Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Patologi Muskuloskeletal
“Chondromalacia Patella”

Disusun Oleh :
 Aulia Rahmi EFT10170066
 Nurisma Agna Nufika EFT10170080
 Rizky Kurratul ‘Ain EFT10170083

D-III FISIOTERAPI
POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan junjungan
besar Nabi Muhammad SAW, karena berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya, kita
selalu dapat melakukan hal sebagaimana mestinya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Chondromalacia Patella, dimana menyusun dan
menyelesaikan makalah ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban
kami untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Patologi Muskuloskeletal.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Akhirnya saya
berharapsemoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
kepada kita, Aamiin
Wassalmu’alaikum Wr.Wb.

Banjarmasin, 15 November 2018

Tim Penyusun

i | Chondromalacia Patella
DAFTAR ISI

Cover ...........................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I
A. Pendahuluan .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II
A. Pengertian Chondromalacia Patella ................................................ 3
B. Epidemiologi ................................................................................... 4
C. Etiologi ............................................................................................ 5
D. Faktor Resiko .................................................................................. 5
E. Menifestasi Klinis ........................................................................... 6
F. Patofisisologi ................................................................................... 6
G. Komplikasi ...................................................................................... 7
H. Perawatan dan Pengobatan .............................................................. 8
BAB III
A. Kesimpulan ..................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................ 9
Daftar Pustaka ............................................................................................. 10

ii | Chondromalacia Patella
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Patella merupakan tulang sesamoid yang berubah posisi menjadi lebih
tinggi ketika lutut dalam posisi ekstensi. Perubahan posisi ini disebabkan oleh
otot ektensor lutut. Kondisi yang abnormal akan dijumpai pada keadaan
patologis seperti penyakit Osgood-Schlatter, instabilitas dari patellar, dan
cerebral palsy.
Patella merupakan suatu komponen integral dari mekanisme extensor
dari sendi lutut. Ketinggian patella merupakan suatu pengukuran struktural
yang sangat penting. Insall-Salvati rasio merupakan perbandingan antara
panjang patellar tendon (LT) dengan panjang dari patella itu sendiri (LP).
Pada studi yang dilakukan oleh Insall dan Salvati, rata-rata dari rasio LT/LP
adalah 1,02 (SD, 0,13), dan dikatakan patella baja apabila rasionya < 0,80 dan
patella alta apabila rasionya >1,20. Rasio ini hampir sama pada setiap derajat
dari fleksi sendi lutut.
Ketinggian dari patella merupakan parameter yang akan memberikan
informasi mengenai biomekanik dari sendi lutut dan patofisiologi dari
penyakit pada daerah sendi lutut. Yang penting dari patella pada lutut adalah
sebagai tambahan untuk perlindungan dan faktor estetik. Ketinggian patella
ini bisa berhubungan dengan situasi klinis yang berbeda yang dapat
mempengaruhi fungsi dari sendi patellofemoral. Telah diketahui bahwa
patella letak tinggi berhubungan dengan resiko untuk terjadinya
chondromalacia, dan patellofemoral dislokasi, sedangkan patella letak rendah
berhubungan dengan kemungkinan terjadinya patellofemoral
osteoarthritis, Osgood-Schlatter, dan terbatasnya pergerakan dari sendi lutut.

1 | Chondromalacia Patella
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas memberikan dasar bagi
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Chondromalacia Patella?
2. Bagaimana epidemiologi dari Chondromalacia Patella didunia?
3. Apa etiologi dari Chondromalacia Patella?
4. Apa saja faktor resiko yang mempengaruhi Chondromalacia Patella?
5. Bagaimana menifestasi klinis Chondromalacia Patella?
6. Bagaimana patofisiologi dari Chondromalacia Patella?
7. Apa saja komplikasi dari Chondromalacia Patella?
8. Apa saja perawatan dan pengobatan dari Chondromalacia Patella?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan yaitu :
1. Mengetahui definisi dari Chondromalacia Patella.
2. Mengetahui epidemiologi dari Chondromalacia Patella didunia.
3. Mengetahui etiologi dari Chondromalacia Patella.
4. Mengetahui faktor resiko yang mempengaruhi Chondromalacia Patella.
5. Mengetahui menifestasi klinis dari Chondromalacia Patella.
6. Mengetahui patofisiologi Chondromalacia Patella.
7. Mengetahui komplikasi dari Chondromalacia Patella.
8. Mengetahui perawatan dan pengobatan dari Chondromalacia Patella.

