Disusun Oleh:
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian
akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh
normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron
menurun. Ovulasi dipicu oleh luteinizing hormone surge yang terkait dengan
peningkatan suhu basal tubuh sebesar 0,5-10F (0,9-1,80C). Pengukuran dengan
termometer yang sensitif dapat dilakukan melalui mulut, vagina, diukur pada
pagi hari saat bangun tidur pada jam yang sama setiap paginya, sebelum
beranjak dari tempat tidur atau beraktivitas. Setidaknya setelah tidur selama 6
jam, maka pengukuran ini akan akurat. Peningkatan suhu basal tubuh terjadi
pada fase luteal disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron. Seorang
wanita usia subur dikatakan mengalami ovulasi jika dalam pemantauan 3 hari
berturut-turut terjadi peningkatan suhu basal tubuh. Kehamilan dapat dicegah
melalui abstinensia sejak awal menstruasi sampai 3-4 hari setelah peningkatan
suhu basal tubuh. Hari lainnya sampai awal menstruasi berikutnya merupakan
masa tidak subur. (Depkes, 2019).
Pencatatan suhu basal adalah untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur atau ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
thermometer basal. Thermometer basal ini dapat digunakan secara oral, axilla
atau melalui anus dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama
5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 360C-370C. pada waktu ovulasi suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 36 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur atau
ovulasi paa seorabg wanita. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi
sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya
kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena
produksi progesterone menurun (Kemenkes, 2019)
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur atau ovulasi. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesterone.
Begitu sebaliknya jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur atau ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena bila
3
sel telur atau ovum berhasil dibuahi maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormone progesterone. Akibatnya suhu tubuh tetap tingggi
(Mustamir Padak, 2018)
4
termogenik dari progesteron dan akan tetap meningkat sekurang – kurangnya
selama 11 hari. Angka kenaikan tidak mempunyai hubungan yang tepat
dengan ovulasi dan BBT tidak boleh digunakan untuk meramalkan waktu
yang terbaik bagi pasangan untuk mencoba memperoleh kehamilan. Kadar
progesteron yang lebih dari 5 ng/ml dalam siklus dapat memungkinkan
terjadinya konsepsi (Saifuddin, 2017)
Siklus dengan ovulasi ditandai dengan adanya grafik bifasik. Suhu akan
berada pada tingkat yang rendah sampai dengan terjadinya ovulasi ketika
peningkatan terjadi sekitar 0,2 ˚C atau lebih. Peningkatan ini biasanya terjadi
secara tiba-tiba antara satu hari dengan hari berikutnya. Selanjutnya suhu akan
menetap pada tingkat yang lebih tinggi sampai sebelum atau pada awal
menstruasi selanjutnya. Panjang siklus akan bervariasi tetapi perubahan suhu
terjadi 12 – 16 hari sebelum menstruasi berikutnya sehingga pada siklus yang
pendek, perubahan suhu terjadi lebih awal, sedang pada siklus yang panjang
terjadi kemudian. Panjang fase subur sebelum ovulasi akan bervariasi tetapi
fase tidak subur setelah ovulasi cenderung tetap. Suhu tubuh normal secara
tradisional dianggap berada pada 37 0C. Namun sebenarnya tidak ada suhu
tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ dalam tubuh
dipertahakan konstan. Menurut (Saifuddin, 2017) faktor-faktor yang sedikit
mengubah suhu inti, antara lain:
1. Irama biologis inheren atau “jam biologis”
a. Variasi sekitar 10°C selama siang hari,
b. Terendah pagi hr sblm bangun (pukul 6-7 pagi)
c. Tertinggi sore hari (pukul 5-7 sore).
2. Suhu inti wanita mengalami irama bulanan
a. Dalam kaitannya dengan daur haid.
b. Suhu inti rata-rata 0,5 °C lebih tinggi selama separuh terakhir siklus
dari saat ovulasi ke haid.
3. Olahraga
a. Peningkatan luar biasa produksi panas dari otot-otot yg berkontraksi.
5
b. Olahraga berat, mencapai 400°C normal orang istirahat = demam
4. Terpajan suhu yang ekstrim
a. Mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif
b. Cuaca dingin dapat turun beberapa derajat
c. Cuaca panas meningkat sekitar satu derajat atau lebih
Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35,6 0C - 400C,
tetapi biasanya menyimpang kurang dari beberapa derajat. Nilai yang relatif
konstan ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik
yang dikoordinasikan oleh hipotalamus
Metode suhu basal akan efektif bila dilakukan dengan benar konsisten.
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20-30 kehamilan per 100 tahun-wanita. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kontom atau
obat spermisida di samping pantang berkala. Suhu basal dipantau dan dicatat
selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada
6
saat ovulasi. Tingkat keefektifan metode suhu tubuh basal sekitar 80% atau
20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan
jauh lebih, efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain
seperti kondom, spermisida, metode kalender atau pantang berkala. (Erna
Setiyaningrum, 2018).
7
6. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut
suhu tubuh berada diatas garis pelindung atau suhu basal
7. Haid pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore
ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode
masa tak subur)
8. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh lebih
panjang dari metode ovulasi billings
9. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
Catatan:
1. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line)
selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi.
Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu
tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
2. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan
pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid
dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
8
Contoh Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh
9
E. Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur/ovulasi.
b. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur
mendeteksi masa subur/ovulasi.
c. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan
kesempatan untuk hamil.
d. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami
masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
e. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu
sendiri.
f. Tidak membutuhkan biaya dan obat-obatan
g. Tidak ada efek samping.
h. Keefektivan metode mencapai 99% hanya jika dilakukan dengan
benar.
2. Kerugian dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Tingkat efektivitasnya menurun secara drastis menjadi 75% jika tidak
dijalani dengan teliti.
b. Bukan metode yang praktis; memerlukan ketelitian dan disiplin.
c. Tidak melindungi dari IMS.
d. Pengguna metode ini tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan
spontan jika tidak ingin hamil.
e. Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
f. Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, stress,
alcohol dan obat-obatan, misalnya aspirin
g. Apabila subu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap
hari akan menyebabkn ketidakakuratan suhu tubuh basal
h. Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit untuk
mencapai kehamilan
10
i. Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah
mendeteksi pasca ovulasi (Erna Setiyaningrum, 2018)
F. Keterbatasan
Sebagai metode KBA, menurut Mustamir Pedak 2018, suhu basal tubuh
memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis
3. Suhu basal tubuh dapat dipengaruhi oleh penyakit gangguan tidur,
merokok, alcohol, stress, penggunaan narkoba maupun selimut eletrik
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama
5. Tidak mendeteksi awal masa subur
6. Membutuhkan masa pantang yang lama
G. Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat hubungan seksual
(Erna Setiyaningrum, 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Pedak, Mustamir. 2018. Petunjuk Lengkap dan Praktis KB Alami. Yogyakarta :
Laksanan
11
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR TILIK
ANAMNESA PRAKONSEPSI
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
5. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
6. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau
pelatih perlu membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang
tidak terlalu berarti.
7. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa
Score
NO LANGKAH
1 2 3
SIKAP DAN PERILAKU √
1. Salam perkenalan √
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan √
3. Teruji memposisikan pasien dengan tepat √
4. Teruji tanggap terhadap reaksi klien √
5. Teruji sopan, sabar dan teliti √
LANGKAH-LANGKAH
1. Mempersiapkan Thermometer suhu basal tubuh √
2. Siapkan thermometer di tempat tidur √
3. Segera lakukan pengukuran suhu saat bangun √
tidur,diwaktu yang sama setiap hari
4. Letakan thermometer di dalam mulut atau ketiak √
untuk mengukur suhunya
5. Mencatat suhu basal tubuh dalam grafik √
6. Segera catat hasil pengukuran suhu basal tubuh √
7. Amati grafik suhu basal tubuh setelah dua siklus √
menstruasi dan perhatikan polanya
8. Ketahui masa subur dalam siklus menstruasi (jika √
suhu basal tubuh tetap tinggi selama 18 hari
setelah ovulasi, sebaiknya melakukan tes
kehamilan)
TEHNIK
1. Teruji menggunakan bahasa yang mudah √
dimengerti
2. Teruji melakukan secara sistematis √
3. Teruji memberikan perhatian terhadap setiap √
jawaban
4. Teruji setiap jawaban di follow up dengan baik √
5. Teruji mendokumentasikan √
Penilaian :
N= (score yang diperoleh : score maksimal) X 100
Kriteria :
Sangat Baik : 80 – 100
Baik : 75 - 80
Cukup : 74 – 65
36
36
Nilai Akhir = x 100 = 100
Pengkajian
Tanggal : 12 Februari 2023
Waktu : 09.30 WIB
No. RM : 224531
A. SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama Klien : Ny. L Nama Suami : Tn. J
Umur : 27 tahun Umur : 34 tahun
Suku Bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Betungan Alamat : Betungan
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan selama memakai metode kurva suhu basal, ibu
merasakan mual dan pusing dan berat badan ibu semakin hari semakin
naik ibu khawatir ketidak cocokan Metode kurva suhu basal Yang ibu
pakai.
3. Riwayat perkawinan
Kawin : 1 kali
Kawin pertama kali umur : 20 tahun
Dengan suami sekarang sudah : 7 tahun
4. Riwayat haid
Menarche umur : 15 tahun
siklus : ±28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Disminorhea : Kadang-kadang
Sifat darah : Terdapat gumpalan
5. Riwayat obstetri
Jumlah anak lahir, hidup : 2 orang
Jumlah anak meninggal : Tidak Ada
Jenis kelamin anak yang dilahirkan : Laki – laki
Persalinan terakhir : 04 Mei 2013
Jenis persalinan terakhir : Normal
Komplikasi : Tidak ada
Keadaan nifas terakhir : Baik
6. Riwayat Keluarga Berencana
KB sekarang : Pil Microgynon
KB sebelumnya : Suntik 1 Bulan
Lama KB sekarang : 6 Bulan
Keluhan selama memakai alat kontrasepsi :-
7. Riwayat Penyakit yang Lalu dan Sekarang
Hepatitis : Tidak ada
Diabetes mellitus : Tidak ada
Penyakit jantung : Tidak ada
Kelainan pembekuan : Tidak ada
Radang orchitis : Tidak ada
Hypertensi : Tidak ada
Endrometriosis : Tidak ada
8. Ekstremitas
Oedem : Tidak ada
Varices : Tidak ada
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 69 x/i
Pernapasan : 23 x/i
Suhu : 37,oc
d. Berat badan : 68 kg
e. Tinggi badan : 150 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bersih
Rambut : Hitam dan tidak berketombe
Muka : Tidak ada cloasma dan tidak oedem
Mata : konjungtiva tidak enemis dan sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada pengeluaran dan tidak ada polip
Telinga : Bersih dan tidak ada serumen
Mulut / gigi : Tidak stomatitis, gusi tidak bengkak
Leher : Tidak ada kelenjar tiroid
b. Dada : Retraksi dinding dada normal, bunyi penafasan
tidak terdengar ronchi, bunyi jantung dup dup, irama teratur
Payudara : Bersih, tidak membesar, tidak ada tumor, bentuk
simetris, sudah ada pengeluaran, tidak ada benjolan, tidak ada tanda-
tanda retraksi
c. Abdomen : Tidak ada jaringan parut
d. Ano – genital : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
DIAGNOSA
Ibu P2 A0, Akseptor Metode kurva suhu basal
Kebutuhan
Memberikan ibu konseling mengenai KB mulai dari jenis dan cara
penggunaan serta kelebihan dan kekurangan KB tersebut
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
( TD : 120/70 mmHg, S : 37 C, N : 69 x/I, RR : 23 x/i )
2. Melakukan komunikasi terapeutik terhadap ibu.
Dasar : Menciptakan suasana yang harmonis dan ibu lebih
3. Memberitahu ibu cara kerja metode kurva suhu basal adalah dengan
mencegah pelepasan sel telur serta memberitahu ibu mengenai kelebihan
dan kekurangan Metode kurva suhu basal serta efek samping yang
mungkin ditimbulkan.
Kelebihan :
Sangat efektif bila diminum teratur
Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
Dapat dihentikan pemakaiannya kapan saja jika menginginkan
kehamilan
Kekurangan :
Mual terutama tiga bulan pertama
Tidak cocok untuk mereka yang pelupa
Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya
habis
Efek samping :
Mual, Spooting, Pusing, BB naik
Amenorrhea, Depresi, Tidak mencegah IMS
Dasar : Agar ibu tidak kaget saat terjadi hal seperti disebutkan diatas
4. Memberitahu ibu cara mengkonsumsi metode kurva suhu basal yang baik
dan benar yaitu dengan cara : minumlah pil tepat waktu sesuai dengan arah
panah dan hari yang sudah ditentukan pada belakang bungkus pil. Jika
baru pertama kali menggunakan metode kurva suhu basal, mulai minum
pil saat haid yaitu mulai di hari ke lima haid atau paling baik di hari
pertama haid. Bila dimulai pada saat haid sudah berhenti, jika hendak
melakukan hubungan intim, gunakan kondom selama 7 hari pertama
menelan pil untuk mencegah terjadinya kehamilan. Untuk mencegah lupa
minum pil, minumlah metode kurva suhu basal secara teratur setiap
harinya pada jam yang sama, disarankan untuk menelan pil pada malam
hari (sebelum tidur atau setelah makan malam).
Jika lupa minum satu metode kurva suhu basal ( aktif bukan placebonya )
minum segera saat teringat dan minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin
biasanya. Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih dapat diminum 2 tablet
langsung pada saatnya minum pil. Namun jika lupa lebih dari 1 hari,
buang pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil sesuai harinya, namun
karena efektifitas berkurang, perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi
kondom saat berhubungan intim.
Dasar : agar ibu tidak binggung dalam mengkonsumsi metode kurva suhu
basal
5. Menganjurkan ibu segera datang ke pelayanan kesehatan bila ada masalah
selama penggunaan pil seperti nyeri perut bagian bawah yang hebat, nyeeri
dada yang berat, batuk, sesak, pusing, gangguan penglihatan, nyeri kaki
berat
Dasar : Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan
Evaluasi : Ibu mengerti asuhan yang diberikan bidan
Sumber : Buku panduan Pelayanan Kontrasepsi
6. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah metode kurva suhu
basal habis
Dasar : Agar ibu dapat melanjutkan penggunaan metode kurva
suhu basal
Yang dicata PENGERTIAN METODE SUHU KEUNTUNGAN METODE SUHU
BASAL BASAL
METODE SUHU BASAL
tidak teratur, akan kurang efektif jika dari siklus haid untuk menentukan suhu kapan ovulasi akan terjadi dan baru
menggunakan metode suhu basal tertinggi dari suhu normal mengetahuinya setelah ovulasi
Kurve suhu tubuh yang tidak teratur * Pengukuran suhu dilakukan secara : terjadi.
Wanita tersebut sedang sakit atau Oral * Keraguan dapat timbul akibat variasi
demam, sehingga suhu basalnya tidak Rektal temperature oleh sebab – sebab lain,
dapat diketahui secara tepat Vagina seperti infeksi
DOKUMENTASI
Paraf
No Tanggal Materi Keterangan
Pembimbing
(………………………….)