Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STASE GERIATRI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS GANGUAN


KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI PADA LANSIA

NAMA/ NIM :
DEKA DANTARA/ 2010306017

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


GANGUAN KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI PADA
LANSIA

MAKALAH STASE GERIATRI

Disusun oleh :
DEKA DANTARA 2010306017

Makalah Ini Dibuat Guna Menyelesaikan Tugas Stase Geriatri


Program Studi Profesi Fisioterapi

Fakultas Ilmu Kesehatan


di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Yogyakarta, Juli 2021


Telah Disetujui Oleh :

Clinial Educator

NIP/NIK :
BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI KASUS

Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Tulang mempunyai

banyak fungsi yaitu sebagai penunjang jaringan tubuh, pelindung organ tubuh. Tulang juga

memungkinkan gerakan dan dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan garam mineral,

tetapi fungsi-fungsi dari tersebut bisa saja hilang dengan terjatuh, benturan atau kecelakaan

yang menyebabkan patah tulang atau fraktur.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering diikuti oleh kerusakan

jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan

persarafan. Dengan bertambahnya usia, angka kejadian fraktur femur meningkat secara

eksponensial. Meskipun dapat dipulihkan dengan operasi, fraktur femur menyebabkan

peningkatan biaya kesehatan.

Fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian

proksimal femur. Yang termasuk collum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan

kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari inter trochanter.

B. ETIOLOGI KASUS

Sebagian besar fraktur pada usia lanjut disebabkan karena kecelakaan didalam rumah.

Cidera ini sering terjadi akibat jatuh. Adanya tekanan dari lantai saat jatuh merupakan

sebagian dari penyebab fraktur. Diantaranya berbagai fraktur yang terjadi pada usia lanjut,

salah satunya adalah fraktur collum femur. Kejadiaannya pada wanita tiga kali lebih besar

dibandingkan dengan osteoporosis merupakan faktor predisposisi yang utama.


C. PATOLOGI KASUS

Fraktur collum femoris pada usia lanjut terjadi karena proses penurunan tensil

Strength pada stiffness jaringan kolagen yang menyebabkan instabilitas persendian, selain

itu berkurangnya jaringan dan ukuran tulang secara keseluruhan yang akan menyebabkan

kekuatandan kekakuan tulang menurun (Nordin, 1998). Sehigga pada lansia mudah terjadi

trauma yang menyebabkan patah tulang. Fraktur pada collum femoris merupakan masalah

kesehatan yang penting pada usia lanjut dan sering kali merubah kehidupan seorang lanjut

usia menjadi buruk. Maka dalam menangani fraktur collum femoris diperlukan teknologi

kesehatan yang canggih, apabila tidak mendapat penanganan yang tepat akan menyebabkan

necrosis caput femur.

D. TANDA DAN GEJALA KASUS

Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan

korteks, biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Bilamana tidak ada

luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit atau kulit

diatasnya masih utuh ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana), sedangkan bila terdapat

luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit

yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi ini disebut fraktur terbuka.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ASSEMENT FISSIOTERAPI

KETERANGAN UMUM PENDERITA

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan :

Alamat : Jaktim

No RM : -

SEGI FISIOTERAPI
C. A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
CI. 1. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang
(Termasuk didalamnya lokasi keluhan, onset, penyebab, factor-2 yang memperberat atau
memperingan, irritabilitas dan derajat berat keluhan, sifat keluhan dalam 24 jam, stadium
dari kondisi)

Anamnesis : Pasien datang dengan keluhan nyeri pd tungkai bawah

Keluhan utama : nyeri pada kaki kanan kiri dan tungkai bawah

RPS : Nyeri tungkai bawah kanan dan kiri

RPD : Sakit pinggang

B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Tanda Vital

(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan)

Tek. darah : 140/76

Denyut nadi : 80

Pernafasan : 23

Temperatur : 36C

Tinggi badan : 150Cm

Berat badan : 63Kg

C. PEMERIKSAAN KHUSUS GERIATRI

1. Kebugaran (2 minute step test)

Prosedur Pemeriksaan:
 Timer selama 2 menit .
 Memposisikan lutut 90˚, dilakukan berulang kali
dalam waktu 2 menit.
Hasil : 75x

2. Kekuatan otot
a. 30 seconds chair stands
Prosedur Pemeriksaan
 Posisi duduk ke berdiri dilakukan selama 30 detik
secara berulang-ulang
Hasil : 13x

b. Arm Curl

Prosedur Pemeriksaan:
 Posisi duduk
 Mengangkat barbel dengan posisi fleksi-ekstensi
elbow dilakukan berulang-ulang selama 30 detik.
Hasil : 17x

3. Fleksibilitas
CII.a. Sit and reach test

Prosedur Pemeriksaan :

 Posisi duduk dikursi dengan tangan meraih ibu jari


kaki
 untuk mendapatkan nilai fleksibilitas diukur dengan
menggunakan midline dari ujung jari tangan ke ibu
jari kaki
Hasil : Normal

b. Back Stretch
Prosedur Pemeriksaan :
 Posisikan kedua tangan dibelakang meraih satu sama
lain
 Untuk mendapatkan nilai fleksibilitas diukur dengan
memegang midline
Hasil : 25 Cm

4. Keseimbangan dan koordinasi ( 8 foot up and go )

Prosedur Pemeriksaan
 Posisikan ditempat duduk kemudian
instruksikan kepada pasien untuk
mengikuti garis yang ditentukan
sampai duduk kembali

Hasil : Normal

5. Kemampuan fungsional (Indeks Barthel)

Hasil : Toileting menggunakan bantuan


Naik turun tangga menggunakan bantuan

Kesimpulan Hasil Sceaning pada lansia:


No Screaning Score Normal Hasil Keteranagn dan saran
Pemeriksaan
1 Kebugaran 73-109 75x Normal
2 Kekuatan otot AGA:11-17 AGA:13 Normal
AGB:13-19 AGB:17
3 Fleksibilitas AGA:-4,+2 10 INCH Exc&edukasi
INCH
4 Keseimbangan dan koordinasi 4,6, 7,6 5 SCND normal
SCND
5 Fungsional Exercise&edukasi
Kesimpulan:Pasien ny tukiyah mengalami gangguan pada flexibilitas AGA& Kemampuan
fungsional

B. DIAGNOSA FISIOTERAPI

1. -Nyeri dan spasme otot gastroc, hamstring


2. -Keterbatasan pd flexibility
3. -Keterbatasan ADL
4. Fungsional Limitation:
5. Toileting harus menggunakan bantuan
6. Tidak mampu naik turun tangga
7. Participation:
8. Aktivitas sehari hari terganggu

C. RENCANA FISIOTERAPI
1. Mengurangi Nyeri Yang Dirasakan
2. Mengembalikan keterbatasan fungsional
D. INTERVENSI FISIOTERAPI

AKTIVE & PASIVE EXERCISE

Latihan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi pada
tungkai, terutama gerak ekstensi hip, abduksi hip, dan rotasi hip. Namun juga dapat
dilaksukan untuk meningkatkan gerak sendi yang lain, yang ditemukan dalam
pemeriksaan, sebagai akibat dari immobilissi yang lama ataupun kaena adanya
gangguan lain.

Latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan ROM, dilakukan secara bertahap
dari latihan gerak secara pasif dan meningkat menjadi gerak aktif baik active-assissted
ataupun free-active.

Manfaat dari latiha gerak aktif dan pasif :

1.      Meningkatkan sirkulsi

2.      Meningkatkan lingkup gerak

3.      Mencegah terjadinya kontraktur

ISOMETRIC EXERCISE

Isometrik exercise adalah latihan dimana tidak terjadi pemanjangan serabut otot namun
tension otot tersebut meningkat.

Dengan melatih otot disekitar hip joint terutama dengan latihan Quadricep exercise.

Manfaat isometrik Exercise :

1. Meningkatkan sirkulsi darah


2. Relaksasi otot karena ada fase contraksi dan rileks
3. Memelihara kekuatan otot
4. Meningkatkan ROM

ELECTRICAL
1.INFRARED

E. EVALUASI:
- Nyeri dan spasme berkurang, Flexibilitas bertambah

Edukasi:
1. Jalan santai di halaman rumah
2. Melakukan latihan dirumah sesuai intervensi yg diberikan

UNDERLYING PROCES

DEGENERASI
OSTEOPOROSIS
TRAUMA (JATUH)
TERJADI BENTURAN

FRAKTUR COLLUM FEMUR

NYERI KETERBATASAN LGS INFLAMASI PENURUNAN KEKUATAN OTOT

DEEP BREATHING AMBULASI PUMPING FOOT LATIHAN JALAN


& ANKLE
EXERCISE (AKTIVE, PASIVE & ISOMETRIC)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Upaya pencegahan meliputi mobilisasi, perawatan kulit, pemenuhan

kebutuhan cairan dan nutrisi yang adekuat.

B. Saran
Untuk tercapainya keberhasilan perlu adanya motivasi yang kuat akan

psikis pasien. memberikan support emosional merupakan bagian dari proses

rehabilitasi.

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D. P. P., 2019. Penatalaksanaan Infra Red dan Isometric Exercise Untuk
Mengurangi Nyeri Sendi Hip Dekstra Pada Kasus Post Operasi Fracture Collum
Femur Dengan Pemasangan Austin Moore Prothese (AMP) Di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kurniawan, Y. A., Hasan, M. & Normasari, R., 2017. Efek Perbedaan Panjang Kaki
Terhadap Fungsi Sendi Panggul Pada Pasien Pasca Operasi Hemiarthroplasty
Sendi Panggul di Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences, Volume
Vol. 3 No. 2, pp. 35-39.
Amin, A. A., Amanati, S. & Siswanto, T., 2018. Pengaruh Terapi Latihan Pada Post Total
Hip Replacement Et Causa Neglected Close Fraktur Neck 0 10 20 30 40 T1 T2
Indeks OHS Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020 49 Femur. Jurnal
Fisioterapi dan Rehabilitasi, Volume Vol. 2 No. 1, pp. 42-51.
Dawson, J., Fitzpatrick, R., Carr, A. & D, M., 2020. Oxford Hip Score, s.l.: s.n.

Anda mungkin juga menyukai