Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ISCHIALGIA

DISUSUN OLEH :

1. YUGO CAHYO (109116018)


2. MUHAMMAD JUNIARSYAH (109116010)
3. YUSA REZA (109116006)
4. TIAS MISI UTAMI (109116014)
5. AISYAH BAWAZIER (109116016)
6. NABILA BALFAGIEH (109116027)

PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
CILACAP
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih sayang, karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah “ISCHIALGI”dengan baik.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1) Ketua Stikes Al-irsyad Al-islamiyyah Cilacap
2) Ka.Prodi D3 Fisioterapi Stikes Al-irsyad Al-islamiyyah Cilacap
3) Dosen Pengampu mata kuliah Neurologi Prodi D3 Fisioterapi Stikes Al-
irsyad Al-islamiyyah Cilacap.
Tuhan Yang Maha Esa membalas segala bantuan yang telah diberikan dengan
balasan yanng terbaik.Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Cilacap, Juli 2018

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB 2 .................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian ....................................................................................................... 2
2.2 Anatomi .......................................................................................................... 2
2.3 Etiologi ........................................................................................................... 3
2.4 Patologi ........................................................................................................... 4
2.5 Tanda dan Gejala Klinis ................................................................................. 4
2.6 Assesment Fisioterapi .................................................................................... 5
2.7 Pelaksanaan Terapi ......................................................................................... 5
BAB 3 ................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... iv

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ischialgia itu sendiri adalah sebuah gejala, yaitu bahwa pasien merasakan
nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf ke arah distal perjalanan
nervus ischiadikus sampai tungkai bawah. Nyeri merupakan reaksi
normal dari tubuh jika terjadi suatu gangguan atau kerusakan jaringan.
Ischialgia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya nyeri yang
menjalar di sepanjang radius ischiadicus. Ischiadicus biasanya terkait dengan
faktor usia dan riwayat trauma. Penyakit ini perlu mendapat perhatian secara
khusus karena bisa menyebabkan kelemahan otot -otot tungkai sampai
berlanjut kesulitan dalam aktifitas sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Ischialgia
2. Bagaimana anatomi saraf ischiadicus
3. Apa penyebab dari Ischialgia
4. Bagaimana patologi dari Ischialgia
5. Bagaimana tanda dan gejal Ischialgia
6. Bagaimana penangan fsioterapi pada Ischialgia

1.3 Tujaun
1. Untuk mengetahui definisi dari Ischialgia
2. Untuk mengetahui bagaimana anatomi dari saraf ischiadicus
3. Untuk mengatahui penyebab dari Ischialgia
4. Untuk mengetahui patologi Ischialgia
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala Ischialgia
6. Untuk mengetahui penangan fisioterapi pad Ischialgia
2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Ischialgia merupakan suatu kondisi dimana pada nervus ischiadicus terdapat
gangguan distribusi persyarafan sehingga menyebabkan rasa tidak enak atau nyeri
yang di rasakan sepanjang perjalanan nervus ischiadicus. Nyeri tersebut dirasakan
bertolak dari pantat menjalar sampai pertengahan bagian belakang paha.
Ischialgia menyerang nervus Ischiadicus yang berasal dari radiks posterior
L4-S3. Ischialgia menimbulkan nyeri sepanjang distribusi sensorik nervus
Ischiadicus. Oleh karena itu, nyeri yang dialami sering muncul pada bagian
posterior paha dan lateral tungkai.

2.2 Anatomi

Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
percabangan antara lain:
 Nerve. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula
 Nerve. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
 Nerve. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
 Nerve. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles
 Nerve. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
3

Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai


kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat
mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan.
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.

2.3 Etiologi
Banyak penyebab yang dapat menimbulkan ischialgia (Sidharta, 1999) antara
lain :
a) Hernia Nucleus Pulposus
Yaitu terdorongnya nucleus pulposus (suatu zat yang berada diantara ruas-
ruas tulang belakang) ke arah belakang baik lurus maupun kearah kiri atau
kiri kemudian menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut
sarafnya dan mengakibatkan terjadinya rasa sakit yang hebat.

b) Spondylosis (Spondyloarthrosis)
Spondylosis merupakan kelainan degeneratif yang menyebabkan
hilangnya struktur dan fungsi normal spinal. Proses penuaan adalah
penyebab utama.

c) Spondilolisthesis
Spondilolisthesis adalah pergeseran corpus vertebra setempat, pada
umumnya spondilolisthesis terjadi pada L4 atau L5.

d) Trauma / kompresi Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab


utama nyeri pinggang bawah. Patah tulang pada orang yang lanjut usia
sering oleh karena trauma kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi
pada corpus vertebra.
4

2.4 Patologi
Salah satu penyebab sindroma piriformis adalah cedera.Otot piriformis sangat
rentan untuk terjadi cedera berulang akibat gerakan (repetitive motion injury ). Ini
terjadi apabila otot bekerja diluar kemampuannya, atau tidak diberi cukup waktu
untuk fase recovery, akibatnya, otot menjadi memendek .
Spasme yang terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula
menekan nervus ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot piriformis
memendek, maka n.ischiadicus terjebak. Akibatnya aliran / suplai darah ke
.ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi terjadi akibat tekanan oleh otot
piriformis tersebut. Penekanan pada serabut N. Ischiadicus ini akan memberikan
perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari daerah otot
piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu
tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang
dilewati seperti m.Gluteus, m. Triscep Surae, m. Hamstring dan otot-otot
para vertebra lumbosakra.
Ischialgia oleh karena adanya penekanan saraf Ischiadicus menyebabkan
nyeri seperti “sakit gigi” (berdenyut ) seperti bisul mau pecah dan linu. Nyeri
hebat dirasakan bertolak dari daerah pantat dan menjalar menurut
perjalanan nervus Ischiadicus dan lalu pada nerves peroneus atau nervus tibialis
.
2.5 Tanda dan Gejala Klinis
Gejala klinis:
a. Nyeri
Gejala yang khas ischialgia adanya rasa nyeri yang menjalar dari bawah
pinggang sampai kaki, distribusi nyeri sesuai dengan perjalanan Nerve.
Ischiadicus. Ada nyeri tekan pada daerah lumbo sakral seperti daerah
tuberositas Ischiadicus major,gluteus maksimus, kadang sepanjang
bagian belakang tungkai atas di bawahmaleolus medialis, sepanjang
tendon achilos dan pada bagian telapak kaki. (Chusid, 1993)
b. Kesemutan
5

Tanda :
a. Spasme
Pada ischialgia sering juga dijumpai adanya spasme pada otot-otot
paravertebra lumbal, gluteus, gastrocnemius dan hamstringnya. Oleh karena
nyeri sehingga otot-otot tidak mampu bekerja secara maksimal.

2.6 Assessment Fisioterapi


a. Pemeriksaan Spesifik
1. Straigt Leg Raising (Lasegue’s Test)
Tujuan: tes untuk mengindetifikasi patologi disc herniation dan /atau
penekanan pada jaringan syaraf.
Prosedur tes
a) Pasien terlentang dengan posisi kedua hip endorotasi dan
adduksi,serta knee ekstensi,rileks.
b) Praktikan meletakkan satu tangan pada anklepasien.praktikan
selanjutnya secara pasif memfleksikan hip pasien hingga pasien
merasakan nyeri atau tightness pada pinggangang atau bagian
posterior. Praktekkan kemudian secara perlahan dan hati hati
menurunkan tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri
atau tightness.
Posisi tes
Jika nyeri terutama di rasakan pada pinggang, maka lebih kearah disc
herniation atau penyebab patologi penekanan pada sisi sentral.jika
nyeri terutama pada tungkai, maka patologi akan menyebabkan
penekanan terhadap jaringan saraf lebih pada sisi lateral.
Interpritasi
Positif tes mengindikasikan patologi disc herniation dan/ atau
penekanan pada jaringan saraf.
6

2. Bragard Test
Tujuan
Tes untuk mengidentifikasi patologi pada durameter atau lesi pada
spinal cord.
Prosedur Test
Prosedur sama seperti Lasegue’s test. Bedanya pada Bragard’s test,
praktikkan menambahkan fleksi cervical pasien secara pasif, disertai
dorsofleksi ankle paien (tension yang terjadi pada area cervicothoracic
junction adalah normal dan tidak semestinya menimbulkan gejala.Jika
gejalah timbul pada lumbar, tungkai, atau lengan, berarti jaringan saraf
terlibat).Praktikkan kemudian secara perlahan dan hati-hati
menurunkan kepala dan tungkai pasien sehingga pasien tidak
merasakan nyeri atau tightness.
Positif Test
Peningkatan nyeri dengan fleksi cervical, dorsofleksi ankle, atau
keduanya mengindikasikan penguluran pada dura meter dari spinal
cord atau lesi pada spinal cord ( seperti; disc heniation, tumor,
meningitis). Nyeri yang tidak meningkat dengan fleksi servical
mengindikasikan lesi pada area hamstring (tight hamstring) atau pada
lumbosacral atau area sacroiliac joint.
Interpretasi
Posisi test mengindikasikan patologi pada dura meter atau lesi pada
spinal cord.
7

3. Patrick Test
Tujuan
Tes untuk mendeteksi patologi pada hip, lumbar, atau Sakrum 1 joint
dysfunction.
Prosedur Tes
a) Pasien telentang dalam posisi nyaman.
b) Praktikkan selanjutnya secara pasif menggerakkan tungkai pasien
yang di tes kearah flexi knee dengan menempatkan ankle di atas
knee pada tungkai pasien yang satunya
c) Praktekkan kemudian memfiksasi sackro iliaca pasien pada
tungkai yang tidak di tes dengan menggunakan satu tangan dan
tangan satunya pada sisi medial knee pasien yang di tes, lalu
menekan tungkai pasien kearah abduksi.
d) Ulangi prosedur tes yang sama pada tungkai pasien yang satunya.
Positif Test
Nyeri di bagian dalam hip, lumbal, atau sakrum 1
Interpretasi
Lokasi nyeri berkorespondensi terhadap disfungsi pada area tersebut.

4. Palpasi (musculus Piriformis)


Teknik palpasi
a) posisi pasien prone lying
b) lokalisir tepi lateral sacrum dengan thumb anda
c) geser thumb secara lateral dan ke arah distal trochanter major
(ingat : muscle sciatic menggeletak dekat muscle belly
piriformis,untuk menghindari penekanan pada nervus ini, palpasi
mengikuti serabut olique otot .
d) palpasi dan telusuri serabut otot sebagaimana keseluruhannya
menyatu dan berinsersio pada permukaan superior dari trochantor
major.
e) untuk merasakan kontraksi piriformis, minta pasien secara perlahan
melakukan eksorotasi hip secara aktif.
8

2.7 Pelaksanaan Fisioterapi


1. Short Wave Diathermy
Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10
cm/1 jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas
patologi, posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan
logam, tes sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak,
intensitas dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.

2. Electrical Stimulatiom
Menggunakan arus transcutaneus electrical nerve stimulation Posisikan
pasien senyaman mungkn yaitu tidur miring disertai fleksi hip 45 derjat
endorotasi hip untuk penenmpatan elektroda, teknik pemasan tab
berdasarkan sepanjang saraf isciadicus.

