Anda di halaman 1dari 50

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Daerah lumbal terdiri atas L1 sampai L5 dan L5 S1 yang paling besar menerima beban atau berat tubuh sehingga daerah lumbal menerima gaya dan stress mekanikal paling besar sepanjang vertebra (Bellenir K, 2 !"# $enurut %he &ealthy Ba'k (nstitute (2 1 ", daerah lumbal merupakan daerah vertebra yang sangat peka terhadap terjadinya nyeri pinggang karena daerah lumbal paling besar menerima beban saat tubuh bergerak dan saat menumpuh berat badan# Disamping itu, gerakan memba)a atau mengangkat *bjek yang sangat berat biasanya dapat menyebabkan terjadinya 'idera pada lumbar spine# +yeri pinggang dapat disebabkan *leh berbagai k*ndisi# K*ndisi,k*ndisi yang umumnya menyebabkan nyeri pinggang adalah strain lumbar, iritasi sara-, radi'ul*pathy lumbar, gangguan pada tulang (sten*sis spinal, sp*ndyl*listhesis", k*ndisi,k*ndisi sendi dan tulang (sp*ndyl*sis", dan k*ndisi,k*ndisi tulang k*ngenital (spina bi-ida dan sk*li*sis" (.illiam /# Shiel 0r, 2 mengalami sp*ndyl*sis lumbar (0upiter (n-*media, 2 Kelly 3edden (2 1"# Diantara k*ndisi tersebut, telah di*bservasi bah)a sekitar 1 2 pasien nyeri pinggang 1"# Sedangkan menurut 1", nyeri pinggang dibagi atas 2 bagian yaitu mekanikal nyeri

pinggang dan n*n,mekanikal nyeri pinggang# $ekanikal nyeri pinggang terdiri dari lumbar strain4sprain, sp*ndyl*sis lumbal, piri-*rmis syndr*me, herniasi diskus, spinal sten*sis, -raktur k*mpresi *ste*p*r*tik, sp*ndyl*listhesis, -raktur traumatik, dan penyakit k*ngenital (sk*li*sis"# Diantara k*ndisi tersebut, sp*ndyl*sis lumbal menduduki peringkat kedua dengan persentase 1 2 dari mekanikal nyeri pinggang sedangkan lumbar strain4sprain memiliki persentase terbanyak yaitu 5 2 dari mekanikal nyeri pinggang# Sp*ndyl*sis lumbal merupakan penyakit degenerati- pada '*rpus vertebra atau diskus intervertebralis# K*ndisi ini lebih banyak menyerang pada )anita# 6akt*r utama yang bertanggung ja)ab terhadap perkembangan sp*ndyl*sis lumbal adalah usia, *besitas, duduk dalam )aktu yang lama dan kebiasaan p*stur

yang jelek# 7ada -akt*r usia menunjukkan bah)a k*ndisi ini banyak dialami *leh *rang yang berusia 8 tahun keatas# 6akt*r *besitas juga berperan dalam 1"# menyebabkan perkembangan sp*ndyl*sis lumbar (0upiter (n-*media, 2

Sp*ndyl*sis lumbal merupakan kel*mp*k k*ndisi 9ste*arthritis yang menyebabkan perubahan degenerati- pada intervertebral j*int dan ap*physeal j*int (-a'et j*int"# K*ndisi ini terjadi pada usia : 85 tahun namun paling banyak terjadi pada usia 85 tahun dan lebih banyak terjadi pada )anita daripada laki,laki# Sedangkan -akt*r resik* terjadinya sp*ndyl*sis lumbar adalah -akt*r kebiasaan p*stur yang jelek, stress mekanikal dalam aktivitas pekerjaan, dan tipe tubuh# 7erubahan degenerati- pada lumbar dapat bersi-at asimpt*matik (tanpa gejala" dan simpt*matik (mun'ul gejala4keluhan"# ;ejala yang sering mun'ul adalah nyeri pinggang, spasme *t*t, dan keterbatasan gerak kesegala arah (<nn %h*ms*n, 1111"# 7r*blem nyeri, spasme dan keterbatasan gerak dapat ditangani dengan intervensi -isi*terapi# Berbagai m*dalitas dapat digunakan untuk mengatasi pr*blem tersebut# 7emberian Sh*rt .ave Diathermy yang menghasilkan e-ek thermal dapat menurunkan nyeri dan spasme *t*t# <danya e-ek panas yang sedatidapat merangsang ujung sara- sens*rik dan pr*pri*sept*r sehingga nyeri dan spasme *t*t lambat laun akan menurun (&ilary .ads)*rth, 11!!"# Kemudian pemberian .illiam 6le=i*n >=er'ise dapat menghasilkan peningkatan stabilitas lumbal dan menambah luas gerak sendi pada lumbal melalui peningkatan -leksibilitas dan elastisitas *t*t (7aul &**per, 1111"# K*ndisi ini juga banyak ditemukan disetiap 3umah Sakit K*ta $akassar dan di 3S?D# Syekh @usu;*)a# Berdasarkan pengamatan peneliti, beberapa pasien yang berusia 8 tahun keatas dan umumnya )anita mengalami k*ndisi sp*ndyl*sis lumbal dengan pr*blem nyeri pinggang serta gangguan gerak dan -ungsi pada lumbal# Keadaan ini biasanya membatasi aktivitas kegiatan sehari,hari penderita dan setelah beberapa kali ditangani *leh -isi*terapi k*ndisinya menjadi membaik# &al ini yang mend*r*ng peneliti tertarik mengambil t*pik penelitian ini#

A.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu ABagaimana penatalaksanaan -isi*terapi pada k*ndisi sp*ndyl*sis lumbal di 3S?D# Syekh @usu- ;*)a BC#

B. 1#

Tujuan Penelitian %ujuan ?mum ?ntuk mengetahui penatalaksanaan -isi*terapi pada gangguan -ungsi*nal lumbal akibat sp*ndyl*sis lumbal di 3S?D# Syekh @usu- ;*)a#

2# a# b# C. 1# a#

%ujuan Khusus ?ntuk mengetahui perubahan nilai D<S (intensitas nyeri" setelah diberikan Sh*rt .ave Diathermy (S.D" dan .illiam 6le=i*n >=er'ise# ?ntuk mengetahui perubahan -leksibilitas setelah diberikan Sh*rt .ave Diathermy (S.D" dan .illiam 6le=i*n >=er'ise# Manfaat Penelitian $an-aat (lmiah Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penatalaksanaan kasus spondylosis lumbal dengan menggunakan S.D dan .illiam 6le=i*n >=er'ise#

b# '# 2#

Sebagai bahan ba'aan dan masukan bagi para mahasis)a, sta- pengajar dan lainnya yang ingin membuat tugas, makalah atau menyusun diktat# Sebagai bahan re-erensi atau rujukan bagi mahasis)a dan sta- pengajar dalammelakukan penelitian lanjut# $an-aat 7raktis Sebagai bahan masukan bagi -isi*terapis di 3umah Sakit atau Lahan 7raktek dalam penanganan kasus spondylosis menggunakan S.D dan .illiam 6le=i*n >=er'ise#

BAB II TIN AUAN PU!TA"A

A. 1#

Tinjauan !#$n%&l$sis Lum'al 7engertian Sp*ndyl*sis merupakan k*ndisi dimana terjadi perubahan degenerati- pada sendi intervertebralis antara '*rpus dan diskus# Sp*ndyl*sis merupakan kel*mp*k *ste*arthritis yang juga dapat menghasilkan perubahan degenerati- pada sendi, sendi sin*vial sehingga dapat terjadi pada sendi,sendi ap*physeal tulang belakang# Se'ara klinis, kedua perubahan degenerati- tersebut seringkali terjadi se'ara bersamaan (<nn %h*ms*n et al, 1111"# Sp*ndyl*sis lumbal merupakan gangguan degenerati- yang terjadi pada '*rpus dan diskus intervertebralis, yang ditandai dengan pertumbuhan *ste*-it pada '*rpus vertebra tepatnya pada tepi in-eri*r dan superi*r '*rpus# 9ste*-it pada lumbal dalam )aktu yang lama dapat menyebabkan nyeri pinggang karena ukuran *ste*-it yang semakin tajam (Bru'e $# 3*ths'hild, 2 Statement *- 7rin'iples /*n'erning (2 1"# $enurut 5", sp*ndyl*sis lumbar dide-inisikan

sebagai perubahan degenerati- yang menyerang vertebra lumbar atau diskus intervertebralis, sehingga menyebabkan nyeri l*kal dan kekakuan, atau dapat menimbulkan gejala,gejala spinal '*rd lumbar, 'auda eEuina atau k*mpresi akar sara- lumb*sa'ral# Sp*ndyl*sis lumbal seringkali merupakan hasil dari *ste*arthritis atau spur tulang yang terbentuk karena adanya pr*ses penuaan atau degenerasi# 7r*ses degenerasi umumnya terjadi pada segmen L8 L5 dan L5 S1# K*mp*nen, k*mp*nen vertebra yang seringkali mengalami sp*ndyl*sis adalah diskus intervertebralis, -a'et j*int, '*rpus vertebra dan ligamen (terutama ligamen -lavum" (0*hn 0# 3egan, 2 1 "# 2# >ti*l*gi Sp*ndyl*sis lumbal mun'ul karena adanya -en*mena pr*ses penuaan atau perubahan degenerati-# Beberapa penelitian menunjukkan bah)a k*ndisi ini tidak

berkaitan dengan gaya hidup, tinggi,berat badan, massa tubuh, aktivitas -isik, mer*k*k dan k*nsumsi alk*h*l (Bru'e $# 3*ths'hild, 2 1"# Sp*ndyl*sis lumbal banyak pada usia : 85 tahun dan paling banyak pada usia 85 tahun# K*ndisi ini lebih banyak menyerang pada )anita daripada laki,laki# 6akt*r,-akt*r resik* yang dapat menyebabkan sp*ndyl*sis lumbal adalah (<nn %h*ms*n et al, 1111" F a# b# '# Kebiasaan p*stur yang jelek Stress mekanikal akibat pekerjaan seperti aktivitas pekerjaan yang melibatkan gerakan mengangkat, t)isting dan memba)a4memindahkan barang# %ipe tubuh <da beberapa -akt*r yang memudahkan terjadinya pr*gresi degenerasi pada vertebra lumbal yaitu (Kimberley $iddlet*n and David ># 6ish, 2 a# 6akt*r usia Beberapa penelitian pada *ste*arthritis telah menjelaskan bah)a pr*ses penuaan merupakan -akt*r resik* yang sangat kuat untuk degenerasi tulang khususnya pada tulang vertebra# Suatu penelitian *t*psi menunjukkan bah)a sp*ndylitis de-*rmans atau sp*ndyl*sis meningkat se'ara linear sekitar 2 , 522 antara usia :1 5 tahun# Begitu pula, degenerasi diskus terjadi sekitar 1G2 pada usia 2 tahun dan sekitar 1!2 pada usia 5 tahun# b# Stress akibat aktivitas dan pekerjaan Degenerasi diskus juga berkaitan dengan aktivitas,aktivitas tertentu# 7enelitian retr*spekti- menunjukkan bah)a insiden trauma pada lumbar, indeks massa tubuh, beban pada lumbal setiap hari (t)isting, mengangkat, membungkuk, p*stur jelek yang terus menerus", dan vibrasi seluruh tubuh (seperti berkendaraan", '# 7eran herediter 6akt*r genetik mungkin mempengaruhi -*rmasi *ste*-it dan degenerasi diskus# 7enelitian Spe't*r and $a';reg*r menjelaskan bah)a 5 2 variabilitas yang ditemukan pada *ste*arthritis berkaitan dengan -akt*r herediter# Kedua penelitian tersebut telah mengevaluasi pr*gresi dari perubahan degenerati- yang semuanya merupakan -akt*r yang dapat meningkatkan kemungkinan sp*ndyl*sis dan keparahan sp*ndyl*sis# 1" F

menunjukkan bah)a sekitar H (85 GG2" sp*ndyl*sis berkaitan dengan -akt*r genetik dan lingkungan, sedangkan hanya 2 1 2 berkaitan dengan beban -isik dan resistan'e training# d# <daptasi -ungsi*nal 7enelitian &umIah and S*ames menjelaskan bah)a perubahan degeneratipada diskus berkaitan dengan beban mekanikal dan kinematik vertebra# 9ste*-it mungkin terbentuk dalam pr*ses degenerasi dan kerusakan 'artilagin*us mungkin terjadi tanpa pertumbuhan *ste*-it# 9ste*-it dapat terbentuk akibat adanya adaptasi -ungsi*nal terhadap instabilitas atau perubahan tuntutan pada vertebra lumbar# :# 7at*l*gi %erapan Salah satu aspek yang penting dari pr*ses penuaan adalah hilangnya kekuatan tulang# 7erubahan ini menyebabkan m*di-ikasi kapasitas penerimaan beban (l*ad,bearing" pada vertebra# Setelah usia 8 tahun, kapasitas penerimaan beban pada tulang 'an'ell*us4trabe'ular berubah se'ara dramatis# Sebelum usia 8 tahun, sekitar 552 kapasitas penerimaan beban terjadi pada tulang 'an'ell*us4 trabe'ular# Setelah usia 8 tahun penurunan terjadi sekitar :52# Kekuatan tulang menurun dengan lebih 'epat dibandingkan kuantitas tulang# &al ini menurunkan kekuatan pada end,plates yang melebar jauh dari diskus, sehingga terjadi -raktur pada tepi '*rpus vertebra dan -raktur end,plate umumnya terjadi pada vertebra yang *ste*p*r*sis (Darlene &ertling and 3and*lph $# Kessler, 2 G"# /artilagin*us end,plate dari '*rpus vertebra merupakan titik lemah dari diskus sehingga adanya beban k*mpresi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada 'artilagin*us end,plate# 7ada usia 2: tahun sampai 8 tahun, terjadi demineralisasi se'ara bertahap pada 'artilag* end,plate# 7ada usia G tahun, hanya lapisan tipis tulang yang memisahkan diskus dari 'hannel vaskular, dan 'hannel nutrisi lambat laun akan hilang dengan penebalan pada pembuluh arteri*le dan venules# 7erubahan yang terjadi akan memberikan peluang terjadinya pat*genesis penyakit degenerasi pada diskus lumbar# Disamping itu, diskus intervertebralis *rang de)asa tidak mendapatkan suplai darah dan harus mengandalkan di-usi untuk nutrisi (Darlene &ertling and 3and*lph $# Kessler, 2 G"#

