Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI

LAPORAN STATUS KLINIK

NAMA : AMALIATUL KHANIFA

NIM : 18.0083.T

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Tn. AL
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Alamat : Pekalongan
II. DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. DIAGNOSIS MEDIS
Drop Foot Sinistra
B. CATATAN KLINIS
III. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
A. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan kaki sebelah kiri tidak dapat digerakkan,
kaki kiri tidak bisa merasakan atau mati rasa
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Tiga minggu yang lalu pasien terjatuh hingga menyebabkan
panggul pasien cidera setelah itu pasien mengeluhkan kekakuan
dan kelemahan pada pergelangan kaki kiri sehingga sulit untuk
digerakkan. Akhirnya pasien datang ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan, kemudian pasien dirujuk ke fisioterapi
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
4. Riwayat Penyakit Penyerta
Tidak ada
5. Riwayat Pribadi
Pasien seorang petani yang setiap hari bekerja di sawah selama 6
hari dalam satu minggu dan juga biasa melakukan aktivitas
keseharian dengan keluarga di rumah
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
b. RR : 24 x/menit
c. HR : 88 x/menit
d. Suhu : 36,5o C
e. Berat Badan : 65 Kg
f. Tinggi Badan : 170 cm
2. Inspeksi
a. Stastis
1) Pergelangan kaki kiri pasien terlihat kaku
2) Terlihat dari raut wajahnya pasien seperti merasakan tidak
nyaman dalam kondisi tersebut
b. Dinamis
1) Pasien tidak bisa menapakkan kaki kirinya ke lantai
2) Gerakan pada pergelangan kaki kiri terbatas
3. Palpasi
a. Suhu lokal normal
b. Kelemahan otot-otot pada tungkai bawah kaki kiri
c. Kekakuan pada pergelangan kaki
4. Perkusi
Tidak dilakukan
5. Auskultasi
Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan Gerak Dasar
a. Gerak Pasif
Plantar Fleksi : Mampu, full ROM
Dorsi Fleksi : Mampu, tidak full ROM
Inversi : Mampu, tidak full ROM
Eversi : Mampu, tidak full ROM
b. Gerak Aktif
Palmar Fleksi : Mampu, full ROM
Dorsi Fleksi : Mampu, tidak full ROM
Inversi : Mampu, tidak full ROM
Eversi : Mampu, tidak full ROM
c. Gerak Isometrik Melawan Tahanan
Plantar Fleksi : Mampu, tidak full ROM
Dorsi Fleksi : Tidak mampu
Inversi : Tidak mampu
Eversi : Tidak mampu
7. Pemeriksaan Kognitif, Interpersonal dan Intrapersonal
a. Kognitif
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik kepada fisioterapis
dang orang lain, paisen juga dapat memahami intruksi dengan
baik dan memiliki memori yang baik
b. Interpersonal
Pasien memiliki motivasi dan semangat yang tinggi untuk
sembuh
c. Intrapersonal
Pasien mampu bekerjasama dengan fisioterapis dan kooperatif
saat terapi
8. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
Pasien tidak dapat seperti berjalan dan melakukan aktivas yang
membutuhkan kaki untuk berpindah tempat
IV. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
A. MMT

GERAK NILAI MMT


Plantar Fleksi 3
Dorsi Fleksi 2
Inversi 2
Eversi 2

B. LGS

S 0o-0-50o
F 5o-0-3o

C. ADL (Aktivitas Daily Living)


Pemeriksaan kemapuan fungsional menggunakan Lower Extremity
Functional Scale (LEFS)

No Aktifitas Score
1. Aktivitas pekerjaan di kantor 1
2. Aktivitas hobby, olahraga dan rekreasi 1
3. Keluar masuk kamar mandi 2
4. Berjalan diantara kamar 2
5. Memasang dan melepas sepatu 3
6. Aktivitas squat 1
7. Mengangkat benda dari lantai 3
8. Kegiatan ringan di sekitar rumah 3
9. Kegiatan berat di sekitar rumah 2
10. Keluar dan masuk mobil 3
11. Berjalan sekitar wilayah rumah 2
12. Berjalan pada jarak 1 km 1
13. Naik turun tangga 1
14. Berdiri selama 1 jam 1
15. Duduk selama 1 jam 2
16. Berlari kecil di permukaan tanah 0
17. Berlari kecil di permukaan aspal 0
18. Berlari dan berputar dengan segera 0
19. Melompat 0
20. Rolling di atas tempat tidur 2
Total Score 29/80

D. TES KHUSUS
Pemeriksaan spesifik menggunakan pemeriksaan refleks
1. Refleks Babinsky
Hasil : Positif, muncul gerakan dorsofleksi dan elevasi ibu jari
2. Refleks Oppenheim
Hasil : Positif, ada respon dorsofleksi ibu jari disertai jari-jari lain
membuka
3. Refleks Chaddock
Hasil : Positif, ada respon dorsofleksi ibu jari disertai jari-jari lain
membuka
4. Refleks Gordon
Hasil : Positif, ada respon dorsofleksi ibu jari disertai jari-jari lain
membuka
5. Refleks Schaeffer
Hasil : Positif, ada respon dorsofleksi ibu jari disertai jari-jari lain
membuka
V. DIAGNOSA FISIOTERAPI
A. Impairment
1. Adanya kelemahan otot untuk menggerakkan pergelangan kaki kiri
terutama untuk fleksi ekstensi
2. Adanya penurunan LGS pada ankle
B. Functional Limitation
1. Tidak mampu berjalan jauh
2. Tidak dapat melakukan pekerjaan yang membutuhkan fungsi kaki
C. Participation Restriction
Tidak dapat melakukan aktivitas sosial dengan masyarakat sekitar dan
tidak mampu bekerja
VI. PROGRAM FISIOTERAPI
TUJUAN
A. Jangka Pendek
1. Meningkatkan LGS ankle kiri
2. Meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah
B. Jangka Panjang
Meningkatkan ADL agar dapat melakukan secara optimal

VII. PROGNOSIS
A. Quo at vitam : Ad bonam
B. Quo at sanam : Ad bonam
C. Quo at cosmeticam : Ad bonam
D. Quo at fungsionam : Ad bonam
VIII. UNDERLYING PROSES

DROP HAND

Lesi common peroneal nerve

Anatomical impairment Functional Limitation Disability

Kaku pada ankle joint dan


Tidak dapat melakukan
kelemahan otot pada tungkai
bawah pekerjaan sehari-sehari
Joint Muscle sebagai petani

Ankle Joint M. tibialis anterior


Kaku kelemahan M. tibialis anterior

ES faradik
Terapi
Latihan

IX. INTERVENSI FISIOTERAPI


A. Electrical Stimulation Arus Faradic
a. Tujuan : Mengembalikan fungsi otot, membantu kontraksi otot,
menguatkan otot, memelihara masa, mencegah terjadinya atrofi dan
kelemahan otot
b. Posisi pasien : Tidur telentang diatas tempat tidur
c. Posisi terapis : Berada di sebelah kiri atau pada sisi yang lesi
d. Pelaksanaan:
Periksa alat, tombol menu dan intensitas harus dalam keadaan nol
dan periksa pad yang digunakan kemudian pemasangan alat dengan
menaruh anode pada bagian lateral knee dan anode diletakkan pada
motor point dari dorsi flexi, dalam pelaksanaan setiap titik motor
point yang dituju arus intensitas dapat direndahkan atau dalam
posisi nol saat menaikkan intensitas pelan-pelan sampai terlihat
kontraksi yang terjadi, tanyakan pasien sudah pas, terlalau rendah
atau tinggi. Juga dapat digerakkan sepanjang area nervus peroneus
dengan catatan pen tidak boleh terangkat. Setelah selesai matikan
alat dan tata kembali.
e. Dosis 20x kontraksi dilakukan 2-3x pengulangan
B. Terapi Latihan
a. Forced passive exercise
1) Posisi pasien : tidur terlentang
2) Posisi terapis : berada disebelah kanan tungkai bawah pasien.
3) Teknik : tangan kiri terapis memfiksasi pada atas ankle
sedangkan tangan kanan memegang tumit. Lalu setelah pasien
rileks dilakukan gerakan ke arah dorsi plantar flexi tetapi pada
akhir gerakan diberikan penekanan
4) Dosis : 8x pengulangan
b. Isometric exercise dengan teknik hold relax
1) Posisi pasien : tidur telentang
2) Posisi terapis : berada disebelah kanan tungkai bawah pasien
3) Teknik
a) Tangan kiri terapis memfiksasi atas ankle lalu kanan
terapis berada dibawah tumit kaki pasien dengan lengan
bawah berada ditelapak kaki pasien sebagai tahanan.
Setelah siap pasien melakukan gerakan ke arah dorsi flexi.
b) Setelah itu pasien diminta untuk melawan tahanan ke arah
plantar flexi lalu terapis memberikan aba-aba
“pertahankan disini” setelah itu rileks
c) Terapis berusaha menambah gerakan ke arah dorsi flexi.
Dilakukan pula pada gerakan ekstensi jari-jari.
4) Dosis : 8x gerakan
c. Resisted active exercise
1) Posisi pasien : tidur telentang
2) Posisi terapis : berada disebelah kanan tungkai bawah pasien
3) Teknik : sebelum melakukan gerakan terapis memberikan
contoh terlebih dahulu kepada pasien dengan menggunakan
anggota gerak yang sehat. Tangan kiri memfiksasi atas ankle
sedangkan tangan kanan sebagai tahanan. Untuk gerakan
eversi-inversi tahanan berada dipunggung kaki dan telapak
kaki. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien.
4) Dosis : berat beban tinggi dan pengulangan yang rendah
d. Assisted active exercise
1) Posisi pasien : tidur telentang
2) Posisi terapis : berada disebelah kanan tungkai bawah pasien
3) Teknik sebelum melakukan gerakan terapis memberikan
contoh terlebih dahulu kepada pasien dengan menggunakan
anggota gerak yang sehat. Dengan bantuan terapis pasien
diminta menggerakkan kaki kanannya kearah dorsi flexi dan
ekstensi jari-jari.
4) Dosis : 8x hitungan

