Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN LABORATORIUM

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH DAN


PRAKONSEPSI
“KIE METODE KURVA SUHU BASAL”

Disusun Oleh:

MENTARI PERNAMA SARI


NPM. 2226040162.P

Kelas : B.2 Kebidanan

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023

1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Suhu Basal


Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas
lainnya. Metode Suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu
tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi
suhu basal (BBT/Basal Body Temperature) akan sedikit turun dan akan naik
sebesar (0,2-0,4 derajat celcius) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya
(Erna Setiyaningrum, 2018)
Suhu basal merupakan suhu yang diukur pada saat tubuh mengalami
BMR (Basal Metabolism Rate) atau disebut juga Laju Metabolik Basal, yaitu
keadaan dimana aktivitas metabolik tubuh rendah, ditentukan saat istirahat di
dalam kamar yang nyaman 12-24 jam setelah makan terakhir dinamakan
(biasanya diukur saat bangun tidur). Sebenarnya laju ini tidak benar-benar
“basal”; laju metabolik selama tidur lebih rendah daripada laju “basal”. Istilah
basal sebenarnya menunjukkan kelompok keadaan standar yang diterima dan
dikenal luas. BMR manusia ukuran rata-rata sekitar 2000 kkal/hari (Saifuddin,
2019)
Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas
lainnya. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya
masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per
vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat celcius, pada saat itulah
terjadi masa subur/ovulasi (Ari Sulistyawati, 2018)

2
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian
akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh
normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron
menurun. Ovulasi dipicu oleh luteinizing hormone surge yang terkait dengan
peningkatan suhu basal tubuh sebesar 0,5-10F (0,9-1,80C). Pengukuran dengan
termometer yang sensitif dapat dilakukan melalui mulut, vagina, diukur pada
pagi hari saat bangun tidur pada jam yang sama setiap paginya, sebelum
beranjak dari tempat tidur atau beraktivitas. Setidaknya setelah tidur selama 6
jam, maka pengukuran ini akan akurat. Peningkatan suhu basal tubuh terjadi
pada fase luteal disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron. Seorang
wanita usia subur dikatakan mengalami ovulasi jika dalam pemantauan 3 hari
berturut-turut terjadi peningkatan suhu basal tubuh. Kehamilan dapat dicegah
melalui abstinensia sejak awal menstruasi sampai 3-4 hari setelah peningkatan
suhu basal tubuh. Hari lainnya sampai awal menstruasi berikutnya merupakan
masa tidak subur. (Depkes, 2019).
Pencatatan suhu basal adalah untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur atau ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
thermometer basal. Thermometer basal ini dapat digunakan secara oral, axilla
atau melalui anus dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama
5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 360C-370C. pada waktu ovulasi suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 36 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur atau
ovulasi paa seorabg wanita. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi
sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya
kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena
produksi progesterone menurun (Kemenkes, 2019)
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur atau ovulasi. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesterone.
Begitu sebaliknya jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur atau ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena bila

3
sel telur atau ovum berhasil dibuahi maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormone progesterone. Akibatnya suhu tubuh tetap tingggi
(Mustamir Padak, 2018)

Suhu Basal diambil segera setelah terjaga, sebelum bergerak maupun


strecthing, dengan aktivitas seminimal mungkin, seperti membuka mata,
kemudian melakukan pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan di mulut (oral)
atau anal (rectum). Suhu oral istirahat rata – rata adalah 37 0C (98,6 0F),
dengan rentang normal 36,1 0C sampai 37,2 0C. Suhu rektum rata- rata 0,6 0C
lebih tinggi yaitu 37,6 0C. Berkisar dari 36,1 0C sampai 37,8 0C. Ukuran
tersebut bukan petunjuk absolut (Ari Sulistyawati, 2018)
Suhu basal sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 sampai 37,8 C
adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering dipakai
dalam pemeriksaan kemandulan. Uji penyaringan yang paling sederhana
untuk memastikan ovulasi normal adalah suhu tubuh basal atau BBT yang
menilai lama berlangsungnya fungsi luteal dan kadar pertengahan luteal dari
progesteron serum, yang menilai kadar fungsi luteal. Selang waktu dari LH
urin hingga permulaan haid juga dapat digunakan untuk mendeteksi fase luteal
yang pendek. Suhu ini meningkat sekitar 0,4 0F pada ovulasi karena efek

4
termogenik dari progesteron dan akan tetap meningkat sekurang – kurangnya
selama 11 hari. Angka kenaikan tidak mempunyai hubungan yang tepat
dengan ovulasi dan BBT tidak boleh digunakan untuk meramalkan waktu
yang terbaik bagi pasangan untuk mencoba memperoleh kehamilan. Kadar
progesteron yang lebih dari 5 ng/ml dalam siklus dapat memungkinkan
terjadinya konsepsi (Saifuddin, 2017)
Siklus dengan ovulasi ditandai dengan adanya grafik bifasik. Suhu akan
berada pada tingkat yang rendah sampai dengan terjadinya ovulasi ketika
peningkatan terjadi sekitar 0,2 ˚C atau lebih. Peningkatan ini biasanya terjadi
secara tiba-tiba antara satu hari dengan hari berikutnya. Selanjutnya suhu akan
menetap pada tingkat yang lebih tinggi sampai sebelum atau pada awal
menstruasi selanjutnya. Panjang siklus akan bervariasi tetapi perubahan suhu
terjadi 12 – 16 hari sebelum menstruasi berikutnya sehingga pada siklus yang
pendek, perubahan suhu terjadi lebih awal, sedang pada siklus yang panjang
terjadi kemudian. Panjang fase subur sebelum ovulasi akan bervariasi tetapi
fase tidak subur setelah ovulasi cenderung tetap. Suhu tubuh normal secara
tradisional dianggap berada pada 37 0C. Namun sebenarnya tidak ada suhu
tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ dalam tubuh
dipertahakan konstan. Menurut (Saifuddin, 2017) faktor-faktor yang sedikit
mengubah suhu inti, antara lain:
1. Irama biologis inheren atau “jam biologis”
a. Variasi sekitar 10°C selama siang hari,
b. Terendah pagi hr sblm bangun (pukul 6-7 pagi)
c. Tertinggi  sore hari (pukul 5-7 sore).
2. Suhu inti wanita mengalami irama bulanan
a. Dalam kaitannya dengan daur haid.
b. Suhu inti rata-rata 0,5 °C lebih tinggi selama separuh terakhir siklus
dari saat ovulasi ke haid.

3. Olahraga
a. Peningkatan luar biasa produksi panas dari otot-otot yg berkontraksi.

5
b. Olahraga berat, mencapai 400°C normal orang istirahat = demam
4. Terpajan suhu yang ekstrim
a. Mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif
b. Cuaca dingin  dapat turun beberapa derajat
c. Cuaca panas  meningkat sekitar satu derajat atau lebih
Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35,6 0C - 400C,
tetapi biasanya menyimpang kurang dari beberapa derajat. Nilai yang relatif
konstan ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik
yang dikoordinasikan oleh hipotalamus

B. Manfaat dan Keefektifitasan


Metode Suhu Basal Tubuh (SBT) bermanfaat sebagai konsepsi maupun
kontrasepsi alami. Metode ini berguna bagi pasangan yang menginginkan
kehamilan, dan yang menghindari atau mencegah kehamilan (KB mandiri).
Tingkat keefektifan metode ini sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per
100 wanita per tahun. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran
suhu basal tubuh diantaranya adalah: penyakit, gangguan tidur, merokok atau
minum alkohol, penggunaan obat-obatan ataupun narkoba, dan stress (Ari
Sulistyawati, 2018)
Adapun manfaat dari metode suhu basal antara lain:
1. Metode suhu basal bermanfaat bagi pasangan yang menginginkan
kehamilan
2. Serta beranfaat bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau
mencegah kehamilan

Metode suhu basal akan efektif bila dilakukan dengan benar konsisten.
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20-30 kehamilan per 100 tahun-wanita. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kontom atau
obat spermisida di samping pantang berkala. Suhu basal dipantau dan dicatat
selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada

6
saat ovulasi. Tingkat keefektifan metode suhu tubuh basal sekitar 80% atau
20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan
jauh lebih, efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain
seperti kondom, spermisida, metode kalender atau pantang berkala. (Erna
Setiyaningrum, 2018).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Menurut (Erna Setiyaningrum, 2018) faktor-faktor yang mempengaruhi
keandalan metode suhu basal tubuh antara lain :
1. Penyakit
2. Gangguan tidur
3. Merokok dan atau minum alcohol
4. Pengguna Obat-obatan ataupun narkoba
5. Stress
6. Penggunaan selimut elektrik

D. Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh


Menurut (Erna Setiyaningrum, 2018) aturan perubahan suhu/temperature
adalah sebagai berikut :
1. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun
dari tempat tidur)
2. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia
3. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari
siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan
rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau
biasanya.
4. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan
lain
5. Tari garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu
tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung
(cover line) atau garis suhu

7
6. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut
suhu tubuh berada diatas garis pelindung atau suhu basal
7. Haid pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore
ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode
masa tak subur)
8. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh lebih
panjang dari metode ovulasi billings
9. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
Catatan:
1. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line)
selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi.
Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu
tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
2. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan
pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid
dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.

8
Contoh Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh

9
E. Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur/ovulasi.
b. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur
mendeteksi masa subur/ovulasi.
c. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan
kesempatan untuk hamil.
d. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami
masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
e. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu
sendiri.
f. Tidak membutuhkan biaya dan obat-obatan
g. Tidak ada efek samping.
h. Keefektivan metode mencapai 99% hanya jika dilakukan dengan
benar.
2. Kerugian dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Tingkat efektivitasnya menurun secara drastis menjadi 75% jika tidak
dijalani dengan teliti.
b. Bukan metode yang praktis; memerlukan ketelitian dan disiplin.
c. Tidak melindungi dari IMS.
d. Pengguna metode ini tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan
spontan jika tidak ingin hamil.
e. Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
f. Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, stress,
alcohol dan obat-obatan, misalnya aspirin
g. Apabila subu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap
hari akan menyebabkn ketidakakuratan suhu tubuh basal
h. Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit untuk
mencapai kehamilan

10
i. Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah
mendeteksi pasca ovulasi (Erna Setiyaningrum, 2018)

F. Keterbatasan
Sebagai metode KBA, menurut Mustamir Pedak 2018, suhu basal tubuh
memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis
3. Suhu basal tubuh dapat dipengaruhi oleh penyakit gangguan tidur,
merokok, alcohol, stress, penggunaan narkoba maupun selimut eletrik
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama
5. Tidak mendeteksi awal masa subur
6. Membutuhkan masa pantang yang lama

G. Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat hubungan seksual
(Erna Setiyaningrum, 2018)

DAFTAR PUSTAKA
Pedak, Mustamir. 2018. Petunjuk Lengkap dan Praktis KB Alami. Yogyakarta :
Laksanan

Saifuddin, B.A. 2017. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka

Setiyaningrum, Erna. 2018. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kespro. Jakarta :


TIM

Sulistyawati, Ari. 2019. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba


Medika

11
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR TILIK
ANAMNESA PRAKONSEPSI
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
5. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
6. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau
pelatih perlu membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang
tidak terlalu berarti.
7. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa

Score
NO LANGKAH
1 2 3
SIKAP DAN PERILAKU √
1. Salam perkenalan √
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan √
3. Teruji memposisikan pasien dengan tepat √
4. Teruji tanggap terhadap reaksi klien √
5. Teruji sopan, sabar dan teliti √
LANGKAH-LANGKAH
1. Mempersiapkan Thermometer suhu basal tubuh √
2. Siapkan thermometer di tempat tidur √
3. Segera lakukan pengukuran suhu saat bangun √
tidur,diwaktu yang sama setiap hari
4. Letakan thermometer di dalam mulut atau ketiak √
untuk mengukur suhunya
5. Mencatat suhu basal tubuh dalam grafik √
6. Segera catat hasil pengukuran suhu basal tubuh √
7. Amati grafik suhu basal tubuh setelah dua siklus √
menstruasi dan perhatikan polanya
8. Ketahui masa subur dalam siklus menstruasi (jika √
suhu basal tubuh tetap tinggi selama 18 hari
setelah ovulasi, sebaiknya melakukan tes
kehamilan)
TEHNIK
1. Teruji menggunakan bahasa yang mudah √
dimengerti
2. Teruji melakukan secara sistematis √
3. Teruji memberikan perhatian terhadap setiap √
jawaban
4. Teruji setiap jawaban di follow up dengan baik √
5. Teruji mendokumentasikan √

Penilaian :
N= (score yang diperoleh : score maksimal) X 100
Kriteria :
Sangat Baik : 80 – 100
Baik : 75 - 80
Cukup : 74 – 65

36
36
Nilai Akhir = x 100 = 100

Nilai Batas Lulus = 71


SOAP
ASUHAN KEBIDANAN METODE KURVA SUHU BASAL

Pengkajian
Tanggal : 12 Februari 2023
Waktu : 09.30 WIB
No. RM : 224531

A. SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama Klien : Ny. L Nama Suami : Tn. J
Umur : 27 tahun Umur : 34 tahun
Suku Bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Betungan Alamat : Betungan
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan selama memakai metode kurva suhu basal, ibu
merasakan mual dan pusing dan berat badan ibu semakin hari semakin
naik ibu khawatir ketidak cocokan Metode kurva suhu basal Yang ibu
pakai.
3. Riwayat perkawinan
Kawin : 1 kali
Kawin pertama kali umur : 20 tahun
Dengan suami sekarang sudah : 7 tahun
4. Riwayat haid
Menarche umur : 15 tahun
siklus : ±28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Disminorhea : Kadang-kadang
Sifat darah : Terdapat gumpalan
5. Riwayat obstetri
Jumlah anak lahir, hidup : 2 orang
Jumlah anak meninggal : Tidak Ada
Jenis kelamin anak yang dilahirkan : Laki – laki
Persalinan terakhir : 04 Mei 2013
Jenis persalinan terakhir : Normal
Komplikasi : Tidak ada
Keadaan nifas terakhir : Baik
6. Riwayat Keluarga Berencana
KB sekarang : Pil Microgynon
KB sebelumnya : Suntik 1 Bulan
Lama KB sekarang : 6 Bulan
Keluhan selama memakai alat kontrasepsi :-
7. Riwayat Penyakit yang Lalu dan Sekarang
Hepatitis : Tidak ada
Diabetes mellitus : Tidak ada
Penyakit jantung : Tidak ada
Kelainan pembekuan : Tidak ada
Radang orchitis : Tidak ada
Hypertensi : Tidak ada
Endrometriosis : Tidak ada
8. Ekstremitas
Oedem : Tidak ada
Varices : Tidak ada

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 69 x/i
Pernapasan : 23 x/i
Suhu : 37,oc
d. Berat badan : 68 kg
e. Tinggi badan : 150 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bersih
Rambut : Hitam dan tidak berketombe
Muka : Tidak ada cloasma dan tidak oedem
Mata : konjungtiva tidak enemis dan sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada pengeluaran dan tidak ada polip
Telinga : Bersih dan tidak ada serumen
Mulut / gigi : Tidak stomatitis, gusi tidak bengkak
Leher : Tidak ada kelenjar tiroid
b. Dada : Retraksi dinding dada normal, bunyi penafasan
tidak terdengar ronchi, bunyi jantung dup dup, irama teratur
Payudara : Bersih, tidak membesar, tidak ada tumor, bentuk
simetris, sudah ada pengeluaran, tidak ada benjolan, tidak ada tanda-
tanda retraksi
c. Abdomen : Tidak ada jaringan parut
d. Ano – genital : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

C. ASSESMENT
DIAGNOSA
Ibu P2 A0, Akseptor Metode kurva suhu basal
Kebutuhan
Memberikan ibu konseling mengenai KB mulai dari jenis dan cara
penggunaan serta kelebihan dan kekurangan KB tersebut
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
( TD : 120/70 mmHg, S : 37 C, N : 69 x/I, RR : 23 x/i )
2. Melakukan komunikasi terapeutik terhadap ibu.
Dasar : Menciptakan suasana yang harmonis dan ibu lebih
3. Memberitahu ibu cara kerja metode kurva suhu basal adalah dengan
mencegah pelepasan sel telur serta memberitahu ibu mengenai kelebihan
dan kekurangan Metode kurva suhu basal serta efek samping yang
mungkin ditimbulkan.
Kelebihan :
 Sangat efektif bila diminum teratur
 Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
 Dapat dihentikan pemakaiannya kapan saja jika menginginkan
kehamilan
Kekurangan :
 Mual terutama tiga bulan pertama
 Tidak cocok untuk mereka yang pelupa
 Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya
habis
Efek samping :
 Mual, Spooting, Pusing, BB naik
 Amenorrhea, Depresi, Tidak mencegah IMS
Dasar : Agar ibu tidak kaget saat terjadi hal seperti disebutkan diatas
4. Memberitahu ibu cara mengkonsumsi metode kurva suhu basal yang baik
dan benar yaitu dengan cara : minumlah pil tepat waktu sesuai dengan arah
panah dan hari yang sudah ditentukan pada belakang bungkus pil. Jika
baru pertama kali menggunakan metode kurva suhu basal, mulai minum
pil saat haid yaitu mulai di hari ke lima haid atau paling baik di hari
pertama haid. Bila dimulai pada saat haid sudah berhenti, jika hendak
melakukan hubungan intim, gunakan kondom selama 7 hari pertama
menelan pil untuk mencegah terjadinya kehamilan. Untuk mencegah lupa
minum pil, minumlah metode kurva suhu basal secara teratur setiap
harinya pada jam yang sama, disarankan untuk menelan pil pada malam
hari (sebelum tidur atau setelah makan malam).
Jika lupa minum satu metode kurva suhu basal ( aktif bukan placebonya )
minum segera saat teringat dan minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin
biasanya. Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih dapat diminum 2 tablet
langsung pada saatnya minum pil. Namun jika lupa lebih dari 1 hari,
buang pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil sesuai harinya, namun
karena efektifitas berkurang, perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi
kondom saat berhubungan intim.
Dasar : agar ibu tidak binggung dalam mengkonsumsi metode kurva suhu
basal
5. Menganjurkan ibu segera datang ke pelayanan kesehatan bila ada masalah
selama penggunaan pil seperti nyeri perut bagian bawah yang hebat, nyeeri
dada yang berat, batuk, sesak, pusing, gangguan penglihatan, nyeri kaki
berat
Dasar : Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan
Evaluasi : Ibu mengerti asuhan yang diberikan bidan
Sumber : Buku panduan Pelayanan Kontrasepsi
6. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah metode kurva suhu
basal habis
Dasar : Agar ibu dapat melanjutkan penggunaan metode kurva
suhu basal
Yang dicata PENGERTIAN METODE SUHU KEUNTUNGAN METODE SUHU
BASAL BASAL
METODE SUHU BASAL

 Meningkatkan pengetahuan dan


Metode suhu basal adalah metode KB
kesadaran pada pasangan suami – istri
untuk mencegah ataupun merencanakan tentang masa subur
kehamilan dengan mengamati perubahan  Membantu wanita yang mengalami
suhu tubuh untuk menentukan masa subur. siklus haid tidak teratur untuk
Disusun Oleh: mendeteksi masa subur
CARA KERJA METODE SUHU BASAL
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi
* Metode ini dilakukan berdasarkan
MENTARI PERNAMA SARI ataupun meningkatkan kesempatan
pengetahuan bahwa progesterone
NPM. 2226040162.P untuk hamil
mempunyai efek termogenik (efek
menaikkan suhu suhu tubuh) KERUGIAN METODE SUHU BASAL
* Progesteron yang dihasilkan oleh korpus  Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh
luteum mengalami akan menyebabkan penyakit, gangguan tidur, merokok,
kenaikan suhu tubuh kurang lebih 0,2 - alkohol, dan stress.
0,50C  Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan
* Kenaikan suhu ini akan bertahan sampai pada yang sama
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN korpus luteum mengalami degenerasi,  Tidak mendeteksi awal masa subur
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN yaitu beberapa hari sebelum dimulainya  Membutuhkan masa pantang yang cukup
STIKES TRI MANDIRI SAKTI haid lama
BENGKULU
* Peningkatan suhu basal terjadi mulai 1 – 2
2023
hari setelah ovulasi
INDIKASI METODE SUHU BASAL CARA MENGGUNAKAN METODE
SUHU BASAL
 Wanita yang mau dan teliti mengamati
dan mencatat tanda kesuburan pada
dirinya
 Wanita yang mempunyai siklus haid
yang cukup teratur
 Pasangan yang tidak dapat
menggunakan jenis metode kb yang lain. * Pantang senggama dilakukan mulai
dari awal siklus haid sampai sore hari
* Umumnya menggunakan thermometer ke – 3 berturut – turut setelah suhu
KONTRA INDIKASI METODE SUHU
khusus (basal thermometer) atau
BASAL berada di atas garis pelindung (cover
thermometer biasa juga bisa digunakan
line)
* Waktu pengukuran sama, yaitu setiap
* Pencatatan dapat dihentikan sampai
pagi setelah tidur nyenyak minimal 3 – 5
haid berikut mulai dan bersenggama
jam dan belum melakukan aktivitas
sampai hari pertama haid berikutnya
apapun.
 Wanita yang memiliki siklus haid yang * Catat suhu ibu selama 10 hari pertama * Akseptor tidak dapat memperkirakan

tidak teratur, akan kurang efektif jika dari siklus haid untuk menentukan suhu kapan ovulasi akan terjadi dan baru
menggunakan metode suhu basal tertinggi dari suhu normal mengetahuinya setelah ovulasi
 Kurve suhu tubuh yang tidak teratur * Pengukuran suhu dilakukan secara : terjadi.
 Wanita tersebut sedang sakit atau  Oral * Keraguan dapat timbul akibat variasi
demam, sehingga suhu basalnya tidak  Rektal temperature oleh sebab – sebab lain,
dapat diketahui secara tepat  Vagina seperti infeksi
DOKUMENTASI

KIE Metode Kurva Suhu Basal


BERITA ACARA BIMBINGAN
LAPORAN LABORATORIUM

Nama : Mentari Pernama Sari


NPM : 2226040162.P
Kelas : B5 Kebidanan
Jurusan : S1 Kebidanan

Paraf
No Tanggal Materi Keterangan
Pembimbing

Bengkulu, Februari 2023


Pembimbing Praktik

(………………………….)

Anda mungkin juga menyukai