$enurut Kirkaldy,.illis (dalam Darlene &ertling and 3and*lph $# Kessler, 2 G", terdapat sistem yang berdasarkan pada pemahaman segment gerak yang mengalami degenerasi# 7erubahan degenerati- pada segmen gerak dapat dibagi kedalam : -ase kemunduran yaitu F a# 6ase dis-ungsi a)al (level (" F pr*ses pat*l*gik ke'il yang menghasilkan -ungsi abn*rmal pada k*mp*nen p*steri*r dan diskus intervertebralis# Kerusakan yang terjadi pada segmen gerak masih bersi-at sementara (reversible"# 7erubahan yang terjadi pada -a'et j*int selama -ase ini sama dengan yang terjadi pada sendi sin*vial lainnya# Kr*nik sin*vitis dan e-usi sendi dapat menyebabkan stret'h pada kapsul sendi# $embran syn*vial yang in-lamasi dapat membentuk suatu lipatan didalam sendi sehingga menghasilkan pengun'ian didalam sendi antara permukaan 'artilag* dan kerusakan 'artilag* a)al# 7aling sering terjadi pada -ase dis-ungsi a)al selain melibatkan kapsul dan syn*vium juga melibatkan permukaan 'artilag* atau tulang pen*pang ('*rpus vertebra"# Dis-ungsi diskus pada -ase ini masih kurang jelas tetapi kemungkinan melibatkan beberapa ker*bekan 'ir'um-erential pada annulus -ibr*sus# 0ika ker*bekannya pada lapisan paling luar maka penyembuhannya mungkin terjadi karena adanya beberapa suplai darah# 7ada lapisan paling dalam, mungkin kurang terjadi penyembuhan karena sudah tidak ada lagi suplai darah# Se'ara perlahan akan terjadi pelebaran yang pr*gresi- pada area 'ir'um-erential yang r*bek dimana bergabung kedalam ker*bekan radial# +ukleus mulai mengalami perubahan dengan hilangnya kandungan pr*te*gly'an# b# 6ase instabilitas intermediate (level ((" F -ase ini menghasilkan la=itas (kelenturan yang berlebihan" pada kapsul sendi bagian p*steri*r dan annulus -ibr*sus# 7erubahan permanen dari instabilitas dapat berkembang karena kr*nisitas dan dis-ungsi yang terus menerus pada tahun,tahun a)al# 3e,stabilisasi segmen p*steri*r dapat membentuk -*rmasi tulang subperi*steal atau -*rmasi tulang (*ssi-ikasi" sepanjang ligamen dan serabut kapsul sendi, sehingga menghasilkan *ste*-it peri-a'etal dan traksi spur# 7ada akhirnya, diskus membentuk jangkar *leh adanya *ste*-it peri-er yang berjalan disekitar 'ir'um-erentianya, sehingga menghasilkan segmen gerak yang stabil#

'#

6ase stabilisasi akhir (level (((" F -ase ini menghasilkan -ibr*sis pada sendi bagian p*steri*r dan kapsul sendi, hilangnya material diskus, dan -*rmasi *ste*-it# 9ste*-it membentuk resp*n terhadap gerak abn*rmal untuk menstabilisasi segmen gerak yang terlibat# 6*rmasi *ste*-it yang terbentuk disekitar three j*int dapat meningkatkan permukaan penumpuan beban dan penurunan gerakan, sehingga menghasilkan suatu kekakuan segmen gerak dan menurunnya nyeri hebat pada segmen gerak# 7ada lumbar spine bagian atas, degenerasi mulai terlihat pada a)al level ( dengan -raktur end,plate dan herniasi diskus, kaitannya dengan beban vertikal yang esensial terhadap segmen tersebut# 7enyakit -a'et mulai terjadi pada lumbar spine bagian atas# 7ada lumbal spine bagian ba)ah, perubahan diskus mulai terjadi pada usia belasan tahun terakhir, dan perubahan -a'et terjadi pada middle usia 2 ,an# Se'ara khas, lesi pertama kali terjadi pada L 5 S1 dan pada L8 L5# 7erubahan degenerasi pada syn*vial dan intervertebral j*int dapat terjadi se'ara bersamaan, dan paling sering terjadi pada lumb*sa'ral j*int# Sp*ndyl*sis dan perubahan arthr*sis yang melibatkan seluruh segmen gerak sangat berkaitan dengan -akt*r usia dan terjadi sekitar G 2 pada *rang,*rang yang lebih tua dari usia 85 tahun (Darlene &ertling and 3and*lph $# Kessler, 2 G"# S'hne'k menjelaskan adanya pr*gresi mekanikal yang lebih jauh akibat perubahan degenerati- pada diskus intervertebralis, untuk menjelaskan adanya perubahan degenerati- lainnya pada a=ial spine# Dia menjelaskan beberapa implikasi dari penyempitan spa'e diskus# 7edi'le didekatnya akan mengalami apr*ksimasi dengan penyempitan dimensi superi*r,in-eri*r dari 'analis intervertebralis# La=itas akibat penipisan ligamen l*ngitudinal p*steri*r yang berlebihan dapat memungkinkan bulging (pen*nj*lan" pada ligamen -lavum dan p*tensial terjadinya instabilitas spine# 7eningkatan gerakan spine dapat memberikan peluang terjadinya subluksasi dari pr*'essus arti'ular superi*r sehingga menyebabkan penyempitan dimensi anter*p*steri*r dari intervertebral j*int dan 'analis akar sara- bagian atas# La=itas juga dapat menyebabkan perubahan mekanisme berat dan tekanan kaitannya dengan '*rpus vertebra dan spa'e sendi yang mempengaruhi terbentuknya -*rmasi *ste*-it dan hipertr*pi -a'et pada pr*'essus arti'ular in-eri*r superi*r, dengan resik* terjadinya

pr*yeksi kedalam 'analis intervertebralis dan 'analis sentral se'ara berurutan (Kimberley $iddlet*n and David ># 6ish, 2 1"# Keluhan nyeri pinggang pada k*ndisi sp*ndyl*sis lumbal disebabkan *leh adanya penurunan spa'e diskus dan penyempitan -*ramen intervertebralis# <danya penurunan spa'e diskus dan penyempitan -*ramen intervertebralis dapat menghasilkan iritasi pada radiks sara- sehingga menimbulkan nyeri pinggang yang menjalar# Disamping itu, *ste*-it pada -a'et j*int dapat mengiritasi saraspinal pada vertebra sehingga dapat menimbulkan nyeri pinggang (S#># Smith, 2 8# 1"# ;ambaran Klinis 7erubahan degenerati- dapat menghasilkan nyeri pada a=ial spine akibat iritasi n*'i'eptive yang diidenti-ikasi terdapat didalam -a'et j*int, diskus intervertebralis, sa'r*ilia'a j*int, akar sara- duramater, dan struktur my*-as'ial didalam a=ial spine (Kimberley $iddlet*n and David ># 6ish, 2 1"# 7erubahan degenerasi anat*mis tersebut dapat men'apai pun'aknya dalam gambaran klinis dari sten*sis spinalis, atau penyempitan didalam 'analis spinal melalui pertumbuhan *ste*-it yang pr*gresi-, hipertr*pi pr*'essus arti'ular in-eri*r, herniasi diskus, bulging (pen*nj*lan" dari ligamen -lavum, atau sp*ndyl*listhesis# ;ambaran klinis yang mun'ul berupa neur*genik 'laudi'ati*n, yang men'akup nyeri pinggang, nyeri tungkai, serta rasa kebas dan kelemahan m*t*rik pada ekstremitas ba)ah yang dapat diperburuk saat berdiri dan berjalan, dan diperingan saat duduk dan tidur terlentang (Kimberley $iddlet*n and David ># 6ish, 2 1"# Karakteristik dari sp*ndyl*sis lumbal adalah nyeri dan kekakuan gerak pada pagi hari# Biasanya segmen yang terlibat lebih dari satu segmen# 7ada saat aktivitas, biasa timbul nyeri karena gerakan dapat merangsang serabut nyeri dilapisan luar annulus -ibr*sus dan -a'et j*int# Duduk dalam )aktu yang lama dapat menyebabkan nyeri dan gejala,gejala lain akibat tekanan pada vertebra lumbar# ;erakan yang berulang seperti mengangkat beban dan membungkuk (seperti pekerjaan manual dipabrik" dapat meningkatkan nyeri (0*hn 0# 3egan, 2 1 "# 5# <nat*mi Bi*mekanik Lumbal

Dertebra lumbal merupakan '*lumna vertebra paling ba)ah sebelum sa'rum# 7ada regi* lumbal tidak mempunyai -*ramen transversum dan -a'et arti'ular '*stalis# /*rpus vertebra lumbal berbentuk besar dan sedikit lebih tebal seperti ginjal# Seluruh struktur vertebra lumbal dihubungkan dengan ar'us vertebra yang tumpul dan kuat# 7r*'essus tranversusnya datar dan seperti sayap pada 8 segmen lumbal bagian atas, tetapi pada L5 pr*'essus tranversusnya tebal dan bulat puntung# Diantara segmen gerak lumbal terdapat -*ramen intervertebralis yang terbentuk dari pedi'le yang berhubungan dengan lamina bagian atas dan ba)ah# Dertebra lumbal mempunyai pr*'essus arti'ularis yang berhubungan dengan pedi'les dan lamina, yang terdiri dari pr*'essus arti'ularis superi*r yang terletak dalam bidang *bliEue kearah p*steri*r dan lateral dimana -a'et arti'ularisnya k*nka- dan mengarah ke d*rs*medial sehingga hampir saling berhadapan satu sama lain, serta pr*'essus arti'ularis in-eri*r yang mun'ul dari tepi in-eri*r ar'us vertebra yang dekat antara lamina dan pr*'essus spin*sus, menghadap kearah in-eri*r dan medial, dan permukaan sendinya mengarah ke ventr*lateral# Dengan demikian antara -a'et arti'ularis superi*r vertebra bagian ba)ah dan -a'et arti'ularis in-eri*r pada vertebra bagian atas dapat saling mengun'i dalam bentuk m*rtise and ten*n (kun'i dan 'erat"# 0elaslah bah)a susunan ini akan membatasi gerakan r*tasi dan lateral -leksi pada regi* lumbal# Karena susunan anat*mis dan -ungsi yang berbeda pada regi* lumbal, maka dapat dipilah dalam segmentasi regi*nal sebagai berikut F a# %h*ra'*lumbal jun'ti*n $erupakan daerah perbatasan -ungsi antara lumbar dengan th*ra' spine dimana th12 arah superi*r -a'et pada bidang -r*ntalis dg gerak terbatas, sedang arah in-eri*r -a'et pada bidang sagital gerakan utamanya -le=i*n,e=tensi*n yg luas# 7ada gerak lumbar spine JmemaksaK th 12 hingga %h1 mengikuti# 7ada atlit senam pada daerah ini dapat men'apai 39$ -leksi 55 dan ekstensi 25 # b# Lumbal spine Dertebra lumbalis lebih besar dan tebal membentuk kurva l*rd*sis dengan pun'ak L: sebesar 28 'm, menerima beban sangat besar dalam bentuk k*mpresi

maupun m*men# Stabilitas dan gerakannya ditentukan *leh -a'et, diskus, ligament dan *t*t disamping '*rpus itu sendiri# Berdasarkan arah permukaan -a'et j*int maka -a'et j*int 'enderung dalam p*sisi bidang sagital sehingga pada regi* lumbal menghasilkan d*minan gerak yang luas yaitu -leksi , ekstensi lumbal# '# Lumb*sa'ral j*int L5,S1 merupakan daerah yg menerima beban sangat berat mengingat lumbal mempunyai gerak yang luas sementara sa'rum rigid (kaku"# <kibatnya lumb*sa'ral j*int menerima beban gerakan dan berat badan paling besar pada regi* lumbal# !egmen unghans (!egmen )erak* Pa%a Lum'al Segmen gerak diperkenalkan *leh %n# 0unghans (115G"# Segmen gerak terdapat pada setiap level vertebra dengan three j*int yang berperan penting sebagai elemen -ungsi*nal tunggal# %hree j*int dibentuk *leh satu sendi bagian anteri*r (diskus intervertebralis yang membentuk symphisis j*int", dan 2 sendi bagian p*steri*r (ap*physeal4-a'et j*int"# Sedangkan segmen transiti*nal adalah segmen gerak yang terbentuk dari level regi* vertebral lain# 7ada regi* lumbal terdapat 2 segmen transiti*nal yaitu segmen gerak %h12,L1 (th*ra'*lumbal jun'ti*n" dan segmen gerak L5,S1 (lumb*sa'ral j*int"# Diba)ah ini akan dijelaskan tentang three j*int k*mpleks# a# Diskus (ntervertebralis Diantara dua '*rpus vertebra dihubungkan *leh diskus intervertebralis, merupakan -ibr*'artilag* '*mpleks yang membentuk articulasio antara '*rpus vertebra, dikenal sebagai symphisis joint# Diskus intervertebralis pada *rang de)asa memberikan k*ntribusi sekitar L dari tinggi spine# Diskus intervertebralis memberikan penyatuan yang sangat kuat, derajat -iksasi intervertebralis yang penting untuk aksi yang e-ekti- dan pr*teksi alignmen dari 'anal neural# Diskus juga dapat memungkinkan gerak yang luas pada vertebra# Setiap diskus terdiri atas 2 k*mp*nen yaitu F 1" +ukleus pulp*sus M merupakan substansia gelatin*sa yang berbentuk jelly transparan, mengandung 1 2 air, dan sisanya adalah '*llagen dan pr*te*gly'ans yang merupakan unsur,unsur khusus yang bersi-at mengikat atau menarik air#

+ukleus pulp*sus merupakan hidr*phili' yang sangat kuat N se'ara kimia)i di susun *leh matriks mu'*p*lysa''harida yang mengandung ikatan pr*tein, 'h*ndr*itin sul-at, hyalur*ni' a'id N keratin sul-at# +ukleus pulp*sus tidak mempunyai pembuluh darah dan sara-# +ukleus pulp*sus mempunyai kandungan 'airan yang sangat tinggi maka dia dapat menahan beban k*mpresi serta ber-ungsi untuk mentransmisikan beberapa gaya ke annulus N sebagai shock absorber. 2" <nnulus -ibr*sus M tersusun *leh sekitar 1 serabut k*nsentrik jaringan '*llagen yang nampak menyilang satu sama lainnya se'ara *bliEue N menjadi lebih *bliEue kearah sentral# Karena serabutnya saling menyilang se'ara vertikal sekitar :
*

satu sama lainnya maka struktur ini lebih sensiti- pada strain r*tasi daripada

beban k*mpresi, tensi*n, dan shear# Serabut,serabutnya sangat penting dalam -ungsi mekanikal dari diskus intervertebralis, memperlihatkan suatu perubahan *rganisasi dan *rientasi saat pembebanan pada diskus dan saat degenerasi diskus# Susunan serabutnya yang kuat melindungi nukleus di dalamnya N men'egah terjadinya pr*lapsus nukleus# Se'ara mekanis, annulus -ibr*sus berperan sebagai coiled spring (gulungan pegas" terhadap beban tensi*n dengan mempertahankan '*rpus vertebra se'ara bersamaan mela)an tahanan dari nukleus pulp*sus yang bekerja seperti b*la# Diskus intervetebralis akan mengalami pembebanan pada setiap perubahan p*stur tubuh# %ekanan yang timbul pada pembebanan diskus intervertebralis disebut tekanan intradiskal# $enurut +a'hems*n (11G8", tekanan intradiskal berhubungan erat dengan perubahan p*stur tubuh# +a'hems*n meneliti tekanan intradiskal pada lumbal yaitu pada L:,L8 karena L:,L8 menerima beban intradiskal yang terbesar pada regi* lumbal# Dari penelitian +a'hems*n menunjukan bah)a tekanan intradiskal saat berbaring antara 15 25 kp dan tidur miring menjadi 2 = lebih besar dari berbaring# 7ada saat berdiri tekanan intradiskal sekitar 1 kp dan tekanan tersebut menjadi lebih besar saat duduk tegak yaitu 15 kp# 7eningkatan tekanan terjadi saat berdiri membungkuk dari 1 kp menjadi 18 kp, begitu pula saat duduk membungkuk tekanan intradiskal meningkat menjadi 1G kp# 7eningkatan tekanan dapat men'apai 2 b# 6a'et 0*int kp lebih jika mengangkat barang dalam p*sisi berdiri membungkuk dan duduk membungkuk#

Sendi -a'et dibentuk *leh pr*'essus arti'ularis superi*r dari vertebra ba)ah dengan pr*'essus arti'ularis in-eri*r dari vertebra atas# Sendi -a'et termasuk dalam non-axial diarthrodial joint# Setiap sendi -a'et mempunyai 'avitas arti'ular dan terbungkus *leh sebuah kapsul# ;erakan yang terjadi pada sendi -a'et adalah gliding yang 'ukup ke'il# Besarnya gerakan pada setiap vertebra sangat ditentukan *leh arah permukaan -a'et arti'ular# 7ada regi* lumbal ke'uali lumb*sa'ral j*int, -a'et arti'ularisnya terletak lebih dekat kedalam bidang sagital# 6a'et bagian atas menghadap kearah medial dan sedikit p*steri*r, sedangkan -a'et bagian ba)ah menghadap kearah lateral dan sedikit anteri*r# Kemudian, -a'et bagian atas mempunyai permukaan sedikit k*nka- dan -a'et bagian ba)ah adalah k*nveks# Karena bentuk -a'et ini, maka vertebra lumbal sebenarnya terkun'i mela)an gerakan r*tasi sehingga r*tasi lumbal sangat terbatas# 6a'et artikularis lumb*sa'ral terletak sedikit lebih kearah bidang -r*ntal daripada sebenarnya pada sendi,sendi lumbal lainnya# Sendi -a'et dan diskus memberikan sekitar ! 2 kemampuan spine untuk menahan gaya r*tasi t*rsi*n dan shear, dimana H,nya diberikan *leh sendi -a'et# Sendi -a'et juga men*pang sekitar : 2 beban k*mpresi pada spine, terutama pada saat spine hiperekstensi# ;aya k*ntak yang paling besar terjadi pada sendi -a'et L5,S1# Struktur pendukung lainnya dalam segmen gerak adalah ligament dan *t*t# Ligamen,ligamen yang memperkuat segmen gerak adalah F a# Ligamen l*ngitudinal anteri*r Ligamen l*ngitudinal anteri*r merupakan ikatan padat yang panjang dari basis *''iput ke sa'rum pada bagian anteri*r vertebra# Dalam perjalanannya ke sa'rum, ligamen ini masuk ke dalam bagian anteri*r diskus intervertebralis dan melekat pada anter*,superi*r '*rpus vertebra# Ligamen l*ngitudinal anteri*r merupakan ligamen yang tebal dan kuat, dan berperan sebagai stabilisat*r pasisaat gerakan ektensi lumbal# b# Ligamen l*ngitudinal p*steri*r Ligamen l*ngitudinal p*steri*r memanjang dari basis *''iput ke 'anal sa'ral pada bagian p*steri*r vertebra, tetapi ligamen ini tidak melekat pada permukaan p*steri*r vertebra# 7ada regi* lumbal, ligamen ini mulai menyempit

dan semakin sempit pada lumb*sa'ral, sehingga ligamen ini lebih lemah daripada ligamen l*ngitudinal anteri*r# Dengan demikian diskus intervertebralis lumbal pada bagian p*ster*lateral tidak terlindungi *leh ligamen l*ngitudinal p*steri*r# Ligamen ini sangat sensiti- karena banyak mengandung serabut sara- a--erent nyeri (< delta dan tipe /" dan memiliki sirkulasi darah yang banyak# Ligamen ini berperan sebagai stabilisat*r pasi- saat gerakan -leksi lumbal# '# Ligamen -lavum Ligamen ini sangat elastis dan melekat pada ar'us vertebra tepatnya pada setiap lamina vertebra# Ke arah anteri*r dan lateral, ligamen ini menutup 'apsular dan ligamen anteri*medial sendi -a'et# Ligamen ini mengandung lebih banyak serabut elastin daripada serabut k*lagen dibandingkan dengan ligamen,ligamen lainnya pada vertebra# Ligamen ini meng*ntr*l gerakan -leksi lumbal# d# Ligamen interspin*sus Ligamen ini sangat kuat yang melekat pada setiap pr*'essus spin*sus dan memanjang kearah p*steri*r dengan ligamen supraspin*sus# Ligamen ini berperan sebagai stabilisat*r pasi- saat gerakan -leksi lumbal# e# Ligamen supraspin*sus Ligamen ini melekat pada setiap ujung pr*'essus spin*sus# 7ada regi* lumbal, ligamen ini kurang jelas karena menyatu dengan serabut insersi* *t*t lumb*d*rsal# Ligamen ini berperan sebagai stabilisat*r pasi- saat gerakan -leksi lumbal# -# Ligamen intertransversalis Ligamen ini melekat pada tuber'ulum ases*ri dari pr*'essus transversus dan berkembang baik pada regi* lumbal# Ligamen ini meng*ntr*l gerakan lateral -leksi kearah k*ntralateral# Sedangkan *t*t,*t*t yang memperkuat segmen gerak lumbal adalahF a# >re't*r Spine, merupakan gr*up *t*t yang luas dan terletak dalam pada -a'ia lumb*d*rsal, serta mun'ul dari suatu ap*neur*sis pada sa'rum, 'rista illia'a dan pr*'esus spin*sus th*ra'* lumbal# ;r*up *t*t ini terbagi atas beberapa *t*t yaituF 1" $# %ransvers* spinalis 2" $# L*ngissimus :" $# (li*'*stalis

8" $# Spinalis 5" 7aravertebral mus'le (deep mus'le" seperti m# intraspinalis dan m# intrasversaris ;r*up *t*t ini merupakan penggerak utama pada gerakan e=tensi lumbal dan sebagai stabilisat*r vertebra lumbal saat tubuh dalam keadaan tegak# b# <bd*minal, merupakan gr*up *t*t e=trinsik yang membentuk dan memperkuat dinding abd*minal# 7ada gr*up *t*t ini ada 8 *t*t abd*minal yang penting dalam -ungsi spine, yaitu m# re'tus abd*minis, m# *bliEus e=ternal, m# *bliEus internal dan m# transversalis abd*minis# ;r*up *t*t ini merupakan -leks*r trunk yang sangat kuat dan berperan dalam mendatarkan kurva lumbal# Di samping itu m#*bliEus internal dan e=ternal berperan pada r*tasi trunk# Didalam memperkuat dinding abd*minal, m# abd*minal bekerja sebagai dire't bra'e, m# *bliEus internal bekerja sebagai *bliEue bra'e kearah in-eri*r dan p*steri*r sedangkan m# *bliEus e=ternal bekerja sebagai bra'e kearah anteri*r# '# Deep lateral mus'le, merupakan gr*up *t*t intrinstik pada bagian lateral lumbal yang terdiri dari F 1" $# Ouadratus Lumb*rum 2" $# 7s*as ;r*up *t*t ini berperan pada gerakan lateral -leksi dan r*tasi lumbal# Segmen gerak sangat berperan pada setiap gerakan vertebra lumbal# 7ada saat -leksi lumbal, nukleus pulp*sus akan bergerak kearah p*steri*r sehingga mengulur serabut annulus -ibr*sus bagian p*steri*r# 7ada saat yang sama, pr*'essus arti'ularis in-eri*r dari vertebra bagian atas akan bergeser kearah superi*r dan 'enderung bergerak menjauhi pr*'essus arti'ularis superi*r dari vertebra bagian ba)ah sehingga kapsular,ligamenter sendi -a'et akan mengalami peregangan se'ara maksimal serta ligamen pada ar'us vertebra (ligamen -lavum", ligamen interspin*sus, ligamen supraspin*sus dan ligamen l*ngitudinal p*steri*r# 7ada saat ekstensi lumbal, nukleus pulp*sus akan mend*r*ng serabut annulus -ibr*sus bagian anteri*r sehingga terjadi penguluran dan ligamen l*ngitudinal anteri*r juga mengalami penguluran sementara ligamen l*ngitudinal p*steri*r relaks# 7ada saat yang sama, pr*'essus arti'ularis dari vertebra bagian ba)ah dan atas menjadi saling terkun'i, dan pr*'essus spin*sus dapat saling bersentuhan satu sama lain#

7ada saat lateral -leksi lumbal, '*rpus vertebra bagian atas akan bergerak kearah ipsilateral sementara diskus sisi k*ntralateral mengalami ketegangan karena nukleus bergeser kearah k*ntralateral# Ligamen intertransversal sisi k*ntralateral mengalami peregangan sementara sisi ipsilateral relaks# 7ada saat yang sama, pr*'essus arti'ular relati- bergeser satu sama lain sehingga pr*'essus arti'ularis in-eri*r sisi ipsilateral dari vertebra atas akan bergerak naik sementara sisi k*ntralateral akan bergerak turun# 7ada saat r*tasi lumbal, vertebra bagian atas ber*tasi terhadap vertebra bagian ba)ah, tetapi gerakan r*tasi ini hanya terjadi disekitar pusat r*tasi antara pr*'essus spin*sus dengan pr*'essus arti'ularis# Diskus intervertebralis tidak berperan dalam gerakan a=ial r*tasi, sehingga gerakan r*tasi sangat dibatasi *leh *rientasi sendi -a'et vertebra lumbal# $enurut ;regersen dan D#B# Lu'as, a=ial r*tasi pada vertebra lumbal mempunyai t*tal 39$ se'ara bilateral sekitar 1 *dan 39$ segmental sekitar 2* dan segmental unilateral sekitar 1*# B. 1# Tinjauan Penatalaksanaan +isi$tera#i Pa%a !#$n%&l$sis Lum'al 7r*blematik 6isi*terapi Sp*ndyl*sis lumbal umumnya menimbulkan nyeri dan kekakuan gerak pada regi* lumbal, khususnya mun'ul pada pagi hari# +yeri dapat bersi-at menjalar baik ke d*rsal paha maupun ke daerah kaki# 3asa nyeri dan kekakuan dapat menyebabkan spasme pada *t*t ere't*r spine sehingga membatasi gerakan pada lumbal# Dengan demikian, k*ndisi ini dapat menimbulkan pr*blematik -isi*terapi, antara lain F nyeri menjalar, spasme *t*t ere't*r spine lumbal, keterbatasan gerak vertebra lumbal yang menyebabkan gangguan -leksibilitas lumbal# 2# a# %indakan 6isi*terapi Sh*rt .ave Diathermy (S.D" Diathermy merupakan aplikasi energi elektr*magnetik dengan -rekuensi tinggi yang terutama digunakan untuk membangkitkan panas dalam jaringan tubuh# Diathermy juga dapat digunakan untuk menghasilkan e-ek,e-ek n*nthermal# Diathermy yang digunakan sebagai m*dalitas terapi terdiri atas short wave diathermy (yang akan dibahas" dan microwave diathermy#

Short wave diathermy adalah m*dalitas terapi yang menghasilkan energi elektr*magnetik dengan arus b*lak balik -rekuensi tinggi# Federal Communications Commision (6//" telah menetapkan : -rekuensi yang digunakan pada sh*rt )ave diathermy, yaitu F 1" 6rekuensi 25,12 $&I dengan panjang gel*mbang 11 meter 2" 6rekuensi 1:,5G $&I dengan panjang gel*mbang 22 meter :" 6rekuensi 8 ,G! $&I (jarang digunakan" dengan panjang gel*mbang 5,5 meter 6rekuensi yang sering digunakan pada S.D untuk tujuan peng*batan adalah -rekuensi 25,12 $&I dengan panjang gel*mbang 11 meter# Short wave diathermy yang digunakan dalam peng*batan mempunyai 2 arus yaitu arus Continuos SWD dan ulsed SWD# 1" Si-at 7an'aran energi elektr*magnetik %elah dijelaskan diatas bah)a arus S.D menghasilkan energi elektr*magnetik, dimana energi tersebut meman'arkan medan listrik dan medan magnet# <rus tersebut tidak menimbulkan aksi p*tensial pada serabut saram*t*rik maupun sens*rik, dengan kata lain tidak merangsang sara- m*t*rik untuk berk*ntraksi, karena arus -rekuensi tinggi mempunyai *silasi lebih dari 5 siklus4detik yang akan memberikan 1# durasinya , 1 ms tiap detik# # # impuls setiap detik, sehingga

Kuatnya medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan bergantung pada sumber medan elektr*magnetik# 7ada medan elektr*magnetik yang terputus, putus (pulsed" akan terjadi pemutusan medan pada m*ment tertentu# >nergi elektr*magnetik yang dihasilkan tergantung pada met*de yang digunakan# a" $et*de medan k*ndens*r 7ada prinsipnya, medan listrik dari energi elektr*magnetik dihasilkan *leh plat metal elektr*de dan medan magnet dihasilkan *leh magnet*de (kumparan ka)at"# 7ada met*de ini, medan listrik lebih kuat dihasilkan daripada medan magnet karena menggunakan plat metal elektr*de# b" $et*de kumparan (kabel4spul4magnet*de" 7ada met*de kumparan, kumparan,kumparan ka)at menghasilkan medan magnet yang lebih kuat didalam dan disekitar kumparan dibandingkan dengan

diluar kumparan# Distribusi medan elektr*magentik yang dihasilkan *leh kumparan paling besar terjadi di jaringan super-isial apabila pemasangannya dililitkan# 2" $et*de <plikasi $et*de aplikasi S.D terdiri atas F a" (1" $et*de (nduktive $enggunakan sebuah kumparan metal yang ke'il datar, tertutup dalam suatu plastic drum (dengan suatu kapasit*r yang paralel", kadang,kadang dinamakan dengan m*n*de# (2" $enggunakan pipa panjang dengan k*ndukt*r yang -leksibel, tertutup dalam karet yang tebal, dinamakan dengan kabel atau kumparan# Kabel atau kumparan ini terbungkus mengelilingi bagian yang di*bati dalam p*la spiral atau dalam bentuk !lat spiral# Kabel tersebut membentuk suatu indu'tan'e dan terpisah dari kulit *leh adanya handuk sebagai perantara# b" $et*de /apa'itive4/*ndens*r (1" $enggunakan metal plate yang kaku, tertutup dalam plasti', dinamakan dengan rigid (2" atau plate electrode atau space plate dan dip*sisikan *leh lengan penyanggah# $enggunakan elektr*de yang -leksibel atau lunak, terbungkus dalam karet yang tebal dimana dapat dip*sisikan diba)ah bagian yang di*bati dengan perantara bahan yang sesuai (seperti handuk"# 7ada met*de 'apa'itive ini mempunyai : ma'am p*sisi elektr*de, yaitu aplikasi '*ntraplanar4transversal, aplikasi '*planar dan aplikasi l*ngitudinal "long methode## Dalam penelitian ini, kami menggunakan aplikasi '*planar sehingga kami hanya membahas aplikasi tersebut# $plikasi Coplanar 7ada aplikasi ini, l*kasi kedua elektr*de dalam bidang yang sama terhadap jaringan yang diterapi# Karena energi thermal yang tinggi terjadi pada jaringan lemak dan tidak terjadi aliran arus energi elektr*magnetik se'ara transversal mele)ati seluruh lapisan jaringan sehingga abs*rbsi energi akan rendah pada jaringan yang lebih dalam# Dengan demikian, met*de ini hanya bersi-at super-isial# 0ika met*de ini menginginkan e-ek yang dalam, maka dianjurkan

untuk menerapkan jarak elektr*de kulit yang 'ukup jauh dan jarak tersebut tetap dipertahankan pada jarak H kali dari diameter elektrode%condensator# &al,hal yang perlu dihindari dalam ketiga aplikasi ini adalah F a" 7enggunaan elektr*de yang besar se'ara berlebihan dapat menyebabkan l*kalisasi energi yang rendah dan e-ek terapi yang *ptimum tidak ter'apai# b" 0arak elektr*de kulit yang sangat rapat dengan area jaringan yang men*nj*l dapat menyebabkan k*nsentrasi energi elektr*magnetik sehingga menghasilkan &point e!!ek'# :" Continous Short Wave Diathermy (/S.D" 7ada penerapan /S.D, energi thermal d*minan terjadi dalam jaringan# Setiap jaringan yang menerima panas memiliki tahanan yang berbeda,beda# 0aringan lemak 'epat menyerap panas daripada *t*t (1 F 1 ", sedangkan jaringan *t*t lebih 'epat menyerap panas daripada kulit# Se'ara -isi*l*gis, jaringan *t*t tidak memiliki &thermosensor' tetapi hanya pada jaringan kulit, sehingga dengan adanya rasa panas di kulit saat pemberian /S.D maka sebenarnya sudah terjadi &overthermal' pada jaringan *t*t diba)ahnya karena jaringan *t*t lebih 'epat menerima panas daripada kulit# Dari beberapa penelitian menunjukkan bah)a jika panas yang diterima jaringan melebihi batas tertentu maka jaringan akan menjadi rusakM menurut %h*mas & (11G:" ukuran subyekti- sebagai batas tertentu adalah jika penderita merasa hangat# $enurut &*llander 0S (1181" bah)a para peneliti menyatakan pemberian /S.D pada k*ndisi artr*se adalah k*ntraindikasi, dan bahkan sebagian besar penelitian melarang pemberian /S.D pada arthritis# &al ini disebabkan karena didalam sendi terdapat suatu asam &(yaluronik'yang suhu *ptimalnya adalah :G,5*, dan sangat sensiti- terhadap penambahan suhu# Dengan penambahan suhu 1* saja (terjadi pada pemberian /S.D" maka suhunya menjadi :5,8 *, sementara pada suhu :5* saja akan mengakti-kan 'airan4enIym hyalur*nidase yang dapat merusak ujung,ujung tulang ra)an sendi, dan kita ketahui bah)a kerusakan tulang ra)an sendi tidak akan pernah mengalami regenerasi4reparasi# Continous metab*lisme# SWD utamanya menimbulkan e-ek thermal, sehingga menghasilkan e-ek -isi*l*gis berupa peningkatan sirkulasi darah dan pr*ses

8"

ulsed Short Wave Diathermy (7S.D" Sekitar tahun 118 , mulai digalakkan penelitian terhadap 7S.D sebagai salah satu e-ek terapi baru bagi S.D# Dalam penelitian tersebut dilakukan penerapan 7S.D pada hapusan susu, dan ternyata pada hapusan susu tersebut terlihat suatu bentuk Auntaian kalungC# Kemudian bentuk tersebut juga terjadi pada 'airan darah, limpha dan ei)it# 7enemuan tersebut menunjukkan bah)a 7S.D sangat berman-aat dalam menghasilkan e-ek terapeutik, sedangkan e-ek -isi*l*gisnya hanya timbul sedikit (pengaruh panas hanya minimal"# 7ada ulsed SWD, mempunyai energi4p*)er *utput yang maksimum sampai 1 antara ,G ! .# $eskipun demikian, energi4p*)er *utput rata,rata adalah jauh lebih rendah yaitu )att (tergantung pada pemilihan -rekuensi pulse repetition" sehingga memungkinkan aplikasi peng*batan subthermal dengan peningkatan e-ek,e-ek bi*l*gis# 9leh karena itu, terapi ulsed SWD sangat '*'*k untuk peng*batan terhadap gangguan,gangguan akut dimana terapi panas merupakan k*ntraindikasi# 0ika kita menerapkan ulsed SWD (7S.D", maka akan menghasilkan pulsasi re'tangular dengan durasi pulsasi ,8 ms# 7*)er maksimum dari pulsasi tersebut dapat diatur sampai 1 .# Ketika menggunakan aplikasi k*ndens*r &I", maka energi p*)er dapat diatur sampai nilai maksimum# (nterval pulsasi yang dihasilkan bergantung pada pemilihan -rekuensi pulsasi repetiti*n (15 2 sedangkan ukuran pr*duksi panas dalam ulsed SWD adalah mean power "watt## )ean power yang dihasilkan sangat bergantung pada pemilihan intensitas arus dan -rekuensi pulsasi repetiti*n# Semakin rendah -rekuensi pulsasi repetiti*n yang dipilih maka semakin rendah mean p*)ernya# Dengan demikian, penerapan ulsed SWD dapat memungkinkan kita memilih intensitas arus yang tinggi (p*)er pulsasi" dengan pemilihan -rekuensi pulsasi repetiti*n yang selektidan sesuai dengan k*ndisi penyakit4gangguan# Dengan demikian, indikasi 7ulsed S.D adalah F

a"

K*ndisi,k*ndisi p*st traumatik dan p*st,*perasi seperti arthr*pathy, k*ntusi*, dist*rsi*, hemat*ma# lain seperti ankyl*p*ietik sp*ndyl*sis, bursitis,

b" ;angguan,gangguan

'*''yg*dinia, myalgia, (akut" humer*s'apular periarthritis, peri*stitis, neuralgia,

(akut" s'iati'a, tend*vaginitis, akut dan kr*nik -urun'le sinusitis, 'ervi'al lymphadenitis n*n,spesi-ik, laryngitis dan perit*nsilar ab'ess, adneksitis dan mamma ab'ess# 5" >-ek 6isi*l*gis a" (a" (1" (2" (b" (1" 7erubahan panas4temperatur 3eaksi l*kal4jaringan $eningkatkan metab*lisme sel,sel l*kal sekitar P 1:2 setiap kenaikan temperatur 1* /# $eningkatkan vasomotion sphincter sehingga timbul h*me*statik l*kal dan akhirnya terjadi vas*dilatasi l*kal# 3eaksi general $engakti-kan sistem therm*regulat*r di hip*thalamus yang mengakibatkan kenaikan temperatur darah untuk mempertahankan temperatur tubuh se'ara general# (2" 7enetrasi dan perubahan temperatur terjadi lebih dalam dan lebih luas# $eningkatkan elastisitas jaringan ikat lebih baik seperti jaringan '*llagen kulit, tend*n, ligament dan kapsul sendi akibat menurunnya visk*sitas matriks jaringanM pemanasan ini tidak akan menambah panjang matriks jaringan ikat sehingga pemberian S.D akan lebih berhasil jika disertai dengan latihan peregangan# '" (1" (2" 9t*t $eningkatkan elastisitas jaringan *t*t# $enurunkan t*nus *t*t melalui n*rmalisasi n*'isens*rik, ke'uali hipert*ni akibat em*si*nal dan kerusakan SS7# d" Sara(1" (2" $eningkatkan elastisitas pembungkus jaringan sara-# $eningkatkan k*nduktivitas saradan meningkatkan ambang rangsang "threshold## G" (ndikasi b" 0aringan ikat

(ndikasi S.D baik '*ntinu*s S.D maupun pulsed S.D adalah k*ndisi, k*ndisi subakut dan kr*nik pada gangguan neur*muskul*skeletal (seperti sprain4strain, *ste*arthritis, 'ervi'al syndr*me, +7B dan lain,lain"# 5" K*ntraindikasi K*ntraindikasi dari '*ntinu*s S.D adalah pemasangan besi pada tulang, tum*r atau kanker, pa'emaker pada jantung, tuberkul*sis pada sendi, 3< pada sendi, k*ndisi menstruasi dan kehamilan, regi* mata (k*ntak lens" dan testis# K*ntraindikasi dari pulsed S.D adalah tum*r atau kanker, pa'emaker pada jantung, regi* mata dan testis, k*ndisi menstruasi dan kehamilan# 7ada gangguan akut neur*muskul*skeletal merupakan k*ntraindikasi dari '*ntinu*s S.D tetapi bagi pulsed S.D bisa diberikan dengan pulsasi yang rendah#

b#

.illiam 6le=i*n >=er'ise .illiam -le=i*n e=er'ise diperkenalkan *leh Dr# 7aul .illiams pada tahun 11:5# 7ada tahun 11:5, pr*gram latihan ini banyak ditujukan pada pasien,pasien kr*nik LB7 dengan k*ndisi degenerasi '*rpus vertebra sampai pada degenerasi diskus# 7r*gram latihan ini telah berkembang dan banyak ditujukan pd laki2 diba)ah usia 5 ,an N )anita diba)ah usia 8 ,an yang mengalami l*rd*sis lumbal yang berlebihan, penurunan spa'e diskus antara segmen lumbal, N gejala, gejala kr*nik LB7# .illiam -le=i*n e=er'ise adalah pr*gram latihan yang terdiri atas 5 ma'am gerak yang men*nj*lkan pada penurunan l*rd*sis lumbal (terjadi -leksi lumbal"# .illiam -le=i*n e=er'ise telah menjadi dasar dalam manajemen nyeri pinggang ba)ah selama beberapa tahun untuk meng*bati beragam pr*blem nyeri pinggang ba)ah berdasarkan temuan diagn*sis# Dalam beberapa kasus, pr*gram latihan ini digunakan ketika penyebab gangguan berasal dari -a'et j*int (kapsul,ligamen", *t*t, serta degenerasi '*rpus dan diskus# %n# .illiam menjelaskan bah)a p*sisi p*steri*r pelvi' tilting adalah penting untuk memper*leh hasil terbaik#

1" 7engertian

2" %ujuan

<dapun tujuan dari )illiam -le=i*n e=er'ise adalah untuk mengurangi nyeri, memberikan stabilitas l*)er trunk melalui perkembangan se'ara akti- pada *t*t abd*minal, gluteus ma=imus, dan hamstring, untuk menigkatkan -leksibilitas4elastisitas pada gr*up *t*t -leks*r hip dan l*)er ba'k (sa'r*spinalis", serta untuk mengembalikan4menyempurnakan keseimbangan kerja antara gr*up *t*t p*stural -leks*r N ekstens*r# :" (ndikasi dan K*ntraindikasi (ndikasi dari .illiam 6le=i*n >=er'ise adalah sp*ndyl*sis, sp*ndyl*arthr*sis, dan dis-ungsi sendi -a'et yang menyebabkan nyeri pinggang ba)ah# K*ntraindikasi dari .illiam 6le=i*n >=er'ise adalah gangguan pada diskus seperti dis'# bulging, herniasi diskus, atau pr*trusi diskus# 8" 7r*sedur 7elaksanaan <dapun pr*sedur pelaksanaan .illiam 6le=i*n >=er'ise (7aul &**per, 1111" adalah sebagai berikut F a" Latihan ( (pelvi' tilting" 7*sisi pasien tidur terlentang dengan kedua knee -leksi N kaki datar diatas bed4lantai# Datarkan punggung ba)ah mela)an bed tanpa kedua tungkai mend*r*ng ke ba)ah# Kemudian pertahankan 5 1 detik#

;ambar 2#1 %eknik Latihan ( .illiam 6le=i*n >=er'ise b" Latihan (( (single knee t* 'hest" 7*sisi pasien tidur terlentang dengan kedua knee -leksi N kaki datar di atas bed4lantai# Se'ara perlahan tarik knee kanan kearah sh*ulder N pertahankan 5 1 detik# Kemudian diulangi untuk knee kiri dan pertahankan 5 , 1 detik#

;ambar 2#2 %eknik Latihan (( .illiam 6le=i*n >=er'ise

'"

Latihan ((( (d*uble knee t* 'hest" $ulai dengan latihan sebelumnya (latihan ((" dengan p*sisi pasien yang sama# %arik knee kanan ke dada kemudian knee kiri ke dada dan pertahankan kedua knee selama 5 1 detik# Dapat diikuti dengan -leksi kepala4leher (relati-" kemudian turunkan se'ara perlahan,lahan salah satu tungkai kemudian diikuti dengan tungkai lainnya#

;ambar 2#: %eknik Latihan ((( .illiam 6le=i*n >=er'ise d" Latihan (D (partial sit,up" Lakukan pelvi' tilting seperti pada latihan (# Sementara mempertahankan p*sisi ini angkat se'ara perlahan kepala dan sh*ulder dari bed4lantai, serta pertahankan selama 5 detik# Kemudian kembali se'ara perlahan ke p*sisi a)al

;ambar 2#8 %eknik Latihan (D .illiam 6le=i*n >=er'ise e" Latihan D (hamstring stret'h" $ulai dengan p*sisi l*ng sitting dan kedua knee ekstensi penuh# Se'ara perlahan -leksikan trunk ke depan dengan menjaga kedua knee tetap ekstensi# Kemudian kedua lengan menjangkau sejauh mungkin diatas kedua tungkai sampai men'apai jari,jari kaki#

;ambar 2#5 %eknik Latihan D .illiam 6le=i*n >=er'ise -" Latihan D( (hip -leks*r stret'h" Letakkan satu kaki didepan dengan -leksi knee dan satu kaki dibelakang dengan knee dipertahankan lurus# 6leksikan trunk ke depan sampai knee k*ntak dengan lipatan a=illa (ketiak"# ?langi dengan kaki yang lain#

;ambar 2#G %eknik Latihan D( .illiam 6le=i*n >=er'ise g" Latihan D(( (sEuat" Berdiri dengan p*sisi kedua kaki paralel dan kedua sh*ulder disamping badan# ?sahakan pertahankan trunk tetap tegak dengan kedua mata -*kus ke depan N kedua kaki datar diatas lantai# Kemudian se'ara perlahan turunkan badan sampai terjadi -leksi kedua knee#

;ambar 2#5 %eknik Latihan D(( .illiam 6le=i*n >=er'ise C. 1# Tinjauan Alat Ukur Disual <nal*gue S'ale (D<S" $enurut *nternational $ssociation For +he Study ,! +ugr*h* DS (2 ain (1151" dalam 1", disebutkan bah)a nyeri adalah suatu pengalaman sens*rik

dan em*si yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan baik se'ara aktual maupun p*tensial# De-inisi tersebut berdasarkan dari si-at nyeri yang merupakan pengalaman subyekti- dan bersi-at individual# Dengan

dasar ini dapat dipahami adanya kesamaan penyebab tidak se'ara *t*matis menimbulkan perasaan nyeri yang sama# +yeri adalah pengalaman umum dari manusia# Beberapa jenis penyakit, injury dan pr*sedur medis serta surgi'al berkaitan dengan nyeri# Beberapa pasien mungkin mempunyai pengalaman nyeri yang berbeda dengan jenis dan derajat pat*l*gis yang sama# Selain pat*l*gi -isik, kultur4budaya, ek*n*mi, s*sial, dem*gra-i dan -akt*r lingkungan mempengaruhi persepsi nyeri sese*rang# Keadaan psik*l*gis sese*rang, ri)ayat pers*nal dan -akt*r situasi*nal memberikan k*ntribusi terhadap kualitas dan kuantitas nyeri sese*rang (%urk N $elIa'k, 1112"# +yeri melibatkan 2 k*mp*nen utama yaitu F k*mp*nen sens*rik dan k*mp*nen a-ekti-# K*mp*nen sens*rik nyeri digambarkan sebagai rasa tidak enak yang seringkali dapat diidenti-ikasi dan dil*kalisir pada bagian tubuh tertentu, dan dapat diidenti-ikasi derajat intensitasnya (6ields, 11!!"# Se'ara klinis, kami membatasi intensitas nyeri pada berapa besar rasa sakit yang dirasakan *leh pasien (0ensen N Kar*ly, 1112"# Sedangkan k*mp*nen a-ekti- nyeri adalah berbeda# K*mp*nen ini melibatkan serangkaian tingkah laku pasien yang k*mpleks dimana pasien mungkin melakukan se'ara minimal, melepaskannya, atau mengakhiri stimulus n*=i*us tersebut# K*mp*nen a-ekti- nyeri ini akan menggambarkan perbedaan yang khas tentang 'ara,'ara individu4sese*rang merasakan nyerinya dan variabilitasnya terhadap pengalaman nyeri hebat yang dirasakan# Se'ara klinis, perbedaan yang paling penting antara aspek sens*rik nyeri dan a--ekti- nyeri adalah perbedaan antara deteksi nyeri dengan t*leransi nyeri (6ields, 11!!"# <mbang rangsang untuk deteksi nyeri berkaitan dengan aspek sens*rik nyeri dan dapat terjadi nyeri hebat se'ara berulang pada pasien yang berbeda serta dapat terjadi nyeri hebat se'ara berulang pada )aktu yang berbeda dengan pasien yang sama# Sedangkan t*leransi nyeri sangat variabel dan berkaitan dengan k*mp*nen a-ekti- nyeri# Karena si-atnya multidimensi*nal, maka t*leransi nyeri pada setiap *rang tidak akan sama 'aranya (%urk N Kerns, 11!:"# 9leh karena itu, untuk memeriksa nyeri se'ara e-ekti- pada aplikasi klinis maka terapis harus teliti serta mempertimbangkan k*mp*nen sens*rik dan a-ekti- dari pengalaman nyeri pasien#

Disual <nal*gue S'ale (D<S" adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan se'ara khusus meliputi 1 ,15 'm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda An* painC dan ujung kanan diberi tanda Abad painC (nyeri hebat"# 7asien diminta untuk menandai disepanjang garis tersebut sesuai dengan level intensitas nyeri yang dirasakan pasien# Kemudian jaraknya diukur dari batas kiri sampai pada tanda yang diberi *leh pasien (ukuran mm", dan itulah sk*renya yang menunjukkan level intensitas nyeri# Kemudian sk*re tersebut di'atat untuk melihat kemajuan peng*batan4terapi selanjutnya# Se'ara p*tensial, D<S lebih sensiti- terhadap intensitas nyeri daripada pengukuran lainnya seperti D3S skala 5,p*int karena resp*nnya yang lebih terbatas# Begitu pula, D<S lebih sensititerhadap perubahan pada nyeri kr*nik daripada nyeri akut (/arls*n, 11!: M $';uire, 11!8"# <da beberapa keterbatasan dari D<S yaitu pada beberapa pasien khususnya *rang tua akan mengalami kesulitan meresp*n gra-ik D<S daripada skala verbal nyeri (D3S" (0ensen et#al, 11!GM Kremer et#al, 11!1"# Beberapa pasien mungkin sulit untuk menilai nyerinya pada D<S karena sangat sulit dipahami skala D<S sehingga supervisi yang teliti dari d*kter4terapis dapat meminimalkan kesempatan err*r (0ensen et#al, 11!G"# Dengan demikian, jika memilih D<S sebagai alat ukur maka penjelasan yang akurat terhadap pasien dan perhatian yang serius terhadap sk*re D<S adalah hal yang vital (0ensen N Kar*ly, 1112"# ,I!UAL ANAL-)UE !CALE (H-RI.-NTAL LINE* 7asien diminta untuk menunjuk pada garis h*ris*ntal sesuai dengan intensitas nyerinya

%idak ada nyeri

sgt nyeri tk terthnkan

2#

6leksibilitas Lumbal 6leksibilitas merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan range *- m*ti*n (39$" yang terjadi pada setiap bidang gerak pada sebuah sendi# 6leksibilitas adalah kemampuan jaringan disekitar sendi untuk terulur semaksimal mungkin tanpa ada pengaruh dari jaringan la)anannya dan relaks# 0aringan yang terulur tidak hanya beberapa ligamen, -as'ia, dan jaringan k*nektilainnya yang terkait dengan sendi, tetapi *t*t,*t*t antag*nis harus relaks (*t*t,*t*t yang mela)an gerakan sehingga aksi sendi bisa terbatas"# Statik -leksibilitas menunjukkan suatu 39$ yang ada ketika segmen tubuh se'ara pasi- digerakkan (*leh -isi*terapis atau d*kter", sedangkan dinamik -leksibilitas menunjukkan pada 39$ yang dapat di'apai *leh gerakan segmen tubuh se'ara akti- yang dihasilkan *leh k*ntraksi *t*t# Statik -leksibilitas merupakan indikat*r yang baik untuk relati- tightness atau la=itas sendi, dimana implikasi untuk p*tensial injury# +amun demikian, dinamik -leksibilitas harus 'ukup atau tidak membatasi 39$ yang dibutuhkan untuk aktivitas kegiatan sehari (<DL", kerja, atau aktivitas *lahraga# 7enelitian menunjukkan bah)a kedua k*mp*nen -leksibilitas ini adalah independen satu sama lain# $eskipun -leksibilitas se'ara umum seringkali dibandingkan, se'ara aktual -leksibilitas merupakan spesi-ik sendi# &al ini menunjukkan bah)a jumlah atau besarnya -leksibilitas yang luas pada salah satu sendi tidak menjamin terjadi derajat -leksibilitas yang sama pada seluruh sendi# Beberapa -akt*r dapat mempengaruhi -leksibilitas# Bentuk permukaan tulang pembentuk sendi dan keterlibatan *t*t atau jaringan lemak dapat mempengaruhi atau mengakhiri gerakan pada 39$ yang luas# 6leksibilitas utamanya merupakan -ungsi relatila=itas dan4atau e=tensibilitas jaringan k*lagen dan *t*t yang mele)ati sendi untuk sebagian besar p*pulasi# Ketegangan ligamen dan *t*t yang membatasi e=tensibilitas merupakan inhibit*r yang paling besar untuk 39$ sendi# Ketika jaringan tersebut tidak terulur (stret'h" maka e=tensibilitasnya akan menurun# Kandungan air dari diskus 'artilagin*us yang ada pada beberapa sendi juga mempengaruhi m*bilitas sendi, sendi tersebut#

