Anda di halaman 1dari 26

Principles Of Sport

Physiotherapy
Manajemen Assesment
By kelompok 3
Assesment
Assesment merupakan proses
pengungkapan dan pemahaman,
kebutuhan, dan potensi klien, serta sumber
yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan klien.

*(Kepmensos No.10/HUK/2007)
Langkah-langkah dalam
melakukan treatment
 Keputusan tentang masalah yang akan dibahas
 Tujuan dan prioritas
 Waktu dan intensitas pengobatan
 Metode yang digunakan
 Tanggung jawab atlet terhadap treatment yang akan
dilakukan
 Dimana dan oleh siapa administrasi pengobatan
PENTINGNYA ASSESMENT
 Kemampuan untuk melakukan  Physio harus selalu meningkatkan
assesment merupakan salah satu hal skill atau kemampuannya dan bisa
yang penting dalam fisioterapi olahraga, secepatnya mengembalikan atlit ke
dimana physio harus mengerti tentang dalam arena pertandingan.
patologi penyakit itu sendiri, termasuk
tanda dan gejala dari injury.
 Dilakukan juga reassessment agar
physio tidak keliru dalam menegakkan
diagnosis karena diagnosis yang salah
akan menyebabkan physio memberikan
treatment yang salah juga.
Preseason assessment
Waktu preseason assessment harus mempertimbangkan 2 hal:
 Latihan harus diadakan sedini mungkin sebelum sport season untuk
melakukan rehabilitasi yang adequat. Dilakukan kira-kira 6 minggu
sebelum sport season dimulai.
 Medical hystory harus diambil sebelum atlit berpartisipasi dalam beberapa
Olah Raga.

Pemeriksaan harus mengidentifikasi beberapa kondisi yang bisa menganggu


keseimbangan atlit untuk bermain dalam Olah Raga tertentu atau mungkin
membutuhkan managenmen khusus
On field assessment
 Salah satu yang paling sulit dilakukan bagi physio ada  Physio harus mengetahui lapangan
melakukan assessment di lapangan pertandingan, pertandingan secara keseluruhan dan
dimana assessment harus cepat dan akurat, baik saat memiliki akses langsung ke pemain
pertandingan masih berlangsung atau dihentikan. sehingga bisa mengetahui hal yg
berpotensi mengakibatkan cedera..

 Dari assessment harus ditentukan apakah atlit harus


diganti untuk mencegah cedera lebih lanjut, untuk  Balikan atlit ke dalam arena
diberi treatment atau diberi brace atau bandage. pertandingan.

 Physio harus selalu meningkatkan skill atau


kemampuannya dan memiliki skill yang baik dalam
assessment, membuat diagnosis, dan kemampuan
untuk mengambil kesimpulan dalam waktu yang
terbatas, serta sudah pengalaman dalam situasi
TOTAPS
1. Talk
2. Observe
3. Touch
4. Active movement
5. Passive movement
6. Skill test
Assesment klinis
Assesment klinis secara detail dilakukann sesaat
setelah atlit meninggalkan arena olahraga ke tempat
yang lebih nyaman dan memungkinkan untuk
dilakukan pemeriksaan.
Subjective examination
History  riwayat injury yang dialami

1. Current (injury) history


2. Past History
Pertanyaan khusus
1. Riwayat umum
2. Gejala dari kelainan vertebrobasilar
3. Pengobatan
4. X-rays
Perencanaan pemeriksaan
kesehatan
Beberapa faktor yang dipikirkan untuk perencanaan
pemeriksaan yg tepat
 Struktur, baik area lokal maupun daerah penjalaran.
 Iritabilitas gejala dan beratnya pemeriksaan fisik. Beratnya
cedera dan atau iritabilitas dapat membatasi pemeriksaan
fisik yg dilakukan
 Faktor lain yg mungkin dapat menjadi kontraindikasi
pemeriksaan fisik atau anjuran pelayanan yg dibutuhkan
Pemeriksaan fisik
 Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mengetahui struktur
yang terlibat dalam menghasilkan gejala.
 Gejala tiruan atau membandingkan pembatasan yang terjadi
pada joint, otot atau struktur lainnya
 Mengetahui pergerakan dan pembatasan yang cocok dengan
yang telah disebutkan saat pemeriksaan khusus.
 Menemukan faktor lain seperti keterbatasan biomekanik yang
bertanggungjawab atas munculnya gejala
Observasi
 Physio sebaiknya melakukan observasi terhadap tanda-tanda yang
mungkin bisa memberi beberapa indikasi tentang lokasi, keparahan,
dan dignosis injury tertentu.
 Informasi dapat diperoleh melalui cara atlit berjalan, arm swing,
postur dan keserasian weightbearing dan ketika atlit melepas sepatu
atau pakaian, melihat apakah ada gerakan yang dihindari.
 Physio harus memperhatikan balance dan fluidity gerakan.
Hal-hal yang perlu diobservasi
1. Postur
2. Facial expression
3. Kualitas gerakan
4. Observation af the
part
PALPASI
 Physio yang berpengalaman akan menghadapi masalah-masalah injury
menggunakan pendekatan sistematis untuk palpasi.
 Dimulai dengan light stroking untuk identifikasi suhu klit, superfisial
swelling, tone dan pain respons.
 Tekanan bisa secara perlahan ditingkatkan untuk memperoleh
informasi mengenai struktur yg lebih dalam.
 Palpasi mencakup struktur sendi (tulang dan ligamen), otot, tendon,
jaringan neural.
 Physio juga harus memperhatikan warmth/kehangatan, swelling,
crepitus, dan pain (corrigan & maitland 1983).
TES GERAKAN AKTIF
Tes gerakan aktif dilakukan untuk memastikan apakah ada nyeri pada posisi netral atau
rest position.
 Atlit melakukan gerakan tertentu sedangkan Physio mengobservasi kualitas dan
jangkauan gerakan. Kemudian mencatat apakah ada gerakan inadequat atau gerakan
yang berbeda pada bagian injury.
 Tanyakan pada atlet:
1. lokasi keluhan
2. dimana renge gejala nampak, dan bagaimana perubahan
gejala selama gerakan.
3. adakah refferal symptom. Jika ya, bagaimana tipenya dan dimana
4. apakah membatasi gerakan
FUNCTIONAL TEST
 Penting untung melakukan berbagai macam tes fungsional
yang memancing gejala yang dirasakan oleh atlit.

 Jika gejala yang dihasilkan dari postur atau aktivitas tertentu


dapat dijadikan refernsi untuk mengetahui penyakit yang
diderita atlit.
Differentiation Test
Differentional testing memeriksa pergerakan yang nyeri dimana struktur
yang sedang sakit di stabilisasi dan struktur terkait diubah posisinya.
Perubahan apa saja pada respon nyeri dapat membantu menetapkan
kontribusi pada setiap struktur gejala.
Pasive Movement Test
Selama pengujian, fisioterapis harus terus-menerus bertanya tentang
adanya rasa sakit saat digerakkan secara pasif dan mencatat posisi &
gerakan yang menimbulkan rasa sakit.
TEST KHUSUS
 Tes Khusus diindikasikan untuk membantu atau memastikan
diagnosis yang berbeda.
 Biasanya diaplikasikan secara spesifik pada sendi atau otot
 Tes ini dibutuhkan latihan dan skill dari physio.
 Jika test ini dilakukan dengan teliti segera setelah terjadi injury yang
diutamakan pada onset spasme atau pembengkakannya, kita bisa
mendapatkan informasi tambahan yg baik, diagnosis yang akurat
bisa dibuat dan dapat mengindikasikan kita agar merujuk segera ke
spesialisasi yang tepat.
 Dengan diagnosis awal yang tepat kita dapat memberikan
manajemen perawatan yang optimal.
Pemeriksaan Otot
 Tes kekuatan otot

 Tes isometrik

 Tes isotonik

 Tes isokinetik

 Tes fleksibilitas otot dan fungsinya


Pemeriksaan Tulang belakang
Kontribusi yang berhubungan dari komponen spinal dan
gangguan perifer lokal dapat dibedakan dengan
pemeriksaan yang teliti, assesmen yang dilanjutkan
dengan pengobatan.
Neurological examination
 Tes pemeriksaan neurologis untuk konduksi
saraf yang abnormal

 Dilakukan pada setiap atlet yang mengeluh


referred pain dari vertebra hingga bahu atau
pada lipatan glutealis, masing-masing untuk
memeriksa akar saraf cervical dan
lumbosakral.
Adverse neural tension
Tes tegangan positif bukan merupakan indikator
yang pasti dari gangguan tulang belakang,
melainkan merupakan indikator ketegangan
saraf yang menimbulkan gangguan suatu tempat
di sistem saraf.
Reassessment
Penilaian kemajuan atlet harus dilakukan
Review terhadap masalah pada berbagai tahap termasuk:
atlet untuk memiliki 1. Mengikuti pemeriksaan awal berikutnya,
sebelum perawatan
pemahaman yang jelas
2. Selama atau segera setelah penerapan
tentang bagaimana masalah teknik pengobatan atau modalitas
ini mengalami kemajuan. 3. Pada akhir sesi pengobatan
4. Pada saat dimulainya sesi berikutnya
5. Pada selesainya pengobatan
THANKS!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai