Anda di halaman 1dari 31

Status Klinik

Post operasi fracture collum femur dextra dengan


pemasangan Austin Moore Prothesis (AMP)
KELOMPOK 1 :
RENA NOVIARY (1562030010)
ELMA FRANI (1562030016)
M E R R Y WA T I ( 1 5 6 2 0 3 0 0 1 8 )
TINO IMANUEL (1562030021)
LUDIVIKA HELEMBO (1562030032)
MARIA B Y SITORUS (1562030039)
A. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT

Diagnosa Medis : Post operasi fracture collum femur dextra dengan pemasangan Austin
Moore Prothesis (AMP)
Catatan Klinis
Rotgen pada tanggal 01 januari 2017
Hasil : Fraktur collum femur dextra
B. SEGI FISIOTERAPI
ASESMEN FISIOTERAPI
a. Anamnesis (Auto)
1. Identitas
Nama : Ny. Zubaedah
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Kampung Makasar Blok M2 no 2 Jakarta
Timur
2. Riwayat Penyakit
2.1 Keluhan Utama : Nyeri pada sendi paha bagian atas kanan
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien jatuh terpeleset di kamar mandi pada tanggal 01 januari
2017, langsung dibawa ke RS oleh suaminya dan melalukan rontgen, dari hasil rontgen tersebut
pasien di diagnosa fraktur collum femur dextra dan diminta oleh dokter untuk menjalani operasi
pengantian collum femur dengan pemasangan Austin Moore Prothesis (AMP) pada 02 januari
2017 . Pada tanggal 06 januari 2017 pasien di rujuk ke fisioterapi.
2.3 Riwayat Penyakit Dahulu : -
2.4 Riwayat Pribadi :-
2.5 Riwayat Penyakit Keluarga :-
b. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital dan Keadaan Umum
1.1 Tekanan darah : 110/ 70 mmhg
1.2 Denyut nadi : 62 x/menit
1.3 Pernapasan : 22 x/menit
1.4 Temperatur : 37,5C
1.5 Tinggi badan : 165 cm
1.6 Berat badan : 68 kg
1.7 Tingkat kesadaran : Compos mentis
2. Inspeksi
2.1. Inspeksi statis :
Pasien berada dibed dengan posisi terlentang terdapat bekas operasi yang tertutup
perban. Disekitar perban terlihat adanya oedema dan pasien masih menggunakan infus.
Posisi tungkai kanan pasien sedikit abduksi dan external rotasi.
2.2. Inspeksi dinamis :
Pasien tampak menahan rasa sakit ketika mengerakan kaki sebelah kanan.
3. Palpasi :
- Oedema di daerah luar perban bekas operasi
- Suhu lokal oedema hangat
- Spasme otot quadriceps femoris, otot hamstring, otot gluteus maximus
4. Perkusi :-
5. Auskultasi :-
6. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
6.1 Gerak Aktif :

Nilai ROM VAS


MMT
Flexor hip 2+ Hip dextra Hip sinistra 5cm
S 0-0-30 S 10-0-110
F 10-0-20 F 25-0-20
R 20-0-20 R 40-0-45
Extensor hip 2- Knee dextra Knee sinistra 2cm
S 0-0-90 S 0-0- 90
Ankle dextra Ankle sinistra 2cm
S 20-0-50 S 20-0-50
6.2 Gerak pasif
Regio ROM
Gerakan VAS Endfeel
Hip dextra S 0-0-30
F 10-0-20 Flexi hip 6 cm Springy
R 25-0-25
Extensi hip 6 cm Springy
Hip sinistra S 10-0-110
F 25-0-20

Knee dextra S 0-0-90


Knee sinistra S 0-0- 90
Ankle dextra S 20-0-50
Ankle sinistra S 20-0-50
6.3 Gerak isometrik melawan tahanan: Pasien belum mampu melakukan gerakan melawan
tahanan
6.4 Pemeriksaan Khusus :
6.5 Pemeriksaan penunjang : tidak di lakukan
c. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif, Intrapersonal dan Interpersonal

1. Pemeriksaan Kognitif
Pasien mampu menceritakan kronologis yang dialami sampai sekarang kepada terapis
Pasien mampu mengetahui orientasi waktu dan tempat

2. Pemeriksaan Intrapersonal
Pasien mempunyai motivasi dan semangat untuk sembuh

3. Pemeriksaan Interpersonal
Pasien berkomunikasi dengan baik dengan keluarga maupun fisioterapis dapat mengikuti instruksi
saat melakukan terapi
d. Pemeriksaan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
1. Kemampuan Fungsional Dasar
Indeks barthel
No Item yang di nilai Skor
1. Makan 1
Interpretasi hasil
2. Mandi 0 3 = ketergantungan
3. Perawatan diri 0 total
4. Berpakaian 1
5. Buang Air Kecil (BAK) 0
6. Buang Air Besar (BAB) 0
7. Penggunaan toilet 0
8. Transfer 1
9. Mobilitas 0
10. Naik Turun Tangga 0
2. Aktivitas Fungsional
Pasien belum dapat menggunakan kaki kanannya untuk beraktivitas secara normal.

3. Lingkungan Aktivitas
Lingkungan aktifitas pasien mendukung kesembuhan pasien
e. Problematik Fisioterapi
- Oedema pada daerah dekat operasi
- Nyeri
- Spasme pada otot quadriceps femoris, hamstring dan gluteus maximus
- Menurunnya kekuatan otot tungkai kanan
- Keterbatasan LGS pada tungkai kanan
- Gangguan fungsional ADL
II. DIAGNOSA FISIOTERAPI

Gangguan fungsional ADL karna nyeri pada kaki kanan akibat post oprasi collum femur dengan
pemasangan Austin Moore Prothese
III. RENCANA PROGRAM FISIOTERAPI

a. Tujuan jangka pendek


Menghilangkan oedema
Mengurangi nyeri
Menghilangkan spasme
Meningkatkan kekuatan otot
Meningkatkan LGS
b. Tujuan jangka panjang
Meningkatkan aktifitas fungsional ADL
IV. RENCANA INTERVENSI FISIOTERAPI

1.Modalitas alternatif
a.Positioning
b. Terapi latihan (Ankle pumping exercise,Relaxed passive exercise, Free active exercise, Quadriceps set, gluteus
set )
c. IR
d. Transfer dan ambulasi

2.Modalitas terpilih
a. Positioning
b. Terapi latihan (Ankle pumping exercise,Relaxed passive exercise, Free active exercise, Quadriceps set, gluteus
set )
c. Transfer dan ambulasi

3. Modalitas yang digunakan


-
a. Positioning
Tujuan : Mengurangi oedema, mencegah decubitus

b. Terapi latihan
- Ankle pumping exercise
Tujuan : Memperlancar sirkulasi darah agar mengurangi oedema
F : 3x/minggu
T : 3-5 menit
Repetisi: 5 kali pengulangan, 3 sesi, istirahat
- Relaxed Passive Excercise
Tujuan : Meningkatkan lingkup gerak sendi
F : 3x/ minggu
T : 3-5 menit
R : 5 kali pengulangan, 2 sesi, istirahat
- Free active exercise
Di lakukan pada tungkai yang sehat
Tujuan : menghindari penurunan kekuatan otot pada sisi yang sehat.
F : 3x/ seminggu
T : 5 menit,
R : 5 kali pengulangan, 4 sesi, istirahat
- Quadriceps set
Tujuan : Mengurangi nyeri, meningkatkan relaksasi dan sirkulasi.
F : 3x/minggu
T : 3-5 menit
Repetisi: 5 kali pengulangan, 3 sesi, istirahat

- Gluteus set
Tujuan : Mengurangi nyeri, meningkatkan relaksasi dan sirkulasi.
F : 3x/minggu
T : 3-5 menit
Repetisi: 5 kali pengulangan, 3 sesi, istirahat
-Transfer dan ambulasi
Tujuan : Meningkatkan kemampuan fungsional dasar

- Latihan Jalan
Tujuan : Melatih pasien agar mandiri melakukan aktifitas fungsional
d. Rencana evaluasi fisioterapi
1. Evaluasi sesaat ( setiap kali terapi, sebelum dan sesudah )
Vital sign
2. Evaluasi Periodik ( Setelah 6x terapi)
Oedema
Nyeri VAS
Spasme
Kekuatan otot
Peningkatan LGS
3. Evaluasi Kumulatif (Setelah 12 kali terapi )
Aktifitas fungsional dasar
e. Prognosis
Quo ad functionam : Baik
IV. PENATALAKSANAAN PROGRAM FISIOTERAPI

1. Postioning
- Pasien dalam posisi terlentang
- Tungkai yang sakit di elevasikan 30-45 dengan cara di ganjal guling
2. Terapi latihan
a. Ankle pumping exercise
- Pasien dalam posisi terlentang
- Terapis mengintruksikan untuk mengerakan ankle ke arah lutut dan ke bawah ( dorso dan
plantar flexi)
b. Relaxed passive exercise
- Posisi pasien miring ke sisi sehat
- Terapis menggerakan flexi knee sampai batas nyeri pasien
c. Free active exercise
- Pasien dalam posisi terlentang ataupun duduk
- Pada extremitas bagian atas dan sisi kaki sehat pasien menggerakan anggota tubuh full LGS
d. Quadriceps set

e. Gluteus set
6. Tranfer dan ambulasi
- Pasien dalam posisi tidur di latih untuk duduk
- Lalu dalam posisi duduk pasien berdiri dengan menggunakan alat bantu
TAMBAHAN DR PAK MAKSI

Terapi :
1. Static kontraksi
2. Gluteus set
3. Positioning
4. Full weight bearing
5. Ambulasi
AMP merupakan partial hip replacement -> hanya caputnya di ganti, acetabulum tidak
Jika vital sign bagus dan normal langsung di latih full weight bearing untuk propioseptiv sendi
- FREE ACTIVE EX repetisi 15x untuk memelihara kekuatan otot
TERIMAKASIH , SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai