksi curam bawah sambil meminta ibu untuk meneran.
3. Lakukan episiotomi
Setelah membersihkan mulut dan hidung anak,lakukan usaha untuk
membebaskan bahu anterior dari simbisis pubis dengan berbagai maneuver :
a. Tekanan ringan pada suprapubic
b. Maneuver Mc Robert
c. Maneuver woods
d. Persalinan bahu belakang
e. Manuever rubin
f. Pematahan klavikula
g. Manuever zavannelli
h. Kleidotomi
i. Simfisiotomi
Penjelasan
1. Tekanan ringan pada suprapubic

 Dilakukan tekanan ringan pada daerah subtrapubic dan secara


bersamaan dilakukan traksi curam bawah pada kepala janin
2. Maneuver Mc Robert
 Yang di temukan oleh gonik dan rekan (1983) dan dinamai sesuai
nama william A. McRoberts, Jr, yang mempopulerkan
penggunaannya di university of texas di houston . Manuver ini
terjadi atas pengangkatan tungkai dari pijakan kaki pada kursi
obstetris dan memfleksikannya sejauh mungkin ke abdomen.
3. Woords (1943) melaporkan bahwa, dengan memutar
bahu di belakang secara progresif sebesar 180 derajat
dengan gerakan seperti membuka tutup botol , bahu
depen yang terjepit dapat disebabkan . Tindakan ini
sering di sebut sebagai manuver corkscrew woods
4. Melahirkan bahu belakang meliputi penyusuran lengan
belakang janin secara hati-hari hingga mencapai
dada, yang diikuti dengan pelahiran lengan tersebut .
Cingulum pektorale kemudian diputar kearah salah satu
diameter oblik panggul yang diikuti pelahiran bahu
depan.
5. Maneuver rubin (1963) merekomendasikan dua manuver .
Pertama ,kedua , bahu janin di ayunn dari satu sisi kesisi
yang lain dengan memberikan tekanan pada abdomen
.bila hal ini tidak berhasil , tangan yang berada di panggul
meraih bahu yang paling muda di akses , yang kemudian
di dorong ke permukaan anterior bahu.
6. Hibbard (1982) menganjurkan untuk menekan dagu dan
leher janin kearah rektum ibu, dan seorang asisten menekan
kuat fundus saat bahu depan dibebaskan . Penekanan kuat
fundus saat bahu depan dibebaskan . Penekanan kuat pada
fundus yang dilakukan pada saat yang salah akan
mengakibatkan semakin terjepitnya bahu depan . Gross dan
rekan (1987) melaporkan bahwa penekanan fundus tanpa
disertai manuver lain.
7. Sandeberg (1985) melaporkan menggunakan manuver
zavanelli untuk mengembalikan kepala kedalam rongga
panggul dan kemudian melahirkan secara sesar. Bagian
pertama dari manuver ini adalah mengembalikan kepala ke
posisi oksiput posterior bila kepala janin telah berputar dari
posisi tersebut .
8. Kleidotomi , yaitu memotong klavikula dengan gunting
atau benda tajam lain, dan biasanya dilakukan pada janin
mati .

9. Simfisiotomi tampaknya juga dapat diterapkan dengan


sukses , seperti dijelaskan oleh hartfield (1986)
Kesimpulan
 Selalu antisipasi dan siap-siap akan kemungkinan
terjadi suatu distosia bahu karena sebagian besar kasus
terjadi tanpa diduga sebelumnya dan tanpa adanya
suatu faktor resiko .
 Selalu ingat akan tatalaksana distosia bahu.
 Bila distosia bahu terjadi , jangan panik, jangan menarik
, jangan mendorong,dan jangan memutar kepala bayi
dengan menggunakan leher atau kepala bayi .
Terimakasih (:
thankyou

Anda mungkin juga menyukai