9leh karena itu, dalam -leksibilitas sangat dibutuhkan ekstensibilitas *t*t# >kstensibilitas *t*t adalah kemampuan *t*t untuk terulur semaksimal mungkin atau kemampuan *t*t untuk memanjang semaksimal mungkin# Disamping itu, dibutuhkan ekstensibilitas kapsul,ligamen pada sendi atau la=itas dari sendi# ?ntuk menghasilkan gerak -leksi lumbal yang luas sangat dibutuhkan ekstensibilitas *t*t ere't*r spine atau kemampuan memanjangnya *t*t ere't*r spine lumbal saat -leksi lumbal# Disamping itu, diperlukan la=itas dari intervertebral j*int yang men'akup diskus intervertebralis dan -a'et j*int untuk menghasilkan gerak -leksi lumbal yang luas# <danya pr*blem keterbatasan gerak akibat k*ndisi diskus pr*blem, dis-ungsi -a'et j*int atau penyakit degenerasi dapat menyebabkan menurunnya la=itas intervertebral j*int dan menurunnya ekstensibilitas *t*t ere't*r spine sehingga mempengaruhi -leksibilitas lumbal# 6leksibilitas lumbal dapat diukur dengan met*de sit and rea'h test, Leight*n -le=*meter, dan met*de S'h*ber test# $et*de sit and rea'h test bertujuan untuk mengukur -leksibilitas trunk dan tungkai, sedangkan Leight*n 6le=*meter dan met*de S'h*ber test bertujuan untuk mengukur -leksibilitas trunk khususnya regi* lumbal# Dalam penelitian ini, kami menggunakan met*de S'h*ber test untuk mengukur -leksibilitas lumbal# <dapun pr*sedur pelaksanaan teknik s'*ber test sebagai berikut F a# 7*sisi pasien yang di anjurkan adalah p*sisi berdiri dengan 'ervikal, th*rakal, lumbal dalam p*sisi b# /ara pengukuran F mengukur jarak antara pr*'esus spin*sus /5 dan S1 dengan alat ukur pita meteran# 7engukuran a)al dibuat saaat pasien dalam p*sisi Ier* starting dan pengukuran selanjutnya dibuat dalam akhir 39$ saat -leksi lumbal# 7erbedaan antara pengukuran a)al dan akhir menunjukkan besarnya jarak gerak -leksi th*ra'al dan lumbal# $agee menjelaskan bah)a perbedaan 1 'm pada pita meteran adalah n*rmal untuk pengukuran# <<9S menjelaskan bah)a 8 in'hi
*

tanpa adanya lateral -leksi dan r*tasi# Stabilisasi regi*

pelvis untuk men'egah adanya anteri*r tilting# 1" $et*de ( M menentukan luas gerak sendi pada -leksi th*rakal lumbal adalah

merupakan suatu pengukuran rata,rata untuk pengukuran rata,rata *rang de)asa yang sehat# 2" $et*de (( M dalam met*de ini yang digunakan *leh beberapa pemeriksa untuk mengukur -leksi th*ra'al dan lumbal adalah mengukur jarak antara ujung jari tengah dengan tanah lantai pada saat akhir 39$ -leksi lumbal# ?kuran ujung jari tangan dengan lantai atau -leksi lumbal merupakan k*mbinasi untuk -leksi spine dn -leksi hip sehingga membuat sulit untuk mengis*lasi dan mengukur -leksi spine, *leh karena itu test ini tidak dianjurkan untuk mengukur -leksi th*rakal dan lumbal tetapi dapat digunakan untuk memeriksa !leksibillitas tubuh se'ara umum# :" $et*de ((( M dalam met*de ini digunakan : tanda yaitu F a" 7ada saat berdiri, beri tanda pada titik tengah antara level S(7S kanan,kiri# b" Beri tanda kedua diatas tanda pertama dengan jarak 1 'm dan tarik garis lurus pertama (midline"# '" Kemudian beri tanda ketiga diba)ah tanda pertama dengan jarak 5 'm dan tarik garis lurus kedua (midline"# d" ?kur jarak kedua garis tersebut (yaitu 15 'm"# e" Kemudian pasien diminta untuk -leksi trunk semaksimal mungkin, kemudian ukur jarak dari tanda ketiga ke tanda kedua melalui tanda pertama dengan garis lurus# -" +*rmalnya F jarak yang di'apai adalah Q 2 di'apai R 2 'm# 'm# <bn*rmalnya F jarak yang

Osteoarthritis (OA)
9ste*arthritis (9<" merupakan penyakit degenerati- pada kartilag* sendi yang banyak ditemukan# 9< lutut lebih sering menyebabkan disabilitas dibandingkan 9< pada sendi lain# 7enderita 9< mengeluh nyeri pada )aktu melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena# 7ada derajat yang lebih berat nyeri dapat dirasakan terus menerus sehingga sangat mengganggu m*bilitas penderita#1 7revalensi 9< pada sendi meningkat se'ara pr*gresidengan meningkatnya usia yang merupakan -akt*r resik* yang kuat untuk terjadinya 9<# .anita 2 kali lebih banyak menderita 9< dibandingkan pria, dimana )anita kulit hitam dengan 9< lebih banyak 2 kali dibandingkan )anita kulit putih#1 7ada usia lebih dari G5 tahun, baik se'ara klinik maupun radi*l*gi didapatkan peningkatan jumlah kasus 9< lutut# $enurut %he 6ramingham 9ste*arthritis Study gambaran radi*l*gik 9< lutut yang berat (grade ((( dan (D menurut kriteria Kellgreen,La)ren'e" makin meningkat dengan bertambahnya umur, yaitu 11,52 pada usia kurang dari 5 tahun, 15,!2 pada umur 5 ,51 tahun dan 11,82 pada usia lebih dari ! tahun# .anita yang mempunyai gambaran radi*l*gik *ste*arthritis berat adalah 1 ,G2 pada umur kurang dari 5 tahun, 15,G2 pada umur 5 ,51 tahun dan 21,12 pada umur lebih dari ! tahunM sedangkan pada laki,laki 12,!2 pada umur kurang dari 5 tahun, 1!,22 pada umur 5 ,51 tahun dan 15,12 pada umur lebih dari ! tahun# 7revalensi radi*l*gik 9< akan meningkat sesuai dengan umur# 7ada umur di ba)ah 85 tahun jarang didapatkan gambaran radi*l*gik yang berat# 7ada usia tua gambaran radi*l*gik 9< lutut yang berat men'apai 2 2#2 Dari aspek rehabilitasi medik, penyakit sendi degenerati-, dapat menimbulkan ke'a'atan -isik dalam beberapa tingkat, yaitu, tingkat impairmen (kerusakan sendi, terutama yang menyebabkan keluhan nyeri", tingkat disabilitas (adanya ke'a'atan -isik, sehingga terganggunya activity o! daily living", dan handikap (tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, akibat hambatan psik*l*gis, s*sial, dan v*kasi*nal *leh karena ke'a'atan -isik yang dideritanya"#:

Sebagian besar manajemen 9< bertujuan untuk mengurangi nyeri se'ara -armak*l*gis# 7emberian latihan juga sudah umum diberikan pada pasien 9<, tetapi masih banyak di-*kuskan hanya pada impairmen l*kal di sekitar sendi yang terkena seperti kelemahan *t*t, keterbatasan luas gerak sendi, dan nyeri# 7adahal manajemen yang e-ekti- seharusnya juga memperhatikan keterbatasan -ungsi*nal dan disabilitas sekunder yang timbul karena impairmen l*kal pada 9<# 89leh karena itu pada tinjauan kepustakaan ini akan dibahas latihan se'ara h*listik untuk pasien 9< lutut# BAB / -!TE-ARTHRITI! LUTUT /.0. Definisi De-inisi *ste*arthritis menurut <meri'an 3heumatism <ss*'iati*n (<3<" adalah Jsekel*mp*k k*ndisi heter*gen yang menyebabkan timbulnya gejala dan tanda pada lutut yang berhubungan dengan de-ek integritas kartilg*, dan perubahan pada tulang di ba)ahnya dan pada batas sendi# 5 9ste*arthritis (9<" merupakan penyakit sendi degenerati- pada kartilag* sendi dengan perubahan reakti- pada batas,batas sendi, seperti pembentukan *ste*-it, perubahan tulang subk*ndral, perubahan sumsum tulang, reaksi -ibr*us pada sin*vium, dan penebalan kapsul sendi.Sendi yang bisa terkena 9< adalah sendi,sendi benar (Jtrue jointK atau diarthr*sis", yaitu sendi,sendi yang mempunyai kapsul sendi, membran sin*vialis, 'airan sin*vialis, dan kartilag* sendi#1 /./. Anat$mi

;ambar 1# <nat*mi sendi lutut Sendi lutut terdiri dari sendi tibi*-em*ral dan patel*-em*ral yang disusun *leh tulang tibia, -emur dan patella# 7ermukaan distal k*ndilus medialis dan lateralis -emur tidak k*ngruen dengan permukaan pr*ksimal tibia# &al ini dik*mpensasi *leh meniskus medialis dan lateralis yang merupakan jaringan kartilag* berbentuk semilunar#G Sendi lutut diperkuat ligamentum k*lateral medialis, ligamentum k*lateral lateralis, ligamentum krusiatum anteri*r, ligamentum krusiatum p*steri*r, dan *t*t *t*t sekitar lutut#G /.1. Pat$genesis 9< dapat terjadi berdasarkan 2 mekanisme berikut, yaitu (1" Beban yang berlebihan pada k*mp*nen material kartilag* sendi dan tulang subk*ndral yang n*rmal, sehingga terjadi kerusakan4kegagalan jaringan, dan (2" kualitas k*mp*nen material kartilag* yang jelek sehingga dengan beban yang n*rmal pun tetap terjadi kerusakan#1

;ambar 2# 7erubahan pat*l*gis pada sendi 9<5

7erubahan yang terjadi pada 9< adalah ketidakrataan ra)an sendi disusul ulserasi dan hilangnya ra)an sendi sehingga terjadi k*ntak tulang dengan tulang dalam sendi disusul dengan terbentuknya kista subk*ndral, *ste*-it pada tepi tulang, dan reaksi radang pada membrane sin*vial# 7embengkakan sendi, penebalan membran sin*vial dan kapsul sendi, serta teregangnya ligament menyebabkan ketidakstabilan dan de-*rmitas#1,!

;ambar :# Sendi lutut yang mengalami kerusakan 9t*t di sekitar sendi menjadi lemah karena e-usi sin*vial dan disuse atr*phy pada satu sisi dan spasme *t*t pada sisi lain# 7erubahan bi*mekanik ini disertai dengan perubahan bi*kimia dimana terjadi gangguan metab*lisme k*ndr*sit, gangguan bi*kimia matrik akibat terbentuknya enIim metall*pr*teinase yang meme'ah pr*te*glikan dan k*lagen#! /.2. Diagn$sis Diagn*sis 9< lutut dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan -isik dan pemeriksaan penunjang# +yeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada penderita penyakit sendi degenerati- yang menyebabkan penderita datang ber*bat# +yeri dipi'u *leh pergerakan, dan berkurang dengan istirahat, ke'uali pada tahap lanjut, rasa nyeri tetap terasa pada saat tidur# %ahap dini pada umumnya tidak terasa nyeri, *leh karena ra)an sendi adalah aneural# +yeri timbul dari mikr*-raktur tulang subkh*ndral dan in-lamasi pada membran sin*vium# Struktur artikuler yang sensiti- terhadap nyeri adalah kapsul sendi, bantalan lemak sendi,

dan tulang subkh*ndral, sedangkan dari struktur ekstra artikuler adalah ligamen, tend*n, dan bursa# 7ada tahap lanjut, pada umumnya nyeri disebabkan *leh karena -ibr*sis kapsuler, k*ntraktur sendi, dan kelelahan *t*t#:,8,5 Kekakuan sendi (Asti!!nessC", sering timbul pagi hari, dan keluhan dapat hilang dalam 15 menit# Kekakuan dapat berubah permanen, yang diduga disebabkan *leh karena terjadinya kerusakan permukaan sendi dan -ibr*sis kapsul# >dema persendian dapat berasal dari e-usi 'airan sin*vial serta dapat disertai dengan eritema ringan#:,5 7emeriksaan penunjang rutin yang dilakukan untuk evaluasi 9< lutut adalah pemeriksaan r*ntgen k*nvensi*nal# ;ambaran khas pada 9< lutut adalah adanya *ste*-it S S S S S dan penyempitan 'elah sendi#:,5 Berdasarkan pemeriksaan radi*l*gi, Kellgren N La)ren'e menyusun gradasi 9< lutut menjadi F ! ;rade F tidak ada 9< ;rade 1 F sendi dalam batas n*rmal dengan *ste*-it meragukan ;rade 2 F terdapat *ste*-it yang jelas tetapi tepi 'elah sendi baik dan tak nampak de-*rmitas tulang# ;rade : F terdapat *ste*-it dan de-*rmitas ujung tulang dan penyempitan 'elah sendi# ;rade 8 F terdapat *ste*-it dan de-*rmitas ujung tulang dan disertai hilangnya 'elah sendi#! The American College of Rheumatology menyusun kriteria diagn*sis 9< lutut idi*patik berdasarkan pemeriksaan klinis dan radi*l*gi sebagai berikut F1 Klinis dan lab*rat*rium Klinis dan radi*l*gis Klinis

+yeri lutut P minimal 5 +yeri lutut P minimal 1+yeri lutut P minimal : dari dari 1 berikut F , , , , , , umur Q 5 tahun sti--ness R : menit krepitasi nyeri pada tulang pelebaran tulang tidak hangat pada dari : berikut F umur Q 5 tahun sti--ness R : menit krepitasi P *ste*-it , , , , , , G berikut F umur Q 5 tahun sti--ness R : menit krepitasi nyeri pada tulang pelebaran tulang tidak hangat pada

perabaan , , , L>D R 8 mm4jam 3heumat*id R1F8 /airan sin*vial F jernih, vis'*us,Lek*sit R2 4mm: 122 sensiti552spesi-ik /.3. Penatalaksanaan 11 2 sensitive !G2 spesi-ik -a't*r

perabaan

15 2 sensitiG1 spesi-ik

7enatalaksanaan 9< lutut terdiri dari terapi -armak*l*gik dan n*n -armak*l*gik# %erapi -armak*l*gik dapat berupa analgesik baik dari g*l*ngan n*n ster*id (+S<(D" maupun g*l*ngan ster*id, dapat diberikan *ral maupun injeksi intraartikular# Suplemen gluk*samin sul-at dan k*ndr*itin sul-at sebagai bahan dasar tulang ra)an sendi juga sering digunakan sebagai terapi 9<# $ekanisme kerjanya belum diketahui se'ara pasti, tetapi dikatakan berman-aat dalam metab*lisme kartilag* sendi dan mempunyai e-ek anti in-lamasi# (njeksi intraartikular dengan asam hyalur*nat sebagai vis'*suplement dikatakan juga dapat memperbaiki kekentalan dan elastisitas 'airan sin*vial, e-ek anti in-lamasi dan anti n*sisepti-, menghambat degradasi enIim kartilag* sendi, sp*ns mekanik (abs*rbsi mediat*r in-lamasi", umpan balik p*siti- untuk sintesis asam hyalur*nat end*gen, dan merangsang sintesis matriks tulang sendi#8,1,1 %erapi n*n -armak*l*gis terdiri dari edukasi pada penderita, terapi m*dalitas, latihan, dan pemberian alat bantu4*rtesa# %erapi m*dalitas bisa berupa terapi panas (Sh*rt )ave diathermy, mi'r* )ave diathermy, ultras*und diathermy", terapi dingin, %>+S, dan terapi laser# 7emakaian terapi panas bertujuan mengurangi nyeri, mengurangi spasme *t*t, mengurangi kekakuan sendi, menambah ekstensibilitas tend*n# K*mpres dingin pada sendi 9< akan menghambat aktivitas k*lagenase di dalam sin*vium# K*mpres dingin juga mengurangi spasme *t*t# %erapi listrik %>+S ( +ranscutaneous -lectrical .erve Stimulation" digunakan untuk mengurangi nyeri melalui kerjanya menaikkan

ambang rangsang nyeri# %erapi laser pada dekade terakhir ini mulai p*puler digunakan pada 9< untuk mengurangi nyeri#8,1,11 9rt*sis atau alat bantu pada 9< lutut diberikan untuk mengurangi beban sendi, menstabilkan sendi, mengurangi gerakan sendi, memelihara sendi pada p*sisi -ungsi maksimal, dan men'egah de-*rmitas# 1,11 %erapi bedah (arthr*s'*py, *ste*t*my, atrhr*plasty" diindikasikan pada pasien yang tidak resp*nsi- dengan terapi k*nservati-#5

