Anda di halaman 1dari 8

BCS SPORT

HIP
A. Piriformis Syndrome
Contoh kasus : Seorang pasien merasakan nyeri pada
hip dari bokong dengan riwayat duduk lama pada alas
yang tidak rata. Contoh : alas duduk sepeda
1. Gejala
- Mirip HNP Lumbal/radikulopati
- Nyeri tajam/terbakar pada buttock (pantat)
secara unilateral dan turun sampai ke Lower
Extremity
- Duduk atau duduk dengan alas yang tidak bagus
akan meningkatkan nyeri
- Neurodynamic Gliding : supine lying, SLR,
2. Tes Spesifik
dorsofleksi ankle, neck flexion (nambah
- SLR : Supine lying, Fleksi Hip, angkat 60
tension).
biasanya (+) nyeri

- Palpasi Friction piriformis : longitudinal


- Sign of buttock : supine lying, SLR in, kalau (melintang), circular, transversal
terbatas ditambah fleksi knee nya, (+) kalau
nyeri

- Ultrasound : 2.0-2.5 W/cm2, 10-14 menit.


Aplikasikan US ke otot piriformis dari
- Palpasi Sciatic notch (tempat melekatnya) : (+) tendon ke bagian lateral greater sciatic
ada tenderness (kaku) dan meningkat saat foramen (Physiopedia).
Eksternal Rotasi atau ER yang ditahan. - Jika pasien tidak merasa membaik selama 2-
3 minggu segera rujuk ke dokter untuk
dilakukan injeksi.

B. Iliotibial Band Syndrome


1. Gejala
- Ketika lutut diposisikan dalam ekstensi,
iliotibial band terletak di anterior epicondyle
femoralis lateral. Ketika lutut diposisikan
dalam 30 ° fleksi, band bergerak posterior ke
3. Treatment
epicondyle femoralis lateral. Oleh karena itu
- Piriformis Stretching (Pasif Stretching, PNF,
gesekan dapat terjadi antara tepi posterior
Strain Counter Strain, contract relax, hold relax)
band iliotibial dan epicondyle femoralis
5-7 detik dengan 5-7 kali repetisi (physiopedia)
lateral yang mendasarinya.
- Aktivitas dengan fleksi berulang dan ekstensi diatas), lalu yang sakit bawa ke ekstensi hip, (+)
lutut dapat menyebabkan iliotibial band kalau tight atau dia jatuhnya lama.
menggosok berulang-ulang sepanjang
epicondyle femoralis lateral yang
menghasilkan iritasi dan akhirnya reaksi
inflamasi dari band iliotibial.
- Berlari jarak jauh adalah penyebab umum
ITBS, terutama jika berlari di tanah yang
sedikit membelok, meningkatkan risiko
cedera, Peningkatan tingkat aktivitas yang
- Noble Compression test : supine lying, fleksi hip,
tiba-tiba juga dapat menyebabkan ITBS
fleksi knee 90, lalu palpasi lateral femoral
- Kelemahan otot dari abduksi pinggul juga
epicondyle (+) kalau nyeri dan hanya bisa fleksi
dikaitkan dengan sindrom iliotibial band
knee 30-40.
karena hal ini menyebabkan peningkatan
3. Treatment
rotasi internal pinggul dan adduksi lutut. Ini
a. Fase Akut
ditemukan sebagai masalah yang signifikan
- PRICER
bagi atlet dengan sindrom iliotibial band.
- NSAID
- rasa sakit yang tajam pada aspek luar lutut,
- > 2 mg boleh running + cycling progresif
terutama ketika tumit menyentuh lantai, yang
b. Fase Sub Akut
dapat menyebar ke paha atau betis luar.
- Meningkatkan fleksibilitas dan strengthening
- Rasa sakitnya cenderung lebih buruk saat
tanpa nyeri
berlari atau menuruni tangga. Mungkin ada
- Ultrasound : providing thermal or non-
sensasi gertakan yang terdengar saat lutut
thermal treatment of the injured tissue at a
tertekuk akibat pembalikan band di atas
frequency range of 0.75 to 3 MHz (depending
tuberkulum tulang. Mungkin juga ada
on the depth of the soft tissue to be treated)
beberapa pembengkakan di sisi luar lutut.
- TENS (dosis?)
- Ada rasa sakit pada aspek lateral lutut saat
- Stretching ITB Beginning Level Exc
berlari, intensitasnya meningkat saat berlari
(Stretching exercises need to be performed at
menuruni bukit. Rasa sakit juga diperburuk
least 3 times a day):
saat berlari jarak jauh.
2. Test Spesifik
- Force/ resistant of hip abduction : (+) saat
kelemahan otot abduktor hip

- Treadmill Test (lari diatas treadmill) : Tes ini - Strengthening Beginning Level Exc (8-15
dijelaskan dalam beberapa penelitian sebagai Repetisi, 2-3 set) gambar 1 resisted hip abd +
metode yang valid, efektif, dan sensitif untuk bridging untuk aktivasi gluteal, gambar 2
mengevaluasi efek perawatan untuk resisted hip extension + Abd + ER untuk
menjalankan nyeri terkait dan digunakan fasilitasi gluteus max dan medius.
untuk mengukur jumlah rasa sakit yang
dialami subjek selama berlari normal. Jika ini
termasuk rasa sakit pada sisi lateral lutut, tes
ini dianggap positif.
- Ober test : Side lying, fiksasi dibagian
proksimal hip, fleksi knee 90 (yang sakit
- Single Deadlift (8-15 Repetisi, 2-3 set) untuk
gluteus max, medius dan kontrol hip

- Soft Tissue Mobilization C. Trochanter Bursitis


Contoh kasus : atlet taekwondo kena tendangan
dibagian hip, mengalami nyeri di lateral hip sampai
bawah, posisi panggul saat tidur sakit.
1. Gejala
- Tanpa sebab (insidious)
- “pop” atau “meklepot” seperti ITB
c. Fase Kronis snapped/bergesekan di trokanter mayor
- Contralateral Pelvic Drop (Intermediate level - Nyeri dipaha samping sampai dengan lutut
exc) untuk stabilisasi Hip (8-15 Repetisi, 2-3 - Secara objektif mungkin ada direct blow hip
set) - Gejala meningkat saat naik tangga, naik
gunung, side lying di sisi yg sakit
2. Tes Spesifik
- Palpasi Trochanter Mayor : (+) tenderness
- Test Ober (kayak diatas)
- Test Faber/Patrick : supine lying, kaki yang
sakit fleksi dan taruh diatas lutut kaki yang
sehat, (+) kalau nyeri dan ROM terbatas

- Resistant Squat (8-15 Repetisi, 2-3 set) untuk


fasilitasi kontrol gluteus max

3. Treatment
- Akut: es, NAIDs, istirahat,
phonoporesis/iontoporesis, US
- Subakut/kronis: ITB stretching (kayak diatas)
- Jika intervensi konservatif gagal, maka rujuk ke
dokter bedah ortopedi agar dilakukan injeksi
d. Fase Return to Sport (Sport Level Exc) atau operasi bursa
- Posterior lunge slide (8-15 Repetisi, 2-3 set)
untuk kontrol fungsional hip KNEE
A. Patelo Femoral Pain Syndrome (Runner’s Knee)
Contoh kasus : Seorang pelari marathon mengalami
nyeri dibawah tempurung lutut dengan adanya krepitasi,
nyeri saat naik tangga atau duduk bersila maupun duduk
menekuk lutut dalam jangka waktu yang lama
1. Gejala
- Gemertak disekitar tempurung (krepitasi)
- Nyeri saat duduk lama dan kaki dilipat (bersila)
- Nyeri meningkat saat naik tangga
2. Tes Spesifik - Riwayat berhenti mendadak, mendarat dengan
- Grind Test (Clark’s Sign) : Supine lying, beri kaki full ekstensi, atau sharp cut with
kompresi diatas patella (hati-hati kalau nyeri) noncontact injury
memakai 2 tangan (siku lurus), rasakan ada - Riwayat terdengar adanya “pop” (mekelepot)
tenderness, lalu suruh pasien kontraksikan Efusi langsung
quadricepsnya,bandingkan sama yang sehat. - Pasien memegang lutut pada posisi sedikit
- Hasil bisa + atau – fleksi dan tidak bisa memberikan beban pada
- Perbedaan : kaki yang terkena, bisa terkena MCL/meniscal
Gangguan patologis : nyeri injury
Non-Patologis : seirama penaikkan 2. Tes Spesifik
- Lachman Test : supine lying, bandingkan tibia
tempurung ketika dikerutkan
yang satu dengan yang lain, knee fleksi 30
boleh pakai bantal atau handuk, fiksasi bagian
distal femur, translasikan kearah anterior
dengan memegang tibianya lalu diangkat.

3. Treatment
- Akut :
Cryotherapy, NSAID, Cek abnormal biomekanik
(pes planus, pattelar tilting, hypo/hypermobility,
- Anterior Drawer Test : Supine lying, Hip fleksi
excessive Q angle, tight hamstring/calf/ITB)
45 knee 90, pegang bagian joint nya atau
- Sub Akut-Kronis
dibawah patella lalu translasikan ke anterior,
- Quadriceps Set :
jarang direkomendasikan karena otot
a. Isometrik setting : Tidak membawa sendi ke
quadriceps terkunci.
arah berlawanan, tekan dan suruh pasien
mengontraksikan quadriceps ke bawah
Tujuannya : meningkatkan strength
b. Isometrik resistant : fleksi knee, lalu terapis
kasih tahanan, lalu pasien suruh kontraksikan
ke arah ekstensi knee
- SLR : Secara isotonik (aktif ROM) ada
pemendekan otot
- Stretching : Calf muscle, hamstring, ITB - Lelly’s Test : untuk kronis ACL (cedera
(6,8,10,15-30 detik) tujuan : strength, berulang) Tekuk lutut dengan bantalan hingga
fleksibilitas dan endurance ( diatur intensitasnya ketinggian 15-20 cm (dengan sudut yang
lebih tinggi) terbentuk 300), Tekan distal femur, Nanti akan
- Stretching calf muscle : naik memantul pada bagian betis dan foot
- Stretching gastroc : Kaki ekstensi lutut penuh (artinya normal)
kemudian melakukan dorsofleksi
- Stretching soleus : Kaki ditekuk (fleksi lutut) 150
lalu di dorsofleksikan
- Stretching hamstring : Melakukan fleksi hip
dengan ekstensi lutut dapat ditambahkan
dorsofleksi
- Homeprogramme : Wall squat, leg press
3. Treatment
B. ACL Rupture - Acute: relative rest, ice, elevasi, NSAID unttuk
1. Gejala mengurangi efusi, brace dan crutches
- Riwayat valgus atau hiperekstesnsi - Subacute: Quadriceps dan hamstring sets,
Gluteal sets, SLR, hip abd/add Progresifkan ke
isotonic, closed chain dan isokinetic hamstring
dan quadriceps strengthening, plyometric, dan
latihan fungsional untuk return to sport.
- Isotonic : open chain (SLR, Heel slide (bisa pake
handuk biar licin)) dulu baru close chain (core
Wall squat dan bridging (disela lutut isi
pembatas)
- Gluteus Dominant : Single Leg bridge

C. PCL Rupture
1. Gejala
- Mekanisme cedera yang paling sering adalah
pukulan langsung ke aspek anterior tibia
proksimal pada lutut yang tertekuk
dengan pergelangan kaki pada
plantarflexion. Ini sering terjadi sebagai - Hamstring dominant : Romanian deadlift
cedera dashboard (kekuatan posterior ke tibia
pada lutut tertekuk) selama kecelakaan
kendaraan bermotor dan menghasilkan
terjemahan posterior tibia.
- Mekanisme hiperpanjangan dan rotasi atau
varus / valgus juga bertanggung jawab atas
robekan PCL. Cedera ini sebagian besar
terjadi selama olahraga seperti sepak bola, - Quadriceps Dominant : Tuck Squat
sepak bola, dan ski. Cedera PCL terisolasi
biasanya dilaporkan pada atlet, dengan hiper-
fleksi menjadi mekanisme cedera yang paling
sering.
- Atlet jarang melaporkan mendengar pop dan
mungkin dapat terus bermain segera setelah
cedera. Mekanisme lebih lanjut dari cedera
PCL termasuk pendaratan yang buruk dari - Quadriceps Dominant : Single Leg Squat
lompatan, kesalahan langkah sederhana atau
perubahan arah yang cepat.
2. Tes Spesifik
- Posterior Drawer Test : Supine lying, Hip fleksi
45 knee 90, pegang bagian joint nya atau
dibawah patella lalu translasikan ke posterior.

