Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PROSES DAN PENGUKURAN FISIOTERAPI

ANGGOTA KELOMPOK :

LUSIAWATI (R021231064)
NUR INAYAH AZZAHRA (021221049)
OKTAFIANA JUBLINA TLONAEN (R021231059)

CRITICAL THINGKING

1. Telusuri secara rinci dan lengkap pada buku Proses dan Pengukuran Fisioterapi.
2. Makna komponen C, Chief of Compleint yaitu keluhan utama yang pertama kali
diucapkan oleh seorang penderita, Ketika fisioterapis melakukan awal anamnesis.
Contohnya : Apakah keluhan yang bapak/ibu rasakan saat ini?
3. Makna komponen A, Assymetry adalah pemeriksaan yang dilakukan fisioterapis
untuk mengetahui bentuk fisik atau jaringan yang tidak simetris karena perubahan
patofisiologi gerak dan fungsi tubuh penderita.
Contohnya, ada tiga pemeriksaan yang dilakukan fisioterapis kepada penderita
yaitu :
a. Inspeksi, terbagi menjadi dua yaitu inspeksi statis dan inspeksi dinamis. Inspeksi
statis adalah fisioterapi melihat keadaan fisik penderita Ketika tidak bergerak
atau diam. Sedangkan inspeksi dinamis adalah fisioterapis melihat keadaan fisik
penderita Ketika bergerak. Contoh inspeksi statis yaitu fisioterapis melihat
Gerakan dan raut wajah dari awal penderita datang sampai duduk. Sedangkan
contoh inspeksi dinamis adalah penderita melakukan gerakan yang di
instruksikan oleh fisioterapis.
b. Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh fisioterapis dengan cara meraba
pada daerah nyeri dan sekitarnya. Contoh Ketika penderita mengeluh nyeri pada
lutut maka fisioterapi melakukan perabaan di area lutut yang sakit dan di area
sekitar misalnya pada area pergelangan kaki jika terlihat ada pembengkakan atau
kemerahan.
c. PFGD yaitu pemeriksaan yang dilakukan fisioterapis pada alat gerak dan fungsi
penderita. Dari pemeriksaan tersebut terdapat 3 macam pemerkisaan yaitu
pemeriksaan Pasif untuk mengetahui kualitas tulang dan sendi serta kualitas otot
dan tendon dalam posisi memanjang, pemeriksaan Aktif untuk mengetahui
kualitas tulang/ sendi, otot, saraf dan pemeriksaan Tes Isometrik Melawan
Tahanan (TIMT) yaitu untuk mengetahui kualitas musculotendinogen yang biasa
dikenal dengan tes provokasi.
Contoh pemeriksaan Pasif yaitu penderita dalam keadaan rileks, fisioterapis
menggerakan kedua anggota gerak kiri dan kanan untuk melihat perbedaannya
dan merasakan adanya masalah diakhir gerakan.
Contoh pemeriksaan aktif yaitu fisioterapis memberikan contoh dan instruksi
kepada penderita untuk menggerakan angota geraknya ke kiri dan ke kanan
untuk melihat perbedaannya dan merasakan adanya masalah diakhir gerakan.
Contoh pemeriksaan TIMT yaitu fisioterapis menginstruksikan penderita
melawan tahanan yang diberikan fisioterapis, kemudian tangan sebelah
fisioterapis memberikan fiksasi pada ujung anggota gerak penderita yang akan
digerakan sehingga fisioterapi dapat merasakan adanya masalah pada tendon
dan otot.
4. Diagnostik Klinik adalah penentuan jenis penyakit penderita berdasarkan gejala yang
ada, contohnya penderita datang dengan keluhan nyeri di bagian lutut, berat badan
yang berlebihan, sudah mengalami menopause dan beraktifitas fisik dengan aktifitas
tinggi. Saat diperiksa fisioterapis ototnya mengalami kelemahan, sendi terasa kaku
dan adanya pembengkakan di daerah sendi, sehingga fisioterapis mendiagnostik
penderita dengan Osteoartritis Genu. Sedangkan Diagnostik fungsi adalah suatu
pemeriksaan untuk penentuan diangnosis. Contohnya Ketika fisioterapis sudah
memberikan diagnostik Osteoartritis Genu, selanjutnya fisioterapi memberikan
pemeriksaan spesifik seperti Tes Drawer Posterior positif sehingga fisioterapis
mendiagnosis penderita mengalami Osteoartritis dengan kerusakan pada ligament
cruciate posterior.
5. Makna dosis fisioterapi terkait dengan intensitas yaitu prosedur dalam melakukan
sebuah Tindakan fisioterapi yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi penderita,
tujuan terapi, tingkat kondisi fisik saat ini, reaksi pasien, kenyamanan dan toleransi
pasien. Seperti fisioterapis memberikan Latihan mengangkat tangan yang diulangi 4x
dalam setiap Latihan dan dilakukan satu hari Latihan pagi dan sore.
6. Perlu adanya evaluasi kaitannya dengan fisioterapi profesional yaitu sangat
diperlukan karena sangat penting karena memainkan peran sentral dalam
memberikan perawatan yang efektif, aman dan terukur kepada pasien. Berikut
adaalah alas an mengapa evalusi sangat diperlukanan fisioterapis, yaitu :
a. Pemahaman kondisi pasien
b. Perencanaan program terapi yang cepat
c. Mengukur perubahan dan progress
d. Penyesuan terapi
e. Pencagah cidera
f. Umpan balik dan edukasi
7. Komponen planning terkait dengan problem fisioterapi yaitu : fisioterapis dapat
merencanakan Tindakan berdasarkan diagnosa, sehingga ada peningkatan atau
kemajuan dari penderita untuk pemulihan fisik dan mencegah resiko sedikit
merubah kondisi awalnya menjadi lebih baik dalam pemulihan atau perbaikan fugsi.
Pada tahap planning, fisioterapis melakukan hal-hal sebaigai berikut :
a. Mengidentifikasi tujuan
b. Mengembangkan rencana
c. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien
d. Pemilihan Teknik dan Latihan
e. Membangun recana jangka Panjang dan jangka pendek
f. Memberikan edukasi pasien
8. Tiga hal terkait dengan perlunya evaluasi proses fisioterapi. Evaluasi proses
fisioterapi adalah Langkah penting dalam memastikan bahwa perawatan yang
diberikan efektif, sesuai dengan tujuan, dan aman bagi pasien. Berikut adalah tiga
alas an mengapa proses fisioterapi sangat penting :
a. Mengukur kemajuan dan progress pasien
b. Penyesuain dan perbaikan rencana terapi
c. Keamanan dan pencegahan cidera
9. Modifikasi metode Teknik fisioterapi adalah merujuk pada penyesuaian atau
perubahan yang dilakukan pada metode atau Teknik terapeutik yang digunakan
dalam sesi fisioterapi. Modifikasi ini dapat dilakukan untuk berbagai alasan seperti
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien, mengatasi hambatan tertentu,
meningkatkan efektivitas, atau mengurangi resiko cidera dan ketidaknyamanan.
Beberapa contoh modifikasi metode Teknik fisioterapi, meliputi :
a. Penyesuain intensitas
b. Pemilihan Latihan alternatif
c. Modifikasi Gerakan
d. Penggunaan bantuan
e. Frekuensi dan durasi
f. Teknik terapeutik alternatif
g. Edukasi dan pengajaran
10. Pentingnya kemitraan bagi fisioterapi dari sisi profesi Kesehatan lainnya. Kemitraan
adalah aspek penting dalam dunia fisioterapi, terutama dalam konteks kolaborasi
dengan profesi Kesehatan lainnya. Kemitraan menciptakan lingkungan Kerjasama
yang saling menguntungkan dan meningkatkan kualitas perawatan pasien secara
menyeluruh. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kemitraan penting bagi
fisioterapi dari prekspektif profesi Kesehatan lainnya :
a. Perawatan holistic, kolaborasi ini memungkinkan perawatan pasien dilihat
dari berbagai sudut pandan dan memastikan bahwa semua aspek kebutuhan
Kesehatan pasien tercakup.
b. Pemahaman yang lebih baik, profesi Kesehatan yang berbeda memiliki
pengetahuan dan keahlian yang berbeda-beda. Melalui kemitraan fisioterapi
dapat memahami prespektif dan pendekatan professional lain, yang
membantu dalam merumuskan perencanaan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
c. Pengintegrasian terapi, fisioterapi bekerjasama dengan dengan professional
lain untuk mengintegrasikan terapi fisik dengan terapi lain, seperti terapi
okupasi, terapi wicara dan sebagainnya.
d. Pencegahan dan edukasi, misalnya bekerjasama dengan ahli gizi untuk
memberikan nasihat tentang pola makan sehat sebagai bagian dari program
pemulihan.
e. Umpan balik dan informasi, dapat memungkinkan penyesuaina rencana
perawatan yang lebih cepat dan tepat.
f. Komperhensif dan terpadu, pasien tidak hanya dilihat sebagai individu
dengan berbagai aspek Kesehatan yang saling berhubungan.
g. Peningkatan hasil pasien, dengan memiliki berbagai professional yang
berkolaborasi, pasien mendapat perawatan yang lebih lengkap dan
terkoordinasi.

Anda mungkin juga menyukai