Frilyannuur Esananda K. D.
201610330311129
Skill 3
Nilai
No Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke pasien
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur,
alamat, pekerjaan, status)
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien
4. Inform Consent ke pasien
5. Menyiapkan dan memberi tahu pasien alat yang
akan digunakan yakni
1. Thermometer (Oral, Rectal, Vaginal)
2. Basal Body Temperature Chart / Kartu BBT
(dalam satuan F/C)
Pengukuran Suhu Basal
6. Menjelaskan kepada pasien pengukuran suhu
badan dapat dilakukan digunakan oral, vagina
atau rectal dengan jenis thermometer yang
berbeda
7. Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan
thermometer raksa dan digital
8. Memberitahu pasien bahwa pengukuran suhu
tubuh dilakukan setiap pagi di waktu yang hampir
sama sebelum beraktifitas
9. Memberitahu pasien pengukuran suhu badan
menggunakan thermometer dilakukan selama 5
menit
Pencatatan Hasil
10. Menyarankan pasien agar mencatat hasil
pengukuran suhu yang telah
dilakukan pada kartu yang ada dengan mencatat
hari, tanggal, dan waktu pengukuran. Hasil
pengukuran temperature di kolom temperature
pada hari tersebut dengan membuat titik (o)
temperature pada tengah kotak angka temperature
yang sesuai dengan hasil.
11. Menghimbau pada pasien untuk menggunakan
kartu dimulai hari pertama haid sampai 10 hari
pada siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi,
normal dan rendah
12. Memberitahu pasien cara menginterpretasikan
hasil pengukuran suhu badan terhadap masa
ovulasi
1. Suhu normal tubuh : 35,5 – 36°C
2. Saat ovulasi suhu tubuh 37 – 38 °C dan tidak
akan turun ke 35°C
3. Kenaikan akan bertahan 3-4 hr
4. Bila suhu tdk naik mungkin tdk terjadi
ovulasi
5. Bila suhu tubuh naik dan bertahan setelah
ovulasi mungkin
Hamil
13. Menjelaskan kepada pasien jika dalam kondisi
sakit (demam) atau malam sebelumnya
mengalami insomnia dan gangguan yang dapat
mempengaruhi temperature basal, maka beri
lingkaran pada hasil pengukuran suhu dan tulis
keterangan pada kolom disturbance dengan
mengisi kolom disturbance
A : alcohol
D : disturbed night
M: medicine
H: holiday
T: travel
L: late(begadang)
E: early (terlalu dini)
Tandai setiap kali melakukan hubungan seksual
dengan tanda panah ke bawah pada kolom coitus
14. Memberitahu dan mengajarkan pasien untuk
menarik garis 0,05 C – 0,1 C di atas suhu tertinggi
dari suhu 10 hari untuk menggambar cover line
yang berfungsi memisahkan suhu basal rendah
dan tinggi
Interpretasi Hasil
15. 1. beri nomor 1,2,3 pada 3 hari pertama
peningkatan suhu.
2. masa subur yaitu 3 hari berturut-turut kenaikan
suhu
3. fase infertile dimulai sejak malam hari ke-3
peningkatan suhu dan berlanjut hingga awal siklus
selanjutnya.
4. Jika suhu pada hari ke 3 meragukan namun
masih di atas cover line, maka tunggu hingga
besok untuk mengkonfirmasi
5. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis
pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari.
Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari
berturutturut suhu tercatat di atas garis pelindung
sebelum memulai senggama.
