Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No.

1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

PENGARUH TERAPI LATIHAN PADA DEVELOPMENTAL DELAY

EXERCISE THERAPY EFFECT ON DEVELOPMENTAL DELAY

*Suci Amanati, **Didik Purnomo, ***Zainal Abidin dan ****Irawan Wibisono


*suci_amanati@akfis-whs.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang : Prevalensi keterlambatan perkembangan motorik yang signifikan di dalam


populasi anak tidak diketahui. Melalui perhitungan statistik, 2-3% bayi berada di luar rentang
tonggak pencapaian motorik normal. Dari angka tersebut, sebagian kecil (15-20%) diketahui
mempunyai diagnosis gangguan neuromotor signifikan berupa serebral palsi atau defek pada saat
lahir. Terapi latihan yang digunakan adalah neuro senso motor reflex development and
synchronization, mobilisasi trunk, dan latihan gerak fungsional. Tujuan : Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh tindakan fisioterpai fisioterapi dengan terapi latihan pada
developmental delay. Hasil : Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan paired sample t test
dngan hasil yang tampak menunjukkan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,104 (> 0,05) yang berarti Ho
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan data tersebut, terapi yang diberikan berupa Neuro senso
motor reflex development and synchronization, Mobilisasi Trunk dan latihan gerak fungsional
tidak efektif pada penelitian kali ini, Hal ini terjadi karena tidak ada perubahan yang signifikan
pada partisipan antara sebelum terapi dengan sesudah terapi. Kesimpulan : terapi latihan Neuro
senso motor reflex development and synchronization, Mobilisasi Trunk dan latihan gerak
fungsional tidak efektif pada penelitian kali ini, karena tidak ada perubahan yang signifikan pada
partisipan antara sebelum terapi dengan sesudah terapi. Tidak adanya perubahan yang signifikan
pada pasien dapat disebabkan oleh gangguan terjadi pada sistem saraf pusat yang membutuhkan
waktu terapi lebih lama dan kerjasama yang baik antara terapis, partisipan dan keluarga
partisipan.

Kata kunci : Developmental delay, neuro senso motor reflex development and synchronization,
mobilisasi trunk dan latihan gerak fungsional.

ABSTRACT

Background: The prevalence of significant motor development delays in the pediatric


population is unknown. Through statistical calculations, 2-3% of babies are outside the range of
normal motor achievement milestones. Of these figures a small percentage (15-20%) is known to
have a significant diagnosis of neuromotor disorders in the form of cerebral palsy or defects at
birth. Exercise therapy used is neuro senso motor reflex development and synchronization, trunk
at improving ability functional motion in patients. Objective: The purpose of this study was to
determine the effect of physiotherapy on physiotherapy with exercise therapy on developmental
delay. Results: Based on the results of hypothesis testing using paired sample t test with results
that appear to show the value of sig (2-tailed) of 0.104 (> 0.05) which means that Ho is accepted
and Ha is rejected. So based on these data the therapy is given in the form of Neuro senso reflex
development and synchronization, Trunk Mobilization and ineffective functional motion training
in this study, this happened because there were no significant changes in the participants before

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 61
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

therapy with after therapy. Conclusion: Neuro senso exercise therapy reflex development and
synchronization motor, Trunk Mobilization and functional motion training were not effective in
this study, this happened because there were no significant changes in the participants before
therapy with after therapy. The absence of significant changes in patients can be caused by a
disruption in the central nervous system that requires longer treatment time and good
collaboration between the therapist, participants and the families of the participants.

Keywords: Developmental delay, neuro senso reflex motor development and synchronization,
trunk mobilization and functional motion training.

PENDAHULUAN body structure, activities dan participation.


Berdasarkan body function and body
Developmental delay adalah kondisi
structure pasien mengalami gangguan
ketika terjadi keterlambatan proses tumbuh
keseimbangan, sedangkan untuk activities
kembang anak pada satu area atau lebih
terdapat gangguan fungsi duduk, berdiri dan
dibandingkan dengan anak seusianya. Area
berjalan pada pasien dan untuk participation
tumbuh kembang ini meliputi kemampuan :
pasien mengalami gangguan dalam
motorik kasar, motorik halus, bahasa,
bersosialisasi dengan teman sebaya.
kognitif/intelektual, perkembangan sosial
Fisioterapi berperan untuk memberikan
dan emosional anak (Reddihough, 2009).
edukasi dan meningkatkan kemampuan
Prevalensi keterlambatan perkembangan
motorik pada anak dengan developmental
motorik yang signifikan di dalam populasi
delay agar mencapai kemampuan sesuai
anak tidak diketahui. Melalui perhitungan
usia. Permainan dan alat khusus didukung
statistik, 2-3% bayi berada di luar rentang
dengan kemampuan handling seorang
tonggak pencapaian motorik normal. Dari
fisioterapi digunakan untuk melatih
angka tersebut, sebagian kecil (15-20%)
kemampuan motorik anak dengan delay
diketahui mempunyai diagnosis gangguan
development tersebut (Reddihough, 2009).
neuromotor signifikan berupa serebral palsi
Penatalaksanaan fisioterapi pada
atau defek pada saat lahir. Jarang ditemukan
developmental delay umumnya
penyakit gangguan saraf atau otot yang
menggunakan latihan terapeutik yang
progresif (Permenkes, 2014).
mencakup pendekatan yang didesain untuk
Problematika fisioterapi pada kasus
meningkatkan fleksibilitas (sendi, lingkup
developmental delay ini berdasarkan ICF
gerak sendi), kekuatan, integritas jantung-
(International Classification of Functionnig)
paru dan ketahanan, koordinasi dan
dapat dibagi menjadi body function and

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 62
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

keseimbangan, postur dan sikap tubuh, dan development and synchronization,


mobilitas fungsional umum. Selain itu, mobilisasi trunk dan latihan gerak
terapi neuromotorik dan sensorimotorik fungsional sedangkan untuk penilaiannya
dapat digunakan sebagai bagian dari terapi menggunakan Gross motor function
fisik dan okupasional untuk anak dengan measure.
gangguan motorik (Permenkes, 2014). Terapi latihan adalah kinerja sistematis,
Telah ada beberapa penelitian di bidang gerakan tubuh yang terencana, postur, atau
fisioterapi untuk developmental delay. Salah aktivitas fisik yang ditujukan kepada
satunya penelitian dengan menggunakan pasien/klien untuk memperbaiki atau
konsep efektifitas sensory Integrity terhadap mencegah impairment, pemulihkan atau
peningkatan keseimbangan pada anak delay peningkatan fungsi fisik, mencegah atau
development. Penelitian ini menggunakan mengurangi faktor-faktor risiko yang
data deskriptif sampel dengan usia 22 - 30 berhubungan dengan kesehatan,
bulan didapatkan hasil bahwa sensory mengoptimalkan keseluruhan kondisi
integration efektif meningkatkan kesehatan dan kebugaran (Kisner, 2007).
keseimbangan berdiri anak delay Developmental delay adalah kondisi
development (Yulianti, 2017). Penelitian lain ketika terjadi keterlambatan proses tumbuh
di bidang yang sama, menggunakan terapi kembang anak pada satu area atau lebih
latihan metode play exercise sebanyak 6 kali dibandingkan dengan anak seusianya. Area
terapi didapatkan hasil terdapat peningkatan tumbuh kembang ini meliputi kemampuan :
tonus postural pada regio engkel, motorik kasar, motorik halus, bahasa,
peningkatan kemampuan aktivitas kognitif/intelektual, perkembangan sosial
fungsional yaitu pada dimensi berdiri dan dan emosional anak (Reddihough, 2009).
dimensi berjalan (Mahendra, 2013). Global developmental delay adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan kondisi
METODE PENELITIAN
perkembangan anak mulai dari lahir hingga
usia 18 tahun yang memiliki tingkat
Pada penelitian ini mengambil sampel
kemampuan intelektual dan fungsional
sebanyak 8 orang partisipan di Rumah Sakit
dibawah nilai normal (Silas, 2017).
Umum Daerah Pandan Arang Boyolali.
Pada penelitian ini, terapi latihan yang
Inetrvensi yang berikan berupa terap latihan
digunakan adalah Neuro senso motor reflex
meliputi Neuro senso motor reflex
Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 63
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

development and synchronization, dan teori reflek integrasi, hal ini sangat
mobilisasi trunk dan latihan gerak penting memahami perkembangan gerak
fungsional. Neuro-senso-motor reflex dasar sebagai pendukung utama Neuro senso
development and synchronization adalah motor reflex development and
stimulasi pada anak usia dini yang bertujuan synchronization yang akan mempengaruhi
untuk merangsang tumbuhnya hubungan pembentukan pola belajar gerak yang
antar sel neuron di otak (Takarini, 2018). bermakna dan fungsional serta
Mobilisasi trunk merupakan gerakan atau perkembangan pribadi individu. Reflek-
aktifitas yang diberikan baik pasif maupun reflek yang mengikuti kita seumur hidup
aktif ke seluruh luas gerak tubuh (fleksi, (lifelong reflexes) yaitu: reflek gravitasi,
ekstensi, side fleksi dan rotasi trunk) (Hong, grounding, stabilitas, balancing, centering,
2008). Latihan gerak fungsional yang head righting, tendon guard, abdominal,
dilakukan merupakan serangkaian latihan amphibi, matured gait, sequential side
gerak berupa latihan gerak fungsional rotation dan spinning reflex. Refleks-refleks
seperti duduk, berdiri maupun berjalan tersebut mengiringi individu seumur hidup
(Prabowo, 2018). dan memberikan pengaruh besar pada
Konsep neuro senso motor reflex perkembangan struktur dan fungsi tubuh
development and synchronization adalah yaitu: kontrol postur, koordinasi gerakan,
suatu pendekatan untuk kasus atau kondisi sensory integration dan senso-motor
neurologi untuk menghubungkan otak integration. Kematangan refleks juga
dengan tubuh, berdasarkan perkembangan mempengaruhi perkembangan dan fungsi
biologi, psikologi, neuro, sosio dan kognitif otak. Refleks-refleks yang mengikuti kita
pasien. Pada konsep ini stimulasi diberikan akan mempengaruhi perkembangan emosi
melalui input sensori meliputi : stimulasi dan kepribadian serta mempengaruhi cara
taktil, facial release, tendon guard dan belajar (learning style) dan perkembangan
somato-sensory release (Takarini, 2018). kepribadian (Masgutova, 2006).
Metode pendekatan ini memfokuskan Penelitian yang berkaitan dengan teknik
pada mekanisme perkembangan dan ini pernah dilakukan terhadap 53 pasien
pembelajaran gerakan secara natural. Neuro dengan membandingkan nilai sebelum dan
senso motor reflex development and sesudah terapi didapatkan peningkatan
synchronization berdasarkan pada konsep kemampuan quantitative electro

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 64
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

encephalography (QEEG) pada 79% peserta untuk mengurangi energi yang diperlukan,
uji (Koberda, 2016). pengurangan kerja otot dan membiasakan
Mobilisasi trunk merupakan gerakan diri dengan pola gerakan yang baru (Miller,
atau aktifitas yang diberikan baik pasif 2007).
maupun aktif ke seluruh luas gerak tubuh Gross motor function measure (GMFM)
(fleksi, ekstensi, side fleksi dan rotasi trunk) adalah alat yang digunakan untuk
yang bertujuan untuk memperbaiki kontraksi melakukan pemeriksaan dalam mengukur
otot-otot trunk untuk mencapai fleksibilitas perubahan kemampuan fungsional pada
trunk yang diharapkan dapat memperbaiki anak dengan cerebral palsy usia 5 bulan
postur (Hong, 2008). hingga 16 tahun. GMFM mengukur aktivitas
Penelitian pada 40 pasien dengan nilai yang ada dalam International classification
GMFM level 1, II dan III dibagi menjadi 2 of functioning, disability and health. Untuk
grup menggunakan metode random dan mengukur dengan GMFM seorang terapis
grup yang diberikan latihan. Latihan yang terlatih akan melakukan observasi pada
diberikan sebagai latihan tambahan dari anak. Pengukuran dilakukan dalam bentuk
program fisioterapi klasik yang dilakukan aktivitas motorik kasar dengan lingkungan
selama 45 menit sebanyak dua kali yang sudah terstandarisasi. Pengukuran ini
seminggu dalam waktu enam minggu memerlukan waktu sekitar 45-60 menit
didapatkan hasil peningkatan kemampuan (APA, 2017).
motorik dibanding kelompok kontrol (Arı, Penilaian untuk skala GMFM adalah sebagai
2017). berikut (Russell, 2013) :
Latihan gerak fungsional yang
0 = tidak ada gerakan
dilakukan merupakan serangkaian latihan
1 = ada sedikit gerakan
gerak berupa latihan gerak fungsional 2 = gerakan parsial
3 = gerakan sempurna
seperti duduk, berdiri maupun berjalan.
9 (atau dikosongkan) = tidak dilakukan tes
Latihan ini meliputi latihan berguling, Pada Tabel 1 disajikan tabel penilaian
GMFM.
merayap,tengkurap ke posisi duduk, jongkok
ke berdiri, berlutut ke berdiri. Latihan dapat Tabel 1 penilaian GMFM (Russell, 2013)
Dilakukan/
Dimensi Penghitungan
dilakukan 10 menit (Prabowo, 2018). TIdak
A. Terlentang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐴
× 100% = %
Latihan ini didasarkan pada peningkatan dan Berguling 51
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵
B. Duduk × 100% = %
60
efisiensi gerakan dalam melakukan aktivitas C. Merangkak 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐶
× 100% = %
dan berlutut 42

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 65
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

Dilakukan/ Tabel 4. Pada Tabel 4 menunjukkan nilai sig


Dimensi Penghitungan
TIdak
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐷
D. Berdiri × 100% = % (2-tailed) sebesar 0,104 yang berada > 0,05
39
E. Jalan, lari 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐸
× 100% = %
dan melompat 72
%𝐴+%𝐵+%𝐶+%𝐷+%𝐸
yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
Total nilai = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 x 100% = %
Maka berdasarkan data tersebut, terapi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diberikan berupa Neuro senso motor reflex

Tabel 2 menunjukkan data hasil development and synchronization,

penghitungan gross motor function measure Mobilisasi Trunk dan latihan gerak

yang selanjutnya dilakukan uji normalitas fungsional tidak efektif pada penelitian kali

dengan menggunakan saphiro wilk test ini, hal ini terjadi karena tidak ada

karena jumlah sampel kurang dari 50 dengan perubahan yang signifikan pada partisipan

hasil yang tampak pada Tabel 3. Hasil uji antara sebelum terapi dengan sesudah terapi.

normalitas menunjukkan sig. berada di atas Tidak adanya perubahan yang signifikan

batas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha pada pasien dapat disebabkan oleh gangguan

ditolak. Hal ini berarti distribusi data terjadi pada sistem saraf pusat yang

tersebut normal. membutuhkan waktu terapi lebih lama dan


kerjasama yang baik antara terapis,
Tabel 2 Skor Total GMFM partisipan dan keluarga partisipan.
n=partisipan
n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 n8
Sebelum
38 42 45 50 42 44 30 25
Terapi
Sesudah
DAFTAR PUSTAKA
38 43 45 50 44 45 30 25
Terapi

Tabel 3 Uji normalitas skor GMFM APA. (2017). The Gross Motor Function
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. Measure. Journal of Phisiotherapy, 1.
GMFM_sebelum .244 8 .177 .920 8 .426
GMFM_sesudah .263 8 .109 .888 8 .223 Retrieved from Australian
a. Lilliefors Significance Correction
physiotherapy association website:
Tabel 4 Uji Hipotesis skor GMFM
Paired Differences http://dx.doi.org/10.1016/j.jphys.2017.0
95% Confidence
Std. Std. Interval of the Sig. 5.007
Devia Error Difference (2-
Mean tion Mean Lower Upper T df tailed) Arı, G., & Günel, M. K. (2017). A
sebelum --.500 .756 .267 -1.132 .132 -1.871 7 .104
sesudah
Randomised Controlled Study to
Berdasarkan hasil uji normalitas maka Investigate Effects of Bobath Based
untuk uji hipotesis menggunakan paired Trunk Control Training on Motor
sample t test dngan hasil yang tampak pada Function of Children with Spastic

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 66
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

Bilateral Cerebral Palsy. International development. Annals of the New York


Journal of Clinical Medicine, 205-215. Academy of Sciences, 68-86.
Hong, Y., & Bartlett, R. (2008). Routledge Miller, F. (2007). Physical Therapy of
Handbook of Biomechanics and Human Cerebral Palsy. Wilmington: Springer
Movement Science. London: Routledge Science+Business Media, Inc.
Taylor & Francis Group. Mountstephen, M. (2011). How to Detect
Kisner, C., & Colby, L. A. (2007). Developmental Delay and How To Do
Theurapeutic Exercise Foundations and Next Practical Intervention for Home
Techniques 5th Edition. Philadelphia: E. and School. London and Philadelphia:
A. Davis Company. Jessica Kingsley.
Koberda, J. L., & Akhmatova, N. (2016). Nita. (2018, February 16). Dunia Sehat.
Masgutova Neurosensorimotor Reflex Retrieved from website Dunia Sehat:
Integration (MNRI) as a New Form of http://www.duniasehat.net
Manual Neuromodulation Technique. Øberg, G. K., Campbell, S. K., Girolami, G.
Journal of Neurology and L., & Ustad, T. (2012). Study protocol:
Neurobiology, 1-2. an early intervention program to
Levvit, S. (2004). Treatment of Cerebral improve motor outcome in preterm
Palsy and Motor Delay 4th Edition. infants: a randomized controlled trial
Oxford: Blackwell Publishing. and a qualitative study of physiotherapy
Mahendra, S., & Susanti, N. (2013). performance and parental experiences.
Penatalaksanaan Fisioterapi pada BMC Pediatrics, 12-15.
Kondisi Development Delayed (DD) Page, P., Frank, C. C., & Lardner, R. (2013).
dengan Metode Play Exercise. Prodi The Muscle Imbalance (The Janda's
DIII Fisioterapi FIK-UNIKAL, 29-39. Approach). United State of America:
Masgutova, S. (2006). MNRI®: Reflex Human Kinetic.
Boimechanics and Sensory-Motor Permenkes. (2013). Tentang
Regulation Points Maximizing Reflex Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Integration. Warsaw: Svetlana Fisioterapis. Peraturan Menteri
Masgutova Educational Institute®. Kesehatan Republik Indonesia Nomor
McQuillen, P. S., & Miller, S. P. (2010). 80. Jakarta, Indonesia: Kementrian
Congenital heart disease and brain Kesehatan Republik Indonesia.

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 67
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

Permenkes. (2014). Pemantauan Reddihough, D., Marraffa, C., Rowell, M.,


Pertumbuhan, Perkembangan dan Carne, R., & Ferguson, L. (2009).
Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Developmental Delay an Information
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Guide for Parents. melbourne:
Indonesia Nomor 66. Jakarta, Indonesia: Educational Resource Centre, The
Kementerian Kesehatan Republik Royal Children’s Hospital.
Indonesia. Russell, D., & Rosenbaum, P. (2013). Gross
Petrini, J. R., & al., e. (2009). Increased Risk Motor Function Measure (GMFM)
of Adverse Neurological Development Score Sheet (GMFM-88 and GMFM-66
for Late Preterm Infants. The Journal of Scoring). Hamilton: Canchild.
Pediatrics, 169-176. Scherzer, A. L. (2001). Early Diagnosis and
Poon, J., Larosa, A., & Shadsidhar, G. Interventional Therapy in Cerebral
(2010). Developmental Delay: Timely Palsy 3th Edition. New York: Marcel
Identification and Assessment Vol.47. Dekker, Inc.
Indian Pediatrics. Silas, D. (2017, December 13). Global
Prabowo, B. (2018). Penanganan developmental delay. Retrieved from
Fisioterapi pada Cerebral Palsy. special educationals need:
Magelang: RSJ. Prof. dr. Soerojo. http:/www.specialeducationalsneed.co.u
Prodigious. (2012, October 4). 3.21 - k
Reflexes, Plantar Reflex - Newborn Situmorang, C. N. (2013, april). refarat
Normal - Infant Clinical global developmental delay. pp. 1-15.
Examination(MRCP). Retrieved from Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang
Youtube: www.youtube.com Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Purves, D., Augustine, G. J., & Fitzpatrick, Kedokteran ECG.
D. (2004). Neuroscience. Sunderland: Takarini, N. (2018, April 8). Pendekatan
Sinauer Associates, Inc. Brain Development (Neuro-Senso-
Raine, S., Meadow, L., & Linch-ellerington, Motor Reflex Development and
M. (2009). Bobath Concept Theory and Synchronization). Retrieved from
clinical practice in neurogical Scribd.com: https://www.scribd.com/
rehabilitation. London: willey
blackwell.

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 68
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 1, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

Tecklin, J. S. (2008). Pediatric Physical


THerapy. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2014).
Principles of Anatomy and Physiology
14th Edition. Hoboken: John Wiley &
Sons, Inc.
Wahyuni, E. G., & Wukiratun, E. R. (2017).
Aplikasi Menentukan Jenis Permainan
Untuk Perkembangan Anak Usia 0-6
Tahun. Teknoin, 101-114.
Yulianti, A. (2017). Efektiftas Sensory
Integration Pada Peningkatan
Keseimbangan Berdiri Pada Anak
Delay Development dengan
Keterlambatan Kemampuan Berdiri.
Prosiding: Peningkatan Keilmuan
Solusi Tantangan Profesi Kesehatan,
137-140.

Pengaruh Terapi Latihan Pada Developmental Delay | Suci Amanati dkk, hlm 61-69 69

Anda mungkin juga menyukai