Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

KOMPETENSI FISIOTERAPI KOMUNITAS

PEMBERIAN ACTIVE STRECHING TERHADAP NECK PAIN NON-


SPESIFIK PADA REMAJA

Disusun Oleh :

AYU RAHMA DINAH


P27226020347

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI

JURUSAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

KOMPETENSI FISIOTERAPI KOMUNITAS

PEMBERIAN ACTIVE STRECHING TERHADAP NECK PAIN NON-


SPESIFIK PADA REMAJA

Disusun Oleh :

Ayu Rahma Dinah


P27226020347

Disahkan oleh :

Ketua Jurusan Fisioterapi Ketua Prodi Profesi Fisioterapi


Politeknik Kesehatan Surakarta Politeknik Kesehatan Surakarta

Dr. Bambang Trisnowiyanto, M.Or Ftr. Saifudin Zuhri, SKM.,M.Kes


NIP. 19670904199021004 NIP. 197404272001121002

i
HALAMAN PERNYATAAN

Nama : Ayu Rahma Dinah

Nim : P27226020347

Prodi : Prodi Profesi Fisioterapi

Dengan ini menyatakan bahwa telah melaksanakan kegiatan penyuluhan guna

melengkapi tugas komunitas prodi profesi Fisioterapi tahun pelajaran 2020/2021

yang telah dilaksanakan pada hari Rabu, 28 April 2021 melalui aplikasi Live

instagram.

Malang, April 2021

Pelaksana

Ayu Rahma Dinah


NIM. P27226020347

ii
ABSTRAK

Latar belakang. Di era kemajuan teknologi saat ini beriringan dengan


berkembangnya kebutuhan akan layanan informasi dan komunikasi membuat
smartphone menjadi kebutuhan yang primer bagi remaja. Selain memberikan
dampak positif smartphone juga memberikan dampak negatif dalam masalah
kesehatan penggunanya. Durasi penggunaan smartphone yang >2 jam dapat
menyebabkan masalah musculoskeletal disorder. Masalah musculoskeletal
disorder akibat penggunaan smartphone yang paling tinggi prevalensi adalah nyeri
leher. Analisis Situasi. Menurut data primer poli rehabilitasi medik RS Bethesda
Yogyakarta 2015-2018, pasien dengan keluhan nyeri leher meningkat 100%,
dalam satu hari rata-rata pasien dengan keluhan nyeri leher berjumlah 5-8 orang,
ditahun 2018 dalam rata-rata satu hari mencapai 20 pasien mengeluhkan nyeri
leher.. Metode Pendekatan. Penyuluhan dan pembagian leaflet serta
mengajarkan edukasi dan exercise, merupakan solusi yang bisa diambil untuk
mengatasi atau mengantisipasi keadaan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan
memperbaiki gaya hidup pasien, memberikan edukasi dan home program berupa
exercise yang mudah dilakukan oleh pasien ketika dirumah.

iii
DAFTAR ISI

Hal
Sampul Muka ..................................................................................................i
Halaman Pengesahan......................................................................................ii
Halaman pernyataan .....................................................................................iii
Abstrak..........................................................................................................iii
Daftar Isi .......................................................................................................iv
Daftar lampiran ..............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................4
A. Tujuan............................................................................................4
B. Manfaat ........................................................................................7

BAB III PERMASALAHAN DAN SOLUSI YANG DITAWARKAN.....11

BAB IV TARGET LUARAN......................................................................17

BAB V PENDEKATAN/METODE PELAKSANAAN KEGIATAN........18

BAB VI HASIL KEGIATAN......................................................................19

BAB VII KESIMPULAN.............................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................22

LAMPIRAN.................................................................................................27

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Foto pelaksanaan..........................................................................................25
Leaflet materi................................................................................................27

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Leher (tulang cervikal) melakukan fungsi paling penting dalam

menyangga kepala dan memungkinkan gerakan leher sepenuhnya sekaligus

melindungi sumsum tulang belakang yang halus. Tulang leher terdiri dari tujuh

tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing tulang.

Setiap kali mengangguk atau menggelengkan kepala, vertebra dan cakram bekerja

sama sehingga leher dapat bergerak. Otot pada bagian punggung dan bahu atas

melekat pada tulang leher ini (Island Orthopedic Group, 2011).