2 | Chondromalacia Patella
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Chondromalacia Patella


Chondromalacia patella adalah kerusakan tulang rawan di bawah
tempurung lutut. Kerusakan pada tulang rawan lutut dapat mengakibatkan
hambatan dan gangguan dalam upaya produktivitas pekerjaan, maka hal
tersebut jika dibiarkan dalam waktu yang lama atau tidak dirasakan (dibiarkan
tanpa pengobatan) akan menghambat aktivitas keseharian.
Chondromalacia juga bisa dikatakan sebagai hasil iritasi yang terjadi
pada bagian permukaan bawah tulang tempurung karena adanya tulang rawan
lunak yang menyelimuti permukaan bawah tulang tempurung tersebut.
Umumnya tulang rawan tersebut meluncur dengan mudah melewati lutut
pada saat posisi lutut menekuk, tetapi karena adanya kelainan ini maka
tempurung lutut bergesekan dengan salah satu sendi lutut dan hal itu
menyebabkan tulang rawan teriritasi dan dampaknya lutut menjadi sakit.
Anak muda yang gemar berolahraga kadang bisa terkena condromalacia
ini, dalam hal ini olahraga seperti sepak bola, petenis, pesenam, pelari juga
dilaporkan bisa menyebabkan kelainan ini. Orang yang tidak gemar
berolahraga tetapi sering melakukan aktivitas naik-turun tangga dirumahnya
juga dilaporkan terdampak kelainan ini juga.

3 | Chondromalacia Patella
B. Epidemiologi
Penelitian yang dilakukan oleh Anderson dan Raanas yang dikutip oleh
Chen bahwa pada tahun 2000, melakukan penelitian terhadap 1242 pengemu
ditaksi di Taipei, Taiwan.
Menemukan pengemudi taksi yang mengemudi selama lebih dari 10 jam
per hari ditemukan prevalensi nyeri lutut sebesar 703 pengemudi taksi
profesional.
Di Norwegia ditemukan kasus nyeri lutut pengemudi taksi sebesar 29%
dibandingkan masyarakat umum 25% dengan menggunakan Nordic
Musculoskeletal questionnaire.
Para pengemudi taksi mengeluh sakit di lutut lebih tinggi dibandingkan
prevalensi nyeri lutut nasional sebesar 11% berbanding 8,6%.
Sedangkan di Rumah Sakit RSCM Jakarta kasus nyeri lutut mencapai
56,7% dari semua pasien yang mengeluh dan berobat ke bagian Rematologi
dan ke dokter spesialis penyakit dalam.
Mengenai usia yang menderita nyeri lutut ini, usia 20 tahun menderita
sebesar 10% dan meningkat menjadi lebih dari 80% pada usia di atas 55
tahun.

4 | Chondromalacia Patella
C. Etiologi
Kondisi ini sering dikaitkan dengan benturan langsung yang terjadi pada
permukaan patella dan gesekan antara patella dengan tulang paha (femur) saat
lutut ditekuk.
Penyebab dari Chondromalacia patella telah dikaitkan dengan :
a. Tekanan yang berulang
Tekanan yang berulang pada sendi lutut dapat menyebabkan
nyeri pada patellofemoral.
b. Kontrol otot yang buruk
Nyeri patellofemoral dapat terjadi ketika otot-otot disekitar
pinggul dan lutut tidak berfungsi dengan baik untuk menjaga
penelusuran yang tepat dari tempurung lutut.
c. Cedera
Trauma tempurung lutut seperti dislokasi atau fraktur telah
dikaitkan dengan sindrom nyeri pattelofemoral.
Penyebab lain dari chondromalacia ini sering dikaitkan dengan :
a. Kelainan struktur/bentuk dari sendi lutut sendiri.
b. Kelemahan otot pada area tengah yaitu pada m.vastus medialis
c. Structur bentuk kaki yang overpronasi.
d. kelemahan otot lateral hip rotator.
s
D. Faktor Resiko
faktor yang mempengaruhi terjadi nya chondromalacia patella, yaitu :
a. Usia
Sindrom nyeri patellafemoral biasanya mempengaruhi remaja
dan dewasa muda. Masalah lutut pada populasi yang lebih tua lebih
sering disebabkan oleh arthritis.
b. Jenis kelamin
Wanita dua kali lebih mungkin untuk terkena nyeri
dibandingkan pria. Hal ini dimungkinkan karena panggul wanita
yang lebih luas dibandingkan pria dimana akan meningkatkan
sudut dimana tulang-tulang di sendi lutut bertemu.

5 | Chondromalacia Patella
c. Olahraga
Partisipasi dalam olahraga seperti lari maupun melompat dapat
menempatkan tekanan ekstra pada lutut.

E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang dialami jika terkena Chondromalacia patella,
yaitu:
a. Nyeri pada lutut depan atau dibawah tempurung lutut.
b. Mal alignment gerak patella.
c. Deformitas pada lutut.
d. Keterbatasan gerak dan nyeri pada sendi lutut.
e. Nyeri saat menginjak gas, rem dan kopling pada kendaraan
bermotor.

F. Patofisiologi
Pada tahap awal, chondromalacia menunjukkan daerah sensitivitas tinggi
pada urutan cairan.Hal ini dapat dikaitkan dengan peningkatan ketebalan
tulang rawan dan juga dapat menyebabkan edema.
Pada tahap terakhir, akan ada permukaan yang lebih teratur dengan
penipisan fokus yang dapat memperluas ke dan mengekspos tulang
subchondral.
Chondromalacia patela ini dinilai berdasarkan atas dasar temuan
arthroscopic, kedalaman tulang rawan menipis dan perubahan tulang
subchondral terkait. Sedang untuk tahap parah dapat dilihat pada MRI .
a. Tahap 1: pelunakan dan pembengkakan pada tulang rawan
artikular karena rusak serat kolagen vertikal. tulang rawan adalah
spons di arthroscopy.
b. Tahap 2: pembentukan blister di tulang rawan artikular karena
pemisahan dangkal dari lapisan tulang rawan yang mendalam.
celah tulang rawan yang mempengaruhi kurang dari 1,3 cm ² di
daerah tanpa ekstensi pada tulang subchondral.

6 | Chondromalacia Patella
c. Tahap 3: celah ulserasi, fragmentasi, dan fibrilasi tulang rawan
memperluas ke tulang subchondral tapi mempengaruhi kurang dari
50% dari permukaan articular patella.
d. Tahap 4: pembentukan kawah dan eburnation tulang subchondral
yang terkena lebih dari 50% dari permukaan artikular patela
terkena, dengan sclerosis dan erosi tulang subchondral.
pembentukan osteofit juga terjadi pada tahap ini.
tulang rawan artikular tidak memiliki ujung saraf, sehingga CMP tidak
harus dianggap sebagai sumber sejati nyeri lutut anterior, bukan, itu adalah
temuan patologis atau bedah yang mewakili daerah trauma tulang rawan
artikular atau pemuatan berbeda. Kok et al menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara ketebalan subkutan lemak lutut dengan
kehadiran dan tingkat keparahan chondromalacia patelae. Ini bisa
menjelaskan mengapa wanita lebih menderita dari kondisi chondromalacia
dibandingkan laki-laki.

G. Komplikasi
Nyeri patellofemoral dapat menyebabkan kesulitan dengan kegiatan rutin
seperti jongkok dan naik tangga. Tes dan diagnose Saat pemeriksaan fisik,
dokter akan menekan lutut pada bagian yang berbeda-beda dan
menggerakkan kaki ke berbagai posisi. Manuver tersebut akan membantu
menyingkirkan kondisi lain yang memiliki tanda dan gejala yang sama.
Untuk membantu menentukan penyebab nyeri lutut, dokter mungkin
merekomendasikan tes olah gambar seperti:
a. X-ray: Sedikit radiasi melintasi tubuh Anda dalam proses
menciptakan gambar X-ray. Teknik ini dapat memvisualisasikan
tulang dengan baik, tetapi kurang efektif untuk melihat jaringan
lunak.
b. Computerized tomography (CT) scan: CT scan menggabungkan
gambar X-ray yang diambil dari berbagai sudut yang berbeda untuk
membuat gambar penampang struktur internal. CT scan dapat

7 | Chondromalacia Patella
memvisualisasikan tulang dan jaringan lunak, tetapi prosedur ini
memerlukan dosis radiasi yang lebih tinggi dibandingkan X-ray.
c. Magnetic resonance imaging (MRI): Menggunakan gelombang
radio dan medan magnet yang kuat, MRI menghasilkan gambar
tulang dan jaringan lunak yang sangat rinci. Tetapi MRI jauh lebih
mahal daripada X-ray atau CT scan.

H. Perawatan dan Pengobatan


Pengobatan nyeri chondromalacia patella sering dimulai dengan
langkah-langkah sederhana seperti:
a. Mengistirahatkan lutut.
b. Menghindari kegiatan yang meningkatkan rasa sakit seperti naik
tangga.
c. Untuk meredakan rasa sakit, penggunaan obat pereda nyeri seperti
acetaminophen (Tylenol), ibuprofen (Advil, Motrin IB) atau
naproxen (Aleve) mungkin dapat membantu.
Fisioterapi dapat berperan penting dalam menyembuhkan
chondromalacia patella ini dengan cara :
a. Pengaplikasian TENS atau interferensi untuk mengurangi nyeri.
b. Pengaplikasian ultrasound
c. Penguatan otot
d. Static contraction sendi lutut.
e. Edukasi pada pasien tentang alat bantu yang dipakai pasien.
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi chondromalacia patella. Gaya hidup dan
pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi nyeri
patellofemoral:
a. Minum obat sesuai saran dokter.
b. Hentikan aktivitas yang menyebabkan nyeri. Mulai secara hati-
hati.
c. Lanjutkan terapi fisik yang membantu pemulihan lutut, otot
hamstring dan paha.

8 | Chondromalacia Patella
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Chondromalacia patella adalah istilah umum yang menunjukkan
kerusakan pada tulang rawan di bawah tempurung lutut. Istilah yang lebih
akurat untuk chondromalacia patella adalah patellofemoral.
Gejala yang paling umum adalah nyeri lutut yang meningkat ketika Anda
berjalan naik atau turun tangga. Perawatan sederhana seperti penerapan
kompres dapat membantu, tapi terkadang terapi fisik atau bahkan operasi
diperlukan untuk meringankan rasa sakit karena patellofemoral.

B. Saran
Untuk memahami tentang penyakit chondromalacia patella,selain
membaca dan memahami tentang makalah ini,sebaiknya mencari
pengetahuan dari sumber lain,seperti buku,internet,bahkan dari profesi medis
lainnya.
Apabila menemui tanda gejala seperti yang sudah dijelaskan dalam
makalah ini,sebaiknya periksakan secara dini sehingga mendapatkan
pertolongan dan tindakan medis secepatnya.

9 | Chondromalacia Patella
DAFTAR PUSTAKA

Chondromalacia patella. (2017). Retrieved from sehat fresh:


http://www.sehatfresh.com/chondromalacia-patella/
Jowie. (2012, december 6). Chondromalacia pada lutut. Retrieved from
Fisioterapi all in one:
http://seripayku.blogspot.com/2012/12/chondromalacia-pada-lutut.html
Mauludina, Y. (2017). Chondromalacia patella. Retrieved from
http://www.academia.edu/25846562/Chondromalacia_Patella
Petit, F. (n.d.). Chondromalacia patella. Retrieved from physiopedia:
https://www.physio-pedia.com/Chondromalacia_Patellae

10 | Chondromalacia Patella

Anda mungkin juga menyukai