Anda di halaman 1dari 6

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kondisi post partum ( masa nifas)

Kehamilan dan persalinan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh

seorang wanita, antara lain perubahan pada otot dinding perut/abdomen yang

makin membesar seiring dengan bertambah besarnya pertumbuhan janin.

Brayshaw, Eileen (2003) mengungkapkan bahwa selama kehamilan, otot-otot

abdominal mengalami peregangan menjadi kira-kira 2 kali lebih panjang dari

ukurannya semula. Selain itu terjadi pula pembesaran otot-otot dasar panggul dan

otot – otot liang senggama.

Pengertian post partum atau nifas menurut sejumlah ahli sebagai berikut:

Menurut ( Sarwono, 2002), post partum adalah masa yang dimulai setelah partus

selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru

pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Menurut ( Reeder,

1997), Post partum adalah masa setelah berakhirnya persalinan sampai

kembalinya organ reproduksi ke kondisi sebelum hamil. Menurut (

Mochtar,1997), post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

sampai alat-alat seperti masa pra hamil.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa post partum adalah suatu

masa atau waktu yang diperlukan oleh seorang ibu mulai dari berakhirnya

persalinan sampai dengan kembalinya alat reproduksi ke kondisi semula yang

memerlukan waktu untuk pulih seperti sebelum dalam waktu kurang lebih 3 bulan

( Mayuni, 2005).

5
6

Perubahan post partum pada musculoskeletal dapat disebabkan oleh

karena besarnya diastasis rectus abdominis akibat kehamilan, sehingga

mengurangi support dari otot abdomen. Kendornya otot abdomen ini akan

bertambah sesuai dengan jumlah kehamilan. Demikian juga dengan otot-otot

dasar panggul dan otot liang senggama akan mengalami pembesaran/pelonggaran

dari bentuk awalnya.

Survei yang dilakukan Mac lenan ( 2000 ) pada wanita usia 15-57 tahun

menyatakan bahwa setengah dari ibu post-partum mengalami kelemahan otot-otot

dasar panggul. Hal ini diperkuat oleh penelitian Badjuaji didukung juga oleh hasil

penelitian WHO ( 2006 ) yang menyatakan bahwa 8 – 11% ibu yang

melahirkan mulai mengalami kelemahan otot dasar panggul setelah 3 bulan

persalinan. Penelitian ini juga menyatakan bahwa kejadian kelemahan otot dasar

panggul lebih tinggi pada ibu multipara dari pada ibu primipara.

Para ahli Ginekologi ( 2001 ) memperkirakan bahwa kebutuhan akan

pelayanan bagi wanita yang mengalami kelemahan otot dasar panggul terus

meningkat sekitar 45% hingga 30 tahun ke depan. Data statistik di Indonesia

menunjukkan bahwa satu dari sepuluh wanita mengalami kelemahan otot dasar

panggul ( Santoso, 2009 ) dan sekitar 50% wanita mengalami kelemahan otot

dasar panggul setelah melahirkan dan akan berakibat memengaruhi kualitas hidup

seorang wanita ( Junizaf, 2009 ).

Kondisi otot yang mengendor ini dapat kembali normal kebentuknya

semula lewat exercise yang dikenal dengan post natal exercise. Post natal exercise

adalah exercise yang dilakukan paska persalinan dengan tujuan meningkatkan


7

kembali kekuatan otot-otot yang mengalami peregangan selama masa kehamilan.

Semua otot abdominal perlu diberikan exercise untuk mengembalikan ke

bentuknya semula dan meningkatkan kekuatannya, namun yang paling penting

adalah otot transversus abdominis yang besar peranannya pada stabilitas pelvis.

Post natal exercise dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga

yang tersulit, dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kondisi ibu. Dengan

demikian diharapkan terjadinya proses fisiologi yang dapat mengembalikan

kondisi otot ibu seperti sebelum hamil.

Fisioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan juga dapat turut berperan dalam

tim yang menangani pasien dengan kondisi post partum. Fisioterapi dapat

berperan dalam menangani hal-hal terkait dengan keluhan yang timbul seperti :

1. Nyeri pinggang bawah

Keluhan nyeri dirasa ada yang hanya di daerah pinggang dengan atau

tanpa nyeri menjalar sepanjang satu atau dua tungkai, nyeri di daerah sacroiliaca

kadang nyeri sepanjang tungkai. Pengaruh dari hormone relaxin yang significan

menyebabkan laxiti ligamen, buruknya fungsi dari otot-otot erector spine, gluteus

maximus, latissimus dorsi dan biceps femoris.

2. Diastasis rectii

Diastasis recti adalah pemisahan antara bagian kanan dan kiri otot-

otot rektus abdominalis, yang menutupi permukaan depan dari perut. Diastasis

recti adalah kondisi yang normal setelah melahirkan.. Pada ibu hamil, tekanan

yang semakin meningkat pada dinding abdomen mungkin akan mengarah pada

diastasis rekti.
8

3. Kelemahan otot dasar panggul

Setiap kelahiran dapat menyebabkan kerusakan pada otot dasar panggul.

Pada saat kepala bayi keluar dari vagina, tekanan yang terjadi pada kandung

kemih, uretra dan terlebih pada otot dasar panggul serta penyokongnya dapat

merusak struktur ini. Sobekan atau tekanan yang berlebihan pada otot,

ligamentum, jaringan penyambung dan jaringan syaraf akan menyebabkan

kelemahan yang progresif akibat kelahiran bayi. Persalinan seperti ini memiliki

tendensi terjadinya peningkatan kerusakan saraf dasar panggul (Eileen, 2007).

4. Permasalahan Terkait Aktivitas Menyusui

Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana

terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan

jari waktu menyusui atau pemakaian bra yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat

terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan

kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan sehingga menjadi

sumbatan. Sumbatan ini pada wanita yang kurus dapat terlihat dengan jelas

sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.

B. Terapi latihan pada kondisi post partum

Pemberian terapi latihan pada kondisi paska partum dapat berupa

pemberian senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari

pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan

gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu

(Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009, hlm.105). Menurut Oeswari (1999),


9

senam nifas atau senam pasca melahirkan lebih baik dilakukan langsung setelah

persalinan (dengan kondisi ibu sehat, yaitu biasanya enam jam pasca melahirkan)

(Maryunani & Sukaryati, 2011, hlm.91).

Latihan senam nifas terdapat 10 langkah, yaitu :

1. Posisi tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut.

2. Sikap tubuh terlentang kedua kaki lurus kedepan, angkat kedua tangan lurus

ke atas sampai kedua telapak tangan ketemu kemudian turunkan.

3. Berbaring rileks dengan posisi tangan disamping badan dan lutut diteku,

angkat pantat perlahan kemudian diturunkan.

4. Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri disamping badan, tangan

kanan diatas perut dan lutut di tekuk, angkat kepala sampai dagu menyentuh

dada sambil mengerutkan otot sekitar anus dan mengontraksi otot perut.

5. Tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala

sampai dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang

ditekuk.

6. Posisi tidur terlentang, kaki lurus dan kedua tangan disamping badan,

kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90 derajat.

7. Tidur terlentang kaki lurus kedua tangan disamping badan, angkat kedua

kaki secara bersamaan dalam keadaan lurus sambil mengontraksikan perut

kemudian turunkan perlahan.

8. Posisi nungging, nafas melalui pernafasan perut, kerutkan anus.

9. Posisi berbaring kaki lurus kedua tangan disamping badan, angkat kedua kaki

dalam keadaan lurus 90 derajat kemudian turunkan.


10

10. Tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di belakang

kepala kemudian bangun sampai posisi duduk (Suherni, Widyasih, &

Rahmawati, 2009, hlm.108-115). Manfaat senam nifas yaitu senam nifas

membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan

punggung

Anda mungkin juga menyukai