Di era Kemajuan teknologi saat ini beriringan dengan berkembangnya

kebutuhan akan layanan informasi dan komunikasi membuat smartphone menjadi

kebutuhan yang primer bagi kebanyakan orang mulai dari anakanak, remaja

dewasa bahkan sampai lansia. Selain digunakan sebagi alat komunikasi dengan

orang tua,teman serta guru, sebagai sarana hiburan, mengambil foto, dan sebagai

media permainan (Park, 2015).

Gadget sudah menjadi kebutuhan harian bagi kehidupan manusia saat ini.

Gadget atau smartphone menyediaan vitur-vitur yang mempermudah kehidupan

manusia. Mulai dari berkomunikasi lewat media sosial, hiburan untuk

mendengarkan musik, video dan bermain game bisa dilakukan hanya dengan

menggunakan gadget (Hadidi, et al., 2019).

1
Pengguna smartphone pada tahun 2013 mencapai 1,9 miliar,

merepresentasikan 27% populasi dunia dan diprediksi jumlah pengguna

smartphone akan terus meningkat sampai 5,6 miliar pada tahun 2019 (Ericsson

Mobility Report, 2013).

Menurut statistik Hootsuite dan We are social tentang data pengguna

digital dan internet Indonesia 2019 terdapat 150 juta penduduk yang sudah

menggunakan internet lebih baik dari tahun lalu yaitu 143 juta penduduk.

Mayoritas penduduk Indonesia dengan presentase 60% mengakses internet

menggunakan gadget (smartphone), 22% gunakan laptop dan komputer, sisanya

8% dengan tablet.

Penelitian yang dilakukan Hadidi et al (2019) pada mahasiswa Universitas

Yordan dari fakultas yang berbeda mendapati hasil analisis bahwa rata-rata

pemakaian gadget harian pada mahasiwa kedokteran 9,8±7,1 jam/hari, mahasiswa

keperawatan 5,8±5,6 jam/hari dan mahasiswa farmasi 6,3±3,5 jam/hari. Durasi

dalam menggunakan gadget secara signifikan mempengaruhi adanya nyeri leher

dan bahu.

Di Indonesia, setiap tahun sekitar 16,6% populasi remaja mengeluhkan

rasa tidak enak pada leher, bahkan 0,6% bermula dari rasa tidak enak pada leher

menjadi rasa nyeri leher yang berat. Insidensi nyeri leher meningkat dengan

bertambahnya usia, dimana lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki

dengan perbandingan 1,67:1 (Prayoga, 2014)

Semakin banyaknya orang yang menggunakan gadget menimbulkan

masalah baru yang timbul karena penggunaan berlebih pada gadget seperti nyeri

2
otot pada leher belakang. Akibat dari posisi fleksi leher dan dan durasi

menggunakan gadget terus menerus menimbulkan neck pain (Hadidi, et al., 2019).

Posisi dari gadget, PC yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi dapat memberi

efek buruk pada tubuh, seperti kelelahan atau fatigue pada otot leher. Ketika

posisi leher terlalu renadah ototmatis kepala dan leher memposisikan mata daapt

terus melihat layar gadget, maka akan menghasilkan forward head posture (FHP)

dan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan ketidaknyamanan. (Sojeong, et

al., 2015).

Otot ekstensi leher adalah otot upper trapezius yang sering mengalami

nyeri, karena merupakan otot postural leher yang terdampak pada pola kebiasaan

forward head posture. Kontraksi yang kontinyu dari otot upper trapezius, juga

mengakibatkan keterbatasan gerak leher sehingga fungsional leher akan terhambat

dan menjadikan aktifitas fungsional dapat menurun (Chaudhary, et al., 2013).

Nyeri otot upper trapezius mengakibatkan nyeri dan keterbatasan dalam

gerak cervical lateral fleksi dan depresi bahu. Nyeri tersebut juga akan

menumbulkan imbalance posture, karena adanya ketegangan otot pada upper

trapezius yang berfungsi sebagai postural leher. Aktifitas harian pada mahasiswa

pun dapat terganggu, karena nyeri tersebut dapat mengganggu aktivitas belajar

mahasiwa. Dengan adanya nyeri tersebut akan menurunkan prestasi akademik

pada mahasiswa (Anggraeni, 2013).

Otot tidak dirancang untuk kerja terus-menerus, dalam jangka waktu

tertentu otot mengalami kelebihan beban. Maka perlu adanya penanganan untuk

dapat menurunkan nyeri yang ditimbulkan dari ketegangan otot (Chaudhary, et

3
al., 2013). Penguluran otot atau stretching merupakan salah satu cara untuk

memberikan kelenturan pada otot sehingga akan mengurangi ketegangan atau

retriksi yang timbul karena adanya rasa nyeri (Hurwitz et al., 2008).

Stretching memiliki efektifitas untuk meningkatkan ROM. Pada proses

menurunkan nyeri otot dilakukanlah stretching statis, karena berfungsi

merelaksasi otot dan meningkatkan ekstensibilitas pada otot, sehingga terjadi

peningkatan ROM (Naraoka, et al., 2017).

Peningkatan ROM ini tidak didapatkan dari adanya pemanjangan otot

yang terjadi akibat stretching, namun adanya penurunan ketegangan yang terjadi

pada otot tersebut. Toleransi dan ketahanan otot pun meningkat untuk di

stretching dengan berlebih atau stretching force. Efeknya yang dihasilkan setelah

stretching dapat memberikan penurunan nyeri pada otot yang di stretch (Page,

2012).

Pasif stretching merupakan bentuk latihan yang mudah dilakukan setiap

hari dengan bantuan orang lain untuk menghasilkan renganan pada jaringan otot

yang optimal, tetapi juga sesuai toleransi seseorang. Keuntungan lainnya adalah

untuk mengurangi risiko terjadinya nyeri otot dengan pemanasan sebelum

menggunakan gadget (Saher, et al., 2019).

Menurut Naraoka, et al (2017) pasif stretching lebih efektif dalam

menurunkan nyeri otot, meningkatkan ekstensibilitas otot dan koreksi postur

akibat ergonomis yang buruk ketika menggunakan gadget.

4
BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya edukasi dan promosi kesehatan terkait nyeri

leher pada remaja:

1. Tujuan Umum

Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka dan menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang

kondusif bagi kesehatan (Kemenkes, 2017).

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang menjadi dasar dilaksanakannya penyuluhan tersebut

adalah : (1) meringankan keluhan nyeri leher pada pada remaja, (2) memberikan

edukasi terkait postur tubuh yang benar, (3) memberikan home program berupa

active exercise untuk meringankan keluhan nyeri, dan (4) menengurangi keluhan

kaku otot serta keluhan lainya yang diderita oleh remaja.

B. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari program penyuluhan terkait exercise nyeri

leher pada remaja: (1) meningkatkan pemahaman tentang postur tubuh dan

5
kesadaran terhadap aktivitas fisik, (2) menurunnya keluhan mengenai nyeri leher

dan kaku otot sekitar leher, (3) meningkatkan kemampuan fungisonal remaja.

6
BAB III

PERMASALAHAN DAN SOLUSI YANG DITAWARKAN

A. Permasalahan

Permasalahan yang ada adalah nyeri leher pada 67% dari total populasi

telah dialami karena terlalu seringnya otot sekitar scapula dan leher mengalami

gangguan muskuloskeletal dalam masyarakat saat ini. Sebagian besar kasus nyeri

leher bukan karena kelainan anatomis, melainkan dikaitkan dengan kebiasaan pola

ergonomis yang buruk. Nyeri leher dapat diakibatkan oleh struktur tulang, otot

maupun persarafan, seperti radikulopati yang terkait dengan keterbatasan gerak

sendi (ROM) mungkin timbul karena kekakuan dan nyeri leher ( Hye, et al.,

2017).

B. Solusi yang ditawarkan

Stretching otot adalah teknik gerakan yang dilakukan untuk meregangkan

otot beserta tendon, yang bertujuan untuk mengulur, melenturkan atau menambah

fleksibilitas otot–otot yang dianggap bermasalah. Fleksibilitas yang baik

memudahkan seseorang menggerakan sendi dengan nyaman dan tanpa rasa sakit

(Kisner., 2007). Stretching memiliki fungsi untuk mengurangi kekakuan dan

nyeri. Efek dari stretching adalah untuk meberikan kebebasan dalam bergerak.

Stretching digunakan untuk menambah LGS / lingkup gerak sendi, dan untuk

menurunkan rasa nyeri dari keterbatasan tersebut (Sands., et al, 2013).

7
Stretching memiliki fungsi untuk memelihara fleksibilitas otot.

Fleksibilitas merupakan kemampuan otot untuk memanjang atau mengulur

semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi

yang maksimal tanpa disertai dengan rasa nyeri. Dengan fleksibilitas yang baik

maka tidak ada hambatan pada bagian tubuh dalam bergerak (Trisnowiyanto.,

2017).

8
Fleksibilitas sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan

postural, bila mengalami penurunan akan mengalami nyeri otot (Riberio, et al.,

2017).

Stretching memperbaiki range of motion yang melibatkan toleransi

seseorang yang diregangkan ototnya. Toleransi stetching didapatkan dari

ketidaknyamanan sesorang pada ROM tertentu dan sudah melebihi batas

seseorang bertahan untuk stretching pada posisi yang nyaman. ROM yang di

stretching pada posisi yang baru dimana ROM diregang melebihi batas yang biasa

dilakukan Namun toleransi stetching tidak dapat diukur secara pasti, karena

melibatkan intensitas stretching itu sendiri dan toleransi nyeri yang setiap orang

berbeda-beda. Toleransi stretching yang sudah tidak nyaman dirasakan ada pada

batas bawah ambang rangsang seseorang terhadap nyeri. (Sands, et al., 2013).

9
BAB IV

TARGET LUARAN

Program penyuluhan dalam rangka melengkapi tugas komunitas

ditargetkan kepada remaja yang mempunyai keluhan nyeri leher. Dewasa ini

masyarakat cenderung tidak mempedulikan postur tubuh mereka, ditambah

dengan penggunaan gadget terutama handphone yang merubah struktur leher

sebagian besar masyarakat.

Rata-rata harian penggunaan smartphone adalah >4 jam (42,1%), (21,6%)

di antara 3 jam hingga 4 jam, rata-rata setiap hari penggunaan >2 jam adalah

(80%). Penggunaan smartphone yang dengan berulangulang dapat menyebabkan

berbagai macam penyakit diantaranya (42,1%) nyeri mata, (55,8%) nyeri leher,

(54,8%) nyeri bahu, (19,2%) nyeri lengan, (19,2%) nyeri tangan, (27,1%) nyeri

pergelangan tangan, (19,9)% nyeri jari, (29,8%) nyeri pinggang, (9,6%) nyeri

kaki. Dari penelitian ini dapat disimpukan bahwa nyeri mata, nyeri leher dan nyeri

leher merupakan dampak yang sering terjadi pada pengguna smartphone yang

terlalu lama (Iqbal 2017).

10
BAB V

PENDEKATAN / METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Pendekatan yang digunakan melalui penyuluhan secara daring disertai

dengan power point peserta langsung bertanya apabila terdapat kebingungan dan

pertanyaan.

Pelaksanaan dilakukan terhadap remaja yang memiliki masalah nyeri

leher. Dilakukan penyuluhan secara online dengan menggunakan sosialisasi,

Waktu : 19.00 WIB

Tanggal : 28 April 2021

Aplikasi : Live instagram

Dengan dilakukannya penyuluhan tersebut diharapkan dapat memberikan

informasi sebagai pencegahan dan sikap penggunaan smartphone yang tepat dan

dapat berdampak terhadap nyeri leher.

11
BAB VI

HASIL KEGIATAN

Dari hasil penyuluhan yang telah dilakukan maka didapatkan hasil bahwa

banyak peserta penyuluhan yang semakin paham bahaya kekeliruan postur

terhadap kegiatan sehari-hari yang jarang orang sadari.

Dengan dilakukannya penyuluhan tentang edukasi dan home program

terkait nyeri leher non spesifik yang diberikan edukasi terkait postur tubuh ketika

penggunaan phonsel dan exercise streching yang bisa dilakukan dirumah oleh

para peserta penyuluhan maka angka keluhan nyeri leher dapat berkurang

12
BAB VII

KESIMPULAN

Semakin banyaknya orang yang menggunakan gadget menimbulkan

masalah baru yang timbul karena penggunaan berlebih pada gadget seperti nyeri

otot pada leher belakang. Akibat dari posisi fleksi leher dan dan durasi

menggunakan gadget terus menerus menimbulkan neck pain

Stretching memiliki fungsi untuk mengurangi kekakuan dan nyeri. Efek

dari stretching adalah untuk meberikan kebebasan dalam bergerak. Stretching

digunakan untuk menambah LGS / lingkup gerak sendi, dan untuk menurunkan

rasa nyeri dari keterbatasan tersebut

Dengan dilakukannya penyuluhan tentang edukasi dan home program

terkait nyeri leher non spesifik yang diberikan edukasi terkait postur tubuh ketika

penggunaan phonsel dan exercise streching yang bisa dilakukan dirumah oleh

para peserta penyuluhan maka angka keluhan nyeri leher dapat berkurang

13
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Nanda Citra., 2013; Penerapan Myofascial Release Technique Sama


Baik dengan Ischemic Compression Technique dalam Menurunkan Nyeri
pada Sindroma Miofasial Otot Upper Trapezius; Universitas Udayana
Denpasar.

