Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN STATUS KLINIS

STASE NEUROMUSKULAR
RSUP SANGLAH DENPASAR

MADE KRISTIRA YANTI


1302306017

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Tanggal Pembuatan Laporan : 18 November 2018


Stase : Neuromuskular
Diagnosa Medis : Post op release n. Axillary, lesi korda posterior plexus
brachialis kanan preganglioner
ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. IGAKAW
b. No RM : 18010675
c. Umur : 57 tahun
d. Alamat : Br. Menehkawan Blahkiuh Abiansemal Badung
e. J. Kelamin : Perempuan
f. Pekerjaan : Kepala sekolah
g. Ruangan : Poli Fisioterapi
II. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan Utama (KU)

Kelemahan pada bahu kanan terutama saat mengangkat tangan ke atas dan
ke samping serta rasa tebal pada lengan kanan

b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Pada tanggal 6 November 2018 pasien datang ke poli fisioterapi dengan
keluhan lemah pada lengan kanan dan rasa tebal setelah mengalami
kecelakaan pada bulan Januari 2018. Pada bulan Oktober 2018 pasien post
operasi release nervus axillary di RSUP Sanglah. Saat ini pasien merasakan
rasa tebal pada lengan kanan dan masih kesulitan saat mengankat tangan ke
depan dan juga ke atas.

c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) & Penyakit Penyerta


RPD (Riwayat Penyakit Dahulu) :
Post reposisi dislokasi shoulder dextra (9/1/2018)
Post op rupture tendon supraspinatus (7/5/2018)
Post op release nervus axillary (15/10/2018)

RPP (Riwayat Penyakit Penyerta) : Tidak ada


FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

d.
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama

Riwayat Kesehatan Keluarga

e.
Pasien berumur 57 tahun merupakan seorang kepala sekolah di abiansemal,
setelah kecelakaan dan hingga operasi terakhir release n. axillary pasien
masih dapat bekerja sebagai kepala sekolah. Saat ini pasien datang ke poli
fisioterapi ditemani oleh suami. Namun karena jadwal pekerjaan, pasien
tidak dapat melakukan terapi rutin.

Riwayat Sosial Ekonomi

III. Pemeriksaan Objektif


a. Vital Sign
Tanggal Absolut Tambahan*

6 November BP Dex : 120/80 mmHg Saturasi Oksigen : 99%


2018 BP Sin : 120/80 mmHg GCS: E= 4 V=5 M=6
HR : 76 x/Min
RR : 16 x/Min

b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
6 November 2018
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Statis - Luka operasi pada lengan belakang kanan
- Tangan kanan posisi fleksi elbow
- Posisi shoulder asimetris (bahu kanan lebih rendah
daripada bahu kiri)
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

- Bahu kanan terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan


bahu kiri
Inspeksi Dinamis - Pasien berjalan sendiri kedalam poli fisioterapi
- Pasien berjalan dengan posisi menggantung lengan kanan
menggunakan bantuan selendang.
Palpasi - Akral hangat

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Aktif  Pasien mampu melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,


internal rotasi, dan eksternal rotasi dalam posisi tidur
 Pasien tidak mampu melakukan fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, internal rotasi, dan eksternal rotasi secara full dalam
posisi duduk
 Terdapat gerakan kompensasi berupa gerakan neck, trunk, dan
elevasi shoulder saat melakukan gerakan fleksi shoulder dan
abduksi shoulder
 Pasien mampu melakukan fleksi dan ekstensi elbow, palmar
fleksi dan dorso fleksi wrist, fleksi dan ekstensi finger dalam
posisi duduk
Pasif  Pada saat dilakukan gerakan pasif fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, internal rotasi, eksternal rotasi shoulder, fleksi dan
ekstensi elbow, palmar fleksi dan dorsofleksi wrist, flesi dan
ekstensi finger tidak terdapat keterbatasan ROM
 Pada saat dilakukan gerakan pasif fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, internal rotasi, eksternal rotasi shoulder, fleksi dan
ekstensi elbow, palmar fleksi dan dorsofleksi wrist, fleksi dan
ekstensi finger tidak terdapat end feel patologis.
Isometrik  Pasien belum mampu melawan tahanan pada ekstremitas atas

