Disusun oleh:
PROPOSAL
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENNIS ELBOW
DEXTRA DENGAN INTERVENSI ULTRASOUND
DAN TERAPI LATIHAN
DI RSU ASTRINI WONOGIRI
Telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Presentasi Status Klinis Program Studi Fisioterapi Program Diploma Tiga Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, pada:
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
i
HALAMAN PEGESAHAN
Disusun Oleh:
Alfi Fajaridwan Syah
20170002
Mengetahui,
Mengesahkan
Ketua Program Studi Fisioterapi
Program Diploma Tiga
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga
penulisan makalah dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus
Tennis Elbow Dextra Dengan Intervensi Ultrasound Dan Terapi Latihan Di Rsu
Astrini Wonogiri” dapat diselesaikan dengan baik. Selama masa praktek
komprehensif ini penulis mendapat banyak bimbingan, arahan, pelajaran dan
masukan yang mendukung penulis dalam penyelesaian tugas ini. Maka dari itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada yang
terhormat:
1. Rido, S.Tr. Ftr,Ftr. selaku Clinical Instructor (CI) di RSU ASTRINI
WONOGIRI
2. Witri Latifah,S.tr.Kes., M. Biomed. selaku Clinical Educator (CE) praktek
komprehensif di RSU ASTRINI WONOGIRI
3. Fisioterapis dan karyawan di RSU ASTRINI WONOGIRI
4. Teman-teman fisioterapi angkatan 2021 yang telah banyak memberikan
dukungan
Akhir kata penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca baik dalam topik pembahasan maupun sebagai bahan referensi
yang nantinya dapat dikaji dan dikembangkan kembali. Penulis pribadi menyadari
banyaknya kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu adanya masukan akan
sangat berarti untuk penyempurnaan makalah ini.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam bekerja adalah
anggota tubuh bagian atas, terutama siku dan pergelangan tangan. Ada
banyak jenis pekerjaan yang sering menggunakan tangan dan siku dalam
bekerja, seperti atlet, pekerja kantoran, penjahit, kasir, bahkan ibu rumah
tangga. Pergelangan tangan dan siku memainkan berbagai peran dalam
kehidupan sehari-hari, seperti makan, minum, mandi, dan berpakaian. Oleh
karena itu, pergelangan tangan dan siku sering kali mengalami tekanan dalam
aktifitas sehari-hari, bahkan terkadang mengalami tekanan berlebih, sehingga
aktifitas yang sering melibatkan gerakan backhand (bagi pemain tenis) atau
gerakan kontraksi dapat menyebabkan gangguan tersebut. Pergerakan dan
fungsi pada area tersebut dapat terganggu. Kejadian berulang menjadi salah
satu pemicu cedera pada lengan, khususnya ekstensor carpi radialis brevis
(ECRB) dan epikondilus lateral. Kondisi ini disebut epikondilitis lateral
(tennis elbow).
Tennis elbow merupakan cedera yang terjadi pada tepi luar siku akibat
penggunaan otot yang berlebihan dan menyebabkan peradangan (inflamasi)
pada tendon serratus radialis di pergelangan tangan. Kondisi ini dapat
mengganggu dan menghambat aktifitas fungsional atau sehari-hari bagi
penderitanya (Muki, 2016).
Prevalensi tennis elbow secara global adalah 1-3% pada populasi
umum, 6-15% pada pekerja industri, 19% pada wanita berusia 30-50 tahun,
dan 35-42% pada pemain tenis. Umum 23% pekerja seperti ibu rumah tangga,
pengguna komputer, pematung, dan buruh kasar. Di Indonesia, tennis elbow
umumnya terjadi pada usia 25 hingga 55 tahun. Di perkirakan 65% dari
seluruh penderita tennis elbow dialami oleh pemain tennis pemula, sedangkan
35% diderita oleh berbagai profesi dan pekerjaan seperti ibu rumah tangga
2
RSU Astrini Wonogiri”. Dalam kasus tennis elbow ini, peran fisioterapi
sangat penting untuk menurunkan nyeri, mengembalikan lingkup gerak sendi
yang terbatas, memperkuat otot dan meningkatkan kemampuan fungsional
B. Waktu Dan Pengambilan Kasus
Pengambilan kasus dilakukan di RSU Astrini Wonogiri dengan
menerapkan penatalaksanaan fisioterapi yang dimulai pada tanggal:
C. Rumusan Masalah
1. Apakah pemeberian Ultrasound (US) dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri pada kasus tennis elbow?
2. Apakah Terapi Latihan dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada
kasus tennis elbow?
3. Apakah Ultrasound (US) dan Terapi Latihan dapat meningkatkan
kekuatan otot sehingga aktivitas kemampuan fungsional secara normal?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui manfaat pemberian Intervensi Ultrasound Dan Terapi
Latihan secara umum pada penatalaksanaan kasus tennis elbow.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat modalitas Ultrasound (US) dalam mengurangi
nyeri.
b. Mengetahui manfaat Terapi Latihan meningkatkan kemampuan
lingkup gerak sendi pada pasien supaya dapat melakukan aktivitas
secara normal.
c. Mengetahui peningkatan kekuatan otot pada kasus Tennis Elbow
setelah diberikan modalitas Ultrasound (US) dan Terapi Latihan.
4
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah sekaligus memperluas wawasan ilmu
pengetahuan, dan pemahaman mengenai kasus yang terjadi di ranah
Fisioterapi, terkhusus pada penatalaksanaan penderita tennis elbow.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis:
Sebagai pembelajaran untuk menambah wawasan dan
pemahaman mengenai intervensi fisioterapi pada
penatalaksanaan tennis elbow.
b. Bagi Institusi (Universitas):
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkaitan
dengan penggunaan intervensi pada kasus tennis elbow.
c. Bagi Pasien
Bagi penderita tennis elbow dapat diberikan penanganan yang
baik dan benar sehingga mendapatkan penanganan yang optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kasus
Menurut Aprillianingtyas (2022) tennis elbow adalah nyeri siku lateral
atau di bagian epicondylus lateralis yang terjadi akibat peradangan tendon.
Tennis elbow merupakan cedera yang terjadi pada tepi luar siku akibat
penggunaan otot yang berlebihan dan menyebabkan peradangan (inflamasi)
pada tendon serratus radialis di pergelangan tangan. Kondisi ini dapat
mengganggu dan menghambat aktifitas fungsional atau sehari-hari bagi
penderitanya. Cedera ini umumnya terjadi karena penggunaan yang berlebihan
saat melakukkan aktifitas. Masalah yang ditimbulkan dari tennis elbow adalah
nyeri saat menekuk punggung, melakukan gerakan backhand, atau gerakan lain
yang mirip dengan pukulan backhand. Nyeri dirasakan pada bagian luar siku
dan lengan bawah, menjalar ke pergelangan tangan dan menimbulkan nyeri
saat istirahat. Rasa sakit membatasi mobilitas pergelangan tangan (Muki,
2016).
Penderita tennis elbow seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan
aktifitas fungsional dasar seperti mencuci, memeras, mengeringkan,
mengencangkan sekrup, mengecat, membersihkan taman, menekan, dan
bermain tenis. Gangguan ini dapat mengganggu dan menghambat fungsi
fungsional dan aktifitas sehari-hari pengidapnya (Elvira, 2020)
Gambar 2.1 Anatomi Elbow (Elvira, 2020)
B. Anatomi
1. Tulang
Menurut Elvira, (2020) elbow atau siku terdiri dari tiga tulang:
humerus, ulna, dan radius. Siku memiliki beberapa gerakan: fleksi, ekstensi,
pronasi, dan supinasi. Hubungan antara tulang-tulang tersebut adalah sendi
humeroulnar, sendi radial humerus, dan sendi radioulnar proksimal.
C. Etiologi
Tennis elbow atau disebut lateral epicondyalgia dapat disebabkan oleh
microtrauma ataupun macrotrauma. Microtrauma dicontohkan sebagai cedera
berlebih dimana aktifitas berulang melebihi kemampuan jaringan untuk
memperbaiki dan mengembalikan sesuai dengan beban yang dikenakan.
Macrotrauma didefinisikan sebagai cedera yang terlihat melibatkan tiba-
tiba, trauma secara langsung atau tidak langsung. Microtrauma dapat
menghasilkan nyeri karena cedera langsung pada jaringan. Selain itu,
microtrauma juga menghasilkan rasa sakit langsung melalui kerusakan
nociceptor, atau reseptor nyeri. Dan pada kasus ini, terjadi microtranта akibat
adanya overuse pada tendon extensor carpi radialis brevis disebabkan
pembebanan dan aktifitas yang berulang. Selain itu faktor usia juga
menyebabkan adanya proses degenerasi pada tendon sehingga mudah terjadi
micro rupture (Ariska, 2023).
D. Patofisiologi
Tennis elbow atau epicondylus lateral terjadi karena kontraksi repetitif
pada otot-otot ekstensor lengan bawah, terutama pada origo ekstensor carpi
radialis brevis. Kontraksi repetitif ini mengakibatkan robekan mikro lalu
degenerasi tendon, perbaikan yang imatur, sehingga menimbulkan tendonitis.
Tendonitis ialah kondisi tendon yang mengalami peradangan. Posisi anatomi
dari tendon ekstensor carpi radialis brevis yang berhimpitan langsung dengan
lateral capitulum menyebabkan tendon tersebut mudah mengalami abrasi
berulang selama elbow digerakkan ke arah ekstensi. Gerakan ekstensi dan
supinasi dapat dikaitkan dengan penggunaan yang berlebihan dari otot-otot
yang berasal dari epicondylus lateral. Kegiatan atau pekerjaan yang
berhubungan dengan epicondylus lateral, diketahui ada tiga faktor resiko, yaitu
handling peralatan, membawa atau mengangkat beban berat, dan gerakan yang
berulang- ulang (Aprillianingtyas, 2022).
Ketika istirahat
Membuka pintu
Mengangkat gelas
Memakai celana
G. Intervensi Fisioterapi
1. Ultrasound
Ultrasound merupakan gelombang suara dengan vibrasi akustik pada
frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Ultrasound merupakan sumber fisis yang
menimbulkan efek fiiologis berupa efek thermal dan efek non thermal.
Salah satu keuntungan ultrasound adalah dapat memberikan panas pada
jaringan yang lebih dalam (deep heating) sehingga jika gelombang
ultrasound masuk ke dalam tubuh maka akan menmbulkan peregangan
dalam jaringan. Ultrasound dapat melancarkan sirkulasi dan metabolisme
jaringan dengan reaksi inflamasi yang di timbulkan sehinga
mengoptimalkan proses penyembuhan luka fase awal dan akhir peradangan
merangsang produksi colagen dan cartilago sita rileksasi otot (Muawanali
et al 2021).
2. Terapi Latihan
Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi yang
penatalaksanaannya sistematik dengan menggunakan gerakan tubuh baik
secara aktif maupun pasif untuk pemeliharaan dan perbaikan kekutan,
ketahanan dan kemampuan ketahanan kardiovaskuler, mobilitas dan
fleksibilitas, stabilitas, relaksasi, koordinasi, keseimbangan dan
kemampuan fungsional dengan sasaran orang yang sehat ataupun sakit
(kisner dan Colby, 2017). Terapi latihan yang di gunakan tenis elbow yaitu:
a) Stretching
Stretching adalah istilah di gunakan untuk menggambarkan setiap
manuver terapi yang di rancang untuk meningatkan ekstensibutas
jaringan lunak sehingga fleksibilas meningkat dengan cara
memanjangkan struktur tersebut yang mulanya memendek menjadi
Inpermobe seiring berjalannya waktu (kisner dan Colby, 2017).
Pembebanan stretching dapat mengurangi spasme dengan cara pada
saat melakukan stretching serabut otot ditarik ke luar sampai panjang
sarkomer penuh maka akan membantu meluruskan kembali beberapa
serabut atau abnomal cross link pada otot yang memendek Penguluran
pada maksimal gerak sendi akan merangsang golgi tendon organ
sehingga timbul relaksasi pada otot (Kisner dan Colby, 2017).
b) Strenghtening
Strenghtening jenis kontraksi aksentrik adalah tipe kerja otot dimana
kedua ujung perlengketan otot yang di sebut origo dan insertio saling
menjauh dlam pengertian otot lebih memanjang tujuan pemberian
latihan strenthening jenis kontraksi aksentric adalah meningkatkan
jumlah aktual protein kontraktil otot yang membentuk sel sel otot
sehingga semakin kuat kontraksi otot akan semakin banyak remodeling
pada serabut otot sehingga volume otot akan lebih besar (Ariska, 2023).
BAB III
Nama : Ny.V
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Gayam RT 01/10
1. KELUHAN UTAMA:
Pasien mengeluhkan rasa nyeri pada siku sebelah kanan bagian luar
dan pergelangan tangan terasa kaku pada saat gerakan kebawah dan
keatas
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (Perjalanan Penyakit
Dan Riwayat Pengobatan)
Pasien mengeluhkan nyeri pada siku sebelah kanan bagian luar
sekitar 4 bulan lalu. Saat melakukan aktifitas pasien merasakan nyeri,
aktifitas yang dilakukan yaitu bekerja sebagai kasir toko bangunan dan
juga sebagai ibu rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci dan
saat pasien melakukan gerakan meluruskan tangan kanannya timbul
rasa nyeri
3. ANAMNESIS SISTEM:
Tabel 3.1 Anamnesis Sistem
Keterangan
Sistem (tidak dikeluhkan, dalam
batas normal)
Kepala dan Leher Tidak ada keluhan
Kardiovaskuler Tidak ada keluhan
Respirasi Tidak ada keluhan
Gastrointestinalis Tidak ada keluhan
Urogenital Tidak ada keluhan
Muskuloskletal Ada keluhan
Nervorum Tidak ada keluhan
B. P E M E R I K S A A N OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK TANDA - TANDA VITAL:
a. Tekanan Darah : 135/91 MmHg
b. Denyut Nadi : 68 kali per menit
c. Pernapasan : 20 kali per menit
d. Temperatur : 360 C
e. Tinggi Badan : 155 Cm
f. Berat Badan : 65 Cm
2. INSPEKSI (STATIS & DINAMIS) (Posture, fungsi motorik
kasar/halus, pola gerak, tonus hypo/hipertonus, refleks, gait,
tropic change, dll):
a. Statis
1) Pasien datang dengan kondisi baik
2) Tidak ada inflamasi/bengkak
3) Lengan terlihat varus
b. Dinamis
1) Pasien sangat berhati – hati pada saat menggerakan
tangannya seperti meluruskan tangannya dikarenakan
rasa nyeri
2) Pasien sesekali berjalan sembari memegangi siku
sebelah kanan
2. Gerak Pasif:
Tabel 3.3 Pengukuran Gerak Pasif
Regio Gerakan ROM Nyeri End Feel
Dextra Dextra
Elbow Fleksi Elbow Full ROM - Soft
Ekstensi Elbow Full ROM + Hard
Pronasi Elbow Full ROM - Elastic
Supinasi Elbow Full ROM + Elastic
Wrist Palmar Fleksi Full ROM - Soft
Dorsal Fleksi Terbatas + Hard
Radial Deviasi Full ROM - Hard
Ulnar Deviasi Full ROM - Hard
Indicator Nilai
Ketika istirahat 6
Ketika melakukan Gerakan tangan berulang 9
Ketika menjinjing tas berisi barang 9
Angka terendah saat nyeri 2
Angka tertinggi saat nyeri 8
1. Disabilitas Fungsi
Angka 0-10 dimana 0 = tidak ada kesulitan dan 10 = sangat sulit
bahkan tidak bisa melakukan.
Tabel 3.6 Pengukuran PRTEE Disabilitas Fungsi
Indicator Nilai
Membuka pintu 7
Membawa tas belanja 9
Mengangkat gelas 6
Memakai celana 8
Memeras handuk atau baju 9
Membuka tutup botol 5
2. Aktifitas Sehari - hari
Tabel 3.7 Pengukuran PRTEE Aktifitas Sehari – hari
Indicator Nilai
Aktifitas individu (memakai baju, mandi) 6
Pekerjaan rumah (bersih – bersih) 7
Bekerja (pekerjaan setiap hari) 9
Aktivitas olahraga 7
Nilai nyeri = 6 + 9 + 9 + 2 + 8 = 34
Nilai fungsional = (7 + 9 + 6 + 8 + 9 + 5) (6 + 7 + 9 + 7) : 2
= 36,5
Total nilai = Nilai nyeri + Nilai fungsional
= 34 + 36,5
= 70,5
Keterangan 0 (nilai terbaik), 100 (nilai terburuk)
Dari hasil diatas maka pasien termasukdalam kondisi
ketergantungan sedang.
8. PEMERIKSAAN SPESIFIK (Nyeri, MMT, LGS, Antropometri,
SensibilitasDDST, GMFM dll)
b. Functional Limitation
Pasien mengalami keterbatasan atau kesulitan dalam melakukan
aktifitas seperti menyapu, memasak, dan mencuci, serta kesulitan bekerja
c. Disability
1) Pasien belum dapat beraktifitas dengan normal
2) Pasien belum mampu berolahraga
D. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka pendek
a. Mengurangi nyeri
b. Mengurangi spasme
c. Meningkatkan LGS
d. Meningkatkan kekuatan otot
Setelah dilakukan terapi sebanyak dua kali pada pasien Ny.V dengan
diagnosa Tennis Elbow Dextra menggunakan modalitas Ultrasound dan terapi
Latihan didapatkan hasil adanya penurunan nyeri diam, nyeri tekan, dan nyeri
gerak. Adanya peningkatan kekuatan otot Terjadi penambahan LGS ekstensi
elbow, pronasi, supinasi, dorsal fleksi. Adanya penurunan spasme, serta
meningkatkan kemampuan fungsional.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. Penatalaksanaan Fisioterapi
Berdasarkan hasil terapi pada pasien Ny. V dengan diagnosa Tennis Elbow
yang dilakukan sebanyak 2 kali untuk menyelesaikan problematika pada kasus
Tennis Elbow dengan menggunakan modalitas Ultrasound (US) dan Terapi
Latihan.
1. Ultrasound
Ultrasound merupakan gelombang suara dengan vibrasi akustik
pada frekuensi lebih dari 20.000 Hz, Ultrasound merupakan sumber fisis
yang menimbulkan efek fiiologis berupa efek thermal dan efek non
thermal Salah satu keuntungan ultrasound adalah dapat memberikan panas
pada jaringan yang lebih dalam (deep heating) sehingga jika gelombang
ultrasound masuk ke dalam tubuh maka akan menmbulkan peregangan
dalam jaringan. Ultrasound dapat melancarkan sirkulasi dan metabolisme
jaringan dengan reaksi inflamasi yang di timbulkan sehinga
mengoptimalkan proses penyembuhan luka fase awal dan akhir
peradangan merangsang produksi colagen dan cartilago sita rileksasi otot.
2. Stretching
Stretching merupakan terapi yang di rancang untuk meningatkan
ekstensibilitas jaringan lunak sehingga fleksibilitas meningkat dengan cara
memanjangkan struktur tersebut yang mulanya memendek menjadi
hypermobile seiring berjalannya waktu. Stretching dapat mengurangi
spasme dengan cara pada saat melakukan Stretching serabut otot ditarik ke
luar sampai panjang sarkomer penuh maka akan membantu meluruskan
kembali beberapa serabut atau abnomal cross link pada otot yang
memendek Penguluran pada maksimal gerak sendi akan merangsang golgi
tendon organ sehingga timbul relaksasi pada otot (kisner dan Colby, 2017)
3. Strenghtening
Strenghtening merupakan jenis kontraksi eccentric adalah tipe kerja
otot dimana kedua ujung perlengketan otot yang di sebut origo dan insertio
saling menjauh dalam pengertian otot lebih memanjang tujuan pemberian
latihan strenthening jenis kontraksi eccentric adalah meningkatkan jumlah
aktual protein kontraktil otot yang membentuk sel sel otot sehingga
semakin kuat kontraksi otot akan semakin banyak remodeling pada serabut
otot sehingga volume otot akan lebih besar (Ariska, 2023).
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pada kasus Tennis Elbow dibutuhkan suatu intervensi yang tepat
menangani kasus tersebut agar memberikan hasil yang baik dan maksimal
kepada pasien. Modalitas fisioterapi yang berupa Ultrasound (US) merupakan
intervensi yang paling tepat untuk membantu mengurangi nyeri dan efek
biologis, dalam penggunaan US diserap oleh tubuh dan akan menghasilkan
efek panas yang menimbulkan peningkatan sirkulasi darah dan akan
mengurangi tekanan peradangan sehingga terjadi penurunan nyeri sedangkan
Terapi Latihan Stretching dan Strenghtening dapat membantu meningkatkan
lingkup gerak sendi (LGS) dan memperkuat otot yang lemah sehingga gejala
yang diakibatkan dapat berangsur secara baik serta mengoptimalkan aktifitas
fungsi pada tangan pasien. Namun selain hal tersebut edukasi kepada pasien
dan konsistensi semangat yang tinggi dalam melakukan latihan secara mandiri
ketika pasien berada di rumah juga menjadi faktor yang penting untuk
membantu kesembuhan pasien itu sendiri.
B. Saran
Setelah melakukan proses fisioterapi yaitu dengan ultrasound (US) dan
Terapi Latihan pada pasien dengan kondisi Tennis Elbow maka penulis akan
memberikan saran kepada pasien untuk kesungguhan dalam melakukan latihan
karena tanpa adanya kesungguhan dan semangat untuk melakukan terapi dan
latihan secara rutin dirumah maka keberhasilan akan sulit dicapai. Pasien
disarankan untuk melakukan latihan-latihan yang diajarkan terapis secara rutin
setiap harinya dirumah setiap pagi dan sore hari. Dan juga pasien diharapkan
untuk tidak melakukan aktifitas berat yang berhubungan dengan tangan
kanannya dalam waktu yang lama selama melakukan aktifitas bekerja dan
pekerjaan rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Sinuhaji, S. (2018). Pengaruh transverse friction terhadap skala nyeri pada tennis
elbow. Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF), 2.