Disusun Oleh:
ANNA MARINI
NPM. 2226040066.P
i
TINJAUAN TEORI
B. Etiologi
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air tuban masih
banyak dan kepala anak relatif besar.(Myles 2009;h.551-552)
2. Hydramnion karena anak mudah bergerak.(Myles 2009;h551-552)
3. Placenta praevia karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.(Myles 2009;h551-552)
4. Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bicornis.(Myles 2009;h 551-
552)
5. Panggul sempit; walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang
masih disangsikan oleh berbagai penulis.(Sarwono 2007;h611)
6. Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus, anencephalus, karena kepala
kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.(Myles 2009;h 551-552)
7. Sudut Ibu
a. Keadaan Rahim
- Rahim arkuatus
- Septum pada rahim
- Uterus dupleks
- Mioma bersama kehamilan
1
b. Keadaan Plasenta
- Plasenta letak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan Jalan Lahir
- Kesempitan rahim
- Deformitas tulang panggul
- Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala
d. Sudut Janin
- Tali pusat pendek/lilitan tali pusat
- Hidrosefalus / anesefalus
- Kehamilan gemelli (kembar)
- Hidramnion atau oligohidramnion
C. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang
lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti
itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
2
D. Manifestasi Klinis
3
lurus. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempuma
hanya teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang paling akurat
berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis posisi.
(sumara,yani,dan nining 2009;h.124)
E. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan
dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau MRI (Magnetic Resonance Imaging).(Oxom 2010;h.198)
Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin, bila
pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan
kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan
posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan
adanya kelainan bawaan anak.(chunningham 2006;h.562)
F. Penatalaksanaan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak
ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala.
Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang
menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau
adanya tumor dalam rongga panggul.
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang,
maka penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak
sungsang dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria).
Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan
penurunan bokong. Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang:
bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech),
pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat
seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi.
4
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga
tahap yaitu:(Wicjosastro 2005;h.104-105)
1. Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran
paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d. Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai
hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah
perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
2. Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan
sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
3. Persalinan kepala janin
5
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan
posisi dagu berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang
tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan
menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi
dan muka seluruhnya.9
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh
kepala bayi dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari
lendir dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali
pusat seperti biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari
delapan menit.
4. Sectio Cesarea
Pada saat ini SC menduduki tempat yang sangat penting dalam
menghadapi persalinan sungsang. Alasan-alasan SC dilakukan :
1. Jika taksiran berat badan janin lebih dari 3500 gram.
2. Jika diketahui panggul sempit baik panggul sempit absolute dan
panggul sempit relative.
3. Kelainan pada rahim sehingga tidak memungkinkan lahir secara
pervaginam.
Jika anak tersebut merupakan anak yang ditunggu-tunggu
kelahirannya atau pemah ada riwayat bayi yang mengalami trauma lahir
bisa dipertimbangkan untuk SC.
6
a. Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin
dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong.
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan
seluruhnya dengan memakai tenaga, penolong.
e. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).
H. Komplikasi
1. Dari faktor ibu.(Ai yeyeh dan lia,2010;h.243)
b. Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
c. Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
d. Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
2. Dari faktor bayi:(sumara,yani,nining 2009;h.126)trauma persalinan dan
infeksi(manuaba 2007;h.609)
a. Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial,
perdarahan alat-alat vital intra-abdominal.
b. Infeksi karena manipulasi
c. Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian
leher,rupture alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus
brachialis dan fasialis, kerusakan pusat vital di medulla oblongata,
trauma langsung alat-alat vital (mata, telinga, mulut), asfiksisa sampai
lahir mati.
7
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham 2006.Obstetri Willian.Jakarta:EGC
Doenges, M E. 2019. Rencana Askep Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokmentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida, Bagus Gde. 2018. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 2019. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Oxorn,harry dan William.R forte 2021:Patologi Dan Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta:essential medika (YEM)
Prawiroharjo, Sarwono. 2019. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBS-SP.
Winkjosastro, Hanifa. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
8
DAFTAR TILIK
Nilailah setiap kinerja langkah yang di amati dengan memberi tanda cek (√) pada
skala dengan kriteria berikut :
Nilai 0 Perlu Perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan
Nilai 1 Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau
pelatih perlu membantu / mengingatkan hal-hal kecil
yang tidak terlalu berarti
Nilai 2 Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat ranpa ragu –
ragu atau tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
NILAI
NO LANGKAH KERJA
0 1 2
1. Lakukan informed consent √
2. Siapkan alat, bahan, dan perlengkapan √
3. Gunakan alat pelindung diri √
4. Cuci tangan dan keringkan √
5. Baringkan ibu di atas bed ginekologi dalam posisi litotomi √
6. Gunakan sarung tangan steril / DTT √
7. Pimpin ibu mengedan sampai bokong lahir √
8. Longgarkan tali pusat dan tunggu kaki bayi lahir seluruhnya √
Arahkan tubuh bayi ke arah bokong ibu lahirkan lengan bayi √
9.
bagian depan
Arahkan tubuh bayi ke arah perut ibu lahirkan lengan bayi √
10.
bagian belakang
TOTAL NILAI 22
Keterangan:
22
Nilai Akhir = x 100=100
22
A. Data Subjektif
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada umur 12
tahun
b. Siklus : ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari
c. Banyaknya : ibu mengatkan ganti pembalut 2-3x/hari
d. Teratur/tidak teratut : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan
e. Lama : Ibu mengtakan lamanya haid 6-7 hari
f. Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer dan
berwarna merah
g. Disminorhoe : ibu mengatakan tidak merasa nyeri pada masa
haid
6. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan status pekawianannya sah,kawin satu kali pada umur 25
tahun dengan suami 26 tahun lamanya perkawianan 13 tahun.
7. Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi jenis suntikan
8. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatak baik dari pihak dirinya maupun suaminya tidak ada yang
mempunyai Riwayat penyakit menurun seperti DM dan jantung serta
riwayar penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. KU : Baik
c.TTV
TD : 120/80
Nadi : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
Suhu : 36,2◦c
d. TB : 150cm
(3) Mata :
Oedema : Tidak ada
Sklera : putih
(6) Mulut /gigi/gusi : Bersih , tidak ada stomatitis , tidak ada caries , dan
b) Leher
(2) Mammae
Membesar : Normal
(3) Axilla
Benjolan : Tidak ada benjolan
d) Abdomen
e) Palpasi
g) Genetalia eksterna
h) Pemeriksaan dalam
(1) Vulva
Pembukaan : 10 cm
Penurunan : Hodge IV
(2) perineum
A. ASSESMENT
Ny.A G4P3A0 umur 36 tahun hamil 39 minggu , janin tunggal hidup ,
intrauteri, letak memanjang, puka, presbo, bagian terendah janin sudah masuk
panggul 0/5 bagian , inpartu kala I fase aktif .
B. PLANNING
1. Melakukan informed consent
b. Menolong persalinan
(b) Meletakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu
(e) jangan melakukan ini interperni ikut saja poros jalan lahir
(f) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada
(h) Gerakan ke atas hingga lahir dagu , mulut , hidung, dahi dan
kepala
(i) setelah bayi lahir letakan di perut ibu , bungkus bayi dengan
handuk hangat bersihkan jalan nafas , potong tali pusat , bungkus
dengan kassa steril
Disusun Oleh:
ANNA MARINI
NPM. 2226040066.P
DOKUMENTASI
BERITA ACARA BIMBINGAN
LAPORAN LABORATORIUM
Paraf
No Tanggal Materi Keterangan
Pembimbing
(………………………….)