X. RENCANA EVALUASI
A. Pemeriksaan Kekuatan otot dengan MMT
B. Pemeriksaan LGS dengan Goniometer
C. Pemeriksaan ADL dengan Lower Extremity Functional Scale
(LEFS)
XI. EVALUASI TINDAK LANJUT
A. MMT

GERAK NILAI MMT


T0 T1 T2 T3
Plantar Fleksi 3 3 4 5
Dorsi Fleksi 2 3 4 4
Inversi 2 3 4 5
Eversi 2 3 4 5

B. LGS

NILAI
T0 T1 T2 T3
S 0 -0-50o
o o
S 3 -0-50 o
S 5 -0-53o
o
S 8 -0-55o
o

F 5o-0-3o o
F 8 -0-5 o
F 10o-0-7o F 12o-0-9o

C. ADL (Aktivitas Daily Living)


D. Pemeriksaan kemapuan fungsional menggunakan Lower Extremity
Functional Scale (LEFS)

No Sesi Score
Aktifitas T0 T1 T2 T3
1. Aktivitas pekerjaan di
1 1 2 3
kantor
2. Aktivitas hobby,
1 1 1 2
olahraga dan rekreasi
3. Keluar masuk kamar
2 2 3 3
mandi
4. Berjalan diantara kamar 2 2 3 3
5. Memasang dan melepas
3 3 4 4
sepatu
6. Aktivitas squat 1 1 1 2
7. Mengangkat benda dari
3 3 3 4
lantai
8. Kegiatan ringan di
3 3 3 4
sekitar rumah
9. Kegiatan berat di sekitar
2 2 2 3
rumah
10 Keluar dan masuk mobil 3 3 3 4
11. Berjalan sekitar wilayah
2 2 3 3
rumah
12. Berjalan pada jarak 1 km 1 1 2 2
13. Naik turun tangga 1 2 2 3
14. Berdiri selama 1 jam 1 2 2 3
15. Duduk selama 1 jam 2 2 3 3
16. Berlari kecil di
0 1 1 2
permukaan tanah
17. Berlari kecil di
0 1 1 2
permukaan aspal
18. Berlari dan berputar
0 0 1 1
dengan segera
19. Melompat 0 0 1 1
20. Rolling di atas tempat
2 2 2 3
tidur
Total Score 29/80 34/80 43/80 55/80

Dari terapi tersebut keluhan pasien belum menurun secara spesifik, oleh
karena itu pasien sebaiknya melakukan terapi lagi.

Anda mungkin juga menyukai