- Hamstring dominant : Nordic Drops

3. Treatment
Sama seperti ACL (sumber physiopedia)
Fase Rehabilitasi / II
- Quadriceps Dominant (tekan kaki)
D. MCL Ruptur
1. Gejala
- Bagian knee lebih ke valgus
- Nyeri di sekitar knee
- Adanya tenderness - X Ray
2. Tes Spesifik - Palpasi inferior pole tendon patella
- Valgus stress test - Single leg hopping
3. Treatment
- Akut : Cryotherapy, NSAID, proper training
- Sub Akut : kembali pada fungsi

G. Meniscus
1. Gejala
- Nyeri pada knee
3. Treatment - Bengkak
- Akut : Cryotherapy, NSAID, brace, crutch - Keterbatasan ROM
- Sub akut : Quadriceps dan hamstring sets, - Krepitasi
SLR, Hip add/abd, Sepeda statis, kalau pasien 2. Tes Spesifik
baru bisa 90 kasih isotonic PREs dan CKC - Mc Murray : Supine lying, Fleksi knee 90, IR
untuk quadriceps dan hamstring strengthening. lalu ER (+) nyeri IR of the tibia + Varus
Kalau sudah full ROM kasih fungsional stress = lateral meniscus, ER of the tibia +
program lari. Valgus stress = medial meniscus

E. LCL Ruptur
1. Gejala
- Bagian knee lebih ke varus
- Nyeri di sekitar knee
- Adanya tenderness
2. Tes Spesifik
Varus stress test

- Apley test : Prone lying, Fleksi knee,


kompressi, putar ER, IR : IR of the tibia +
3. Treatment
Varus stress = lateral meniscus, ER of the
- Akut : Cryotherapy, NSAID, brace, crutch
tibia + Valgus stress = medial meniscus
- Sub akut : Quadriceps dan hamstring sets,
SLR, Hip add/abd, Sepeda statis, kalau sudah
progresif kasih isotonic PREs dan CKC untuk
quadriceps dan hamstring strengthening. Kalau
sudah full ROM kasih fungsional program lari.

F. Patellar Tendinitis (Jumper’s Knee)


1. Gejala 3. Treatment
- Terlalu banyak lari, lompat, memanjat -Akut : NSAID, Cryotherapy
- Nyeri disekitar patella -Sub Akut : Isotonik
- Palpasi ada tenderness (bagian inferior pole -Kronis : Isometrik strengthening (wall squat,
tendon) deep squat, lunges, nordic drops)
- Single leg hopping meningkatkan gejala pada - Return to sport : skill related fitness
tendon dan mungkin krepitasi pada tendon saat
melakukan ROM
- Bengkak
2. Tes Spesifik
 Lunges
ANKLE
3. Treatment
A. Sprain Ankle
- Akut : Cryotherapy, NSAID
Contoh kasus : Seorang pasien mengalami trauma
- Sub Akut : latihan alphabetic (pake ankle buat
inversi/eversi dengan nyeri skala VAS 5-6 dengan
huruf yang disuruh fisioterapis), Isometrik
pasien susah berjalan, sulit menumpu, pasien berjalan
resistant (kita bawa ke dorsofleksi, pasien ke
dengan bantuan crutches. Hasil pemeriksaan ROM
plantar fleksi), Isometrik setting (pasien
terasa empty/soft endfeel
dorsofleksi sendiri terus ditahan), theraband, heel
1. Gejala
raise, ankle pumping
Grade 1 (bagian fascia hanya terstretch) : nyeri di
bagian ankle, bengkak baru hari esok
B. Achilles tendinitis
Grade 2 (ruptur sebagian) : nyeri hebat, bengkak
Contoh Soal : Seorang pasien mengalami nyeri pada
langsung tendon Achilles, terjadi krepitasi, mengalami nyeri yang
Grade 3 (ruptur total) : tidak nyeri, bengkak diperberat ketika naik tangga dan berkurang saat
langsung, empty endfeel. istirahat.
2. Tes Spesifik 1. Gejala
- Anterior Drawer test ankle : supine lying, 1 - Nyeri pada tendon achilles, krepitasi
tangan di pergelangan kaki untuk fiksasi, satunya - Pasien melaporkan peningkatan gejala saat
di tumit untuk gerakin, angkat atau dorong ke atas berlari, melompat, naik tangga
- Gejala berkurang saat istrirahat
2. Tes Spesifik
- Thompson test (curiga ruptur) : prone lying,
remas m. Belly gastroc

- Talar tilt test (CFL) : supine lying, fleksi knee


dikit, lalu putar ankle ke arah inversi

- Heel RaisePalpasi : tendon (belakang


calcaneus untuk provokasi nyeri)
- Force dorsofleksi : yang dipaksa
3. Treatment
- Stretching calf
- Friction ke proksimal maupun arah melintang
- Kleiger test (MCL) : supine lying, fleksi knee pada tendon
dikit, lalu putar ankle ke arah eversi - Latihan eksentrik : turun tangga
- Latihan konsentrik : Fisioterapi menggerakkan
kearah dorsofleksi, pasien diminta untuk
menahan/melawan pergerakkan

Anda mungkin juga menyukai