BAB 1 TERAPI LATIHAN PADA PENDERITA -A LUTUT Latihan merupakan bagian penting dalam manajemen pasien dengan 9< lutut# $enurut $in*r, tujuan pr*gram latihan pada pasien 9< adalahF 1# $engurangi impairmen dan memperbaiki -ungsi# $isalnya mengurangi nyeri sendi, meningkatkan kekuatan *t*t, meningkatkan luas gerak sendi, men*rmalkan p*la jalan, dan memperbaiki kemampuan melakukan aktivitas sehari,hari# 2# :# $elindungi sendi dari kerusakan lebih lanjut dengan 'ara mengurangi stress pada sendi, mengurangi joint !orces, dan memperbaiki bi*mekanik sendi# $en'egah disabilitas dan menurunnya kesehatan yang terjadi sekunder karena inaktivitas dengan meningkatkan level akti-itas -isik sehari,hari dan memperbaiki daya tahan -isik#8 7r*gram latihan pada pasien 9< harus disusun se'ara individual sesuai keadaan pasien# 7ada pasien dengan kelemahan *t*t yang signi-ikan dan berkurangnya gerakan sendi, tujuan a)al dari latihan adalah mengurangi impairmen, memperbaiki -ungsi, dan persiapan untuk aktivitas -isik.7ada pasien 9< dengan kekuatan *t*t dan luas gerak sendi (L;S" yang baik maka pr*gram latihan di-*kuskan pada perlindungan sendi dan general conditioning# 8 <da beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun pr*gram latihan untuk penderita 9< lutut, yaitu F8,5

1# Derajat penyakit dan alignment sendi Derajat 9< bisa mempengaruhi resp*n penderitanya terhadap latihan# 7enelitian 6ransen dkk menunjukkan bah)a pasien dengan 'elah sendi lutut sisi medial yang lebih sempit beresp*n kurang baik dibandingkan dengan pasien yang 'elah sendinya lebih lebar# 7ada pasien 9< dengan genu varus maka akan terjadi peningkatan beban di sisi medial lutut saat jalan 'epat# 9leh karena itu perlu dgunakan *rt*sis misalnya dengan lateral wedge/ atau knee brace#5 Selain itu pada k*ndisi in-lamasi akut atau udema sendi yang signi-ikan, latihan harus ditunda sampai in-lamasi berkurang#8,5 2# +yeri +yeri merupakan gejala utama pada pasien 9< yang sering menyebabkan pasien membatasi aktivitasnya# Latihan penguatan dapat mengurangi keluhan nyeri pada pasien 9<# 7ada tahap a)al digunakan latihan penguatan *t*t is*metrik karena gerak sendi yang terbatas sehingga tidak menimbulkan nyeri#8 Selain itu sebelum melakukan latihan aer*bik harus dilakukan latihan pemanasan muskul*skletal dan kardi*vaskular serta latihan -leksibilitas# Latihan dilakukan sebatas gerakan bebas nyeri serta harus menghindari p*stur dan gerakan yang meningkatkan nyeri dan menibulkan udema# 7asien juga diajari untuk mem*nit*r sendiri latihannya untuk menghindari nyeri dan delayed onset muscle soreness#8,5 :# ?sia ?sia bukan merupakan k*ntraindikasi melakukan latihan# 0uideline latihan sama bisa diterapkan pada penderita usia lanjut dengan memperhatikan adanya resik* -raktur dan ganguan keseimbangan# 5 8# 9besitas 9besitas merupakan -akt*r resik* terjadinya 9<# $enurunkan berat badan diketahui menurunkan gejala 9< dan resik* terjadinya 9<# 7r*gram penurunan berat badan harus termasuk dalam pr*gram latihan pasien 9< dengan *besitas# Berjalan dengan ke'epatan sedang, bersepeda, dan latihan di air merupakan latihan yang aman dan berman-aat untuk pasien 9< lutut dan hip, termasuk pasien yang *besitas4*ver)eight#5

:#1# Latihan untuk pasien 9< lutut Belum ada -*rmula latihan yang pasti untuk pasien 9< lutut# .alaupun demikian prinsip yang umum digunakan dalam pr*gram rehabilitasi medik untuk pasien 9< terdiri dari beberapa k*mp*nen seperti pada tabel berikut# 5 1.0.0. Latihan luas gerak sen%i (L)!*4fleksi'ilitas %an #eregangan4stretching 7ada saat gerakan sendi terjadi k*mpresi dan dek*mpresi kartilag* sendi yang penting untuk nutrisi adekuat dan keseimbangan aktivitas anab*lik dan katab*lik di kartilag* sendi# (m*bilisasi dan j*int l*ading yang tidak adekuat menyebabkan atr*phy kartilag*# (naktivitas juga menyebabkan berkurangnya -leksibilitas dan berkurangnya compliance kapsul sendi, ligamen, dan sin*vium#5 7rinsip umum latihan L;S adalah bah)a sendi terutama sendi lutut digerakkan pada luas gerak sendi penuh untuk men'egah motion loss yang sering terjadi pada sendi 9<# Latihan L;S akti- diberikan apabila pasien mempunyai L;S penuh dan kekuatan *t*t yang 'ukup untuk dapat menggerakkan *t*tnya sendiri# Latihan L;S akti- assisti- diberikan jika kekuatan *t*t pasien tidak 'ukup kuat untuk dapat menggerakkan sendinya sendiri#5 Latihan L;S dilakukan pada sendi lutut dan sendi lain yang berdekatan serta sendi,sendi k*ntralateral#5 Berkurangnya L;S merupakan sekuele yang sering terjadi pada penderita 9<# 7ada 9< lutut umumnya terjadi berkurangnya ekstensi ( lag extension", tetapi -leksi lutut pun sering berkurang# <da beberapa -akt*r yang bisa menyebabkan berkurangnya L;S pada 9<, antara lain perubahan pada sendi, pemendekan struktur my*tendin*sus di sekitar sendi karena nyeri dan kelemahan# 9t*t yang lebih pendek dari panjang idealnya menyebabkan kerugian se'ara bi*mekanik saat ia bekerja# 9leh karena itu latihan peregangan harus diberikan sejak a)al#12 Latihan -leksibilitas dimulai dengan pasien menggerakkan sendinya pada seluruh luas gerak sendi yang ada untuk men'egah berkurangnya luas gerak sendi# Selanjutnya pelan, gentle, ditambahkan latihan peregangan yang dilakukan dengan menahan dan sustained stretching# Sustained stretching adalah

peregangan selama 2 ,8 detik, atau lebih, kemudian relaks, dan mengulangi peregangan lagi# 7eregangan yang tiba,tiba, kasar, atau ballistic stretching harus

dihindari karena bisa menimbulkan eksaserbasi 9<# ?ntuk pasien 9< hip dan lutut *t*t yang penting untuk diregangkan adalah *t*t Euadrisep dan hamstring#12 Luas gerak sendi yang 'ukup, kekuatan *t*t, dan daya tahan sangat penting untuk aktivitas berjalan, keseimbangan, naik,turun tangga, dan bangkit dari kursi# %abel berikut menunjukkan L;S ekstremitas ba)ah yang diperlukan untuk beberapa aktivitas %abel :#2# L;S -ungsi*nal untuk ekstremitas ba)ah8 Sendi ;erakan Luas gerak sendi (*" Berjalan di +aik tangga Bangkit dari kursi 5 G5 ! , , 1 !: 15 1

7anggul

Lutut 7ergelangan kaki

tempat datar >kstensi 15 6leksi :5 <bduksi 5 <dduksi 5 3*tasi interna 8 3*tasi eksterna 1 >kstensi 6leksi 5 D*rs*-leksi 1 7lantar-leksi 15

112 2 , , 15 1: 15 ,

Latihan 39$ rutin setiap hari dengan peri*de weight bearing dan non weight bearingpenting untuk menjaga kesehatan sendi# 7ada individu tertentu diperlukan latihan yang didesain khusus sesuai impaiment dan path*l*gi sendinya# ?mumnya petunjuk untuk latihan -leksibilitas menurut <meri'an /*llege *Sp*rts $edi'ine (</S$" dan /enters -*r Disease /*ntr*l and 7reventi*n (/D/" adalah sebagai berikut#5 1.0./. Latihan Penguatan Kelemahan *t*t, terutama *t*t Euadrisep, telah diketahui sangat berhubungan dengan 9< lutut# Kelemahan Euadrisep pada 9< lutut disebabkan *leh inhibisi neur*muskuler yang terjadi karena nyeri dan e-usi, dan disuse atrophy karena inaktivitas# 7enelitian menunjukkan bah)a kelemahan *t*t Euadrisep juga bisa terjadi sebelum 9< dan menjadi -akt*r resik* terjadinya 9< lutut#5 9leh karena itu penguatan *t*t Euadrisep menjadi -*kus dalam latihan penguatan untuk pasien 9< lutut#

Latihan penguatan bisa dibedakan menjadi is*metrik, is*t*nik, dan is*kinetik# Latihan penguatan is*metrik adalah bentuk latihan statik dimana *t*t berk*ntraksi dan menghasilkan !orcetanpa perubahan panjang *t*t dan sedikit4tanpa gerakan sendi# Latihan is*metrik digunakan jika pasien tidak dapat ment*leransi gerakan sendi berulang, misalnya pada sendi yang nyeri atau in-lamasi# Latihan is*metrik mudah dipelajari dan bisa meningkatkan kekuatan *t*t dengan 'epat, tetapi man-aat -ungsi*nalnya terbatas# 12 Latihan penguatan is*t*nik adalah latihan penguatan dinamik dengan beban k*nstan dimana *t*t berk*ntraksi memanjang (eksentrik" atau memendek (k*nsentrik" di sepanjang luas gerak sendinya# K*ntraksi eksentrik menyebabkan stress yang lebih besar tetapi menghasilkan kekuatan *t*t yang lebih besar pula# Latihan is*t*nik beman-aat untuk meningkatkan kekuatan *t*t, daya tahan, dan p*)er# selama Latihan is*kinetik adalah latihan dengan gerak terkendali sehingga *t*t memendek atau memanjang dengan beban gerakan terjadi melalui suatu rentang sendi pada ke'epatan angular yang k*nstan dapat bervariasi#12,1: $enurut deLisa latihan ini jarang digunakan karena memerlukan peralatan is*kinetik untuk latihan dan hubungannya dengan aktivitas -ungsi*nal masih belum jelas#12 .alaupun demikian, beberapa penulis mengatakan bah)a latihan is*kinetik dapat menguatkan *t*t lebih e-isien dibandingkan latihan is*t*nik# 1: Latihan penguatan juga bisa dibedakan menjadi latihan closed kinetic chain (bagian distal ekstremitas ter-iksasi" dan open kinetic chain (bagian distal ekstremitas bebas"# Latihan open kinetic chain memungkinkan penderita melakukan penguatan se'ara spesi-ik pada satu gerakan4*t*t pada satu sendi, misalnya penguatan ekstens*r lutut, tetapi latihan ini meningkatkan shear !orces pada sendi sehingga bisa menimbulkan eksaserbasi 9< lutut# 1uadricep setting, SL3, dan 73> dengan 2uadriceps bench adalah '*nt*h latihan open kinetic chain# Latihan closed kinetic chain menyebabkan shear !orces yang lebih ke'il dan lebih menyerupai aktivitas sinergis dan !iring pattern untuk aktivitas sehari,hari12# /*nt*h latihan closed kinetic chain untuk 9< lutut antara lain partial%mini s2uat/ wall slides, dan lunge#

Latihan penguatan dimulai dengan latihan penguatan is*metrik (brie! isometric exercise" karena latihan ini tidak melibatkan gerakan sendi dan tidak memperberat gejala 9< lutut# Sendi lutut dip*sisikan pada p*sisi yang nyaman (biasanya p*sisi ekstensi" dan kemudian *t*t Euadrisep dik*ntraksikan maksimal selama minimal G detik, minimal dilakukan 2 kali sehari#Sambil melakukan k*ntraksi *t*t pasien diminta untuk menghitung dengan suara keras untuk menghindari manuver Dalsava# 7enggunaan elastic belt atau rubber loop yang terbuat dari tire inner tube ( ban dalam" merupakan 'ara praktis untuk mendapat -eedback pr*pri*septi- saat *t*t berk*ntraksi is*metrik mela)an tahanan# (gambar:#1"#18

;ambar :#1# Latihan isometric counterrresistance antara *t*t Euadrisep dengan gluteal dan hamstring k*ntralateral menggunakan elasti' band atau belt l**p di pergelangan kaki#18 K*ntraksi is*metrik harus ditahan minimal G detik untuk memungkinkan ter'apainya pun'ak tegangan *t*t dan perubahan metab*lik di *t*t, dan tidak b*leh lebih dari 1 detik karena akan menyebabkan *t*t 'epat kelelahan4-atiEue# 1: Latihan 2uadricep setting adalah '*nt*h latihan penguatan is*metrik *t*t Euadrisep dengan -*kus pada k*ntraksi vastus medialis *bliE# Latihan dilakukan dengan pasien p*sisi supine atau duduk dan lutut p*sisi ekstensi dan pergelangan kaki d*rsi-leksi# 7asien diberi perintah Ctekan lutut anda ke ba)ah, dan ken'angkan *t*t pahaC# K*ntraksi ditahan selama 1 detik, istirahat beberapa detik, dan kemudian k*ntraksi lagi#1:,15 Latihan dilakukan !,12 kali repetisi, diulang beberapa kali sehari# 0ika pasien merasa kurang nyaman, bisa ditambahkan gulungan handuk di ba)ah lutut#15

Latihan stright leg rising (SL3" adalah latihan penguatan is*metrik *t*t Euadrisep dengan -*kus pada *t*t re'tus -em*ris# Latihan ini juga melibatkan k*ntraksi dinamik *t*t -leks*r hip# 7*sisi pasien supine dengan lutut ekstensi# ?ntuk menstanbilkan pelvis dan punggung ba)ah, hip dan lutut k*ntra lateral dip*sisikan -leksi, kaki diletakkan netral di alas latihan# 7asien diperintahkan untuk mengk*ntraksikan Euadrisep, kemudian tungkai diangkat sekitar 85* -leksi hip sambil lutut tetap ekstensi# %ungkai ditahan pada p*sisi tersebut selama 1 hitungan kemudian tungkai diturunkan# Sesuai dengan kemampuan pasien, tungkai bisa diturunkan :
*

atau 15* -leksi hip untuk menambah beban pada

Euadrisep, atau dengan menambahkan beban di pergelangan kaki# 1:

;ambar:#:# beban"# 15,1G

Latihan straight

leg rising (tanpa

beban

dan dengan

?ntuk menghindari 'edera pada *t*t, berikan tahanan se'ara bertahap, serta turunan k*ntraksi *t*t se'ara bertahap pula# &al ini membantu peningkatan tegangan4tensi*n *t*t se'ara bertahap, menjamin k*ntraksi *t*t yang bebas nyeri, dan menghindari resik* gerakan sendi yang tidak terk*ntr*l# $enahan na-as (valsava manuver" sering terjadi saat penderita melakukan latihan is*metrik# &al ini harus dihindari karena bisa meningkatkan tekanan darah dengan

'epat# 3hytmic breathing dengan penekanan pada ekspirasi saat melakukan k*ntraksi *t*t, harus dilakukan saat melakukan latihan is*metrik untuk mengurangi resik* tersebut# Latihan is*metrik dengan intensitas tinggi merupakan k*ntra indikasi bagi penderita dengan gangguan jantung dan vaskuler#1: rogressive resistance exercise " 3-# adalah latihan penguatan is*t*nik dinamik dengan beban yang ditingkatkan se'ara bertahap# Latihan penguatan dengan 73> lebih baik untuk menjaga dan meningkatkan -ungsi *t*t, mengurangi nyeri sendi, dan meningkatkan -ungsi pasien 9< lutut# 8,1: Salah satu met*de untuk 73> adalah met*de DeL*rme,.atkins yang terdiri dari serial k*ntraksi *t*t dengan beban meningkat sehingga pada akhir latihan *t*t mengangkat beban yang maksimal# 1: Latihan ini bisa dilakukan dengan +K table4Euadir'eps ben'h# /aranya adalah sebagai berikut F a# %entukan beban maksimal 1 kali repetisi (1 repetition maximal resistance4 1 3$", yaitu beban maksimal yang bisa diangkat *leh *t*t 1 kali pada luas gerak sendi penuh # b# , , , '# d# e# 7asien kemudian diminta melakukan latihan F 1 kali repetisi dengan beban H dari 1 3$ 1 kali repetisi dengan beban T dari 1 3$ 1 kali repetisi dengan beban 1 3$ penuh pasien beristirahat sebentar ( 5 menit" diantara b*ut latihan pada pr*sedur ini sudah termasuk latihan pemanasan karena a)alnya pasien mengangkat beban hanya H dan T 3$ nilai 1 3$ ditingkatkan setiap minggu sesuai dengan peningkatan kekuatan *t*t# 1:

;ambar :#8# Latihan penguatan Euadrisep dengan Euadrisep ben'h4+K table# Wall slides adalah salah satu latihan penguatan closed kinetik chain untuk *t*t Euadrisep# /aranya, penderita berdiri bersandar pada dinding dengan jarak antara kaki dengan dinding sekitar 1 kaki(:2'm", kemudian punggung digeser ke ba)ah samapi lutut -leksi sekitar 2 ,: *# 0ika ditambahkan k*ntraksi Euadrisep sebelah medial dengan menjepit b*la diantara kedua lutut maka penguatan terutama ditujukan untuk *t*t vastus medialis# K*ntraksi ditahan selama 1 detik, kemudian penderita menaikkan kembali badannya# Latihan diulang !,12 kali dengan istirahat diantara k*ntraksi# 9t*t vastus medialis merupakan *t*t yang paling sering mengalami kelemahan diantara kel*mp*k *t*t Euadrisep dan bisa menyebabkan gerakan patella yang tidak n*rmal#15

;ambar :#5 # .all slides15 Latihan penguatan *t*t sangat penting untuk pasien 9< lutut karena *t*t yang lemah bisa menambah dis-ungsi4kerusakan4gangguan pada sendi dan *t*t yang kuat akan melindungi sendi# .alaupun demikian harus dihindari latihan penguatan yang menyebabkan bertambanya kerusakan dan nyeri sendi# /aranya dengan melakukan latihan is*metrik pada p*sisi,p*sisi yang bebas nyeri ( multiple angle isometric in pain !ree position s", melakukan latihan beban pada luas gerak sendi yang tidak nyeri, dan latihan di k*lam# Latihan dengan beban pada luas

gerak sendi 85,1

-leksi 'enderung menimbulkan nyeri patel*-em*ral karena

gaya k*mpresi pada patella#1: 1.0.1. Latihan Aer$'ik Latihan aer*bik penting untuk penderita 9< lutut karena pada penderita 9< lutut sering terjadi penurunan kapasitas aer*bik sebagai akibat kurangnya aktivitas# $an-aat latihan aer*bik antara lain meningkatkan kapasitas aer*bik, kekuatan *t*t, daya tahan, serta pengurangan berat badan# Selain itu latihan aer*bik juga dapat menyebabkan pelepasan *pi*id end*gen, serta memperbaiki gejala depresi dan ke'emasan#8,5 Latihan aer*bik bisa dilakukan di darat dan di air (aEuaterapi"# Bentuk latihan aer*bik yang dianjurkan adalah berjalan, bersepeda, berenang, senam aer*bik, dan senam aer*bik di k*lam# Berenang dan latihan di k*lam menimbulkan stress sendi yang lebih ringan dibandingkan bentuk latihan aer*bik yang lain# Setiap sesi*n latihan aer*bik harus dia)ali *leh latihan pemanasan yang terdiri dari latihan 39$ dan diikuti *leh pendinginan dan peregangan# 8 0ika latihan jalan kaki atau j*gging menyebabkan gejala yang dikeluhkan pasien bertambah berat, intensitas latihan harus dikurangi atau bentuk latihan dirubah# <las kaki yang baik sangat penting dan latihan lebih baik dilakukan di permukaan yang lunak# ?ntuk dapat meningkatkan kapasitas aer*bik heart rate yang harus di'apai adalah G ,! 2 dari target heart rateuntuk latihan selama 2 ,: menit, :,8 kali seminggu# +aik turun tangga juga merupakan bentuk latihan aer*bik yang baik, tapi menyebabkan joint loading yang maksimal pada hip dan lutut sehingga tidak dianjurkan untuk pasien 9< lutut dan hip#8 Latihan dengan sepeda statik dilakukan dengan setting lutut ekstensi saat pedal sepeda berada di ba)ah# 1:,1G %ingkat beban diatur bertahap mulai dari minimal sampai sedang# Latihan dilakukan 5 menit dengan beban ringan selama 2 hari, kemudian beban dinaikkan dan )aktu ditambah 5 menit# Setiap peningkatan level dilatih selama : hari sampai )aktu latihan 2 ,: menit#1G

;ambar :#G# Latihan dengan sepeda statik1G Berikut adalah rek*mendasi petunjuk latihan daya tahan kardi*vaskular dan muskul*skletal untuk pasien 9< lutut dan hip dengan a)al latihan menggunakan intensitas dan durasi yang paling rendah, kemudian se'ara bertahap ditingkatkan#5 1.0.2. Latihan +ungsi$nal 7asien 9< lutut sering mengalami gangguan aktivitas seperti naik turun tangga, duduk dan bangkit dari kursi atau t*ilet, atau mengambil benda dari lantai# 7erlu dilakukan latihan yang bertujuan mengatasi gangguan -ungsi*nal khusus yang dialami pasien# Latihan ini berupa latihan penguatan dengan m*di-ikasi aktivitas sehari,hari# /*nt*hnya adalah sebagai berikut1:F , , Latihan step-up dan step down F latihan naik dan turun tangga#1: Wall slides dan mini s2uat sampai 1 * atau sebatas t*leransiF bertujuan melatih aktivitas duduk dan berdiri dari duduk dengan bantuan lengan, serta menentukan perlu tidaknya adaptasi tinggi kursi untuk -ungsi yang lebih aman#1:

;ambar :#5# $ini sEuat dan )all slide15 , artial lunge F bertujuan melatih mekanika tubuh yang e-ekti- untuk mengambil benda di lantai dengan k*nsentrasi pada k*ntr*l *t*t trunk saat melakukan gerakan# 7asien diajarkan untuk mengk*ntraksikan *t*t abd*men untuk menstabilkan pelvis saat melakukan gerakan lunge#1:

;ambar :#!# Lunge , Latihan keseimbangan dan pr*pri*septi-, dimulai bila pasien mempunyai kemampuan k*ntr*l yang baik, misalnya dengan berjalan sepanjang garis sempit, latihan dengan b*la S)iss, atau latihan keseimbangan dengan )*bble b*ard# 1:,15 Latihan %ai /hi juga e-ekti- untuk memperbaiki keseimbangan pada penderita 9<#1: $enurut deLisa belum ada met*de paling baik untuk meng*ptimalkan keseimbangan pada penderita 9<, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bah)a latihan penguatan dan latihan aer*bik dengan berjalan memperbaiki stabilitas p*stural penderita 9< 12

;ambar :#1# Latihan dengan b*la S)iss15 , Latihan ambulasi F penggunaan alat bantu jalan dikurangi ketika kekutan *t*t Euadrisep membaik ( $$% 845" atau nyeri berkurang# Latihan ambulasi dilakukan pada permukaan yang bervariasi, naik turun ramp, pertama dengan bantuan kemudian mandiri#1: :#2# >dukasi dan (ome -xercise rogram >dukasi dan pr*gram latihan di rumah merupakan hal yang penting bagi penderita 9<# >dukasi yang diberikan terutama tentang penyakit 9<, prinsip perlidungan sendi, bagaimana manajemen gejala 9<, dan pr*gram latihan di rumah# 7r*gram yang diberikan adalah latihan yang aman dilakukan di rumah berupa latihan penguatan *t*t, latihan luas gerak sendi, dan latihan enduran4daya

tahan# 7asien dengan berat badan lebih dianjurkan untuk mengurangi berat badannya# 1: 7r*teksi dan pemeliharaan sendi lutut antara lain dengan menghindari gerakan -leksi yang berlebihan, menghindari memp*sisikan sendi pada satu p*sisi dalam )aktu yang lama, menghindari overuse, meng*ntr*l berat badan, mengurangi beban pada sendi yang nyeri, menyeimbangkan aktivitas dan istirahat, mendistribusikan tekanan, menggunakan *t*t dan sendi yang paling kuat, dan menggunakan gerakan dengan bi*mekanik yang baik# 5,11 (ome exercise program atau pr*gram latihan di rumah sangat penting bagi pasien 9< lutut# Kepatuhan jangka panjang untuk melakukan latihan di rumah merupakan tujuan yang utama karena sangat berhubungan dengan perbaikan -ungsi -isik penderita 9<# ! Berikut '*nt*h lea-let latihan di rumah untuk pasien 9<#

BAB 2 PENUTUP 9ste*arthritis adalah penyakit sendi degenerati- yang mengenai kartilag* sendi yang sangat sering terjadi# %erjadinya penyakit ini dipengaruhi *leh genetik, usia, metab*lisme, dan gerakan,gerakan pada sendi# 9< pada lutut sering terjadi karena lutut merupakan sendi penyangga berat tubuh yang utama# (mpairmen yang sering timbul pada 9< antara lain nyeri yang sering mun'ul karena stress mekanik atau aktivitas di lutut yang berlebihan, nyeri )aktu istirahat pada 9< stadium lanjut, sti--ness sendi, keterbatasan luas gerak sendi, kelemahan *t*t (terutama *t*t Euadrisep", gangguan pr*pri*septi- dan keseimbangan, serta gangguan aktivitas sehari,hari# 0ika tidak diatasi bisa timbul disabilitas sekunder yang timbul karena impairmen l*kal pada 9<# Latihan merupakan bagian penting dalam manajemen pasien dengan 9< lutut# %ujuan pr*gram latihan pada pasien 9< adalah mengurangi impairmen dan memperbaiki -ungsi, melindungi sendi dari kerusakan lebih lanjut, serta men'egah disabilitas dan menurunnya kesehatan yang terjadi sekunder karena inaktivitas

dengan meningkatkan level akti-itas -isik sehari,hari dan memperbaiki daya tahan -isik# 7enelitian menunjukkan bah)a latihan pada 9< relati- aman tetapi harus disusun se'ara individual dengan mempertimbangkan usia, -akt*r k*m*rbid, dan m*bilitas pasien se'ara umum# Cochrane anel Database o! Systematic ractice 3eview dan hiladelpia -vidence-4ased Clinical

0uidelines menyimpulkan bah)a latihan penguatan# peregangan, latihan aer*bik dan latihan -ungsi*nal terbukti mengurangi nyeri dan memperbaiki -ungsi -isik pada penderita 9<#1: Latihan juga dapat meningkatkan -leksibilitas, memperbaiki aliran darah dan kerja jantung, menjaga4menurunkan berat badan, memperbaiki mood, dan meningkatkan daya tahan tubuh#

Anda mungkin juga menyukai