Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian
bawah kavum uteri (rongga rahim). Angkah kematian letak sungsang sebesar 1 dalam 300
persalinan. Hal ini dapat terjadi karena penegakkan diagnose sungsang dapat dilihat pada
kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi. Pemeriksaan USG juga bermanfaat
dalam menegakkan adanya plasenta previa.
Kejadian letak sungsang berkisar antara 2 sampai 3% bervariasi di berbagai tempat.
Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka
kematian sekitar 20 sampai 30%. Pada letak kepala, kepala yang merupakan bagian
terbesar lahir terdahulu, sedangkan persalinan letak sungsang justru kepala yang
merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir. Persalinan kepala pada letak
sungsang tidak mempunyai mekanisme “molase” karena susunan tulang dasar kepala
yang rapat dan padat, sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir
keterbatasan waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme molase dapat
menimbulkan kematian bayi yang besar. Mekanisme persalinan letak sungsang
berlangsung dengan persalinan bokong, persalinan bahu, dan persalinan kepala.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana konsep persalinan sungsang?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan persalinan sungsang?
1.3 Tujuan Penulisan
A. Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan sungsang.
B. Tujuam Intruksional Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep sunggang.
2. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengkajian persalinan sungsang.
3. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa persalinan sungsang.
4. Mahasiswa mampu mengetahui intervensi persalinan sungsang.
5. Mahasiswa mampu mengetahui implementas persalinan sungsang.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 1


6. Mahasiswa mampu mengetahui evaluasi persalinan sungsang.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 2


BAB II

TINJAUKAN PUSTAKA

2.1 Pokok Pembahasan


Pada makalah ini membahas tentang konsep asuhan keperawatan persalinan sungsang
yang mana pokok pembahasannya meliputi: definisi persalinan sungsang, klasifikasi
persalinan sungsang, etiologi persalinan sungsang, patofisiologi persalinan sungsang,
epidemiologi persalinan sungsang, manifestasi persalinan sungsang, pemeriksaan
diagnostik persalinan sungsang, penatalaksanaan persalianan sungsang, komplikasi
persalinan sungsang dan asuhan keperawatan persalinan sungsang.
2.2 Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipinya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir (Margareth ZH & Icesmi Sukardi K, 2013).
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteris dan bokong di bagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang, berturut-turut
lahir bagian-bagain yang makin lama makin besar dimulai dari lahirnya bokong, bahu,
kemudian kepala (Margareth ZH & Icesmi Sukardi K, 2013).
Letak sungsang merupakan letak longitudinal dengan bokong janin dikutub
bawah uterus (Marmi,2012).
Letak sungsang adalah dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri (Sarwono P, 1992).
2.3 Klasifikasi
Letak sungsang menerut Jenny J.S Sondakh (2013) dapat dibagi menjadi:
a. Letak bokong murni (presentasi bokong murni = frank breach)
Bokong saja yang menjadi bagian depan, sedangkan kedua tungkai lurus ke
atas.
b. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki = complete breech)
Letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika di samping bokong
teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
c. Letak lutut (presentasi lutut)
Bisa sempurna atau tidak sempurna.
d. Letak kaki (presentasi kaki = incomplete breech presentation)
Bisa sempurna atau tidak sempurna.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 3


Gambar 1.2 Klasifikasi Janin Letak Sungsang
2.4 Etiologi
Penyebab letak persalinan sungsang yaitu sebagai berikut:
1. Multiparitas.
2. Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong, jumlah air ketuban
masih banyak, dan ukuran kepala anak relative besar.
3. Kehamilan gandan.
4. Hidramnion sehingga anak mudah bergerak.
5. Kelainan bentuk kepala, yaitu: hidrosefalus dan anensefalus karena kepala
kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
6. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
7. Panggul sempit.
8. Kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus, implantasi plasenta di kornu
fundus uteri.
9. Dari sudut ibu
a. Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks,
mioma bersama kehamilan).
b. Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
c. Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang panggul,
terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala).
10. Dari sudut janin
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
b. Hidrosefalus atau anensefalus.
c. Kehamilan kembar.
d. Hidramnion atau oligohidramnion.
e. Prematuritas.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 4