Test Spesifik

Test Spesifik Hasil


Glasgow Coma Composmentis (E4V5M6)
Scale
Sensoris Hypoesthesia pada level C5
Refleks fisiologis Refleks Dekstra Sinistra
Biceps 2+ 2+
Triceps 2+ 2+
Keterangan:
0+= absent (tidak terlihat dan tidak teraba adanya
kontraksi otot)
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

1+= tonus change (terjadi perubahan tonus tapi tidak


timbul gerakan)
2+= normal (terlihat jelas adanya gerakan)
3+= exagerrated (terjadi gerakan penuh pada
ekstremitas)
4+= abnormal (ada gerakan dan tertahan selama 30
detik)
Koordinasi Pasien mampu melakukan koordinasi finger to finger,
finger to nose, finger to mouth

Analisis Gerakan
Regio Analisis Gerakan
Head and neck - Posisi kepala dan leher simetris
Shoulder - Posisi bahu dextra tidak simetris dengan bahu sinistra
Elbow - Posisi elbow simetris antara dextra dan sinistra
Wrist - Posisi wrist simetris antara dextra dan sinistra
Fingers - Jari-jari tangan simetris antara dextra dan sinistra
Pengukuran

Pengukuran Alat ukur Segment


Dextra Sinistra Selisih
Lengan atas
5 cm dari acromion 32,5 cm 34,5 cm 2 cm
Lingkar
Midline 10 cm dari acromion 31,5 cm 33,5 cm 2 cm
segmen
15 cm dari acromion 33 cm 34,5 cm 1,5 cm
20 cm dari acromion 32,5 cm 34 cm 1,5 cm
Numeric Nyeri diam= 0/10 (tidak ada nyeri)
Penilaian
rating Nyeri tekan= 0/10 (tidak ada nyeri)
rasa nyeri
scale Nyeri gerak= 1/10 (saat fleksi shoulder)
Kekuatan
MMT Terlampir
otot

Pengukuran nyeri dan fungsional pada shoulder menggunakan SPDAI


(Shoulder Pain and Disability index)
Indeks Skor
Mencuci rambut 7
Menggosok punggung 8
Mengenakan baju 7
Memakan baju dengan kancing depan 4
Disability Memakai celana 6
Menempatkan barang pada rak yang
8
tinggi
Membawa benda berat 4,5 kg 4
Mengambil sesuatu dari saku belakang 7
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Keterangan:
0= tidak ada kesulitan
10= sangat sulit dan memerlukan bantuan

IV. Pemeriksaan Penunjang

Jenis Kesan Keterangan


pemeriksaan
EMG CMAP: Lesi korda posterior plexus
(20-3-2018) - N. Medianus kanan: latensi distal brachialis kanan preganglioner
normal, amplitude normal, KHS
normal
- N. Ulnaris kanan: latensi distal
normal, amplitude normal;, KHS
normal
- N. Radialis kanan: latensi distal
normal, amplitude normal, KHS
normal
SNAP:
- N. Medianus kanan: latensi distal
normal, amplitude normal, KHS
normal
- N. Ulnaris kanan: latensi distal
normal, amplitude normal;, KHS
normal
- N. Radialis kanan: latensi distal
normal, amplitude normal, KHS
normal
- N. cutaneus lateral kanan: latensi
distal normal, amplitude normal, KHS
normal
- N. cutaneus medial kanan: latensi
distal normal, amplitude normal, KHS
normal
EMG Jarum:
- M. Biseps kanan:PSW +4, fibrilasi,
+4, MUAP: amplitudo narmal,
durasi melebar, fase polifasik,
recruitment IP inkomplit
- M. deltoideus kanan: PSW +4,
fibrilasi, +4, MUAP: no respon
- M. supraspinatus kanan: PSW +4,
fibrilasi, +4, MUAP: no respon
- M. infraspinatus kanan: PSW +4,
fibrilasi, +4, MUAP: no respon
- M. paravertenbralis C5 kanan:PSW
+4, fibrilasi +4
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

MRI - Alignment baik, tak tampak - Rupture total dengan


(28-3-2018) fraktur/dislokasi retraksi tendon
- Tak tampak perubahan intensitas supraspinatus kanan
signal bone marrow maupun - Susp. Partial thickness
gambaran bone bruise tear subscapularis
- Tak tampak hyaline cartilage defek, tendon disertai strain
tak tampak defek Hill-Sachs pada subscapularis
- Tampak rupture total dengan muscle kanan
retraksi tendon pada supraspinatus - Joint effusi di
tendon kanan glenohumeral joint
- Tampak pula partial thickness tear space
pada subscapularis tendon kanan
dengan T2 hyperintensity pada
subscapularis muscle
- Intensitas cairan tampak pada
glenohumeral joint space
- Tak tampak intensitas cairan pada
subacromial maupun subdeltoid
bursa
- Glenohimeral ligament tampak
baik
- Glenoid labrum tampak intak, tak
tampak tanda-tanda SLAP maupun
lesi Bankart, tak tampak paralabral
cyst
- Biceps tendon normal berada
didalam biceps groove, tak tampak
total maupun partial tear
- Musculus deltoid tampak normal
- Tidak tampak kelainan pada cavitas
glenoid
X-Ray Dislokasi shoulder Dislokasi shoulder
(8-1-2018)
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Algoritma Pemeriksaan
Kelemahan pada bahu kanan, Ho: lesi korda posterior plexus
mengangkat bahu keatas dan brachialis kanan preganglioner
kesamping, rasa tebal pada
lengan samping
Kelemahan dan tebal bahu kanan

Post dislokasi shoulder

Anamnesis
Post op rupture tendon supraspinatus

Post op tendon dan release n. axillary

Statis:
Vital Sign
- Luka operasi pada lengan belakang kanan
 BP D: 120/80 mmHg
- Tangan kanan posisi fleksi elbow
 BP S: 120/80 mmHg - Posisi shoulder asimetris (bahu kanan lebih
 HR: 76x/ menit rendah daripada bahu kiri)
 RR: 16x/menit - Bahu kanan terlihat lebih kecil bila
 SpO2: 99% dibandingkan dengan bahu kiri
 GCS: E4V5M6 Dinamis:
- Pasien berjalan sendiri kedalam poli fisioterapi
Inspeksi statis dan dinamis - Pasien berjalan dengan posisi menggantung
Pemeriksaan
fisik lengan kanan menggunakan bantuan selendang.

PFGD Aktif, Pasif, Isometrik

Pemeriksaan Khusus Lingkar segmen, NRS, MMT, SPADI


Pengukuran
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Pemeriksaan neurologis GCS, refleks, sensorik,


dan pemerikasaan terkait koordinasi

Pemeriksaan Penunjang

EMG MRI X-Ray


- Lesi korda - Rupture total dengan -Dislokasi anterior shoulder
posterior plexus retraksi tendon
brachialis kanan supraspinatus kanan
Diagnosa preganglioner

DIAGNOSIS
lesi korda posterior plexus brachialis kanan preganglioner
ICF Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)

Body structure :
- s198.2.2.1 Structure of nervous system, other specified
- s7201.2.2.1 Joints of shoulder region
- s7202.2.2.1 Muscles of shoulder region

Body function :
Fungsi sensory:
- b270.2 Sensory function related to temperature and other stimuli

Fungsi otot:
- b7100.1 Mobility of joint function
- b7150.1 Stability of joint functions
- b7300.2 Power of isolated muscle and muscle groups
- b7400.2 Endurance of isolated muscles
- b7808.2 Sensation related to muscle and movement function, other
specified
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

II.
Mobilitas
- d430.2 Lifting and carrying objects
- d445.2 Hand and arm use

Self Care
- d5100.2 Washing body parts
- d540.2 Dressing
- d550.2 Eating
- d560.2 Drinking
- d5202.2 Caring for hair

Activity Limitation

III. Participation of Restriction

- d859.2 Work and employment, other and unspecified


- d920.1 Recreation and leisure
- d930.1 Religion and spirituality

IV. Contextual Factor


a. Personal Factor

Kognitif : pasien mampu berkomunikasi dengan baik


Intrapersonal : pasien memiliki motivasi yang tinggi untuk sembuh
Interpersonal : pasien antusias mengikuti instruksi fisioterapis saat
b. melakukan latihan.
Usia pasien yang bukan merupakan usia produktif, menyebabkan perbaikan
jaringan lebih lama
Environmental Factor

Fasilitator :
- e110+2 Products or substances or personal consumption.
- e115+2 Products and technology for personal use in dailiy living.
- e310+2 Immediate family.
- e580+2 Health services, systems and policies.

Barrier :
- e150.1 Design, construction and building products and technology of
building for public use.
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Diagnosis Fisioterapi

Adanya kelemahan pada ekstremitas atas dekstra yang mnyebabkan adanya


keterbatasan gerak dan aktifits fungsional (keterbatasan dalam mengangkat tangan
keatas dan kesamping, serta self care) ec post release n. axillary, lesi korda
posterior plexus brachialis kanan preganglioner.

PROGNOSIS
I.
Bonam

Quo ad vitam

II.
Quo
Dubia ad malam

ad sanam

III. Quo ad functionam

Dubia ad malam

IV. Quo ad cosmeticam

Dubia ad malam
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PLANNING
I. Jangka Pendek

- Meningkatkan kekuatan otot ektremitas atas dextra


- Mencegah stiffness
- Mencegah atropi
- Menjaga stabilisasi bahu dan scapula

II. Jangka Panjang

- Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan self care secara mandiri


FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

III. Clinical Reasoning


Entrapment n. axillary,
Contextual Factor Functional Impairment
lesi korda posterior

Internal Factor Eksternal Factor Anatomy Impairment Activity Limitation Participation Restriction

Usia Immediate family


Trauma Mobilitas Self care Working Leisure
bahu
Kognitif, Health service Spiritually
interpersonal,
Dislokasi shoulder Reposisi
intrapersonal
Design products
& building
Overstretch Peningkatan Avulsion from
axillry ketegangan posterior cord
EMG

Denervated Lesi korda posterior

Motorik Sensorik Hypoesthesia

Monoparesis Penurunan
kekuatan otot Neural
mobilization

Mobilitas bahu Imobilisasi


menurun
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Over kontraksi m. Atropi deltoid Potensial


upper trapezius subluksasi

Tight m. upper Electrical Ortoshe prosthese


trapezius stimulation

Infrared Scapular Arm sling


stabilization

Aktif, aktif resisted


INTERVENSI ROM exercise
I. Tabel Intervensi
Intervensi Metode Pelaksanaan Dosis Evidence Based
Infrared Tujuan: Waktu Banu HB, 2017
IR merupakan gelombang intervensi Effect of Infrared
elektromagnetik dengan panjang
diberikan 15 Radiation (IRR)
gelombang 7700-4 juta Ǻ. Panas
yang dihasilkan pada IR akan menit on Patients.
meningkatkan suhu tubuh, yang
nantinya dapat meningkatkan
sirkulasi darah dibawah kutaneus
sehingga dapat meningkatkan
proses metabolisme sel. Ketika
metabolism meningkat maka akan
menyebabkan meningkatnya
konduksi saraf. Pemanasan yang
ringan mempunyai pengaruh
sedatif terhadap ujung-ujung urat
saraf.

Prosedur: Posisi diatur senyaman


mungkin sesuai dengan daerah
yang disinari. Daerah yang
disinari bebas dari pakaian.
Daerah yang disinar dalam
keadaan bersih dan kering. pasien
diposisikan 20 inch dari IR (Jarak
penyinaran untuk lampu Non-
Luminous antara 45-60cm,
sedangkan untuk lampu Luminous

Potensial Penurunan odema Potensial terjadi


LGS pneumonia
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

antara 35-45cm). Posisi pasien


senyaman atau serileks mungkin
(posisi terlentang). IR diberikan di
area ekstremitas atas

Electrical Tujuan: Phase duration: Michelle H.


stimulation Electrical Stimulation digunakan 500ms Cameron. Physical
sebagai pengobatan untuk Interval Agents in
meningkatkan pemulihan motorik, duration: 3 s Rehabilitation. 4th
mengurangi rasa sakit dan Durasi: 10 edition. Elsevier
spastisitas, dan memperkuat otot menit Saunders; 2013
dalam proses rehabilitasi
Prosedur:
Electrical Stimulation di berikan
pada cervical dan juga pada
shoulder pasien.

Scapular Scapular stabilization dilakukan Repetisi : 10x Susan S. Adler et


stabilization secara aktif oleh pasien untuk Set: 3 set al. PNF in
exercise menjaga stabilisasi scapula Practise. Third
edition.
Springer.2008

Aktif ROM Gerakan aktif dilakukan oleh Repetisi : 10x Kisner, C &
exercise, Aktif pasien dengan bantuan dari terapis Set: 3 set Colby, LA. 2012.
resisted ROM Gerakan aktif resisted dilakukan Therapeutic
exercise secara aktif oleh pasien dengan Exercise
melaan tahanan yang diberikan Foundations and
terapis Technique. 6th
Tujuannya: untuk memelihara
LGS dan meningkatkan kekuatan
otot.
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Neural Neural mobilization axillary Repetisi: 5x Herman Henrique


mobilization dilakukan dengan cara Set: 3 set Silva Santana
mengelevasikan shoulder dan et.al. 2015.
lateral fleksi ke arah ipsi lateral, Neurodynamic
kemudian mengdepresikan Mobilization and
shoulder yang dibarengi internal Peripheral Nerve
rotasi shoulder dan lateral flesi Regeneration: a
cervical ke arah kontralateral. Narrative Review.
Tujuannya adala untuk International
meningkatkan nerve gliding Journal of
sehingga meningkatkan sirkulasi. Neurodynamic

II. Edukasi

Edukasi
1. Hindari tidur miring ke arah kanan.
2. Mengatur pola makan serta nutrisi yang cukup.
3. Tetap melakukan latihan yang diberi terapis di poli untuk dilanjutkan dirumah
4. Menggunakan arm sling untuk mencegah subluksasi
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

TIMELINE KLINIS

8/1/2018
Pasien mengalami KLL di tabrak mobil MRS RSUD Badung Mangusada mengeluh nyeri dan
lemah pada bahu dan dilakukan X-Ray nampak dislokasi shoulder.
9/1/2018
Dilakukan reposisi pada dislokasi shoulder di RSU Badung Mangusada. Dialkukan X-Ray
kembali Nampak tidak ada dislokasi shoulder.
20/3/2018
Dilakukan EMG pada ekstremitas atas dekstra, dengan hasil: lesi korda posterior plexus
brachialis kanan preganglioner
28/3/2018
Dilakukan MRI pada bahu kanan, dengan hasil: rupture total dengan retraksi tendon
supraspinatus kanan, susp. partial thickness tear subscapularis tendon disertai strain pada
subscapularis muscle kanan, joint effusi di glenohumeral joint space
7/5/2018
Dilakukan operasi pada tendon supraspinatus.
15/10/2018
Dilakukan operasi release n. axillary di RSUP Sanglah.
2/11/2018
Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-1 di poli fisioterapi.
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

6/11/2018
Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-2
PEMERIKSAAN INTERVENSI
KU: Intervensi :
- Kelemahan pada bahu kanan terutama saat  Positioning
 Infrared
mengangkat tangan ke atas dan ke samping serta rasa
 Electrical stimulation
tebal pada lengan kanan  Mobilisasi scapula
 Aktif ROM exercise pada
Inspeksi statis:
shoulder
- Luka operasi pada lengan belakang kanan
 Strengthening exercise pada otot-
- Tangan kanan posisi fleksi elbow
- Posisi shoulder asimetris (bahu kanan lebih rendah otot elbow, wrist, dan fingers
daripada bahu kiri)
- Bahu kanan terlihat lebih kecil bila dibandingkan
dengan bahu kiri
Inspeksi dinamis:
- Pasien berjalan sendiri kedalam poli fisioterapi
- Pasien berjalan dengan posisi menggantung lengan
kanan menggunakan bantuan selendang.

