Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan paling umum yang

membuat orang tidak dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik.

Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai

kira-kira 60-80 % anggota masyarakat semasa hidupnya dan 50 % diantaranya

menderita nyeri sepanjang tahun. Walaupun 30 % dari penderita Low Back

Pain ( LBP ) sembuh dalam 1 bulan dan 60 % sembuh dalam 3 bulan dan

kemungkinan 60 % akan kambuh lagi (Yuliasih, 2007).

Seperti yang dikatakan oleh Priyatna, 2000 dikutip dari World

Congress of Pain pada tahun 1978 bahwa low back pain merupakan

problematik yang banyak ditemukan dan sangat mengganggu kegiatan dan

aktivitas sehari-hari. Low back pain dapat menurunkan tingkat produktivitas

kerja, 80 % dari populasi di dunia pernah mengalami low back pain, terutama

pada usia 30-50 tahun. Amerika Serikat mengeluarkan dana sebesar 15 juta

dolars per tahun untuk mengatasi problematik nyeri akibat low back pain.

Nyeri adalah gejala paling umum yang paling tampak pada populasi

umum dan dunia kedokteran. Di Amerika Serikat, keluhan nyeri merupakan

penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala setiap tahunnya.

Hasil survei Word Health Organization / WHO memperlihatkan bahwa dari

1
2

26.000 rawat primer di lima benua, 22% melaporkan adanya nyeri persisten

lebih dari setahun (Kuntono, 2011)

Salah satu kelainan yang terjadi pada struktur tulang belakan adalah low

back pain karena spondloartrosis. Spondyloarthrosis sendiri merupakan salah

satu bentuk kelainan pada struktur tulang belakang, kondisi ini dapat terjadi

dengan rasa nyeri (simptomatik) atau tanpa nyeri (asimptomatik).

Spondyloarthrosis adalah penyakit inflamasi rematik yang menyerang tulang

belakang, sendi dan entesis (dimana sisi insersi jaringn pengikat sendi, urat,

atau kapsul artikular dalam tulang, sebagi contoh the tendonitis archiles,

plantar fasciitis). Itu merupakan kelompok gabungan berbagai penyakit yang

berhubungan: Spondilitis ankilosing, artritis psoriatik, artritis enteropatik,

artritis reaktif, and spondiloartritis tidak terdiferensiasi. (Sidharta, 1984).

Gangguan yang dapat ditimbulkan akibat kondisi ini antara lain nyeri

tekan pada regio lumbal, spasme otot, keterbatasan gerak, dapat juga terjadi

penjalaran nyeri pada tungkai. Sehingga dapat menimbulkan keterbatasan

fungsi seperti gangguan saat bangun dari keadaan duduk, saat membungkuk,

duduk atau berdiri lama dan berjalan (Sidharta, 1984).

Nyeri punggung bawah (Lower Back Pain) kebanyakan menyerang daerah

pinggang antara tulang rusuk bagian bawah dan daerah glutealis / pantat dan

sering menjalar ke daerah paha belang. Nyeri pinggang dapat terjadi karena

adanya masalah dari struktur neuromuskuloskeletal di daerah pinggang bawah,

termasuk otot dan saraf serta tulang tulang belakang dan diskus intervertebralis

(Mujianto, 2013). Dalam kehidupan sehari – hari kasus nyeri punggung bawah

1
3

memang banyak dijumpai, dan kasus ini menyerang banyak usia. Misalkan saja

spondylosis, yang merupakan degenerasi dari discus. Pada degenerasi discus,

dan terutama setelah prolaps yang berulang, mungkin terdapat pemipihan

berangsur – angsur dari discus dan pergeseran sendi – sendi permukaan

posterior. Pergerakan yang terganggu pada saat flexi dan ekstensi merupakan

suatu jenis gerakan ketidakstabilan sendi segmen yang menimbulkan gejala

ketidakmampuan gerak pada pasien (Willis – Kirkaldy dan Rarfan, 1982 dalam

A. Graham Apley dan Louis Solomon, 2013).

Spondyloarthrosis lumbalis adalah suatu patologi yang diawali

degenerasi pada diskus kemudian menyusul facet. Segmen yang sering terkena

biasanya pada segmen lumbal bawah yaitu pada segmen L5-S1,L4-L5,

patologi pada region ini mudah terjadi karena beban yang paling berat pada

lumbal bawah terutama pada posisi lumbal back ward, disamping itu juga

disebabkan oleh mobilitas yang sangat tinggi pada L dan L5-S1. 4-L5.

Pada spondyloarthrosis lumbal akan terjadi degenerasi diskus yang akan

menyebabkan diskus menipis kemudian mengeras, sehingga otot akan

menyebabkan facet menyempit kemudian kan terjadi pengelupasan chondrum

dan mengakibatkan penebalan tulang subchondral yang mengakibatkan

osteofit pada tepi sendi yang akibatnya terjadi penyempitan foramen

intervertebralis sehingga terjadi iritasi radix, hal inilah yang menyebabkan

nyeri.

Terdapat dua tipe spondyloarthrosis yaitu tipe pertama ditandai dengan

peradangan yang akan menyebabkan kekakuan tulang belakang, nyeri.

1
4

Sedangkan tipe yang kedua terjadi kerusakan tulang yang menyebabkan

kelainan bentuk tulang belakang dan cacat dari sendi sacroiliac maka disebut

sakroillitas yang bahu dan pinggul.

Banyak teknologi fisioterapi yang tersedia dalam mengurangi nyeri pada

kasus Low Back Pain nyeri punggung bawah akibat spondyloarthrosis ini,

pada penelitian ini penulis menggunakan modalitas Transcutaneous Electrical

Nerves Stimulation (TENS) memberikan efek fisiologis antara lain efek pada

jaringan tubuh, stimulasi saraf sensorik, stimulasi saraf motorik, efek pada

kontraksi otot, stimulasi pada saraf denervated, dan efek kimia dari stimulasi

(Singh, 2005). Modalitas selanjtnya menggunakan manual therapy

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis merumuskan

masalah yang akan diteliti yaitu apakah Intervensi Trunk Balance

Exercise dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non

Spesific Low back pain.

2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bahwa pemberian Trunk Balance Exercise dapat

meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Spesific Low back

pain.

1. Manfaat Penelitian

1
5

1. Manfaat Akademik

Manfaat Akademik penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari,

mengidentifikasi dan mengembangkan teori-teori yang didapat dari

perkuliahan dan Evidence-Based Practice dari para peneliti.

2. Memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu

fisioterapi yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut,

khususnya tentang Trunk Balance Exercise meningkatkan

kemampuan fungsional pada kondisi Non Spesific Low back pain.

1. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat mengungkapkan seberapa baik intervensi

Trunk Balance Exercise meningkatkan kemampuan fungsional pada

kondisi Non Spesific Low back pain.

2. Mengetahui hal-hal yang diteliti tersebut dapat diambil langkah-

langkah yang lebih spesifik dan efisien dalam meningkatkan

kemampuan fungsional pada pasien Non Spesific Low back pain

dengan optimal. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan

penelitian tentang manfaat Intervensi Trunk Balance Exercise pada

kasus-kasus yang lain.

1. Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah :

1
6

1. Memperoleh satu tambahan tentang kajian manfaat Intervensi Trunk

Balance Exercise meningkatkan kemampuan fungsional pada

pasien Non Spesific Low back pain.

2. Mendapatkan wawasan serta pengalaman dalam melakukan

penelitian, sehingga hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk

penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai