PROPOSAL PENELITIAN
i
ii
22010115120071
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL KTI
Disusun oleh
22010115120071
Telah disetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
dr. Sukma Imawati, Sp.Rad (K) dr. Hexanto Muhartomo, Sp.S (K)., M.Kes
Penguji
NIP. 198503072015042001
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
Yang bertanda tangan di bawah ini,
NIM : 22010115120071
Universitas Diponegoro
1) KTI ini ditulis sendiri tulisan asli saya sendiri tanpa bantuan orang lain
3) Dalam KTI ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
iv
Semarang, Maret 2018
DAFTAR ISI
v
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
vi
2.8.3 Pemeriksaan Radiologi ...........................................................................22
vii
3.8.1 Jenis Data ................................................................................................31
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
umum dari pasien yang mengeluhkan nyeri punggung bawah. Prevalensi dari
HNP sekitar 1-3% di Finlandia dan Italia. Di AS, 1-2% populasi menderita
HNP.6 Selain itu, kejadian HNP di beberapa negara berkembang sekitar 15-
20% dari total populasi. Penyakit ini terutama terjadi pada orang dewasa di
usia 30-55 tahun dan memuncak pada usia 40-45 tahun. Pria cenderung
umum, kejadian ini tampaknya terjadi merata antara pria dan wanita karena
dengan rasa sakit yang menjalar dari pinggang ke tungkai juga banyak
dilaporkan.7 Gejala HNP yang paling umum adalah nyeri pada punggung yang
tahun 2002, terdapat 4.456 orang yang mengalami nyeri dan ditemukan sekitar
1
2
1.598 orang menderita nyeri kepala, sehingga dapat disimpulkan bahwa nyeri
HNP mencapai sekitar 5,4% sampai 5,8 % dan frekuensinya meningkat pada
usia 45-65 tahun dan data epidemiologi dari kunjungan pasien di beberapa
rumah sakit di Jawa Tengah terdapat sekitar 40% orang yang mengalami
HNP.4
canggih berupa MRI dan memerlukan tindak lanjut (baik diagnostik maupun
derajat, bentuk, dan radiks yang terkena. Derajat HNP berdsarkan pemeriksaan
MRI dibagi menjadi 4 tahap yaitu (1) Penonjolan diskus (2) Protrusio
herniasi komplit.9
servikalis dan torakalis. Pada individu yang berusia antara 25-55 tahun, 95%
HNP terjadi pada vertebra lumbar di daerah L4-L5 atau L5- S1 sementara
HNP di atas vertebra L4 lebih banyak terjadi pada individu berusia di atas 55
tahun.7
3
status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
9,8% mengalami obesitas. Angka ini akan terus meningkat pada tahu 2030
apabila tidak diatasi. Berat badan yang tercermin dalam indeks massa tubuh
bahwa seseorang yang memiliki IMT berlebih dalam hal ini termasuk
sebuah studi di Jepang terhadap 270 subyek, Hangai dkk, menunjukkan bahwa
nilai IMT tinggi merupakan faktor risiko perkembangan derajat HNP yang
intervertebralis dalam hal ini HNP, masih belum jelas sehingga dibutuhkan
penelitian lebih lanjut.8 Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti
Jawa Tengah.
pada mahasiswa
fakultas
kedokteran
universitas
udayana
Analitic Cross-sectional
TINJAUAN PUSTAKA
kekurangan dan kelebihan berat badan. Indeks massa tubuh ini ditemukan
yaitu dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat dari
satu miliar orang pada tahun 2008. Sekitar 200 juta laki-laki dan 300 juta
6
7
33,8%.12
orang dewasa. Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait
komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu, pada anak-anak dan
IMT/U12. Sedangkan nilai dari IMT pada orang dewasa tidak bergantung
dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Menurut Kriteria Asia Pasifik
Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT,
Klasifikasi IMT
Underweight <18,5
Overweight 23,0-24,9
Obese I 25,0-29,9
Obese II 30,0
secara terus menerus dari usia 20-60 tahun. Setelah usia 60 tahun, angka
obesitas mulai menurun; (2) Jenis Kelamin, Pria lebih banyak mengalami
proporsi tertinggi anak-anak obesitas; (4) Pola Makan, makanan siap saji
peningkatan porsi makan ;(5)Aktivitas Fisik, saat ini level aktifitas fisik
annulus fibrosus dari diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau
lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan L5-S1. Kompresi saraf pada level ini
melibatkan root nerve L4, L5, dan S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri
dari pantat dan menjalar ketungkai. Kebas dan nyeri menjalar yang tajam
merupakan hal yang sering dirasakan penderita HNP. Weakness pada grup
dimana terjadi pada 40% penderita HNP7. Sekitar setengah dari pasien
pecahnya diskus.7
10
2.2.2 Epidemiologi
paling sering adalah usia 30 – 50 tahun. Pada penelitian HNP paling sering
Dammers dan Koehler pada 1431 pasien dengan herniasi diskus lumbalis,
memperlihatkan bahwa pasien HNP L3-L4 secara bermakna dari usia tua
yang penting. dan merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama.