3. Terapi Latihan (Stretching)


a. Stretching active
Dengan metode active movement exercise ditujukan untuk
merelaksasikan otot piriformis, menjaga ekstensibilitas otot,
mencegah perlengketan, memelihara lingkup gerak sendi.
Pelaksanaanya yaitu posisi pasien tidur terlentang. Pasien diminta
untuk menggerakkan kakikiri dengan posisi (fleksi, endorotasi hip dan
fleksi knee) keadaan kaki kiri dalam kondisi rileks. Kemudian pasien
menggerakkan active fleksi hip maupun dengan tangan kanan pasien,
penggulangan gerakan dilakukan 8 kali.
9

b. Stretching passive
Ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri, relaksasi otot piriformis, dan
mengulur otot piriformis yang mengalami pemendekan.
Pelaksanaanya yaitu posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis
berada disamping pasien padasisi kontralateral dari tungkai yang
terlibat. Kemudian gerakan fleksi dan adduksikan hip disertai internal
rotasi hip dengan menggunakan kedua tangan terapis. Dalam posisi
otot piriformis terulur maksimmal (fleksi, adduksi dan internal rotasi
hip yang maksimal).Pengulangan gerakan selama 8 kali.

c. Active resisted exercise


Ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot piriformis. Kemudian
kontraksikan otot piriformis dengan menyuruh pasien menggerakkan
kearah abduksi sedikit eksternal rotasi hip terapis menahan gerakan
tersebut selama 8 hitungan. Pengulangan gerakan selama 8 kali.
10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ischialgia itu sendiri adalah sebuah gejala, yaitu bahwa pasien merasakan
nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf ke arah distal perjalanan
nervus ischiadikus sampai tungkai bawah, nervus ischiadikus ini
mensarafi banyak otot, ischalgia disebabkan oleh banyak faktor seperti
Hernia Nucleus Pulposus, Spondylosis (Spondyloarthrosis), Spondilolisthesis,
trauma, kekakuan pada otot piriformis yang sudah kronis dapat menyebabkan
tertekannya nervus ischiadikus, sehingga terjadilah nyeri sepanjang nervus
ischialdikus atau ischialgia, maka diperlukan pemeriksaan spesifik untuk dapat
mendiagnosis ischialgia seperti tes Straigt Leg Raising (Lasegue’s Test, Bragard
Test, Patrick Test, Palpasi (musculus Piriformis), setelah dilakukan tes tersebut
modalitas yang diberikan adalah micro wave diathermy, electrical stimulation,
dan terapi latihan

3.2 Saran
Disarankan untuk terapis untuk memberikan edukasi kepada tentang penyakit
ini, dan usahakan kepada pasien untuk melalukan terapi secara teratur, berikan
juga edukasi tentang self streching dirumah
DAFTAR PUSTAKA

Sidharta, Priguna. 2010. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian
Rakyat

Mardjono, Mahar dkk. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

Wolf, De.1990. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Houten/Zaventem Bohn


Stafleu Van Loghum

Devi, 2015, Ischalgi dihttp://wilayah3.imfi.or.id/2018/02/25/ischialgia/


( akses tanggal 2 juli 2018 )

Jackson, 2018, Sciatic, dihttps://www.britannica.com/science/sciatica


( akses tanggal 2 juli 2018 )

G.C. Machado A.J. Witzleb C. Fritsch C.G. Maher P.H. Ferreira M.L. Ferreira,
2016, Patients With Sciatica Still Experience Pain And Disability 5 Years
After Surgery: A Systematic Review With Meta‐Analysis Of Cohort Studies,
european journal pain, Volume20, Issue10 Pages 1700-1709

Anna Mosiewicz MD,PhD, Elżbieta Rutkowska PhD, Tomasz Trojanowski MD,


PhD, Monika Matacz MS 2015, Effects Of Therapy In Patients Suffering
From Chronic Back Pain Treated With Spinal Cord Stimulation, Pain
Management Nursing Volume 16, Issue 5, Pages 672-677

iv

Anda mungkin juga menyukai