2.5 Patofisiologi
Pathway

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 5


2.6 Epidemiologi
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi
dibandingkan dengan letak kepala menurut Eastma sebesar 12-14%. Prognosis bagi
ibu dengan bayi letak sungsang tidak banyak berbeda dengan prognosis pada letak
kepala; kemungkinan yang lebih sering terjadi adalah rupture perineum. Akan tetapi,
prognosisnya akan lebih buruk bagi anak terutama jika anak berukuran besar dan ibu
adalah primigravida.
Penyebab kematian anak (14%) pada letak sungsang adalah:
1. Setelah pusat lahir, kepala anak mulai masuk ke dalam rongga panggul
sehingga tali pusat tertekan antara kepala dan rongga panggul.
2. Perdarahan otak karena kepala dilahirkan dengan cepat.
3. Kerusakan tulang belakang karena tarikan badan anak.
4. Tali pusat menumbang karena bagian depan anak kurang baik dalam menutup
bagian bawah rahim.
Penyebab kesakitan anak adalah:
1. Fraktur humerus atau klavikula.
2. Paralisis lengan karena tekanan atau tarikan pada pleksus brakialis pada saat
melahirkan kepala dengan cara Mauriceau.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan pemeriksaan
ultrasonografi.
Dalam keadaan normal, bokong mencari tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Di samping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dank
eras serta paling berat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kea rah
pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan ligamentum rotundum dan
kontraksi Braxton Hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.
2.8 Penatalaksanaan
Lakukan versi luar pada kehamilan 34-38 minggu bila syarat versi luar
terpenuhi. Bila pada persalinan masih letak sungsang singkirkan indikasi untuk seksio
sesarea. Lahiran janin dengan perasat Bracht. Bila bahu dan kepala tidak dapat
dilahirkan dengan perasat Bracht, lakukan manual aid atau dibantu cunam.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 6


Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.
Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan melakukan versi luar
ketika hamil. Persalinan diselesaikan dengan pertolongan per vagina dengan
pertolongan, fisiologi secara Brach, ekstraksi parsial (secara klasik, Mueller, Loevset),
persalinan kepala (secara Mauriceau viet Smellie, menggunakan forsep ekstraksi),
ekstraksi bokong totalis (ekstraksi bokong, ekstraksi kaki) atau pertolongan persalinan
dengan seksio sesaria.
Pertolongan persalinan letak sungsang secara fisiologi dilakukan menurut
metode Brach. Kegagalan pertolongan secara Brach diikuti oleh persalinan dengan
ekstrasi bokong parsial atau dengan ekstraksi bokong total yang dapat menimbulkan
komplikasi.
1. Pertolongan ketika hamil
Diusahakan melakukan versi luar ke arah letak kepala. Versi luar (eksternal versi)
dilakukan pula pada kusus letak lintang yang dapat menuju letak kepala atau letak
bokong.
2. Pertolongan persalinan
Pertolongan persalinan letak sungsang per vagina yang tidak sempat atau tidak
berhasil dilakukan versi luar adalah sebagai berikut.
a. Persalinan Menurut Metode Brach:
Persalinan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu kali, satu kali harus
dapat mengejan, sedangkan penolong melalui hyperlordosis.
Teknik melalui hyperlordosis adalah sebagai berikut:
1) Saat bokong tampak disuntikkan oksitosin 5 unit.
2) Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Brach (kedua ibu jari
pada kedua paha bayi, dan eempat jari kedua tangan lainnya
memegang bokong bayi).
3) Dilakukan hyperlordosis dengan melengkukang bokong kea rah perut
ibu.
4) Seseorang membantu melakukan tekanan kristeler pada fundus uteri,
saat his dan mengejan.
5) Akan lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, muka dan kepala bayi.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 7


Bayi diletakkan di perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan selanjutnya
dirawat sebagai mana mestinya. Bila persalinan dengan satu kali his dan
mengejan tidak berhasil, maka pertolongan Brach dianggap gagal, dan
dilanjutkan dengan ekstraksi (manual aid).

b. Ekstraksi Bokong Parsial


Persalinan dengan ekstarksi bokong parsial berarti bahwa: persalinan bokong
sampai umbilicus berlangsung dengan kekuatan sendiri, terjadi kemacetan
persalinan badan dan kepala. Dilakukan persalinan bantuan dengan jalan:
secara klasik, secara Muller, dan Loeuset.
1) Pertolongan ekstraksi bokong secara klasik. Teknik ekstarksi bokong
parsial, secara klasik dilakukan sebagai berikut:
a) Tangan memegan bokong dengan telunjuk pada spina iskiadika
anterior superior.
b) Tarik curam ke bawah sampai ujung scapula tampak.
c) Badan anak dipegang sehingga perut anak didekatkan ke perut ibu,
dengan demikian kedudukan bahu belakang menjadi lebih rendah.
d) Tangan lainnya (analog) menulusuri bahu belakang sampai
mencapai persendian siku.
e) Tangan belakang dilahirkan, dengan mendorong persendian siku
menelusuri badan bayi.
f) Selanjutnya badan anak dipegang demikian rupa, sehingga
pungung anak mendekat panggul ibu.
g) Tangan lainnya menelusuri bahu depan, menuju persendian siku,
selanjutnya lengan atas dilahirkan dengan dorongan pada
persendian siku.
h) Persalinan kepala dilakukan sebagai berikut: badan anak
seluruhnya ditunggangkan pada tangan kiri. Jari tengah
dimasukkan ke dalam mulut bayi, untuk mempertahankan situasi
fleksi kepala. Tangan kanan memegang leher bayi, menarik curam
ke bawah sehingga suboksiput berada di bawah simfisis sebagai
hipomoklion. Kepala bayi dilahirkan dengan melakukan tarikan
tangan kanan, sambil melakukan putaran ke arah perut ibu.
Berturut-turut lahir, dagu, mulut, muka, dahi, dan kepala

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 8


seluruhnya. Setelah bayi lahir diletakkan di atas perut ibu, tali pusat
dipotong, lender dibersihkan, dan selanjutnya dirawat sebagaimana
mestinya.
2) Persalinan ekstraksi bokong parsial menurut Mueller. Persalinan ekstraksi
bokong parsial menurut Mueller tidak banyak mempunyai perbedaan
dengan ekstraksi “klasik”. Perbedaan terletak pada persalinan lengan
depan dilakukan terlebih dahulu dengan jalan:
a) Punggung bayi didekatkan ke punggung ibu, sehingga scapula
tampak.
b) Tangan lainnya menelusuri bahu depan menuju lengan atas, sampai
persendiaan siku untuk melahirkan lengan atas.
c) Perut bayi didekatkan ke perut ibu, tangan lain menelusuri bahu
belakang, sampai persendian siku, dan selanjutnya lengan belakang
dilahirkan.
d) Persalinan kepala dilakukan menurut teknik Mauriceau.
e) Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong dan dibersihkan untuk
dirawat sebagai mana mestinya.

A B C

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 9


D E

Gambar 2.2 Ekstarksi bokong. A, traksi pada paha, duk steril tidak
digambarkan. B, ekstraksi badan dengan ibu jari menekan sarkum.
C, skapula tampak. D, pelahiran bahu anterior dengan traksi curam
ke bawah. E, traksi kea rah atas untuk mempengaruhi pelahiran
bahu posterior, membebaskan lengan posterior.
3) Pertolongan persalinan bahu menurut Loevset. Konsep teknik Loevset
untuk melahirkan bahu berdasarkan:
a) Perbedaan panjang jalan lahir depan dan belakang.
b) Bahu depan yang berada di bawah simfisis bila diputar menjadi
bahu belakang kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga
otomatis terjadi persalinan.
c) Bahu belakang setelah putar 90º menjadi bahu depan,
kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga secara otomatis
terjadi persalinan.
d) Pada waktu melakukan putaran disertai tarikan sehingga kedua
bahu dapat dilahirkan.
e) Persalinan kepala dapat dilakukan dengan teknik Mauriceau.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 10


A B

Gambar 3.2 A, metode Loevset (I) untuk melahirkan lengan. Bayi


dipegang pada pelvis dengan kedua tangan. Panah menunjukkan
arah gerakan yang dilakukan, mengevaluasi, memutar dan
merendakan badan sampai bahu posterior tampak di bawah
simfinis. B, metode Loevset (II) bahu posterior telah dirotasi di
bawah simfinis. Sekarang lengan dapat dibawa turun dengan
mudah dari punggung.
c. Pertolongan persalinan kepala.
1) Pertolongan persalinan kepala menurut Mauriceau-veit Smellie. Bila
terjadi kegagalan persalinan kepala dapat dilakukan pertolongan secara
Mauriceau (Viet Smellie):
a) Badan anak ditunggangkan pada tangan kiri.
b) Tali pusat dilonggarkan.
c) Jari tengan dimasukkan ke dalam mulut bayi, dua lain diletakkan
pada tulang pipi serta menekan kea rah badan bayi sehingga fleksi
kepala dapat dipertahankan.
d) Tangan kanan memagang leher bayi, menarik curam ke bawah
sampai suboksiput sebagai hipomokliot, kepala bayi diputar ke atas
sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut; hidung, mata, dahi;
kepala bayi selurunya.
2) Persalinan kepala dengan forsep ekstraksi. Kegagalan persalinan kepala
dengan teknik Mauriceau Viet Smellie dapat diteruskan dengan forsep
ekstraksi:
a) Seluruh badan bayi dibungkus dengan duk steril diangkat ke atas
sehingga kepala bayi mudah dilihat untuk aplikasi forsep.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 11


b) Daun forsep kiri dipasang terlebih dahulu, diikuti daun forsep
kanan, dana dilakukan penguncian forsep.
c) Badan bayi ditunggangkan pada gagang forsep.
d) Dilakukan tarikan curam ke bawah sehingga suboksiput berada di
bawah simfisis, dilakukan tarikan ke atas sehingga berturut-turut
lahir dagu, mulut, dan hidung.
e) Mata dan dahi diikuti seluruh kepala bayi.
f) Bayi diletakkan di atas perut ibu, untuk memotong tali pusat.
g) Lender dibersihkan dari jalan napas.
h) Selanjutnya dilakukan perawatan sebagaimana mestinya.
3) Ekastaksi bokong total. Ekstarksi bokong total bila proses persalinan letak
sungsang seluruhnya dilakukan dengan kekuatan dari penolong sendiri.
Bentuk pertolongan ekstraksi bokong total menjadi ekstraksi bokong dan
ekstraksi kaki (satu kaki, dua kaki).
a. Ekastarksi bokong. Ekstarksi bokong dilakukan sebagai berikut:
1) Jari telunjuk tangan kanan dimasukkan agar depan mencapai
pelipatan paha depan.
2) Dengan mengait pada spina iskiadika arterior superior
dilakukan tarikan curam ke bawah sehingga trokhanter depan
dapat dilahirkan.
3) Setelah trokhanter depan lahir dilakukan tarikan ke atas
sehingga trokhanter belakang mencapai perineum.
4) Setelah trokhanter belakang mencapai perineum telunjuk
tangan kiri dimasukkan ke lipatan paha, dana mencapai spina
iskiadika arterior superior belakang.
5) Dengan kedua telunjuk dilakukan persalinan seperti metode
secara klasik, kombinasi dengan tindakan Loevset.
6) Persalinan kepala dilakukan menurut Mauriceau V.Smellie.
7) Setelah bayi lahir dilakukan perawatan sebagaimana mestinya.
b. Ekstaksi kaki. Ekstraksi kaki lebih mudah dibandingkan dengan
ekstraksi bokong. Oleh karena itu, bila diperkirakan akan melakukan
ekstraksi, bokong diubah menjadi letak kaki. Menurunkan kaki
berdasarkan profilaksis pinard, yaitu pembukaan sedikitnya 7 cm,
ketuban telah pecah atau dipecahkan, dan diturunkan kaki ke depan.
Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 12
Bila terdapat indikasi dilakukan ekstraksi, kaki dengan seluruh
kekakuan berasal dari penolong persalinan. Teknik lainnya sama
dengan di atas.
3. Persalinan plasenta
Persalinan plasenta bergantung pada apakah persalinan sungsang memakai
narkosa atau tidak. Pada kasus tanpa narkosa dapat dilakukan dalam menunggu
tanda plasenta lepas atau melakukan tes plasenta lepas dengan metode Kustner,
Klein, Strasmann, Manuaba. Dengan indikasi perdarahan, plasenta dilahirkan
secara manual. Setelah plasenta lahir, diberikan uterotonika: metergin, ergometrin;
sintosinin, pito, atau oksitosin. Pada kasus persalinan dengan narkosa, dilakukan
plasenta manual untuk mengatasi perdarahan diberikan uterotonik. Setelah
persalinan plasenta, diperlukan observasi 2 jam postpartum untuk melihat
kemungkinan komplikasi dini.
2.9 Komplikasi
1. Komplikasi pada ibu. Trias komplikasi ibu perdarahan, robekan jalan lahir, dan
infeksi.
2. Komplikasi pada bayi. Trias komplikasi bayi: asfiksia, trauma persalinan,
infeksi.
a. Asfiksia bayi. Dapat disebabkan oleh:
1) Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban-lendir.
2) Perdarahan atau edema jaringan otak.
3) Kerusakan medulla oblongata.
4) Kerusakan persendian tulang leher.
5) Kematian bayi karena asfiksia berat.
b. Trauma persalinan:
1) Dislokasi fraktur persendian, tulang ekstermitas.
2) Kerusakan alat vital: limpa, hati, paru-paru atau jantung.
3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher: fraktur tulang dasar
kepala; fraktur tulang kepala; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga; kerusakan pada jaringan otak.
3. Infeksi dapat terjadi karena:
1) Persalinan berlangsung lama.
2) Ketuban pecah pada permukaan kecil.
3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.
Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 13
2.10 Teori Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Keluhan
Pergerakan janin terasa dibagian perut bawah, di bawah pusat dan ibu
sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga. Pergerakan janin
terasa dibagian perut bawa, di bawah pusat dan ibu sering merasa berad
keras (kepala) mendesak tulang iga. Kehamilan terasa penuh di bagian atas
dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah.
3. Riwayat mestruasi
HPHT untuk menentukan perkiraan persaliann dan umur kehamilan.
4. Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu apakah ibu menderita DM, HT, jantung,
asma, ginjal, dan apakah ada penyakit keturunan seperti DM, HT, dan
jantung.
5. Riwayat kehamilan yang lalu
Kehamilan premature, multi para, riwayat kelainan letak sungsang,
hydramnion, plasenta previa, panggul sempit beresiko untuk terjadi
kelainan letak sungsang.
6. Riwayat kehamilan sekarang
Letak sungsang bias terjadi pada kehamilan primi atau multigravida
terutama pada multigravida, ini karena pada multi gravid ruang rahim
lebih luas sehingga pergerakan janin lebih bebas. Letak sungsang terjadi
pada usia kehamilan < 32 minggu karena pada usia kehamilan tersebut air
ketuban masih banyak yang memudahkan janin bergerak dan mudah
terjadi letak sungsang, tetapi masih bias kembali pada posisi letak kepala
sampai usia kehamilan <37 minggu. Pada usia kehamilan 37 minggu atau
lebih letak sungsang sudah tidak dapat kembali ke posisi kepala. Tinggi
fundus uteri pada kehamilan sungsang sesuai dengan usia kehamilan.
7. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Rambut: warna, kebersihan, mudah rontok/tidak.
2) Muka: cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat.
Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 14
3) Mata: sclera, conjungtiva, anem/tidak, kotoran/secret.
4) Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran.
5) Hidung: kebersihan, pernafasan cuping hidung, polip.
6) Mulut: keries gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembaban
bibir, stomatitis, perdarahan gusi.
b. Leher: pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis.
c. Dada: retraksi dada, denyut jantung teratur, wheezing.
d. Payudara: bentuk simetris/tidak, hiperpigmentasi aerola, kondisi
putting susu, pengeluaran kolostrum terjadi trimester tiga.
e. Abdomen
Pembesaran dan TFU sesuai umur kehamilan, strie gravidarum, luka
bekas operasi, linea nigra, mendengarkan DJJ terdengan di atas
setinggi pusat atau di atasnya, gerakan janin terasa di perut bagian
bawah di bawah pusat, melihat kontraksi, letak janin sungsang, ukuran
panggul ibu mempengaruhi proses persalinan, pada letak sungsang
bokong lahir lebih dulu sehingga bias tejadi patrus lama.
f. Vulva dan perineum
Keadaan vulva bersih atau kotor, pengeluaran pervagina bila berupa
cairan, seperti air berarti sudah pecah, bila darah dan lender berarti
permulaan persalinan, bila ad avarices resiko terjadi perdarahan, bila
ada luka resiko terjadi infeksi.
g. Anus: bila ada hemoroid resiko terjadi perdarahan.
h. Ekstermitas: melihat adanya oedem atau tidak, reflex patella, bila
reflek patella-resiko kelemahan waktu mengejan
8. Data subjektif
Meliputi data yang di keluhkan pasien yaitu:
a. Biasanya sering terjadi pada multi gravid, kehamilan muda.
b. Ibu mengeluh pergerakan janin terasa dibagian perut bawah, di
bawah pusat dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesah
tulang iga.
9. Data objektif
Meliputi data yang observasi yaitu:
a. Inspeksi: untuk mengetahui bentuk pembesaran fundus.
b. Palpasi: untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema.
Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 15
c. Auskultasi: mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal
distress.
d. Tingkat kesadaran: penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan
pada otak.
e. Inspeksi servik:
10. Pemeriksaan penunjang
a. USG: untuk mengetahui keadaan janin.
b. NST: untuk mengetahui kesejahteraan janin.
c. TBJ: untuk mengetahui berat janin.
B. Diagnosa
Adapun diangnosa yang muncul pada persalinan letak sungsang meliputi:
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri.
2. Gangguan eliminasi miksi (retensi urine) berhubungan dengan trauma
mekanik, manipulasi pembedahan adanya pada jaringan sekitar dan
hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan motorik.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan efek bembedahan dan
perawatan selanjutnya berhubungan dengan kesalahan dalam
menafsirkan informasi dan sumber informasi yang kurang besar.
C. Intervensi
1. Intervensi keperawatan pada diagnose gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf:
a) Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri.
b) Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalahan satu sisi.
c) Ajarkan teknik relaksasi seperti menarik nafas dalam.
d) Kaji tanda vital: tachicardi, hipertensi, pernafasan cepat.
e) Motivasi klien untuk mobilisasi dini setelah pembedahan bila sudah
diperbolehkan.
f) Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesic intraven.
g) Observasi efek analgetik.
h) Observasi tanda vital: nadi, TD, pernafasan.
2. Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan gangguan eliminasi
miksi (retensi urine) berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 16


pembedahan, odema jaringan setempat, hematom, kelemahan sensosi dan
kelumpuhan.
a) Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine.
b) Lakuakn palpasi pada kandung kemi, observasi adanya
ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
c) Lakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air
hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.
d) Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter dalam
keadaan baik, monitor intake output, bersihkan daerah pemasang
kateter satu kali dalam sehari, periksa keadaan selang kateter
(kekuatan, tertekuk,).
e) Perhatikan kateter urine: warna, kejernian dan bau.
f) Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental
dan obat obata untuk melancarkan urine.
g) Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine 750 cc
perlu pemasanagn kateter tetap sampai tonus otot kandung kemi
kuat kembali.
D. Implementasi
Pelaksanaan sesuai dengan intervensi yang telah dilakukaan.
1. Intervensi keperawatan pada diagnose gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf:
a) Mengkaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri.
b) Memberikan posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalahan satu
sisi.
c) Mengajarkan teknik relaksasi seperti menarik nafas dalam.
d) Mengkaji tanda vital: tachicardi, hipertensi, pernafasan cepat.
e) Memotivasi klien untuk mobilisasi dini setelah pembedahan bila sudah
diperbolehkan.
f) Memberikan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesic intraven.
g) Mengobservasi efek analgetik.
h) mengobservasi tanda vital: nadi, TD, pernafasan.
2. Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan gangguan eliminasi
miksi (retensi urine) berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 17


pembedahan, odema jaringan setempat, hematom, kelemahan sensosi dan
kelumpuhan.
a) Mencatat pola miksi dan monitor pengeluaran urine.
b) Melakuakan palpasi pada kandung kemi, observasi adanya
ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
c) Melakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air
hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.
d) Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter
dalam keadaan baik, monitor intake output, bersihkan daerah
pemasang kateter satu kali dalam sehari, periksa keadaan selang
kateter (kekuatan, tertekuk,).
e) Memperhatikan kateter urine: warna, kejernian dan bau.
f) Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental
dan obat obata untuk melancarkan urine.
g) mengukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine
750 cc perlu pemasanagn kateter tetap sampai tonus otot kandung
kemi kuat kembali.
E. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan denagan kriteria hasil yang telah di tentukan.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 18


BAB III

PENUTUPAN

3.1 Simpulan
a. Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteris dan bokong di bagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang,
berturut-turut lahir bagian-bagain yang makin lama makin besar dimulai dari
lahirnya bokong, bahu, kemudian kepala.
b. Klasifikasi letak sungsang itu meliputi: letak bokong murni (presentasi
bokong murni = frank breach), letak bokong kaki (presentasi bokong kaki =
complete breech), letak lutut (presentasi lutut), letak kaki (presentasi kaki =
incomplete breech presentation).
c. Tanda gejala dari letak sungsang meliputi panggul yang sempit bisa dilihat
dari sudut ibu, bentuk rahim yang abnormal, kelainan bentuk kepala dapat di
lihat dari bayinya.
d. Untuk mengetahui letak sungsang lebih lanjut dapat di lakukan pemeriksaan
diagnostic meliputi USG, pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dalam.
Dan untuk persalinannya itu menggunakan beberapa teknik yaitu meliputi
ekstraksi bokong parsial menurut Muller, dan persalinan bahu menurut
Loevset.
e. Diagnosa yang ditemukan pada persalinan letak sungsang ini adalah:
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot
dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri. Gangguan eliminasi
miksi (retensi urine) berhubungan dengan trauma mekanik, manipulasi
pembedahan adanya pada jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada
saraf sensorik dan motorik. Kurang pengetahuan berhubungan dengan efek
bembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan dengan kesalahan
dalam menafsirkan informasi dan sumber informasi yang kurang besar.
3.2 Saran
1. Sebaiknya sebagai mahasiswa kita harus lebih mendalami proses persalinan
agar tidak ada resiko kematian ibu dan bayi.
2. Sebaiknya sebagai tenaga medis kita harus melakukan persalinan sesuai
teknik pada teorinya.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 19


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida ayu chandranita & dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandung, dan KB
untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC

Margareth ZH & Icesmi Sukarni K. 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas lengkap dengan
patologi.. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.

Asuhan Keperawatan Persalinan Letak Sungsang 20

Anda mungkin juga menyukai