OLEH
RAHMAWATI
ANGGRIANI
DOSEN PEMBIMBING
MARDIANI MAGUN, SSiT,.MPH
A. Distosia Bahu
1. Pengertian Distosia Bahu
Distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat
dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. Distosia bahu adalah kelahiran kepala janin dengan
bahu anterior macet diatas sacralpromontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam
panggul. Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan manuver obstetrik oleh
karena dengan tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk
melahirkan bayi (Prawirohardjo, 2012).
2. ETIOLOGI
Distosia bahu disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
a. Obesitas ibu pertambahan berat badan yang berlebiha
b. Bayi berukuran besar
c. Riwayat saudara kandung yang besar dan diabetes pada ibu (Hakimi, 2003).
3. FAKTOR PENYEBAB DISTOSIA
1. Distosia karena kelainan his
Kelainan his dapat berupa inersia uteri hipotonik atau inersia uteri hipertonik.
a. Inersia Uteri Hipotonik
Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah/tidak adekuat untuk
melakukan pembukaan servik atau mendorong anak keluar.disini kekuatan his
lemah dan frekuensi jarang.sering dijumpai pada penderita dengan keadaan
umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat
hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau
primipara, serta penderita pada keadaan emosi kurang baik. Dapat terjadi pada
kala pembukaan serviks,fase laten atau fase aktif maupun pada kala
pengeluaran.
Inersia uteri hipotonik terbagi dua yaitu:
a) Inersia uteri primer
Terjadi pada permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi his yang tidak
adekuat/kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan persalinan.
Sehingga sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki
keadaan inpartu atau belum.
b) Inersia uteri sekunder
Terjadi pada fase aktik kala I atau kala II. Permulaan his baik, kemudian
pada keadaan selanjutnya terdapat gangguan atau kelainan.
b. Inersia Uteri Hipertonik
Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar kadang sampai melebihi
normal namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan
bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk membuka serviks, dari
mendorong bayi keluar.
2. Distosia karena kelainan letak
a) Letak sungsang
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala difundus
uteri dan bokong dibawah cavum uteri.
Macam-macam letak sungsang:
1) Letak bokong murni (frank breech), letakbokong dengan kedua tungkai
terangkat keatas.
2) Letak sungsang sempurna (complete breech), kedua kaki ada disamping
bokong danletak bokong kaki sempurna.
3) Letak sungsang tidaksempurna (incomplete breech), selain bokong
sebagian yang terendah adalah kaki atau lutut.
Etiologi letak sungsang :
1) Fiksasi kepala pada PAP tidak baik atau tidak ada : pada panggul sempit,
hidrocepalus, anencefalus, placenta previa, tumor.
2) Janin mudah bergerak : pada hidramnion, multipara, janin kecil
(premature).
3) Gemelii
4) Kelainan uterus : mioma uteri
5) Janin sudah lama mati
6) Sebab yang tidak diketahui
b) Prolaps tali pusat
Yaitu tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin
setelah ketuban pecah. Bila ketuban belum pecah disebut tali pusat terdepan.
Pada keadaan prolap tali pusat (tali pusat menumbung) timbul bahaya
besar, tali pusat terjepit pada waktu bagian janin turun dalam panggul sehingga
menyebabkan asfiksia pada janin.
Prolaps tali pusat mudah terjadi bila pada waktu ketuban pecah bagian
terdepan janin masih berada diatas PAPdan tidak seluruhnya menutup seperti
yang terjadi pada persalinan.
3. Distosia karena jalan lahir
Distosia karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan karena adanya kelainan pada
jaringan keras / tulang panggul, atau kelainan pada jaringan lunak panggul.
a. Distosia karena kelainan panggul/bagian keras dapat berupa
1) Kelainan bentuk panggul yang tidak normal gynecoid misalnya panggul jenis
Naegele, Robert dan lain-lain.
2) Kelainan ukuran panggul. Panggul sempit pelvic contaction panggul disebut
sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal.
Kesempitan panggul bias pada: kesempitan atas panggul dianggap sempit
apabila cephalopelvic kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari
12 cm. Diagnosis (CD) maka inlet dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5
cm.
3) Kesempitan indepelvic , Diameter interspinarum 9 cm. kalau diameter
transversa ditambah diameter sagitalis posterior kurang dari 13,5 cm.
kesempitan indepelvic hanya dapat dipastikan dengan RO- pelvimetri
4) Kesempitan outlet , kalau diameter transversa atau diameter sagitalis posterior
kurang dari 15 cm. ukuran rata-rata panggul wanita normal:
pintu atas panggul (pelvic inlet), diameter transversa (DTI+13,5 cm,
conjugate vera 12 cm, jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22 cm.
pintu tengah panggul distasium spinarum 10,5 cm, diameter anterior
posterior 11 cm, jumlah rata-rata kedua diameter minimal 20cm.
pintu bawah panggul diameter anterior 7,5 cm. distansia
intertuberosum 10,5 cm.
b. Kelainan jalan lahir lunak
Adalah kelainan servik uteri, vagina, selaput dara dan keadaan lain pada
jalan lahir yang menghalangi lancarnya persalinan.
5. KOMPLIKASI
a. Pada janin
1. Meninggal, Intrapartum atau neonatal
2. Paralisis plexus brachialis
3. Fraktur klavikula
4. Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurologis permanen
5. Fraktura humerus
b. Pada ibu:
1. terjadi Robekan di perineum derajat III atau IV
2. Perdarahan pasca persalinan
3. Rupture uteri (Hakimi, 2003).
6. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian distosia bahu yaitu:
Maternal
a) Kelainan anatomi panggul
b) Diabetes Gestasional
c) Kehamilan postmatur
d) Riwayat distosia bahu
e) Tubuh ibu pendek
f) Ibu obesitas
Fetal
g) Makrosomia
h) Distosia bahu sebelumnya (chapman,2006)
7. PENCEGAHAN
Upaya pencegahan distosia bahu dan cidera yang dapat ditimbulkannya dapat
dilakukan dengan cara:
1) Tawarkan untuk melakukan bedah sesar pada persalinan vaginal beresiko
tinggi janin luar biasa besar(>5 kg) janin sangat besar(>4,5 kg) dengan ibu
diabetes janin besar(>4 kg) dengan riwayat distosia bahu pada persalinan
sebelumnya kala II yang memanjang dengan janin besar.
2) Identifikasi dan obati diabetes pada ibu
3) Selalu bersiap bila waktu-waktu terjadi
4) Kenali adanya distosia bahu seawal mungkin menekan suprapubis atau fundus
dan traksi berpotensi meningkatkan cidera pada janin.
5) Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu distosia bahu diketahui,
bantuan diperlukan untuk membuatan posisi Mcrobert, pertolongan
persalinan, resusitasi bayi dan tindakan anestesi (bila perlu).
8. DIAGNOSIS DISTOSIA BAHU
Distosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya:
1) Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tepat berada dekat vulva
2) Dagu tertarik dan menekan perineum
3) Tarikan pada kepala gagal, melahirkan bahu yang terperangkap dibelakang
simfisis pubis.
A. DATA SUBJECTIVE
1. Biodata
IDENTITAS KLIEN PENANGGUNG JAWAB
Nama Ny. Y Nama Tn. Z
Umur 24 Thn Status Suami
hubungan dgn
klien
Agama Islam Umur 25 Thn
Pendidikan Tamat SMA Agama Islam
Pekerjaan IRT Pendidikan Tamat SMA
Alamat skrg Jl. pesantren Pekerjaan Buru
No. HP 0821986942xx Alamat Jl. pesantren
Gol. darah “A” (KTP) No. HP 08121160xxxx
2. Alasan kunjungan
mules-mules sejak pukul 05:00 WITA, dan sudah keluar lendir bercampur darah.
3. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama
Mules-mules disertai penngeluaran lendir bercampur darah +/+
4. Keluhan lain yang berhubungan dengan kesehatan saat ini
Tidak ada
5. Riwayat menstruasi
HPHT 24—07-2018
Siklus 28 hari
Masalah yang
pernah dialami Tidak ada
6. Riwayat perkawinan
Pernikahan ke- Pertama
Umur saat kawin 20 Thn
pertama
Lama pernikahan 4 tahun
Trimester III
Kunjungan 2 kali
9. Riwayat imunisasi TT Riwayat imunisasi selain TT
a. TT 1 pada hamil pertama Tidak ada
b. TT 2 dan TT 3 pada kehamilan saat ini
10. Riwayat penyakit/operasi yang lalu
Tidak pernah menderita penyakit serius atau operasi
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum sedang
TD 110/80 mmHg
N 80 x/menit
V TT
P 20x/menit
S 37,20C
BB sebelum hamil 48kg
BB sekarang 52kg
TB 158 cm
IMT (BB sebelum 18,9
Hamil/TB2)
<18,5 (underweight)
(√) 18,5 – 22,9 (normal)
23 – 24,5 (overweight)
25 – 29,9 (obesitas I)
C. ASSESSMENT
- G2P1A0
- Usia kehamilan 40 minggu berdasarkan HPHT
- TTV dalam batas normal
- TT lengkap
D. PLAN