Test Pre Post


BP 120/80 120/80 120/80 120/80
(mmHg) dextra sinistra dextra sinistra
SpO2
99 99
(%)
HR
76 80
(x/menit)
RR
18 18
(x/menit)

9/11/2018
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-3


PEMERIKSAAN INTERVENSI
KU: Intervensi :
- Kelemahan pada bahu kanan terutama saat  Positioning
 Infrared
mengangkat tangan ke atas dan ke samping serta
 Electrical stimulation
rasa tebal pada lengan kanan  Mobilisasi scapula
 Aktif ROM exercise pada shoulder
Inspeksi statis:
 Strengthening exercise pada otot-
- Luka operasi pada lengan belakang kanan
otot elbow, wrist, dan fingers
- Tangan kanan posisi fleksi elbow
- Posisi shoulder asimetris (bahu kanan lebih
rendah daripada bahu kiri)
- Bahu kanan terlihat lebih kecil bila dibandingkan
dengan bahu kiri
Inspeksi dinamis:
- Pasien berjalan sendiri kedalam poli fisioterapi
- Tangan kanan mengayun minimal dibandingkan
dengan yang kanan.

Test Pre Post


BP 120/80 120/80 120/80 120/80
(mmHg) dextra sinistra dextra sinistra
SpO2
99 99
(%)
HR
78 84
(x/menit)
RR
18 18
(x/menit)

13/11/2018
Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-4
PEMERIKSAAN INTERVENSI
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

KU: Intervensi :
- Kelemahan pada bahu kanan terutama saat  Positioning
 Infrared
mengangkat tangan ke atas dan ke samping serta
 Electrical stimulation
rasa tebal pada lengan kanan  Mobilisasi scapula
 Aktif ROM exercise pada shoulder
Inspeksi statis:
 Strengthening exercise pada otot-
- Luka operasi pada lengan belakang kanan
otot elbow, wrist, dan fingers
- Tangan kanan posisi fleksi elbow
- Posisi shoulder asimetris (bahu kanan lebih
rendah daripada bahu kiri)
- Bahu kanan terlihat lebih kecil bila dibandingkan
dengan bahu kiri
Inspeksi dinamis:
- Pasien berjalan sendiri kedalam poli fisioterapi
- Tangan kanan mengayun minimal dibandingkan
dengan yang kanan.

Test Pre Post


BP 120/80 120/80 120/80 120/80
(mmHg) dextra sinistra dextra sinistra
SpO2
98 99
(%)
HR
76 82
(x/menit)
RR
18 18
(x/menit)

LAMPIRAN= MMT

MMT Ekstremitas Atas


Dextra Sinistra
13-11 09-11 06-11 Gerakan 06-11 09-11 13-11
2018 2018 2018 2018 2018 2018
2 2 2 Shoulder Fleksi 5 5 5
2 2 2 Shoulder Ekstensi 5 5 5
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2 2 2 Shoulder Abduksi 5 5 5
2 2 2 Shoulder Adduksi 5 5 5
2 2 2 Shoulder Eksternal Rotation 5 5 5
2 2 2 Shoulder Internal Rotation 5 5 5
3 3 3 Elbow Fleksi 5 5 5
3 3 3 Elbow Ekstensi 5 5 5
3 3 3 Ulnar Deviasi 5 5 5
3 3 3 Wrist Dorso Fleksi 5 5 5
3 3 3 Wrist Palmar Fleksi 5 5 5
3 3 3 Radial Deviasi 5 5 5
3 3 3 Finger Fleksi 5 5 5
3 3 3 Finger Ekstensi 5 5 5

LAMPIRAN= DOKUMENTASI
FORM STATUS KLINIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

LAMPIRAN: DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai