Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melihat angka
keberhasilan program. Hasil evaluasi program kerja dapat digunakan sebagai dasar informasi untuk
disampaikan kepada pengambilan keputusan dan dapat digunakan sebagai alternatif kebijakan.
15. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan hasil program kerja yaitu :
Pencatatan dan pelaporan merupakan kegiatan yang harus diperhatikan oleh petugas di
unit Instalasi Fisioterapi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik bagi Instalasi
Fisioterapi itu sendiri. Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan setiap kegiatan yang
telah dilakukan. Pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan secara rutin dan dikumpulkan
sebagai bahan evaluasi pada akhir tahun.
Loket pendaftaran
umum
Asesmen fisioterapis
Tidak
Indikasi
fisioterapi
Ya
Proses fisioterapi
Administrasi
selanjutnya sesuai
/penjadwalan
indikasi
Selesai / pulang
Bagian Fisioterapi/
Fisioterapis
Asesmen Fisioterapis
Tidak Indikasi
Fisioterapi
Ya
Selesai
Meureudu, 2018
Direktur,
Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya
dr. ERNIDA
Pembina / NIP.19750405 200604 2 011
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Tim Kp-Rs
Grading
Biru/ Merah/
hijau kuning
Investigasi
sederhana
Laporan kejadian
Rekomendasi hasil invesrtasi
SPO PENGGUNAAN ALAT FISIOTERAPI
TERAPI INFRA MERAH
No dokumentasi No revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Tanggal terbit : Di Tetapkan Di : Meureudu
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
a. Persiapan Alat :
- Persiapan alat infra merah dan cek kabel
- Persiapan adaptor
- Siapkan handuk kering atau tissue
b. Persiapan Pasien
- Baca Basmalah
- Mencuci tangan
- Bersihkan area yang akan diterapi
- Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan (comfortable)
- Berikan penjelasan pada pasien tentang efek pemberian US
c. Pelaksanaan Terapi
PROSEDUR - Nyalakan adaptor
- Tekan/putar tombol ON/OFF
- Arahkan lampu infra merah pada area yang akan
diterapi dengan jarak ± 30 – 40 cm
- Lama terapi 10 sampai 15 menit
- Setelah selesai matikan alat
- Kemudian matikan alat
- Rapikan alat
- Mencuci tangan
- Membaca hamdallah
SPO FISIOTERAPI
( LATIHAN JALAN / MOBILISASI )
No.dokumentasi No revisi Halaman :
RSUD
RSUD
PIDIE JAYA
Di tetapkan di : Meureudu
Tanggal terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
a. Persiapan Alat :
- Persiapan alat infra merah dan cek kabel
- Persiapan adaptor
- Siapkan handuk kering atau tissue
PROSEDUR
b. Persiapan Pasien
- Baca Basmalah
- Mencuci tangan
- Bersihkan area yang akan diterapi
- Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
(comfortable)
- Berikan penjelasan pada pasien tentang efek
pemberian US
c. Pelaksanaan Terapi
- Nyalakan adaptor
- Tekan/putar tombol ON/OFF
- Arahkan lampu infra merah pada area yang
akan diterapi dengan jarak ± 30 – 40 cm
- Lama terapi 10 sampai 15 menit
- Setelah selesai matikan alat
- Kemudian matikan alat
- Rapikan alat
- Mencuci tangan
- Membaca hamdallah
RSUD
PIDIE JAYA
Ditetapkan di : Meureudu
Tanggal terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO
REHABILITASI CEREBRAL PALSY
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Di Tetapkan Di : Meureudu
Tanggal terbit :
PROTAP
FISIOTERAPI
Prosedur 1. Assessment :
- Anamnesa : prenatal, natal, postnatal
- Pemeriksaan fisik umum dan khusus (system
neurologis )
- Pemeriksaan khusus neurology
- Pemeriksaan musculoskeletal
- Pemeriksaan fungsional milestone
- Pemeriksaan radiologi
- Gait analisis
- BERA/OAE (otto acustic emission)
- Kemampuan fungsional aktifitas sehari-hari
Fungsi kognitif (kesadaran, orientasi (waktu,
tempat, dan orang), atensi, memori,kalkulsi)
Fungsi komunikasi atau bahasa
2. Intervensi rehabilitasi
- Terapi latihan dengan berbagai metode fasilitas,
manajemen spastisitas, aktivitas fungsional sesuai
perkembangan anak
- Terapi sensorik bergantung pada jenis kelainan
(penglihatan, pendengaran, integrasi sensorik)
- Terapi oromotor
- Terapi komunikasi/terapi wicara
- Latihan AKS
- Pemakaian ortose (Splint/brace)
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
- Alat bantu aktivitas/alat bantu jalan
- Kursi roda khusus
- Terapi psikososial
Unit Terkait Rawat jalan, rawat inap
SPO
REHABILITASI RHEUMATOID ARTHRITIS
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Di Tetapkan di : Meureudu
Prosedur 1. Assessment :
- Pemeriksaan fisik umum : tanda vital
- Pemeriksaan khusus/fungsional :
Ukuran tingkat nyeri (VAS)
Deformitas, krepitasi, nyeri tekan pada sendi dan
jaringan sekitarnya, tanda-tanda efusi sendi dan
stabilitas sendi
Lingkup gerak sendi, kekuatan otot, deformitas
Kekuatan otot sekitar sendi
Fungsi fungsional ambulasi : berjalan dengan
atau tanpa lat bantu
- Radiologis : rontgen (x-ray sendi)
- Laboratorium : darah lengkap, (CRP, RF)
2. Intervensi rehabilitasi
- Pengurangan nyeri dan inflamasi :
Akut : imobilisasi, istirahatkan sendi, bila perlu
dengan pembidaian (tapping dan strapping),
kompres dingn
Subakut/kronik : modalitas terapi fisik (infra red,
paraffin bath, diathermy, electrotherapy)
- Terapi latihan : ROM exercise, latihan penguatan
otot, latihan ketahanan otot dan kardiorespirasi
- Proteksi sendi : brace, splint (dynamic splint), alat
bantu adaptasi atau ambulasi
- Edukasi : penurunan berat badan, proper body
mechanic, teknik mengurangi beban pada sendi
- Latihan prevokasional
- Penyesuaian lingkungan
- Konseling psikososial dan vokasional
Unit Terkait Rawat jalan, rawat inap
SPO
REHABILITASI PARKINSON
No.Dokumen No.Revisi Halaman
RSUD
PIDIE JAYA
Di Tetapkan Di : Meureudu
Tanggal terbit :
PROTAP
FISIOTERAPI
Pengertian Rehabilitasi pada sindrom yang ditandai oleh adanya
tremor istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya
reflex postural akibat penurnan kadar dopamine karena
berbagai macam sebab, sehingga berakibat gangguan
fungsional berupa ketergantungan dalam kehidupan
sehari-hari (disabilitas) dan handicaps pada penderitanya.
Prosedur 1. Assessment :
- Pemeriksaan fisik umum
- Pemeriksaan khusus : system neurologis
- Pemeriksaan lain : system otonomik, kardiorespirasi,
gastrointestinal , genitourinaria
- Pemeriksaan fungsional : disabilitas fungsional dan
kemampuan yang ada dengan UPDRS (Unidentified
Parkinson Disease Rating Scale)
- Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium untuk mengetahui penyakit yang
mendasar
Radiologi : rontgen, MRI otak, fluroskopi
Pemeriksaan urodinamik
2. Intervensi rehabilitasi
- Latihan refleksi
- Latihan control pernafasan dan pernafasan dalam
- Memperbaiki postur dan pola jalan dengan berbagai
metode terapi latihan
- Latihan fleksibilitas, keseimbangan dan koordinasi
- Pemberian ortose dan alat bantu adaptif bila
diperlukan
- Adaptasi kondisi rumah dan lingkungan
- Penanganan masalah gangguan bicara dan menelan
- Penanganan masalah miksi dan defekasi
- Penanganan masalah gangguan kognitif
- Penanganan masalah kardiovaskular (hipertensi
ortostatik)
Unit Terkait Rawat jalan, rawat inap
SPO
REHABILITASI OSTEOPOROSIS
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Di Tetapkan Di : Meureudu
Tanggal terbit :
PROTAP
FISIOTERAPI
Prosedur 1. Assessment :
- Pemeriksaan fisik umum
- Pemeriksaan khusus/fungsional :
Ukuran tingkat nyeri (VAS)
Musculoskeletal : lingkup gerak sendi, kekuatan
dan ketahanan otot, postur, deformitas
Fungsi ambulasi : analisa pola jalan,
keseimbangan, kordinasi
Kemampuan melakukan AKS
- Radiologis : rotgen (x-ray)
- Pemeriksaan densitometry tulang
- Laboratorium : darah : estrogen, kalsium tulang
2. Intervensi rehabilitasi
- Pencegahan
Senam osteoporosis
Mempertahankan postur tubuh yang baik
- Pengurangan nyeri : penggunaan modalitas
- Terapi latihan : pembebanan ringan, ritmis dan
dinamis
- Ortosis bila dilakukan
- Latihan ambulasi dan aktivitas kehidupan sehari-
hari
- Edukasi : untuk pola hidup yang aman, (aktivitas
dan lingkungan)
- Konseling psikososial dan vokasional
Unit Terkait Rawat jalan, rawat inap
SPO
REHABILITASI PASCA STROKE
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Di Tetapkan Di : Meureudu
PROTAP Tanggal terbit :
FISIOTERAPI
RSUD
PIDIE JAYA
Terapi latihan untuk mengatasi masalah
keterbatasan (disabilitas/handicap)
Konseling dan edukasional untuk resosialisasi
Home program
RSUD
PIDIE JAYA
Di Tetapkan Di : Meureudu
Tanggal terbit :
PROTAP
FISIOTERAPI
Pengertian Cerebral palsy adalah lesi otak non progresif yang terjadi
sebelum, selama atau segera setelah lahir yang
menyebabkan kelainan fungsi neuromuskuler berupa
abnormalitas tonus otot, gangguan koordinasi gerak otot
disertai ketidakmampuan dalam mengontrol postur dan
keseimbangan tubuh.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur A. Anamnesis
Pasien anak usia 5 tahun sampai saat ini belum bias
rolling, merangkak dan duduk, tapi hanya bisa posisi
duduk jika didudukkan dan harus disangga karena
sering jatuh.
B. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
1. Cek kognitif
- Motifasi = cukup
- Atensi = kurang
- Emosi = cukup
- Komunikasi = kurang
2. Inspeksi
- Poor neck control
- Saat bergerak terlihat lambat
- Adanya gerakan tidak terkendali dan menggeliat
- Sulit untuk memegang benda
3. Palpasi
Tonus otot cenderung hipotone
C. Penegakan diagnosis
1. Aktif limitation
Adanya gangguan berguling, mrangkak, duduk
dan bermain
2. Body structure dan body function
- Poor neck control
- Involunter movement
3. Participation restriction
Tidak dapat bermain dengan teman-temannya
4. Menegakkan diagnose berdasarkan ICF
Adanya gangguan berguling, merangkak, duduk dan
bermain akibat poor neck control dan involuntary
movement sehingga tidak dapat bermain bersama
teman-temannya.
D. Rencana penatalaksanaan
1. Tujuan
Meningkatkan kemampuan fungsional sesuai
dengan usia pertumbuhan
2. Prinsip therapy
- Menambah pengalaman sensorik dan provioseptik
- Meningkatkan kemampuan koordinasi otot
penggerak
3. Edukasi
Mengjarkan anak untuk latihan koordinasi dengan
menggunakan main seperti cone.
4. Kriteria rujukan
Dokter spesialis saraf
SPO
REHABILITASI LOW BACK PAIN
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Tanggal terbit : Di Tetapkan Di : Meureudu
PROTAP
FISIOTERAPI
RSUD
PIDIE JAYA
- Fase akut :
mengatasi nyeri dan spasme otot dengan
modalitas terapi fisik, seperti diatermi ( SWD,
MWD, US ), electrotherapy ( TENS,
Interferensial) traksi lumbal
ortotik : spinal corset atau korset lumbal
edukasi : proper body mechanics
3. Fase subakut dan kronis :
- Mengatasi nyeri dan spasme otot dengan
modalitas terapi fisik, seperti diatermi (SWD,
MWD, US), electrotherapy (TENS Interferensial),
traksi lumbal
- Back exercises, untuk latihan penguatan otot-otot
punggung atau abdominal, meningkatkan
mobilitas lumbal
- Strengthening exercise atau stimulasi listrik bila
terjadi parase extreminitas bawah
- Bladder atau bowel training dan pelvic floor
exercise (PFF) jika terjadi gangguan miksi atau
defekasi
- Konseling masalah psikososial dan vokasional
RSUD
PIDIE JAYA
Prosedur 1. Assessment :
- Pemeriksaan fisik umum : tanda vital
- Pemeriksaan khusus/fungsional :
Ukuran tingkat nyeri (VAS)
Deformitas, krepitasi, nyeri tekan pada sendi
dan jaringan sekitarnya, tanda-tanda efusi sendi
dan stabilitas sendi
Lingkup gerak sendi, kekuatan otot, deformitas
Kekuatan otot sekitar sendi
Fungsi fungsional ambulasi : berjalan dengan
atau tanpa lat bantu
- Radiologis : rontgen (x-ray sendi)
- Laboratorium : darah lengkap, (CRP, RF)
2 Intervensi rehabilitasi
- Pengurangan nyeri dan inflamasi :
Akut : imobilisasi, istirahatkan sendi, bila perlu
dengan pembidaian (tapping dan strapping),
kompres dingn
Subakut/kronik : modalitas terapi fisik (infra
red, paraffin bath, diathermy, electrotherapy)
- Terapi latihan : ROM exercise, latihan penguatan
otot, latihan ketahanan otot dan kardiorespirasi
- Proteksi sendi : brace, splint (dynamic splint), alat
bantu adaptasi atau ambulasi
- Edukasi : penurunan berat badan, proper body
mechanic, teknik mengurangi beban pada sendi
- Home program
Unit Terkait Rawat jalan, rawat inap
SPO
REHABILITASI HEMIPARESIS PASKA STROKE
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Tanggal terbit : Di Tetapkan Di : Meureudu
PROTAP
FISIOTERAPI
Pengertian Jika satu tangan atau Satu kaki atau satu sisi wajah
menjadi lemah, namun tak sepenuhnya lumpuh yang
diakibatkan oleh stroke yang menyebabkan terganggunya
aktifitas sehari-hari.
Prosedur 1. Assessment :
- Pemeriksaan fisik umum dan khusus
- Pemeriksaan fungsional
Kemampuan fungsional aktifitas sehari-hari
Kemampuan sensibilitas kulit
Kemampuan fungsi komunikasi
2. Intervensi rehabilitasi
- Fase akut
Mempertahankan integritas kulit
Mencegah pola postur dan spastisitas yang
mengganggu pemulihan fungsional
Mempertahankan dan meningkatkan fungsi
kardiorespirasi
Mengatasi multi sensori
Terapi dengan bantuan modalitas Infra Red (IR)
- Fase pemulihan (rawat Jalan)
Melanjutkan terapi fase akut
Terapi latihan dengan berbagai metode
pendekatan
Muscle reeducation approach
Neuro facilitation approach (Bobath)
Latihan penguatan otot (streng training)
Latihan Mobilisasi/Ambulasi
Terapi dengan bantuan modalitas IR (Infra Red)
Home Program
Unit Terkait Rawat jalan, rawat inap
SPO
REHABILITASI FROZEN SHOULDER
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Tujuan
Kebijakan
Prosedur A. Anamnesis
Pasien dengan nyeri bahu-lengan atas dan kaku bahu,
keluhan tangan tidak bisa kebelakang atau menyisir
atau kegiatan tangan lainnya karena nyeri dan kaku
gerak kesegala arah. Serta nyeri meningkat bila gerak
bahu mencapai lingkup gerak tertentu dan berkurang
bila diposisikan pada posisi istirahat.
SPO
REHABILITASI FROZEN SHOULDER
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
- Participation restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalam olahraga (bulu tangkis)
- Keterbatasan dalam rekseasi (bersepeda)
- Diagnosis fisioterapi : nyeri bahu hingga lengan
atas dan hypomobiliti non capsilar pattern akibat
idiopathic frozen shoulder
D. Rencana penatalaksanaan
- Tujuan : menghilangkan nyeri dan mengembalikan
gerak fungsional
- Prinsip terapi : menambah dan memperbaiki ROM,
mengurangi spasme otot
- Edukasi : disarankan untuk melakukan latihan
cotman pendular
- Rujukan : Dokter Orthopedi, Fisioterapi
E. Prognosis
Pasien dapat sembuh jika ditangani dengan cepat,
akan tetapi dalam kurun waktu 2 tahun frozen
shoulder dapat sembuh dengan sendiri. Tapi
dikhawatirkan akan terjadinya perubahan struktur di
region bahu
F. Intervensi fisioterapi
- Infra Red Rays
- TENS
Terapi Mobilisasi pada sendi bahu
SPO
REHABILITASI BELL PALSY
No.dokumen No.revisi Halaman :
RSUD
PIDIE JAYA
Prosedur 1. Assessment :
- Pemeriksaan fisik umum
- Pemeriksaan khusus/fungsional
Fungsi dan kekuatan otot wajah
Ganguan pada mata
Kemampuan indera perasa
Otot wajah berkeduk
2. Intervensi
- IR
Prosedur
- Pasien diminta untuk tidur terlentang dengan
senyaman ungkin kepala beralaskan bantal
dengan wajah miring kearah sisi wajah yang
sehat
- Pasien diberi tahu tentang manfaat terapi dan
mengenai panas yang dirasakan yaitu rasa
hangat
- Kemudian pasien dirasakan untuk menutup
mata dari serat lampu, kemudian lampu
diposisikan tegak lurus dengan wajah yang
lemah dengan jarak 40/60 cm dengan waktu
15 menit
Massege
Teknik-teknik massage pada wajah
a. Stroking
Manipulasi gesekan yang ringan dan halus
dengan menggunakan seluruh permukaan
tangan yang bertujuan untuk meratakan
pelican keseluruh wajah pasien
b. Eflurage
Gerakan ringan berirama eperti melakukan
gerakan atau gerakan yang dilakukan dengan
3 jari tangan sesuai letak serabut otot-otot
wajah menuju telinga
c. Finger kneading
Pijatan jari-jari tangan yang dilakukan degan
cara melingkar
disertai dengan tekanan pada kulit dan
jaringan lunak supkutan
d. Tapotement
Manipulasikan dengan memberikan tepukan
yang berirama
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI
ABSTRAK