37% insidens tertinggi dijumpai pada usia 45-60 tahun. Pada penderita
40% penderita dan menyebabkan gangguan tidur pada 20% penderita akan
mencari pertolongan medis, dan 25% diataranya perlu rawat inap untuk
disebut vertebra. Diantara tiap dua ruas vertebra terdapat bantalan tulang
Gambar 2. Vertebra 19
2.3.1 Korpus
vertebra lumbalis merupakan columna yang paling besar dan kuat karena
2.3.2 Arcus
a) Pediculus di bagian depan: bagian tulang yang berjalan kea rah bawah
foramen intervertebrale.
yang berlawanan.
13
belakang.19
dari medulla spinalis. Beberapa anak akar keluar dari permukaan dorsal
akar ventral (radix anterior) dan akar dorsal (radix posterior). Dalam radix
posterior terdapat serabut aferen atau sensoris dari kulit, jaringan subkutan
dan profunda, dan sringkali dari visera.radix anterior terdiri dari serabut
eferen atau motoris untuk otot kerangka. Pembagian nervus spinal adalah
pasang nervus lumbalis, 5 pasang nervus sakralis, dan satu pasang nervus
coccygeus.19
pecah.19
karena adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus
disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.7 Faktor risiko HNP
dan batuk kronis sering dianggap sebagai faktor risiko. Seorang individu
pada bagian vertebra lumbal. Pada Tahun 2009, terdapat l5.974 pasien
mengalami LBP dimana 47,2% diantaranya dengan IMT > 30,0 atau
kategori obesitas.3
menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah
16
terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya
pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos
dan dikenal sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial
subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai
lapisan dura.18 Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah
korpus vertebra.9
1. Derajat 1 (Bulging)
17
pulposus mengiritasi jaringan ikat luar dari diskus dan terjadi intak pada
Gambar 4. Bulging
2. Derajat 2 (Protrusi)
masih intak. Pada stadium ini dapat ditemukan nyeri punggung bawah
Gambar 5. Protrusi
3. Derajat 3 (Ekstrusi)
operasi. Lesi diskus ini dapat direbsobsi oleh tubuh sehingga dari 80%
Gambar 6. Ekstrusi
19
4. Derajat 4 (Sequestrasi)
root, akar saraf yang keluar dari foramen, dan bagian samping dari thecal
sac. Pada tahap ini terdapat nyeri menjalar yang sangat hebat dari
pinggang bawah sampai kaki, dan juga terdapat gangguan pada fungsi
Gambar 7. Sekuestrasi
punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP
terbagi atas HNP sentral dan lateral. HNP sentral akan menimbulkan
bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada
20
dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex
achiller negative. Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan
2.8.1 Anamnesis
intervalnya; lokasi nyeri; kualitas dan sifat nyeri; penjalaran nyeri; apa
a. X-Ray
b. Mylogram
spinalis
c. MRI
herniasi (kanan)
menjadi 4 tahap yaitu (1) Penonjolan diskus (2) Protrusio diskus (3)
sequestration.9
berlebih dalam hal ini termasuk overweight atau obese memiliki keterkaitan
terhadap derajat HNP. Dalam sebuah studi di Jepang terhadap 270 subyek,
Hangai dkk, menunjukkan bahwa nilai IMT tinggi merupakan faktor risiko
perkembangan derajat HNP yang terlihat pada MRI.18 Hasil penelitian ini
24
control yang dilakukan oleh Yasin dkk di RSUD dr. Soetomo Surabaya,
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian case control yang
dilakukan oleh Koley dkk di India yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara IMT dan LBP pada orang dewasa. Penelitian kohort
bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara IMT dengan LBP,
Faktor Sistemik:
Faktor lokal: Usia
Obesitas Etnis
Pekerjaan Jenis kelamin
Trauma dan hormon
Kelemahan Nutrisi
Otot Genetik
Sindrom
Metabolik
Kerusakan diskus
Derajat 1
Hernia Nucleus
Indeks Massa Tubuh Derajat 2
Pulposus
Trauma mekanis
Derajat 4
2.12 Hipotesis
lumbalis.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
MRI.
Sampel pada penelitian ini adalah semua pasien Hernia Nucleus Pulposus
27
28
2. Pasien laki- laki dan perempuan yang terdiagnosis HNP secara MRI
3. Usia 25 – 70 tahun
sampling.
(𝑍𝛼)2 𝑃(1 − 𝑃)
𝑛=
𝑑2
n : jumlah sampel
kepustakaan)
peneliti)
Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 2,34 dan derajat kesalahan yang
29
masih dapat diterima (d) yang digunakan adalah 0,2 sehingga perhitungan
sering 24,9
kesehatan
umum.
Diperoleh dari
BB dalam
Kilogram
dibagi dengan
TB kuadrat
dalam meter.
yang diskus
berkorelasi Derajat 3 :
dengan Ekstrusio
peningkatan diskus
tingkat Derajat 4:
keparahan Sequestrasi
HNP, dengan
Grade 1 yang
31
menandakan
adanya
penonjolan
diskus dan
Grade 4 yang
menandakan
derajat
sequestrasi
adalah data rekam medis pasien HNP yang telah melakukan pemeriksaan
Data diambil dari data rekam medis pasien pasien HNP yang telah
apabila terdapat sel dengan nilai expected <5, maka menggunakan uji
BAB IV
HASIL PENELITIAN
sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
meliputi data rekam medis lengkap, pasien laki-laki dan perempuan yang
terdiagnosis HNP secara MRI berusia 19 - >65 tahun, dan pasien tersebut
Data dari setiap variabel ditampilkan dalam bentuk tabel antara lain, jenis
4.2.1.1 Usia
Percent
sebanyak 11 orang.
Percent
IMT kategori gemuk (25,1 - >27) sebanyak 8 orang, dan tidak didapatkan
Percent
derajat 4 (Sequestrasi).
DAFTAR PUSTAKA
resonance imaging with body mass index in overweight and obese adults:
2014;1–14.
Prevalence and risk factors of low back pain among the university staff. J
6. Kindred A, Sppla H. Body Mass Index And Its Association With Disc
8. Ezemagu UK, Anibeze CIP, Ani CO, Ossi GC. Correlation of Body Mass
Index with Low Back Pain amongst Patients without Injury in a Nigeria
Population. 2016;5(11):371–8.
10. Depkes RI. Glosarium Data & informasi kesehatan. Pus Data dan Inf
39
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/glosarium-
2006.pdf
11. Negara KNDPNA wibawa; SP. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh
(Imt) Kategori Overweight Dan Obesitas Dengan Keluhan Low Back Pain
12. Lavoipierre GJ, Keller W, Dixon H, Dustin J-P, ten Dam G. Measuring
1983. p. 101.
14. Adnan M, Mulyati T, Isworo JT. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat
15. Sugiritama IW, Wiyawan IGNS, Arijana IGK, Ratnayanti IGA. Gambaran
IMT (Indeks Massa Tubuh) Kategori Berat Badan Lebih dan Obesitas pada
Obesity and Overweight with Disc Height and Disc Herniation in Lumbar
al. Associations of body mass index and body height with low back pain in
21. Adam MP, Emily a B, John WF, Harry NH, William a A, Randy W, et al.
Sport Lumbar Intervertebra Disk Herniation and Back Pain. Vol. 33, Spine.
2008. p. 428–35.