KIE
16. 1. Bila periode tak subur telah terlewati maka
boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh d
an melakukan senggama hingga akhir siklus haid
dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal
siklus berikutnya,
2. tidak dianjurkan melakukan hubungan seks
pada fase infertil jika ingin memiliki anak
3. jika suhu tetap meningkat hingga siklus haid
selanjutnya kemungkinan terjadi kehamilan
4. disarankan melakukan pencatatan BBT
minimal 2-3 siklus atau 6 bulan agar grafik
bernilai banyak
5. konsul kembali setelah selesai pencatatan 1
siklus
17. Menanyakan kepada pasien apakah sudah
mengerti atau belum dan
apakah ada pertanyaan
PEMERIKSAAN LENDIR SERVIKS
No. Nilai
Aspek yang Dinilai Bobot
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke px 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, 1
pekerjaan, status)
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform consent 1
5. Menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan 1
servical mucous dan tujuan pemeriksaannya
6. Memberitahu pasien bahwa dibutuhkan minimal 3 1
siklus menstruasi untuk dapat menilai siklus ovulasi
7. Menghimbau kepada pasien untuk memeriksa dan 1
mencatat ada atau tidaknya mucus (lendir) pada
siang dan sore hari
8. Menganjurkan pasien mencuci tangan dengan sabun 1
sebelum melukan pemeriksaan servical mucous
9. Menganjurkan kepada pasien untuk lebih memilih 1
memeriksa servikal mucous dengan menggunakan
jari dibandingkan tisu (mudah terabsorpsi)
10. Mengajarkan pada pasien bagaimana cara 2
mengambil lendir di vagina menggunakan jari
dengan benar
11. Memberitahu pasien cara 2
menginterpretasikan hasil pemeriksaan
servical mucus :
1. Jika sekresi mukus terasa licin hari
puncak (waktu terdekat mengalami
ovulasi) fertil
2. Jika sekresi mukus menjadi tidak licin atau
bahkan tidak ada bukan waktu terdekat
mengalami ovulasi infertile
12. Menanyakan kepada pasien apakah sudah mengerti 1
atau belum dan apakah ada pertanyaan
13. Menyuruh pasien mengulangi kembali apa yang 1
kita jelaskan untuk melihat seberapa paham pasien
dengan apa yang kita jelaskan sebelumnya
FERN TEST
No. Nilai
Aspek yang Dinilai Bobot
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke pasien 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, 1
pekerjaan,status)
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform consent 1
Konseling Medis
5. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan utama 1
konseling medis
6. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit 1
menular seksual
7. Menjelaskan kepada pasien mengenai faktor risiko 1
kehamilan
1. Peng jantung
2. Peny Ginjal Kronis
3. Transplantasi Ginjal
8. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit 1
reproduksi
1. Perempuan myoma, genital hipoplasia,
anovulasi, ggn haid, hirsutism
2. Laki-laki undesensus testis, varikokel,
azoospermia, gangguan fisik
Konseling Genetik
9. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan utama 1
konseling genetik
10. Menjelaskan kepada pasien mengenai langkah 2
konseling genetic meliputi :
1. Menentukan diagnosis
2. Mengestimasikan reccurent risk
3. Mengkomunikasi kan
4. Mendukung secara jangka panjang
11. Menjelaskan kepada pasien mengenai teratogenic 1
medication
Antikonvulsan, antineoplastic, oral
antikoagulan, isotrerinoin, lithium,alkohol,
Smooking EXPLAINED
IT
12. Menjelaskan kepada pasien mengenai indiksasi 2
mendapatkan anak dengan gangguan genetic
1. Usia waktu hamil > 35 th Down syndrome
1:2000 usia 20 th, 1:500 usia 40, dan 1 : 32 diusia
45 th
2. Sepupu pertama
3. Gen identik (1/16) meningkatkan
penyakit resesif terutama bila terdapat
riwayat keluraga
4. AbN kromosom pd pasangan
5. Riwayat keluarga dengan gangguan genetik
6. Ethnic
13. Menjelaskan cara hubungan suami-istri yang baik 2
dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Evans-Hoeker, E., Pritchard, D. A., Long, D. L., Herring, A. H., Stanford, J. B., &
Steiner, A. Z. (2013). Cervical mucus monitoring prevalence and associated
fecundability in women trying to conceive. Fertility and sterility, 100(4),
1033–1038.e1. doi:10.1016/j.fertnstert.2013.06.002
Gunardi, E. R., Mukti, A., & Situmorang, Herbert. (2018). Basal Temperature,
Cervical Mucous, and Both Combination as Diagnostic Tools to Detect
Ovulation. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, (May 2019),
162. https://doi.org/10.32771/inajog.v6i3.781
Šimic, N., & Ravlic, A. (2013). Changes in basal body temperature and simple
reaction times during the menstrual cycle. Arhiv Za Higijenu Rada i
Toksikologiju, 64(1), 99–106. https://doi.org/10.2478/10004-1254-64-2013-
2167