Chaudhary, et al., 2013; Comparative Study of Myofascial Realese and Cold Pack
in Upper Trapezius Spasm; International Journal of Health Sciences and
Research, vol.3.

Ericsson Mobility Report. 2013. On The Pulse Of The Networked Society

Hadidi, F.A., Isam, B., Saif, A.A., Belal, Al-Zu’bi1., Rasha, B., Mohammad H.,
Tareq, K., Mohamad, Y., and Omar, S., 2019; Association between mobile
phone use and neck pain in university students: A crosssectional study
using numeric rating scale for evaluation of neck pain; University of
Jordan, Amman, Jordan.

Hurwitz, Eric L., Carragee, E.J., Velde G.V.D., Carroll, L.J., Margareta, N., and
Guzman, J., 2008; Treatment of Neck Pain: Noninvasive Interventions;
Europe Spine Journal, Eropa.

hye, Eric L., Carragee, E.J., Velde G.V.D., Carroll, L.J., Margareta, N., and
Guzman, J., 2017; Treatment of Neck Pain: Noninvasive Interventions;
Europe Spine Journal, Eropa.

Iqbal,Ashfaq Ahmad, Syed Amir Gillani, Kamran Hanif , ZarmeenIqbal.


(2017)Association Of Neck Pain With Use Of Android Phone And Its
Daily Usage Among Students Of Universities Of Lahore. International
Journal of Scientific & Engineering Research Volume 8, Issue 9,
September-2017.485 ISSN 2229- 5518

Island Orthopedic Group, 2011. Head flexion angle while using a smartphone

Kisner, C., Colbt, L., 2007; Therapeutic Exercise; F, A Davis Company, United
States of America.

Naraoka, Y., Katagiri, M., and Shirasawa, T., 2017; Effectiveness of a 12-Week
Program of Active and Passive Stretching in Improving Low Back and
Neck Pain in Japanese Sedentary Men; Tokyo, Jepang.

Page, P., 2012; Current concepts in muscle stretching for exercise and
rehabilitation. International journal of sports physical therapy, 7(1), 109–
119.

14
Park, Lee., Daehee, Lee., and Jungseo, Park., 2015; Effect of the cervical flexion
angle during smartphone use on muscle fatigue of the cervical erector
spinae and upper trapezius; department of physical therapy Youngdong
University, Korea Selatan.

Petersen, S. B., Cook, C., Donaldson, M., Hassen, A., Ellis, A., & Learman, K.
(2015). The effect of manual therapy with augmentative exercises for neck
pain: a randomised clinical trial. Journal of Manual & Manipulative
Therapy, 23(5), 264–275. doi:10.1179/2042618615y.0000000011 

Prayoga,C,R. 2014. Penatalksanaan fisioterapi pada cervical syndrome E.C


Spondylosis C3-6 Di RSUD Dr. Moewardi.

Ribeiro, Alex S., Marçal, G.A.C.F., Ademar, A., Leandro, S., Abdallah, A.J.,
Andreo, F. A., Steven, J.F., Hélio, S.J., and Edilson, S. C., 2017; Effect of
resistance training on flexibility in young adult men and women; Health
Sciences, University of Northern Parana, Londrina, Brazil.

Sands, W.A., McNeal, Jeni R., Ramsey, M.W., Murray, S.R., Steven, R., Sato, K.,
Mizuguchi, S., and Stone, M.H., 2013; Stretching and Its Effects on 65
Recovery: A Review; Volume 35, Nomor 5, Oktober 2013, Department of
Exercise and Sport Science.

Sojeong, L., Hwayeong, K., and Gwanseob, S., 2015; Head flexion angle while
using a smartphone; Ulsan National Institute of Science and Technology,
Ulsan, Korea.

Trisnowiyanto, Bambang., 2017; Teknik Penguluran Otot–Otot Leher Untuk


Meningkatkan Fungsional Leher Pada Penderita Nyeri Tengkuk
NonSpesifik; Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes.R.I.
Surakarta, Maret 2017.

15
LAMPIRAN

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai