Disusun Oleh :
(NPM. 1017001701)
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial
yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health
Organization (WHO, 2015). Kesehatan merupakan salah satu hal yang amat
sangat penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari dimana kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi
(Peraturan Menteri Kesehatan, No. 80, 2009).
Sendi, ligamen, serta otot pergelangan kaki dan kaki dirancang untuk
memberikan stabilitas dan mobilitas pada struktur terminal ekstremitas bawah.
Saat berdiri, kaki harus menumpu beban tubuh dengan pengeluaran energi
minimum. Selain itu, kaki harus lentur atau relatif kaku bergantung pada
berbagai kebutuhan fungsional, menyesuaikan dengan permukaan yang tidak
rata atau sebagai pengungkit struktura guna mendorong tubuh ke depan
selama berjalan dan berlari. Pada tumit dengan posisi yang salah yaitu
cenderung ke arah posterolateral menyebabkan fascia lebih ter-stretch
sehingga menyebabkan iritasi pada fascia plantar, misalkan penggunaan alas
kaki yang tidak tepat seperti highheels atau alas kaki yang keras menyebabkan
fascia lebih terulur dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, tumit dan
telapak kaki cenderung mengalami gangguan gerak dan fungsi, salah satunya
adalah faciitis plantaris (Kisner, 2013).
Pada saat berjalan maupun berdiri tulang yang terdapat pada tumit sampai
jari- jari kaki. Penyokong telapak kaki ini berfungsi untuk mempertahankan
posisi, dimana saat penyokong kaki menjadi lebih kecil maka akan membuat
kerja fascia plantaris berakibat inflamasi dan dapat mengakibatkan kerobekan
sehingga mengakibatkan peradangan pada daerah fascia plantaris yang
membentang di sepanjang bagian bawah (telapak) kaki. Kondisi ini ditandai
adanya keluhan pada tumit pada saat menginjak lantai pertama pada pagi hari,
biasanya rasa sakitnya dibagian depan dan dasar tumit.
Fasciitis plantaris adalah penyebab nyeri pada tumit dan telapak kaki yang
merupakan bagian dari proses degeratif dimana lebih cenderung kea rah
perubahan imflamasi dari suatu jaringan (Beeson, 2014). Plantar fasciitis
dapat disebabkan oleh adanya banyak faktor antara lain karena kelebihan berat
badan (obesitas), kurangnya fleksibilitas dari plantar fascia, tightnes otot-otot
gastrocnemius atau soleus, cidera overuse seperti berdiri dan berjalan terlalu
lama, aktifitas yang berat yang terjadi pada olahragawan seperti atlet pelari,
dan adanya deformitas kaki seperti arcus datar atau flat foot. Hal tersebut akan
mengakibatkan tarikan yang berlebihan pada fascia, sehingga terjadi
kerobekan dan timbul iritasi yang diikuti inflamasi pada jaringan lunak atau
fascia. Akibatnya tumit terasa nyeri (Sari & Irfan 2009).
Selain itu struktur kaki yang tidak normal seperti flat foot juga
menyebabkan nyeri pada telapak kaki karena akan memberikan penekanan
secara berlebih. Sedangkan pada faktor degeneratif ditandai dengan jaringan
lemak yang menebal menjadi tipis dan penurunan elastisitas atau fleksibilitas
dapat mempengaruhi kelenturan fascia plantaris. Dengan adanya penurunan
tersebut, maka jaringan menjadi longgar dan akan mengalami kerobekan
apabila terjadi gerakan yang berlebih dan dapat menimbulkan rasa nyeri.
Timbulnya rasa nyeri akan menyebabkan pasien mengurangi aktivitas telapak
kaki. Efek dari penurunan aktivitas tersebut akan menyebakan penurunan
kadar air dan matriks sehingga terjadi penumpukan zat collagen akibatnya
gerakan menjadi tidak efisien dan efektif yang berdampak pada keseimbangan
saat berjalan.
B. Rumusan Masalah
3. Apakah ada pengaruh latihan gerak free aktif, resisted aktif, dan active
stretching otot plantar fleksor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis
plantaris dan meningkatkan foot functional.
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui manfaat efek pemberian infra red (ir) dan terapi
latihan free aktif exercise, resisted aktif exercise, dan active stretching
Tujuan khusus:
3. Untuk mempengaruhi pengaruh latihan gerak free aktif, resisted aktif, dan
active stretching otot plantar fleksor ankle terhadap penurunan nyeri
fasciitis plantaris dan meningkatkan foot functional.
A. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
3. Bagi Penulis
Untuk mengetahui manfaat dari Infrared, latihan gerak free aktif, resisted
aktif, dan active stretching untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan foot
functional pada kasus Fasciitis Plantaris.
A. Anatomi Fungsional
Ankle dan kaki merupakan struktur komplek yang terdiri dari 28 tulang
dan 55 artikulasi yang dihubungkan dengan ligamen dan otot. Ankle merupakan
sendi yang menopang beban tubuh terbesar pada permukaannya, puncak beban
mencapai 120% ketika berjalan dan hampir 275% ketika berlari. Sendi dan
ligamen berperan sebagai stabilitator untuk melawan gaya dan menyesuaikan
ketika aktivitas menahan beban agar stabil (Dutton, 2012). Kaki manusia
merupakan struktur mekanis yang kuat dan kompleks, kaki terdiri dari 26 tulang
dan 33 sendi yang mana 20 dari sendi ini artikulasinya aktif, serta terdiri atas
ratusan otot, tendon, dan ligamen. (Snell, 1997).
1. Sistem Tulang
Gambar 2. 2 Foot
Anterior View
1. Ankle
2. Ossa Tarsalia
3. Ossa Metatarsalia
5. Foot
1. Malleolus Medialis
2. Articulatio Talocruralis
3. Malleolus Lateralis
4. Calcaneus
1. Malleolus Lateralis
2. Calcaneus
1. Sistem Persendian
Sendi ankle adalah sendi yang paling utama bagi tubuh untuk
menjaga keseimbangan saat berjalan dipermukaan yang tidak rata.
Sendi ini tersusun dari tulang, ligamen, tendon, dan seikat jaringan
penghubung (Paul M. Taylor Dp. M., 2002:106). Sendi ankle dibentuk
oleh empat tulang yaitu tibia, fibula, talus, dan calcaneus. Pergerakan
utama dari sendi ankle terjadi pada tulang tibia, talus, dan calcaneus.
1. Articulatio talocruralis
2. Articulatio talocalcaneonavicularis
3. Articulario subtalaris
4. Articulatio calcaneocuboidea
5. Articulatio intercuneiformes
6. Articulatio cuneocuboidea
7. Articulatio cuneiformenaviculare
8. Articulatio tarsometatarsalis
9. Articulatio intermetatarsophalangeal
1. Malleolus Medialis
2. Articulatio Talocruralis
3. Malleolus Lateralis
4. Calcaneus
1. Malleolus Lateralis
2. Calcaneus
1. Ligamen
1. Definisi
Fascia Plantaris merupakan lembaran berserat menebal dari
jaringan ikat yang berasal dari tuberkulum medial kalkaneus dan
menempel ke permukaan plantar dari sendi metatarsophalangeal. Ini
bertindak sebagai penstabil statis dan dinamis dari lengkungan
longitudinal kaki dan sebagai peredam kejut dinamis (Hamblen,
2010). Fasciitis plantaris merupakan peradangan yang disebabkan oleh
iritasi degeneratif pada penyisipan fasciitis plantaris pada proses
medial tuberositas calcaneus, rasa nyeri di substansial, mengakibatkan
perubahan kegiatan sehari-hari. Berbagai istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi fasciitis plantaris termasuk tumit polisis,
tumit petenis, dan pelari. Meskipun keliru, rasa sakit yang sulit
dibedakan dengan rasa sakit yang berkaitan calcaneus spurs (Young,
2014).
2. Etiologi
3. Patofisiologi
5. Komplikasi
Etiologi
anatomi (arcus, compresi)
biomekanik (tightness)
trauma
aktifitas berlebihan
Komplikasi
jaringan spesifik menjadi Patofisiologi
tightnes
kelemhan otot
Fasciitis lesi pada soft tissue
penekanan dan penguluran
instabilitas
sistem sirkulasi terganggu Plantaris berlebihan
nyeri pada plantaris
iritasi
hypersensitiv
PROSES FISIOTERAPI
1. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan lemah dan tebal pada tungkai kiri, nyeri pada
tumit saat lama memakai sepatu hak tinggi. Setelah beberapa bulan
di ikuti nyeri pada tumit kanan.
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sekitar Tiga bulan yang lalu pasien mengalami lemah pada kaki
kiri dan nyeri pada tumit kiri. Tungkai kirinya terasa lemah, tebal
dan lebih kecil dari tungkai kanannya. Setelah beberapa bulan
diikuti rasa nyeri pada tumit kanannya. Kemudian pada tanggal 14
Oktober pasien memeriksakan diri ke poli Syaraf lalu di rujuk ke
poli rehabilitasi medic (fisioterapi)
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami penyakit serupa dan tidak pernah
mengalami hal-hal yang memicu penyakit tersebut.
4. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
Hipertensi (-)
Diabetes (-)
Penyakit jantung (-)
5. RIWAYAT PRIBADI
Pasien adalah seorang karyawati Bank yang setiap hari memakai
sepatu hak tinggi mulai dari pukul 08.00-17.00. pasien juga
seorang ibu rumah tangga yang belum mempunyai anak.
6. RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama
(bukan herediter).
7. LOKASI KELUHAN (menunjukan tempat/lokasi keluhan).
b. PERKUSI
Tidak dilakukan
c. AUSKULTASI
Tidak dilakukan
d. GERAKAN DASAR
1) Gerak Aktif
2) Gerak Pasif
INTERPERSONAL
1) Tes Kognitif
sekarang.
2) Intrapersonal
Baik, pasien memiliki motifasi untuk sembuh.
3) Interpersonal
fisioterapi.
AKTIVITAS
2) Aktivitas fungsional
3) Lingkungan Aktivitas
pasien
b. PEMERIKSAAN NYERI
Nyeri Diam : 0
Nyeri Tekan : 5
d. PEMERIKSAAN ROM
C. Diagnosis Fisioterapi
1. IMPAIRMENT
1. DISABILITY
1. FUNGSIONAL LIMITATION
- menurunnya kemampuan aktivitas fungsional misalnya
untuk gerakan jinjit dan berjalan terlalu lama dan memakai sepatu
hak tinggi
- pasien mengalami kesulitan pada saat naik turun tangga
C. Program / Rencana Fisioterapi
1. TUJUAN FISIOTERAPI
1) Mengurangi spasme
2) Mengurangi nyeri.
3) Meningkatkan LGS.
1. TINDAKAN FISIOTERAPI
Teknologi Fisioterapi
a. Teknologi Alternatif
1) IR
2) US
3) MWD
4) TENS
2. RENCANA EVALUASI
C. Prognosis
D. Pelaksanaan Fisioterapi
1. Infra Red (IR)
a. Persiapan alat :
b) Cek kabel
a. Persiapan pasien :
a. Pelaksanaan fisioterapi :
c) Waktu 10 menit.
C. Evaluasi
(Setelah Tindakan Terapi/per tanggal)