Anda di halaman 1dari 20

Basal Body Temperatur method

(Metode Suhu Basal Tubuh)


Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh terendah saat sedang tidur yang
dapat diukur dengan menggunakan thermometer, untuk mengukur suhu basal
tubuh harus dilakukan segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan
aktifitas apapun. Suhu basal tubuh dapat dilakukan oleh pasien sendiri dan
hasilnya dapat dikonsultasikan dengan dokter. Suhu diukur dengan menggunakan
metode oral dengan thermometer basal yang keakuratan membacanya hingga
1/10th derajat. Terdapat beberapa variabel yang harus diperhatikan saat
pengukuran suhu basal tubuh, yaitu waktu pengukuran yang harus sama setiap
harinya karena pengukuran temperature yang dilakukan lebih awal atau lebih
lambat dari biasanya, hasilnya bisa berbeda, selain itu konsumsi alkohol, sakit,
makan yang tidak teratur, pemakaian selimut elektrik dan obat-obatan juga
mempengaruhi suhu basal tubuh.
Suhu normal tubuh sekitar 97-98,8 F (36-37) derajat celcius sampai
sekitar sehari sebelum ovulasi. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih
dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari,
kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu
tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron
menurun. Saat ovulasi, korpus luteum mulai menghasilkan progesteron. BBT
meningkat 0,5-1,08 F. Pada fase luteal, saat korpus luteum mengalami regresi dan
hormon progesteron menurun, BBT kembali ke kisaran yang lebih rendah dalam
1-2 hari sebelum menstruasi.
Kadar progesterone yang meninggi mempunyai efek termogenik
dengan cara mempengaruhi susunan syaraf pusat, pada pusat termoregulator
dalam hipotalamus. Perubahan suhu basal badan bermanfaat untuk diagnosis
adanya ovulasi, tetapi tidak menentukan saat ovulasi.Apabila grafik (hasil catatan
suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa
subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu
sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum
berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon
progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
Cara pengukuran suhu tubuh basal :
1. Ukur temperature setiap pagi saat bangun tidur dan sebelum melakukan
kegiatan apapun
2. Ukur temperature dengan menggunakan thermometer basal di waktu yang
sama dalam setiap harinya, dan usahakan lamanya tidur minimal 5-6 jam
3. Suhu dapat diukur oral, vaginal, atau rectal (metode harus sama setiap
harinya). Yang paling sering digunakan adalah metode oral
4. Catat suhu basal pada chart setiap hari
5. Selain itu, juga bisa ditambahkan informasi tentang perubahan pada tubuh
(mukus serviks, kram, spotting, keadaan payudara yang dapat berguna
untuk menentukan waktu ovulasi).
Keuntungan
1. Terbukti sangat efektif
2. Rate kegagalan sekitar 15%, tetapi jika dilakukan dengan benar
kemungkinan kurang dari 2% kegagalannya.
3. Berguna untuk mengidentifikasi ovulasi
4. Dapat digunakan untuk memperkirakan fase setelah ovulasi dan siklus-
siklus setelahnya.
Kerugian :
1. Ovulasi bisa di identifikasi setelah ovulasi selesai
2. Hasil dipengaruhi oleh banyak faktor perancu
 Indikasi :
Semua wanita usia subur yang melakukan planning kehamilan ataupun
mencegah kehamilan dengan metode alamiah
 Kontraindikasi :
 Mengonsumsi alkohol
 Tidur larut malam atau tidur tidak nyenyak
 Sedang sakit (Infeksi)
 Sedang stress
 Meminum obat-obatan tertentu yang mempengaruhi suhu tubuh

Contoh : BBT diukur dalam 27 hari. Selama masa pre-ovulasi temperature tubuh
rendah. Pada hari 13 temperature mendadak naik sampai hari ke 13 dan
dipertahankan sampai hari ke 26 pada akhir siklus. Temperature turun pada hari
ke 27 sebelum menstruasi yang dimulai pada tanggal 28. Ovulasi terjadi pada
tanggal 13 pada siklus ini.

Sumber :
1. Ward, 2015, BBT As An Indicator For Traditional Chinese Medicine
Diagnosis And Evaluation In Women’s Reproductive Health, Los
Angeles, Yo San University
2. ACOG. 2015. Fertility awareness-based methods of family planning.
American College of Obstetricians and Gynecologists
Checklist menginformasikan kepada pasien mengenai BBT

No Tindakan
.
1. Salam dan memperkenalkan diri
2. Memberikan informasi mengenai pengertian, keuntungan, kerugian,
dan cara pengukuran BBT dengan bahasa sederhana yang dapat
dimengerti oleh pasien
1. Mulai mencatat suhu basal tubuh pada hari pertama menstruasi
2. Menulis tanggal dan hari setiap pengukuran suhu basal tubuh
3. Menempatkan thermometer basal pada mulut sekitar 5 menit,
dilakukan saat bangun tidur sebelum melakukan aktivitas
apapun.
4. Mencatat hasil pengukuran temperature pada chart
5. Buat garis diantara temperature yang dicatat
6. Pengukuran dilakukan pada waktu yang sama di setiap harinya
7. Tandai setiap kali berhubungan di kolom coitus
8. Informasikan bahwa kenaikan suhu tubuh merupakan tanda
terjadinya ovulasi
3. Menyampaikan informasi dengan penuh perhatian
4. Menanyakan apakah pasien sudah paham atau belum
5. Minta pasien untuk mengulangi cara mengukur BBT, untuk
memastikan pasien sudah paham dengan penjelasan dokter
6. Salam dan terimakasih

Pemeriksaan Mukus
Mukus serviks berubah karakteristiknya dari setiap fase menstruasi dan
hal ini dapat berguna untuk menentukan mulai, puncak dan akhir fase fertile.
Setelah menstruasi, produksi lendir serviks sangat sedikit, dan vagina
terasa cukup kering. Setelah itu tubuh mulai memproduksi mukus, mendekati
ovulasi mukus serviks terasa lebih tipis dan lengket. Ketika akan terjadi ovulasi
mukus serviks, jernih, stretchy, seperti putih telur, mukus dapat direnggangkan
dengan jari sekitar 1-2 inch, ovulasi biasanya terjadi 1 hari setelahnya. Setelah
ovulasi produksi mukus turun kembali.
Jika pasien jngin mengecek sendiri, cara mengecek mukus serviks yang dilakukan
oleh pasien adalah : Gunakan jari atau tisu toilet untuk membuka vagina
kemudian lihat mukus, atau jika menggunakan panty liner dapat dilihat pada panty
liner, cara terbaik adalah : cuci tangan gunakan, handscoon steril, bersihkan area
genital, mengambil sample mukus, amati konsistensi, coba untu merenggangkan
mukus diantara jari.
Keuntungan :
1. Terbukti efektif
2. Satu dari cara lain yang terbukti terbaik untuk mengetahui ovulasi

Mukus serviks terdiri dari air dan bermacam-macam senyawa,


karbohidrat, protein, asam lemak, mineral dan enzim. Mukus serviks mengalami
perubahan fisik dan biokimia sesuai dengan siklus haid. Pada fase proliferasi
hingga saat ovulasi , dibawah pengaruh estrogen konsentrasi protein, terutama
albumin berkurang, sedangkan air dan konsentrasi musin bertambah berangsur-
angsur sehingga viskositas berkurang. Berkurangnya viskositas mukus serviks
pada saat ovulasi meningkatkan kemampuan sperma menerobos mukus serviks.
Sesudah ovulasi mukus serviks menjadi lebih kental dan lebih keruh.
Untuk menilai mucus serviks ada ada beberapa parameter yang dinilai, yaitu:
volume, daya membenang (spinnbarkeit), daya mendaun pakis (ferning),
pembukaan mulut rahim dan kekentalan (consistency)
a. Volume, volume mukus serviks :0=0 ml, 1=0,1 ml, 2=0,2 ml dan 3=0,3 ml atau
lebih.
b. Spinnbarkeit/daya membenang untuk menilai elastisitas mucus serviks, yang
maksimal saat ovulasi. Jika mucus serviks yang berada dalam kanalis servikalis
diambil dengan pinset, mucus serviks tidak terputus-putus.
0=< 1 cm, 1=1-4 cm, 2=5-8 cm dan 3=> 8 cm.
c. Ferning/feming test, daun pakis, jika mucus serviks dikeringkan diatas objek
glas dan dilihat dibawah mikroskop , tampak kristal dalam bentuk daun pakis.
Gambaran daun pakis tergantung pada konsentrasi NaCl dalam sekret.
Konsentrasi NaCl bertambah dibawah pengaruh estrogen dan berkurang dibawah
pengaruh progesterone. Jika setelah ovulasi masih terlihat gambaran daun pakis,
maka mungkin fungsi corpus luteum kurang dari normal.
0=tidak ada kristal, 1=bentuk tidak khas, 2=ada cabang pertama dan kedua dan
3=ada cabang ketiga dan keempat.
d. Pembukaan mulut rahim, 0=tertutup, selaput lendir pucat, 1=tertutup selaput
lendir merah jambu, 2=terbuka sebagian selaput lendir merah jambu dan
3=terbuka
lebar,selaput lendir merah.
e. Consistency/kekentalan, 0=sangat kental, 1=kental sedang, viscous,
2=kental ringan, viscous mucus dan 3=encer
Checklist Pemeriksaan Mukus

No
Tindakan
.
1. Salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan inform consent
4. Mempersiapkan alat dan bahan
 Handscoon
 Kapas
5. Meminta ijin pasien untuk melakukan tindakan
6. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon
7. Meminta pasien melepas celana, dan posisi litotomi
8. Mengambil sekret pada vagina
9. Menilai:
Sensasi  kering/basah/moist?
Warna  jernih/putih/kuning?
Jumlah  sedikit/banyak?
Tekstur  molor/lengket/milky/creamy

10. Meminta pasien menggunakan celana kembali


11. Menjelaskan hasil pemeriksaan
12. Menanyakan apakah ada hal yang kurang jelas atau ingin ditanyakan
13. Salam dan terimakasih

Sumber :
1. Anggraeni, et al, 2015. Pemeriksaan Ginekologi Dan PAP Smear. Bagian
Ilmu Kebidanan Dan Kandungan FK UNS/RS. Dr. Moewardi Surakarta
2. Thanh Le. 2012. Natural Family Planning
Fern Test
Pemeriksaan Fern (uji pakis) lendir serviks merupakan salah satu
parameter dalam evaluasi lendir serviks. Ferning adalah pembentukan struktur
seperti daun pakis. Ditemukannnya pola pakis yang sempurna ditengah siklus
menandakan fungsi estrogen baik.
Syarat:

 Dilakukan oleh tenaga medis yang terampil


 Tidak dalam keadaan menstruasi
Indikasi:
 Semua wanita yang ingin planning kehamilan ataupun menghindari
terjadinya kehamilan
Kontraindikasi:

 Tidak boleh dikerjakan sendiri atau oleh siapapun yang tidak terampil
 Hamil
 Menggunakan KB hormonal
 Sedang dalam masa menstruasi

Gamba

Sumber :

1. Cunningham, FG. Williams Obstetric. 24th edition.United States, New York :Mc.
Graw Hill Education. 2014. Pp 48-49
2. Anggraeni, et al, 2015. Pemeriksaan Ginekologi Dan PAP Smear. Bagian
Ilmu Kebidanan Dan Kandungan FK UNS/RS. Dr. Moewardi Surakarta

Checklist Fern Test

No
Tindakan
.
1. Salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan inform consent
4. Mempersiapkan alat dan bahan
 Handscoon
 Duk steril
 Spekulum vagina
 Lidi kapas
 Object Glass
 Mikroskop
5. Meminta ijin pasien untuk melakukan tindakan
6. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon
7. Meminta pasien melepas celana lalu posisi litotomi
8. Memasang duk lubang dan menyalakan lampu
9. Memasang spekulum vagina
10. Menempatkan spekulum dengan benar sampai terlihat portio dengan
jelas
11 Mengambil sekret pada portio
12. Membuat apusan: mengoleskan sekret pada object glass dengan
membentuk sudut 45o satu kali usapan, diberi label identitas pasien
13. Apusan dibiarkan sampai mengering
14. Melepaskan spekulum dan duk lubang
15. Meletakkan spekulum pada larutan klorin
16. Membersihkan sisa sekret disekitar vagina dengan NS
17. Mengamati apusan dalam mikroskop
18. Menyampaikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan
19. Menanyakan hal yang tidak dimengerti atau ingin ditanyakan.

LH Surge Test

Luteinising hormone (LH) meingkat secara drastis pada pertengahan


siklus. Selama ovulasi, LH memicu proses maturasi oosit menjadi metafaseII, dan
pembebasannya dari folikel. Mengetahui waktu ovulasi sangat penting untuk
mengendalikan konsepsi dan kontrasepsi manusia. Tingkat LH tiba-tiba melonjak,
kemudian mencapai puncaknya pada pertengahan siklus yang menyebabkan
folikel dominan pecah dan melepaskan sel telur. Ovulasi biasanya terjadi sekitar
28-48 jam setelah awal lonjakan LH.

Indikasi:
 Untuk mengecek kadar LH pada urin yang menandakan terjadinya suatu
ovulasi dalam 24-36 jam
 Dapat menilai terjadinya ovulasi
 Untuk planning kehamilan atau untuk menunda kehamilan
Kontraindikasi:
 Hamil
 Memiliki riwayat polycystic ovarian syndrome
 Menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi hormon LH dan HCG
Sumber :

1. Godbert, et al, 2015, Gynecologic Endocrinology And Reproductive


Medicine. Comparison Between The Different Methods Developed For
Determining The Onset Of The LH Surge In Urineduring The Human
Menstrual Cycle.
2. Leiva, et al. 2017. Urinary Lutenizing Hormone Tests: Which
Concentration Threshold Best Predicts Ovulation?. Frontier Public Health
vol 5 (320), pp: 6-7

Checklist LH surge

No. Tindakan
1. Salam dan perkenalan diri
2. Inform consent
3. Menyiapkan Alat dan bahan:
- LH Strip
- Spesimen urine pasien
- Timer/Stopwatch
4. Cuci tangan dan memakai handscoon
5. Meminta pasien BAK dan menampung dalam wadah
6. Masukkan LH strip dalam wadah, posisikan LH test strip dengan garis
hitam dibagian bawah, lalu celupkan LH test strip ke dalam wadah
tampung urine selama 30 detik. Jangan sampai urine melebihi garis hitam /
batas maksimal.
7. Mengangkat LH strip
8. Tunggu sampai 5-10 menit
9. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan
Konseling Prakonsepsi

Konseling prakonsepsi adalah konseling biomedis, intervensi perilaku


dan kesehatan sosial wanita dan pasangan sebelum terjadinya konsepsi untuk
memperbaiki status kesehatan, mengurangi perilaku individu dan lingkungan yang
buruk yang dapat berpengaruh bagi kesehatan ibu dan anak. Tujuan utamanya
adalah untuk memperbaiki kesehatan ibu dan anak, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.

A. Populasi
1. Pasangan yang akan menikah
2. Pasangan yang baru menikah
3. Individu yang membutuhkan
B. Tujuan

 Mengurangi angka kematian ibu dan anak


 Mencegah komplikasi selama kehamilan dan kelahiran
 Mencegah lahir mati, kelahiran prematur dan bblr
 Mencegah cacat lahir
 Mencegah infeksi neonatal
 Mencegah kekurangan berat badan
 Mencegah penularan hiv / ims secara vertical
 Menurunkan risiko terjadinya kanker pada anak
 Menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular di
kemudian hari

Hal-hal yang perlu di intervensi :

 Nutrisi :
o Skrining untuk anemia dan diabetes
o Melengkapi zat besi dan asam folat
o Informasi, edukasi dan konseling
o Pemantauan status gizi
o Penatalaksanaan diabetes, termasuk menasehati penderita diabetes
mellitus
o Pesan gizi seimbang untuk ibu hamil :
1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna
untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan vitamin serta
mineral sebagai pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan
janin serta cadangan selama masa menyusui
2.  Membatasi makan makanan yang mengandung garam
tinggi untuk mencegah hipertensi karena meningkatkan resiko
kematian janin, terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan
3. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin,
produksi cairan amnion dan meningkatnya volume darah,
mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu
tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-
12 gelas sehari)
4. Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi
meningkatkan buang air kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan
darah meningkat dan detak jantung menuingkat. Paling banyak 2
cangkir kopi/hari
PENAMBAHAN KEBUTUHAN ZAT GIZI SELAMA
HAMIL: Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya
ditambah sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini dikarenakan
adanya perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut
merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama
hamil:
FREKUENSI MAKAN DALAM SEHARI

FREKUENSI MAKAN merupakan seringnya seseorang


melakukan kegiatan makan dalam sehari baik makanan utama
atau pun selingan, sebanyak 3 kali makan utama dan 2 kali
makan selingan atau porsi kecil namun sering dan harus
sesuai porsi dibawah ini:

Gizi untuk calon pengantin :

Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan


melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis)
dan anemia gizi besi serta defisiensi asam folat.

 Merokok :
o Skrining wanita dan anak perempuan yang menggunakan
tembakau/rokok (aktif/pasif)
o Pada semua kunjungan klinis menggunakan "5 As" (tanyakan,
saran, penilaian, bantu, atur)
o Memberikan saran berhenti merokok singkat,
farmakoterapi(termasuk terapi penggantian nikotin, jika tersedia)
dan perilaku intensif layanan konseling
o Skrining semua non-perokok (pria dan wanita) dan saran tentang
bahayaasap rokok dan efek berbahaya pada wanita hamil.
 Kelainan genetik :
o Menanyakan riwayat keluarga secara menyeluruh untuk
mengidentifikasi faktor risiko untuk terjadinya kelainan genetic
o Rencana keluarga
o Konseling genetic
o Carrier screening dan testing
o Perlakuan yang tepat terhadap kondisi genetic
o Skrining masyarakat luas atau nasional di antara populasi berisiko
tinggi
 Lingkungan sekitar tempat tinggal :
o Memberikan panduan dan informasi tentang menjaga kebersihan
lingkungan
o Melindungi dari paparan radiasi yang berbahaya dalam pekerjaan,
lingkungan
o Menghindari penggunaan pestisida
o Menginformasikan wanita usia subur tentang kadar metil merkuri
pada ikan
 Hiv :
o Rencana keluarga
o Mempromosikan praktik seks aman dan metode ganda untuk
pengendalian kehamilan (dengankondom) dan kontrol IMS
o Konseling dan tes HIV yang diprakarsai oleh penyedia layanan,
termasuk pengujian pasangan pria
o Menyediakan terapi antiretroviral untuk pencegahan dan
profilaksis pra-paparan
o Pemberian profilaksis antiretroviral untuk wanita yang tidak
memenuhi syarat, atau tidak pada,terapi antiretroviral untuk
mencegah penularan dari ibu-ke-bayi
o Menentukan kelayakan terapi antiretroviral seumur hidup
 Infertile :
o Menciptakan kesadaran dan pemahaman tentang kesuburan dan
ketidaksuburan
 Kesehatan mental :
o Menilai masalah psikososial
o Memberikan konseling pendidikan dan psikososial sebelum dan
selama kehamilan
o Konseling, perawatan dan penanganan depresi pada perencanaan
kehamilan dan wanita usia subur lainnya
o Memperkuat jejaring masyarakat dan mempromosikan
pemberdayaan perempuan
o Meningkatkan akses terhadap pendidikan bagi wanita usia subur
o Mengurangi ketidakamanan ekonomi perempuan usia subur
 IMS :
o Menyediakan pendidikan dan layanan seksualitas komprehensif
yang sesuai usia
o Mempromosikan praktik seks yang aman melalui tingkat individu,
kelompok dan masyarakat
o Mempromosikan penggunaan kondom untuk perlindungan ganda
terhadap IMS dan mencegah kehamilan
o Memastikan peningkatan akses terhadap kondom
o Skrining untuk IMS
o Meningkatkan akses terhadap pengobatan dan layanan kesehatan
lainnya yang relevan
 Vaksin :
o Vaksinasi terhadap rubella
o Vaksinasi terhadap tetanus dan difteri
o Vaksinasi terhadap Hepatitis B
 Narkotika :
o Skrining untuk penggunaan zat narkotika
o Memberikan intervensi singkat dan perawatan bila diperlukan
o Mengobati gangguan penggunaan zat, termasuk farmakologis dan
intervensi psikologis
o Memberikan bantuan keluarga berencana untuk keluarga yang
menggunakan narkoba
o Menetapkan program pencegahan untuk mengurangi penggunaan
narkoba pada remaja

Sumber:

1. Dyah, 2016. Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil. Malang


2. Leveno, KJ., Cunningham, FG., Gant, NF., Alexander, Jm., Bloom, SL.,
Casey, BM., Dashe, JS., Shffied, JS. Dan Yost, NP., 2009,
ObstetriWlliamsPanduanRingkas, Jakarta: EGC
3. Arifin, 2015, Etika Hubungan Seksual Menurut Yusuf Al-Qaradawi. UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta

D. Check List Konseling Prakonsepsi

No Aspek yang dinilai Nilai


1 Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada pasien
2 Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status)
3 Menanyakan tujuan pasien datang ke pelayanan kesehatan
4 Menggali informasi yang terkait riwayat pribadi dan keluarga
 Riwayat medis pasien dan keluarga
 Penyakit genetik di keluarga
 Riwayat reproduksi
 Riwayat haid
 Riwayat KB
5 Menggali informasi untuk konseling genetik
 Nutrisi sehari-hari pasien  memenuhi gizi seimbang atau
tidak
 Adanya riwayat keluarga yang mengalami penyakit genetic
 Kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol
a. Perokok: tawari untuk program prakehamilan untuk
menghentikan kebiasaan merokok
 Pajanan lingkungan (mekuri, bakteri, bahan kimia)
 Screening HIV
 Penyakit infeksi menular seksual
 Kesehatan mental pasien
 Pemberian vaksin
 Penggunaan narkotika

6  Mengukur BB, TB, IMT


 KIE untuk meningkatkan asupan kalori sebesar 400 kkal/hari,
menganjurkan konsumsi asam folat. Remaja obesitas tidak
perlu tambahan kalori.
7. Edukasi senggama yang benar dalam Islam
 Hubungan seksual yang baik adalah setiap 4 hari sekali,
namun boleh juga mengurangi dan menambahnya sesuai
kebutuhannya.
 Untuk memulai berhubungan suami istri hendaknya berdoa
terlebih dahulu, dan menutupi tubuh istrinya dengan selimut,
hendaknya, mendahuluinya dengan lemah lembut, bercakap
(merayu dan menciumnya.)
 Berdo'a ketika hendak bergaul (Bersetubuh) seperti do'a yang
telah dianjurkan oleh RasulullahMuhammad saw.
‫ عن‬،‫ عن سالم‬،‫ عن م ْنصوْ ِر‬،ٌ‫ ح ّد ثنا جرير‬: َ‫ح ّد ثنا عثمانُ بْنُ أبي َش ْيبَة‬
‫ قَا َل النَّبِ ُّي ص َّل هللا عليْه‬:‫س رضي هللاُ َع ْنهُ َما قا ل‬ ٍ ‫ َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬،‫ب‬ ِ ‫آر ْي‬
‫ اللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا‬,ِ‫ بِاس ِْم هللا‬:‫ ((لو أَ َّن أَ َح َدهُ ْم أِ َذا أَ َرا َد أَ ْن يَأْتِ َي أَ ْهلَهُ قا َل‬:‫وسلَّم‬
ُ‫ض َّره‬
ُ َ‫ ل ْم ي‬,‫ك‬ َ ِ‫ فَإِنَّهُ إِ ْن يُقَدَّرْ بَ ْينَهُ َما في ذل‬,‫ب ال َّش ْيطَانَ ما َر َز ْقتَنَا‬ ِ ِّ‫ال َّش ْيطَانَ و َجن‬
‫)) َش ْيطَا ٌن أَبَدَا‬.
Artinya : Dari ibn ‘Abbas ra. Berkata, Nabi saw bersabda:
sekiranya salah seorang mereka ingin mendatangi keluarganya
(yakni istrinya), hendaknya berdo’a: “Dengan Nama Allah, Ya
Allah, jauhkan kami dari setan dan jauhkan setan terhadap apa saja
yang Engkau berikan pada kami.” Sesungguhnya jika ia ditakdirkan
mendapatkan anak pada saat itu, maka setan tidak bisa
mengganggunya.”18
 Menjaga kebersihan, penampilan, dan keharuman anggota
tubuh, Islam
tidak hanya menuntunkan untuk memelihara kesucian jiwa
dan akal,
tetapi juga dalam hal kesucian dan penampilan lahiriah.
 Apabila hajat sang suami sudah terpenuhi, hendaklah
menunggu istri sehingga istri juga merasa puas.
 Tidak boleh berhubungan seksual saat haid
 Tidak boleh berhubungan seksual lewat dubur
 Tidak boleh menceritakan aib istri atau suami kepada orang
lain.
8. Memberikan saran untuk melakukan pola hidup sehat
 Menjaga kebersihan diri (cuci tangan sebelum makan, mandi
minimal 2 kali sehari)
 Menjaga berat badan yang seimbang
 Melakukan aktivitas fisik secara teratur (minimal 2 kali
seminggu, masing-masing 75 menit)
 Menjaga pola tidur (durasi tidur selama 7-8 jam, pukul 21.00-
04.00)
 Menjaga pola makan (memperhatikan jumlah asupan gula,
lemak, garam, jenis makanan yaitu 55-65% karbohidrat, 10-
15% protein, 25-35% lemak, jumlah makanan yang
dikonsumsi dan jadwal makan)
 Menghindari merokok, minuman beralkohol, mengkonsumsi
junkfood
 Menajemen stress, manajemen waktu dengan baik
 Melakukan medical check up secara teratur
 Menjaga kebersihan sumber air (air minum, air keran untuk
aktivitas)
11. Memberikan informasi terkait pola sex yang sehat
 Rajin membersihkan diri dan menggunakan wewangian
 Adanya foreplay diawal
 Terbuka kepada pasangan (komunikasi yang baik)
 Tidak memaksakan diri pada pasangan
 Tidak bergonta-ganti pasangan
 Berhubungan suami istri sebanyak 2 kali dalam seminggu
12 Konseling KB
 Metode sederhana senggama terputus, pantang berkala,
kondom, diagfragma, cervical cap
 Kontrasepsi hormonal  pil KB, suntik KB
 Alat kontrasepsi bawah kulit
 Intra uterine device  IUD/AKDR
 Kontrasepsi mantap
 Vasektomi (MOP)
 Tubektomi (MOW)

Anda mungkin juga menyukai