Anda di halaman 1dari 24

TUGAS INDIVIDU DOKUMENTASI KEBIDANAN

IBU HAMIL LETAK LINTANG

Disusun oleh :
SRI MARIYANI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D III)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2009
LANDASAN TEORI LETAK LINTANG

KEHAMILAN LINTANG
1. Pengertian Kehamilan Lintang
Kehamilan pada bayi dimana bayi letaknya membentuk sudut lebih dari 45
derajat sumbu badan ibu (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998).

2. Persalinan Letak Lintang


Kejadian letak lintang berkisar antara 2-3% bervariasi di berbagai tempat.
Sekalipun kejadian kecil, tetap mempunyai penyulit yang besar dengan angka
kematian sekitar 20-30%( Sarwono Prawirohardjo,2002).
Pada letak kepala, kepala yang merupakan bagian terbesar lahir terlebih
dahulu, sedangkan pesalinan letak lintang justru kepala yang merupakan bagian
terbesar bayi akan lahir terakhir.
Persalinan kepala pada letak lintang tidak mempunyai mekanisme “Maulage”
karena susunan tulang dasar kepala yang rapat dan padat, sehingga hanya
mempunytai waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir. Keterbatasan waktu persalinan
kepala dan tidak mempunyai mekanisme maulage dapat menimbulkan kematian bayi
yang besar (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998).

3.Bentuk-Bentuk Letak Lintang (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998)).


Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak
lintang sebagai berikut :
A. Letak Bokong Murni
1. Teraba bokong
2. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
3. Kedua kaki bertindak sebagai spalk
B. Letak Bokong Kaki Sempurna
1. Teraba bokong
2. Kedua kaki berada di samping bokong
C. Letak Bokong Tak Sempurna
1. Teraba bokong
2. Disamping bokong teraba satu kaki
D. Letak Kaki
1. Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
2. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah
Untuk menentukan berbagai letak lintang dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan pemeriksaan ultrasonografi.
Letak Bokong Murni  Flexi pada paha, extensi pada lutut, ini
merupakan jenis yang tersering dan meliputi
hampir 2/3 presentasi bokong.
Letak Bokong Kaki Sempurna  Flexi pada paha dan lutut (Frant Greech).
Letak Bokong Tak Sempurna / lutut  Satu atau dua kaki dengan ekstensi pada kaki
merupakan bagian terendah (Fn Complek
Breech).

4.Etiologi
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang
berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra,
myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi
bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi
bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga
lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala.. Implantasi plasenta
di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi
bokong ( Harry oxorn,1996 )

Penyebab letak lintang dapat berasal dari


1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang panggul
3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala
2. Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak lintang :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hedrosefalus atau anesefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidroamnion atau aligohidromion
5) Prematuritas

Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga
terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian
terbesar dan keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan
menuju kearah pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan
ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur
masuk ke pintu atas panggul.

5.Mekanisme persalinan letak lintang fisiologis


Mekanisme persalinan letak lintang berlangsung sebagai berikut :
a) Persalinan bokong
b) Persalinan bahu
c) Persalinan kepala
( Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SPOG,1998)
bokong masuk pintu atas panggul dapat melintang atau miring mengikuti jalan
lahir dan melakukan putaran paksi dalam sehingga trochanter depan berada di
bawah simfisis. Dengan trochanter depan sebagai hipomoklion akan lahir
trochanter belakang dan selanjutnya seluruh bokong lahir untuk melakukan
putaran paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simfisis. Dengan bahu
depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan
belakang diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat
melintang atau miring, serta melakukan putaran paksi dalam sehingga suboksiput
berada di bawah simfisis. Suboksiput menjadi hipomuklion, berturut-turut akan
lahir dagu, mulut, hidung, muka dan kepala seluruhnya.
Persalinan kepala mempunyai waktu terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong
lahir. Melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan /kematian bayi
( Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SPOG,1998).

6.Diagnosa kedudukan
1. Pemeriksaan abdominal
a. Letaknya adalah memanjang.
b. Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa seperti
kepala. Dicungai bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha
teregama di atas tulang-tulang dibawahnya, memberikan gambaran keras
menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan diagnostic.
c. Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-
bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang.
d. Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila
kepala ada di bawah tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat dari
paha bokong dan kedang-kadang dapat dipantulkan (Balloffablle) dari
pada bokong uteri teraba terasa massa yang dapat dipantulkan harus
dicungai presentasi bokong.
e. Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan
2. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas
umbilicus dan pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum
Antorior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadrat kanan atas
perut ibu kandung kadang denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus
3. Pemeriksaan vaginal
1) Bagian terendah teraba tinggi
2) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-
garis sutura dan fantenella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan
adanya mal presentasi.
3) Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan
tuber ichiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan
dengan muka.
4) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum
tertarik ke bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan
dngan kepala oleh karena tulang yang keras.
5) Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter
gitochanterika ada pada diametetr obligua kanan.
4. Pemeriksaan Sinar X
Sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula
kelainan-kelainan sepei hydrocephalus.
7.Konsep Penatalaksanaan Letak Lintang (Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Neonatal,2002)
Pertolongan persalinan letak lintang memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanaen sampai dengan kematian
bayi. Menghadapi kehamilan letak lintang dapat diambil tindakan :
Menurut Sarwono Prawirohardjo, berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka
persalinan lintang dibagi menjadi :
1.Persalinan Pervaginam
a. Spontaneous breech (Bracht)
b. Partial breech extraction : Manual and assisted breech delivery
c. Total breech extraction
2.Persalinan per abdominal : Seksio Sesaria
Pada Persalinan secara Bracht ada 3 tahap :
1. Fase Lambat (Bokong lahir sampai umbilikus / scapula anterior),
2. Fase Cepat (Dari umbilikus sampai mulut / hidung)
3. Fase Lambat (Dari mulut / hidung sampai seluruh kepala)

Prosedur Persalinan Bayi Lintang ( Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Neonatal,2002)
Langkah klinik
1.Persetujuan tindakan medik
2.Persiapan Pasien :
a) Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b) Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan daerah
perenium dengan antiseptik
Instrumen :
a) Perangkat untuk persalinan
b) Perangkat untuk resusitasi bayi
c) Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d) Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e) Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f) Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g) Alat-alat infus
h) Povidon Iodin 10%
i) Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
3.Persiapan Penolong
a) Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker
dan kaca mata pelindung
b) Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air
mengalir
c) Keringkan tangan dengan handuk DTT
d) Pakai sarung tangan DTT / steril
e) Memasang duk (kain penutup)
4.Tindakan Pertolongan Partus Lintang
a) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adaanya penyulit.
b) Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c) Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotomi saat bokong membuka vulva dan pernium sudah tipis.
d) Melahirkan bayi :
I. Cara Bracht
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht
(kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-
jari yang lain memegang daerah panggul).
2) Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya
janin.
3) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada.
4) Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula
inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak
rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut
ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
5) Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan
kepala.
6) Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk
hangat, bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.
II. Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal,2002)
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan
Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
Prosedur :
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan
sehingga bokong dan kaki lahir.
2) Tali pusat dikendorkan.
3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan
tarik ke atas
a. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan
atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di
belakang.
b. Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri
atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada
di belakang.
4) Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu
belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan
lengan belakang bayi.
5) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke
arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk
melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang
sama.

III. Cara Muller


Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan
cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
1) Melahirkan bahu depan terlebih dahilu dengan menarik
kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah
belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
2) Setelah bahu dan lenga depan lahir dilanjutkan langkah yang
sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
IV. Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di
belakang kepala / nuchal arm)
1) Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan
kedua tangan.
2) Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke
arah penunjuk jari tangan yang muchal.
3) Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau
ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan
dilahirkan secara Klasik atau Muller.
V. Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-
bayi.Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1) Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong,
pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan
fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi
fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah
kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan
dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
2) Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua
ibu jari dletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang
paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke
bawah sampai pangkal paha lahir.
3) Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin
dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu
panjang paha dan jari lain di depan paha.
4) Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter
depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang
sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir.
Bila kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
5) Sebaliknya bila kaki belakang yag dilahirkan lebih dulu,
maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang
dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha
ditarik terus cunam ke bawah.
6) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau
Muller atau Lovset.
VI. Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di
dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin
lebih dari ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1) Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil
janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan
dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau
krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk
memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang
lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke
bawah.
2) Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di
bawah simfisis, maka jari telujuk penolong yang lain
mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai
bokong lahir.
3) Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau
Muller atau Lovset.
Cara Melahirkan Kepala Bayi
Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid
bila dengan Bracht kepala belum lahir).
1) Letakkan badan bayi di atas tangan kiri
sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda (Untuk
penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).
2) Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari
di maksila.
3) Tangan kanan memegang atau mencekam
bahu tengkuk bayi
4) Minta seorang asisten menekan fundus
uteri.
5) Bersama dengan adanya his, asisten
menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan
ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang
dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut..

5.Manajemen Kala III


1. Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi.
2. Luka episiotomi atau robekan perenium dijahit.
3. Beri Uterustonika atau medikamentosa yang diperlukan.
4. Awasi kala IV.
5. Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas.
6.Dokumentasi
7.Cuci tangan pasca tindakan
a. 1.Periksa kembali tanda vital pasien, segera buat intruksi bila diperlukan.
2.Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam kolom yang
tersedia.
b. Beri tahu pada pasien pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai
dilakukan dan masih memerlukan perawatan.
c. Jelaskan pada petugas tentang perawatan, jadwal pengobatan dan
pemantauan sejak gejala-gejala yang harus diwaspadai.
(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN LETAK LINTANG TERHADAP NY.S

I.Pengumpulan Data Dasar


A. Pengkajian
a. Identitas
Nama istri : Ny. Supiah Nama suami : Tn.Sobari
Umur : 30 th Umur : 35th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
B. Anamnesa pada tanggal 2 Januari 2009 pukul 08.00 WIB
a. Alasan kunjungan ibu saat ini
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan mengeluh cepat
lelah, sering BAK, susah tidur, pegal-pegal pada punggung dan kaki.
b. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Sifat darah : Merah, encer dan tidak menggumpal
Banyaknya : 2-3X ganti pembalut
Teratur/tidak : Teratur
HPHT : 11 April 2008 TP : 18 Januari 2009
c. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Usia kawin pertama : 20 tahun
Lama perkawinan : 10 tahun
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan hamil anak pertama dan kedua


Penyulit Keadaan
Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Penolon
No kehamilan& JK BB PB anak
Lahir persalinan kehamilan persalinan g
persalinan sekarang

1. 1990 BPS 9 bulan Spontan Bidan Tidak ada W 3300 49 Sehat


2. 1997 BPS 9 bulan Spontan Bidan Tidak ada L 3100 48 Sehat

e. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester I
ANC : 1X di bidan
Keluhan : Ibu mengatakan pusing, cepat lelah serta tidak nafsu makan
Terapi : 1.Tablet vitamin B komplek 3X1 tablet/hari
2.Kalcium laktat 3X1 tablet/hari
3.Asam folat 1X1 tablet/hari
Anjuran : 1.Banyak istirahat
2.Makan makanan yang diinginkan
Trimester II
ANC : 1X di bidan
Keluhan : Tidak ada keluhan
Terapi : Tablet Fe 1X1 / hari
Anjuran : Makan makanan yang bergizi
Trimester III
ANC : 2X di bidan
Keluhan : Pegal-pegal, nyeri epigestrik dan sering BAK
Terapi : tablet Fe 1 x 1 / hari, vitamin
Anjuran : Istirahat yang cukup, kurangi minum di malam hari

f. Riwayat kesehatan
Ibu dan keluarga tidak ada yang menderita penyakit manular dan
menderita penyakit keturunan serta penyakit yang memerlukan perawatan
khusus
g. Riwayat Imunisasi
TT 1 : 11 Juli 2008 di BPS Nur Azizah Way jepara
TT 2 : 11 Agustus 2008 di BPS Nur Azizah Way jepara
h. Riwayat psikososial
1. Ibu senang dengan kehamilannya karena kehamilan ini sudah
direncanakan
2. Ibu dan keluarga berharap semoga dalam kehamilan dan persalinannya
nanti berjalan normal tidak ada halangan suatu apapun
i. Aktifitas sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil :
Makan 3x sehari dengan porsi sedang dengan nasi, lauk, sayur dan
buah tetapi ibu minum 7-8 gelas /hari
Saat hamil :
Ibu makan 2x sehari. Ibu kurang nafsu makan, ibu minum 7-8 gelas
/hari
b) Eliminasi
Sebelum hamil :
BAB : 1x /hari
BAK : 3-4 x /hari
Saat hamil :
BAB : 1x /hari
BAK : 6-7x /hari
c) Istirahat dan tidur
Sebelum hamil :
Ibu tidur malam 7-8 jam /hari, tidur siang 1 jam
Saat hamil :
Ibu tidur malam 7-8 jam /hari, tidur siang 1 jam
d) Personal hygiene
Sebelum hamil dan saat hamil ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x
sehari keramas 2x /hari
e) Aktifitas / olah raga
Ibu hanya mengerjakan aktifitas sebagai ibu rumah tangga, ibu jarang
berolahraga. Bila iu bekerja terlalu berat ibu merasa pusing dan cepat
lelah
f) Sexualits
Tidak ada keluhan, ibu melakukan hubungan seksualitas 1 x /minggu

C. Pemeriksaan
1. Keadaan umum
a. Keadaan umum baik
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
RR : 24x /menit
Nadi : 78x /menit
Temp : 370C
c. BB sebelum hamil : 50 kg
BB saat hamil : 58 kg
Kenaikan : 8 kg
d. Tinggi badan : 158 cm
e. Lila : 24 cm

2. Pemeriksaan fisik
a. Inpeksi
1) Rambut : Lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok,
keadaan bersih

2) Muka : Bentuk simetris, pucat, keadaan bersih, tidak ada


oedema
3) Mata : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik,
berfungsi dengan baik, keadaan bersih
4) Hidung : Bentuk simetris, keadaan bersih dan tidak ada
pembersaran polip, berfungsi dengan baik
5) Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak ada caries, tidak
ada pembesaran tonsil
6) Telinga : Bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran
baik
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe,
dan tidak ada pembesaran vena jugularis
8) Dada : Bentuk simetris, pergerakan nafas teratur, tidak ada
benjolan abnormal
9) Payudara : Membesar, simetris, puntung susu menonjol, hiper
pigmentasi pada areola tidak ada benjolan abnormal,
colostrum belum keluar keadaan bersih
10) Abdomen : Bentuk simetris, membesar, lebih dari usia kehamilan
tidak ada bekas operasi, keadaan bersih
11) Punggung : Tidak ada kalinan, michealis simetris
12) Genetalia : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid, varises dan
oedema

13) Ektrimitas :
Atas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema,
keadaan bersih
Bawah : Bentuk simetris, tidak ada cacat tidak ada aodema,
keadaan bersih dapat berfungsi dengan baik

b. Palpasi
a) Leopold I : TFU petengahan Px –Pusat. Pada fundus teraba keras
bundar melinting yang berarti kepala TFU : 35cm
TBJ : (TFU – 12) x 155
(35-12) x 155 =3565 gram
b) Leopold II : Perut ibu sebelah kiri teraba lebar dan memberikan
tahanan yang besar berarti punggung kiri
c) Leopold III : Bagian terbawah janin teraba lunak, kurang bundar,
kurang melinting berarti bokong
d) Leopold IV : Bokong belum masuk PAP
c. Auskultasi
1. Jantung : Detak janutng teratur, tidak terdengar mur-mur
2. Paru-paru : Tidak terdengar ronce dan whezing
3. DJJ : 132X /menit
d. Perkusi
Reflek patela positif dan reflek babinski negatif
3. Pemeriksaan laboratorium
HB : 11 gr %
Protein urin : (-)
Reduksiurin : (-)
II.Interprestasi Data Dasar,Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
a. Diagnosa
Ibu G3P2A0 hamil 36 minggu, janin tunggal, hidup, Intrauterine dengan
presentasi bokong.
Dasar:
a) Ibu mengatakan hamil anak ke-3
b) HPHT : 11 April 2008
c) Leopold I : Pertengahan Px Pusat, TFU : 35
cm
d) Leopold II : Puki
e) Leopold III: Bokong
f) Leopold IV: Bokong belum masuk PAP
g) DJJ : 132 X/menit
h) Hb : 11gr%

b. Masalah
1. Gangguan aktifitas yang berupa pegal-pegal dan kram
pada kaki.
Dasar ;
a) Ibu mengatakan merasa pegal-pegal pada daerah punggung dan kaki
b) Ibu mengatakan sering kram pada kaki apabila kelelahan
2. Ibu merasa cemas dan khawatir proses persalinannya
akan sulit karena letak bayi yang lintang
Dasar :
a) Ibu mengatakan takut persalinannya susah karena letak bayinya
lintang
b) Ibu mengatakan cemas menghadapi persalinannya
c. Kebutuhan
1) Penyuluhan tentang perubahan fisiologis yang terjadi dalam kehamilan
seperti gangguan kenyamanan yang berupa pegal-pegal pada punggung
dan kaki.
2) Penyuluhan tentang keebutuhan gizi ibu hamil dan persiapan-
persiapan persalinan
3) Penyuluhan tentang senam hamil untuk kehamilan letak lintang dan
latihan relaksasi
4) Pemberian Fe dan vitamin
5) Kontrol ulang bila ada keluhan
6) Diit karbohidrat pada trimester III

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Masalah potensial yang mungkin di hadapi ialah Ruptur perenium pada ibu,
distosia dan hipoksia pada janin.

IV. Indentifikasi Kebutuhan Tindakan Segera dan Kolaborasi Serta Rujukan


a) Apabila tafsiran BBL berat, rencanakan kolaborasi dengan dokter karena
ditakutkan terjadi kesulitan saat persalinan.
b) Apabila ada tanda-tanda bahaya kehamilan segera merujuk.

V. Perencanaan
1) Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini.
a) Beritahu ibu bahwa kehamilannya letak lintang.
b) Beri dukungan pada ibu agar tidak cemas.
2) Anjurkan ibu untuk breast care dan ajarkan caranya.
a) Beritahu ibu untuk selalu membersihkan payudaranya
b) Ajarkan cara-cara breast care
3) Beri terapi Fe 1X1 tablet/hari, kalsium laktat 3X1 tablet/hari dan vitamin B
kompleks 3X1 tablet/hari
4) Ajarkan pada ibu tentang teknik senam hamil untuk kehamilan lintang dan
menganjurkan melaksanakannya dirumah
a) Ajarkan gerakan senam hamil pada ibu
b) Ajarkan kneeces position pada ibu
c) Anjurkan ibu untuk melakukannya dirumah
5) Anjurkan pada ibu untuk diit karbohidrat pada trimester III
a) Anjurkan ibu untuk mengurangi porsi nasi
b) Anjurkan ibu untuk makan banyak sayur dan buah-buahan
6) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berlebihan
a) Anjurkan ibu untuk tidur minimal 6-8 jam pada malam hari dan 30 menit
pada siang hari
b) Anjurkan ibu mengurangi aktifitas-aktifitas berat
7) Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda dan
persiapan pesalinan.
a) Beri tahu ibu tand-tanda bahaya kehamilan
b) Beri tahu ibu tanda-tanda persalinan
c) Beri tahu ibu Persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum bersalin
8) Anjurkan pada ibu untukmelakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan
VI. Pelaksanaan
1) Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a) Memberitahu ibu bahwa kehamilannya letak lintang
b) Memberi dukungan pada ibu agar tidak cemas
2) Menganjurkan ibu untuk breast care dan ajarkan caranya
a) Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan payudaranya setiap hari
b) Mengajarkan cara-cara breast care yang benar pada ibu
3) Memberi terapi Fe 1X1 tablet/hari, kalsium laktat 3X1 tablet/hari
a) Beri ibu tablet Fe 1X1/hari
b) Beri Ibu kalium laktak 3X1/hari
4) Mengajarkan pada ibu tentang teknik senam hamil untuk kehamilan lintang dan
menganjurkan melaksanakannya dirumah
a) Mengajarkan gerakan senam hamil pada ibu
b) Mengajarkan kneeces position pada ibu
c) Menyarankan ibu untuk sering berlatih jongkok agar janin lekas turun ke
PAP
d) Menyarankan ibu untuk melakukan pekerjaan rumah yang banyak
menggunakan posisi seperti jongkok
e) Menganjurkan ibu untuk melakukannya di rumah
5) Menganjurkan pada ibu untuk diit karbohidrat pada trimester III
a) Anjurkan ibu untuk mengurangi porsi nasi
b) Jelaskan makanan-makanan yang baik bagi kehamilan ibu
b) Anjurkan ibu untuk makan banyak sayur dan buah-buahan
6) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berlebihan
a) Anjurkan ibu untuk tidur minimal 6-8 jam pada malam hari dan 30 menit
pada siang hari
b) Anjurkan ibu mengurangi aktifitas-aktifitas berat
7) Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda dan
persiapan pesalinan.
a) Beri tahu ibu tand-tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan dan KPD.
b) Beri tahu ibu tanda-tanda persalinan seperti his yang semakin kuat, ada
keinginan ingin meneran, ibu mengeluarkanlendir bercampur darah.
c) Beri tahu ibu Persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum bersalin
juga dengan keuangan ibu.
8) Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan
a) Anjurkan ibu segera dating jika ada keluhan.
b) Pada saat konsultasi ingatkan ibu untuk dating kembali memeriksakan
kandungannya.
VII. Evaluasi
1) Ibu mengatakan mengerti dengan kondisinya saat ini
2) Ibu mengatakan mengerti cara breast care yang benar dan akan melakukannya
setiap hari
3) Ibu mengatakan akan meminum tablet Fe dan tablet kalsium laktat
4) Ibu mengatakan mengerti tentang teknik senam hamil untuk kehamilan
lintang dan mengatakan akan melaksanakan yang dianjurkan bidan di rumah
5) Ibu bias menyebutkan makanan-makanan yang baik bagi kehamilannya dan
akan mengurangi porsi makan nasinya serta memperbanyak konsumsi sayur dan
buah
6) Ibu mengatakan akan istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berlebihan
7) Ibu mengatakan mengeti dan bias menyebutkan tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan, tanda-tanda dan persiapan pesalinan.
8) Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang pada 1 minggu yang akan dating
dan segera jika ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG;1998.Ilmu KebidananPenyakit Kandungan


dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta,EGC.

Oxorn,Harry&Forte,William R;1996.Ilmu Kebidanan Patologi &


Fisiologi.Jakarta,Yayasan Essentia Medica.

Prawirohardjo, Sarwono;2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


Neonatal.Jakarta,JNPKKR_POGI.

Anda mungkin juga menyukai