HIP
A. Piriformis Syndrome
Contoh kasus : Seorang pasien merasakan nyeri pada
hip dari bokong dengan riwayat duduk lama pada alas
yang tidak rata. Contoh : alas duduk sepeda
1. Gejala
- Mirip HNP Lumbal/radikulopati
- Nyeri tajam/terbakar pada buttock (pantat)
secara unilateral dan turun sampai ke Lower
Extremity
- Duduk atau duduk dengan alas yang tidak bagus
akan meningkatkan nyeri
- Neurodynamic Gliding : supine lying, SLR,
2. Tes Spesifik
dorsofleksi ankle, neck flexion (nambah
- SLR : Supine lying, Fleksi Hip, angkat 60
tension).
biasanya (+) nyeri
- Treadmill Test (lari diatas treadmill) : Tes ini - Strengthening Beginning Level Exc (8-15
dijelaskan dalam beberapa penelitian sebagai Repetisi, 2-3 set) gambar 1 resisted hip abd +
metode yang valid, efektif, dan sensitif untuk bridging untuk aktivasi gluteal, gambar 2
mengevaluasi efek perawatan untuk resisted hip extension + Abd + ER untuk
menjalankan nyeri terkait dan digunakan fasilitasi gluteus max dan medius.
untuk mengukur jumlah rasa sakit yang
dialami subjek selama berlari normal. Jika ini
termasuk rasa sakit pada sisi lateral lutut, tes
ini dianggap positif.
- Ober test : Side lying, fiksasi dibagian
proksimal hip, fleksi knee 90 (yang sakit
- Single Deadlift (8-15 Repetisi, 2-3 set) untuk
gluteus max, medius dan kontrol hip
3. Treatment
- Akut: es, NAIDs, istirahat,
phonoporesis/iontoporesis, US
- Subakut/kronis: ITB stretching (kayak diatas)
- Jika intervensi konservatif gagal, maka rujuk ke
dokter bedah ortopedi agar dilakukan injeksi
d. Fase Return to Sport (Sport Level Exc) atau operasi bursa
- Posterior lunge slide (8-15 Repetisi, 2-3 set)
untuk kontrol fungsional hip KNEE
A. Patelo Femoral Pain Syndrome (Runner’s Knee)
Contoh kasus : Seorang pelari marathon mengalami
nyeri dibawah tempurung lutut dengan adanya krepitasi,
nyeri saat naik tangga atau duduk bersila maupun duduk
menekuk lutut dalam jangka waktu yang lama
1. Gejala
- Gemertak disekitar tempurung (krepitasi)
- Nyeri saat duduk lama dan kaki dilipat (bersila)
- Nyeri meningkat saat naik tangga
2. Tes Spesifik - Riwayat berhenti mendadak, mendarat dengan
- Grind Test (Clark’s Sign) : Supine lying, beri kaki full ekstensi, atau sharp cut with
kompresi diatas patella (hati-hati kalau nyeri) noncontact injury
memakai 2 tangan (siku lurus), rasakan ada - Riwayat terdengar adanya “pop” (mekelepot)
tenderness, lalu suruh pasien kontraksikan Efusi langsung
quadricepsnya,bandingkan sama yang sehat. - Pasien memegang lutut pada posisi sedikit
- Hasil bisa + atau – fleksi dan tidak bisa memberikan beban pada
- Perbedaan : kaki yang terkena, bisa terkena MCL/meniscal
Gangguan patologis : nyeri injury
Non-Patologis : seirama penaikkan 2. Tes Spesifik
- Lachman Test : supine lying, bandingkan tibia
tempurung ketika dikerutkan
yang satu dengan yang lain, knee fleksi 30
boleh pakai bantal atau handuk, fiksasi bagian
distal femur, translasikan kearah anterior
dengan memegang tibianya lalu diangkat.
3. Treatment
- Akut :
Cryotherapy, NSAID, Cek abnormal biomekanik
(pes planus, pattelar tilting, hypo/hypermobility,
- Anterior Drawer Test : Supine lying, Hip fleksi
excessive Q angle, tight hamstring/calf/ITB)
45 knee 90, pegang bagian joint nya atau
- Sub Akut-Kronis
dibawah patella lalu translasikan ke anterior,
- Quadriceps Set :
jarang direkomendasikan karena otot
a. Isometrik setting : Tidak membawa sendi ke
quadriceps terkunci.
arah berlawanan, tekan dan suruh pasien
mengontraksikan quadriceps ke bawah
Tujuannya : meningkatkan strength
b. Isometrik resistant : fleksi knee, lalu terapis
kasih tahanan, lalu pasien suruh kontraksikan
ke arah ekstensi knee
- SLR : Secara isotonik (aktif ROM) ada
pemendekan otot
- Stretching : Calf muscle, hamstring, ITB - Lelly’s Test : untuk kronis ACL (cedera
(6,8,10,15-30 detik) tujuan : strength, berulang) Tekuk lutut dengan bantalan hingga
fleksibilitas dan endurance ( diatur intensitasnya ketinggian 15-20 cm (dengan sudut yang
lebih tinggi) terbentuk 300), Tekan distal femur, Nanti akan
- Stretching calf muscle : naik memantul pada bagian betis dan foot
- Stretching gastroc : Kaki ekstensi lutut penuh (artinya normal)
kemudian melakukan dorsofleksi
- Stretching soleus : Kaki ditekuk (fleksi lutut) 150
lalu di dorsofleksikan
- Stretching hamstring : Melakukan fleksi hip
dengan ekstensi lutut dapat ditambahkan
dorsofleksi
- Homeprogramme : Wall squat, leg press
3. Treatment
B. ACL Rupture - Acute: relative rest, ice, elevasi, NSAID unttuk
1. Gejala mengurangi efusi, brace dan crutches
- Riwayat valgus atau hiperekstesnsi - Subacute: Quadriceps dan hamstring sets,
Gluteal sets, SLR, hip abd/add Progresifkan ke
isotonic, closed chain dan isokinetic hamstring
dan quadriceps strengthening, plyometric, dan
latihan fungsional untuk return to sport.
- Isotonic : open chain (SLR, Heel slide (bisa pake
handuk biar licin)) dulu baru close chain (core
Wall squat dan bridging (disela lutut isi
pembatas)
- Gluteus Dominant : Single Leg bridge
C. PCL Rupture
1. Gejala
- Mekanisme cedera yang paling sering adalah
pukulan langsung ke aspek anterior tibia
proksimal pada lutut yang tertekuk
dengan pergelangan kaki pada
plantarflexion. Ini sering terjadi sebagai - Hamstring dominant : Romanian deadlift
cedera dashboard (kekuatan posterior ke tibia
pada lutut tertekuk) selama kecelakaan
kendaraan bermotor dan menghasilkan
terjemahan posterior tibia.
- Mekanisme hiperpanjangan dan rotasi atau
varus / valgus juga bertanggung jawab atas
robekan PCL. Cedera ini sebagian besar
terjadi selama olahraga seperti sepak bola, - Quadriceps Dominant : Tuck Squat
sepak bola, dan ski. Cedera PCL terisolasi
biasanya dilaporkan pada atlet, dengan hiper-
fleksi menjadi mekanisme cedera yang paling
sering.
- Atlet jarang melaporkan mendengar pop dan
mungkin dapat terus bermain segera setelah
cedera. Mekanisme lebih lanjut dari cedera
PCL termasuk pendaratan yang buruk dari - Quadriceps Dominant : Single Leg Squat
lompatan, kesalahan langkah sederhana atau
perubahan arah yang cepat.
2. Tes Spesifik
- Posterior Drawer Test : Supine lying, Hip fleksi
45 knee 90, pegang bagian joint nya atau
dibawah patella lalu translasikan ke posterior.
3. Treatment
Sama seperti ACL (sumber physiopedia)
Fase Rehabilitasi / II
- Quadriceps Dominant (tekan kaki)
D. MCL Ruptur
1. Gejala
- Bagian knee lebih ke valgus
- Nyeri di sekitar knee
- Adanya tenderness - X Ray
2. Tes Spesifik - Palpasi inferior pole tendon patella
- Valgus stress test - Single leg hopping
3. Treatment
- Akut : Cryotherapy, NSAID, proper training
- Sub Akut : kembali pada fungsi
G. Meniscus
1. Gejala
- Nyeri pada knee
3. Treatment - Bengkak
- Akut : Cryotherapy, NSAID, brace, crutch - Keterbatasan ROM
- Sub akut : Quadriceps dan hamstring sets, - Krepitasi
SLR, Hip add/abd, Sepeda statis, kalau pasien 2. Tes Spesifik
baru bisa 90 kasih isotonic PREs dan CKC - Mc Murray : Supine lying, Fleksi knee 90, IR
untuk quadriceps dan hamstring strengthening. lalu ER (+) nyeri IR of the tibia + Varus
Kalau sudah full ROM kasih fungsional stress = lateral meniscus, ER of the tibia +
program lari. Valgus stress = medial meniscus
E. LCL Ruptur
1. Gejala
- Bagian knee lebih ke varus
- Nyeri di sekitar knee
- Adanya tenderness
2. Tes Spesifik
Varus stress test