RESKI DAMAYANTI L
PO.71.4.241.16.1.067
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha kuasa atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang
berjudul “Beda Pengaruh Antara Pemberian Contract Relax Dengan Hold
Relax Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Tentara di
kodam XIV Hasanuddin”.
Dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis merasa masih banyak
kekurangan baik teknis maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang
belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan bagi penulis demi kesempurnaan proposal skripsi ini
Dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
proposal skripsi ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
berarti, serta masih memiliki energi yang cukup untuk menghadapi hal tak
diperlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas yang baik (Deuster, et al.,
2014). Dimana pada setiap manusia memiliki fleksibilitas yang tidak sama
dan bahkan berbeda-beda antara bagian tubuhnya sendiri (Irfan & Natalia,
2013).
persendian, elastis otot, ligament, bentuk tubuh, jenis kelamin, suhu, dan
usia.
1
Fleksibilitas merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang
berbagai kegiatan yang dilakukan dalam gaya hidup sehari hari. Pada
mengalami kekakuan. Selain itu, jaringan ikat pada sendi juga mengalami
perempuan dibandingkan laki – laki contohnya Sit and Reach Test. Lopez-
30 semetara laki laki hanya mendapat skor 28 dengan menggunakan Sit and
didapati pada mahasiswa tanpa disadari. Akan tetapi, cepat atau lambat
akibatnya akan dirasakan antara lain nyeri pada area hip, dan nyeri samar
pada daerah paha, perut dan pinggang, menjalar turun ke bagian depan atau
belakang dari tungkai atas dan bawah (Irfan & Natalia, 2013). Berdasarkan
2
Otot yang mengalami pemendekan harus di stretch ke ukuran
otot hamstring, serta mencari tau jenis latihan yang paling efektif untuk
static, ballistic, dan contract relax yang dilakukan pada subyek laki-laki
hold relax yang diberikan pada kasus tersebut ternyata lebih baik atau lebih
efektif untuk fleksibilitas otot, dari pada teknik pasif stretching yang
diberikan.
memanjangkan struktur soft tissue seperti otot, fasia, tendon dan ligament
3
sehingga akan dapat menimbulkan peningkatan LGS dan penurunan nyeri
yang optimal setelah otot bekerja secara optimal sehingga memutus reflek
myotatic. Hal itu dikenal dengan teori autogenic inhibition (Bing, et al.,
2013).
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
contract relax
relax
contract relax
relax
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
5
relax dengan hold relax dalam meningkatkan fleksibilitas
hamstring.
2. Manfaat praktisi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu diantaranya, fleksibilitas adalah sebuah tanda bahwa tidak ada
berkaitan erat dengan jaringan lunak, seperti ligamen, tendon dan otot,
dasar kemampuan otot untuk rileks atau berubah bentuk dalam proses
peregangan.
lebih keras untuk mengatasi tahanan kegiatan yang dinamis dan berlangsung
lama sehingga energi yang diperlukan akan lebih besar, serta penurunan
7
terjadi di masyarakat dan sering tidak disadari. Namun, hal tersebut jika
kelamin, jenis sendi, latihan fisik, kehamilan dan jaringan lemak tubuh.
fleksibilitas otot tersebut juga akan menurun. Hal ini dapat terjadi karena
Keadaan tersebut akan mudah menimbulkan cedera yang biasa terjadi pada
(Wiguna, 2014)
faktor, seperti pemendekan otot hamstring, cedera akut ataupun kronis pada
pola latihan yang tidak benar (Miller, 2015). Penggunaan otot hamstring
hamstring. Hal ini terjadi ketika otot ditarik melebihi kapasitasnya atau
8
2. Manfaat fleksibilitas
akan memberikan manfaat yang banyak untuk sendi dan otot. Fleksibilitas
yang baik akan mencegah terjadinya cidera, menurunkan nyeri otot , dan
terbaik didapat pada usia anak-anak sebelum masa pubertas, akan tetapi
bertambahnya usia.
tahun tenaga paha laki-laki menurun hinga 23% dan pada wanita
9
3. Tinjauan umum tentang anatomi
a. Anatomi hamstring
(hip join) yang terletak pada sisi belakang paha yang berfungsi sebagai
gerakan fleksi lutut, ekstensi hip, serta gerakan eksternal dan internal
jenis otot tipe I atau tonik, dimana bila terjadi suatu patologi maka otot
medialis tibiae, (2) suatu bagian yang menyatu dengan facia poplitea,
obliquum.
10
Musculus Biceps Femoris memiliki dua caput : caput longum
menempel pada caput fibulae dan dengan mudah dapat dilihat dan
ke dalam aspek posterior paha. Caput brevis biceps femoris berasal dari
supracondylaris femoris.
Femoris yang dibagi dua yakni Biceps Femoris Long Head dan Biceps
pada osteum femur (Gambar 2.1.). Sedangkan untuk insersio dari otot
Biceps Femoris melekat pada sisi lateral dari Os. Fibula, untuk otot
Pollard, 2014)
11
Gambar 2.1 Origo dan Insertio pada otot hamstring
sendi panggul dan lutut yang terletak pada sisi belakang paha yang
gerakan eksternal dan internal rotasi hip. Grup otot ini terdiri atas
caput longum dan caput brevis. M. biceps femoris caput longum bekerja
bekerja pada satu sendi, berasal dari sepertiga tengah linea aspera
12
Bersatunya caput membentuk M. biceps femoris yang berinsertio pada
fleksi sendi lutut dan eksternal rotasi dan fleksi. Otot ini disarafi oleh
13
sartorius untuk bergabung dengan pes anserinus superficialis. Disini
bagian ini dikenal sebagai pes anserinus profundus. Otot ini bekerja
pada dua sendi dan berfumgsi mirip M. semitendinosus. Otot ini dapat
melakukan ekstensi sendi panggul dan fleksi sendi lutut dengan rotasi
tibialis.
b. Fisiologi otot
14
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu otot skeletal, otot jantung dan otot
polos. Dalam bab ini akan dibatasi menjelaskan otot skeletal saja.
dari 500 otot skeletal dan merupakan otot yang membentuk 40% -
50% tubuh. Otot nini terdiri dari serabut otot (muscle fiber) yang
15
Sarkolema mendapat persyarafan dari saraf – saraf cranial
– serabut otot dan satu jaringan ikat. Setiap serabut dikelilingi oleh
suatu jaring halus yang terdiri dari serabut – serabut jaringan ikat
sebagai endomisium dan ini yang memisahkan tiap – tiap sel dari
satu dengan yang lainnya oleh perimisium, yaitu suatu lapisan tipis
16
polimer yang terdiri dari dua rantai aktin yang membentuk double
c. Biomekanik
1) Osteokinematik
berupa gerak rotasi spin dan rotasi putar. Sendi paha (hip joint)
pada caput femoris. ROM pasif gerak fleksi umumnya sekitar 90°-
17
Sendi tibiofemoral merupakan sendi kondiloid ganda dengan
sekitar axis vertikal dengan gerak rotasi spin pada posisi kaki
yang lebih panjang. Selama akhir dari ROM gerak ekstensi aktif,
18
Gambar 2.4 Gerakan Hip joint
2) Artrokinematik
berupa gerak roll dan slide. Dari kedua gerak tersebut dapat
2011).
19
Permukaan sendi pada femur lebih besar dari pada tibia, ini
penguncian sendi.
kondilus femoral saat fleksi. Selama ekstensi dari gerak full fleksi
inferior saat fleksi. Beberapa gerak rotasi patela dan tilting yang
20
Tabel 2.1 Hubungan gerak angular dengan arthrokinematika
Dimana setiap otot skeletal terdiri dari banyak serabut otot yang
21
menghantarkan impuls serta tempat penyimpanan ion kalsium.
2 jenis yaitu thick miofilamen yang berwarna lebih gelap dan thin
22
A-band. Bagian yang memisahkan antara kedua daerah tersebut
miosin dan aktin. Otot akan kembali rileks pada saat kepala miosin
dan aktin tidak lagi saling berhubungan sehingga tak ada lagi
pergeseran molekul.
23
d. Persarafan pada otot hamstring
dan informasi baik sensoris maupun motoris dari sistem saraf yang
diberbagai area bagian, misalnya pada otot BF, antara otot BFlh dan
bercabang dari saraf sciatic (sciatic nerve) dan 2 (dua) dari spesimen
lainnya dari saraf tibialis (nerve tibialis). Pada otot BFsh 4 (empat)
24
nerve) dan ketiga spesimen lainya dari percabangan saraf sciatic (sciatic
nerve).
4. Patofisiologi
dalam keadaan terus kontraksi (Kisner & Colby, 2014). Otot yang
berkontraksi secara terus menerus akan berada pada saat yang namanya
sedangkan produksi ATP tidak berimbang. Tanpa adanya ATP yang cukup
pada muscle fiber maka fungsi dari cross-bridge dan ion transport tidak
otot seperti mata rantai antara otot yang satu dengan yang lain saling
25
pergerakan yang tidak selektif dalam jangka waktu yang lama berakibat
paling tinggi.
26
inhibition) kemudian gerakan secara aktif atau pasif ke arah pola agonis (ke
dari kelompok otot agonis selalu diikuti oleh rileksasi secara reciproke
maksimal, maka pada saat yang sama pasien diminta untuk merileksasikan.
Hal ini merupakan teknik aktif inhibisi yang dapat menghasilkan penurunan
ketegangan otot.
1) Inhibisi reciprocal
ke medula spinalis dan bersinaps dengan saraf motorik dari otot yang
otot antagonis.
Jika ada impuls dari muscle spindle yang dibawa oleh serabut
27
relaksasi. Fenomena ini disebut inhibisi dan fasilitasi reciprocal, karena
serabut otot. Satu serabut otot terdiri atas beberapa myofibril. Serabut
pada struktur muscle spindle dan golgi tendon organ. Muscle spindle
merupakan organ sensorik utama dari otot dan tersusun dari serabut-
28
Serabut muscle spindle dapat merasakan cepatnya suatu otot
terulur. Serabut saraf afferent primer (tipe Ia) muncul dari muscle
peregangan pasif atau kontraksi otot secara pasif. Golgi tendon organ
rendah untuk titik letup (friring impuls) setelah kontraksi otot secara
aktif dan mempunyai ambang rangsang yang tinggi untuk titik letup
29
c. Tujuan contra relax
2) Ketika jarak gerak sendi terbatas karena adanya spame atau tightness
1) Fraktur
30
1) PNF merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi; setiap pengobatan
paling tinggi.
inhibition) kemudian gerakan secara aktif atau pasif ke arah pola agonis (ke
31
Reseptor yang penting dalam inverse stretch reflex adalah golgi
kontaksi otot yang kuat akan merangsang golgi tendon organ dari otot
serabut otot. Satu serabut otot terdiri atas beberapa myofibril. Serabut
32
rileksasi, serta mempunyai kemampuan elastisitas jika diregangkan.
pada struktur muscle spindle dan golgi tendon organ. Muscle spindle
merupakan organ sensorik utama dari otot dan tersusun dari serabut-
terulur. Serabut saraf afferent primer (tipe Ia) muncul dari muscle
33
ketegangan (tension) pada otot. Hal ini dinamakan dengan
1) Menurunkan nyeri
2) Nyeri
3) Kelemahan otot
1) Fraktur
34
hamstring. Sit and Reach test (SR) adalah standar pemeriksaan untuk
belakang yang menggunakan media berupa boks terbuat dari papan atau
hamstring diperlukan suatu alat yang disebut sit-and-reach test box. Kriteria
menentukan subyek dan data penelitian terdapat pada tabel dibawah ini.
duduk dengan kaki lurus (straight leg), kaki tanpa menggunakan alas
diatas telapak tangan yang satunya lagi sehingga ujung-ujung jari tangan
35
terlihat seperti bertingkat. Lalu perlahan tangan sampel atau subjek maju ke
posisi lurus, dan menyentuh permukaan alat ukur. yang perlu diperhatikan
oleh pemeriksa adalah saat gerakan dari subjek, gerakannya tidak boleh
dilakukan tiga kali pengulangan dan pemeriksa mengambil satu dari hasil
36
BAB III
lebih keras untuk mengatasi tahanan kegiatan yang dinamis dan berlangsung
lama sehingga energi yang diperlukan akan lebih besar, serta penurunan
terjadi di masyarakat dan sering tidak disadari. Namun, hal tersebut jika
memanjangkan struktur soft tissue seperti otot, fasia, tendon dan ligament
37
isotonik untuk mengulur otot antagonis yang spasme atau memendek.
yang optimal setelah otot bekerja secara optimal sehingga memutus reflek
myotatic. Hal itu dikenal dengan teori autogenic inhibition (Bing, et al.,
2013).
38
B. Kerangka Konsep
Fleksibilitas
Penurunan fleksibilitas
Contract Relax Hold Relax
otot hamstring
Peningkatan fleksibilitas
otot hamstring
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Pengaruh
: Tujuan
39
C. Hipotesis
Ada beda pengaruh antara pemberian contract relax dengan hold relax
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
penelitian ini menggunakan metode two-group pre test dan post test design.
Pada desain ini terdapat dua kelompok subjek penelitian dimana dilakukan
Exercise.
Q1 X1 Q2
P S
Q3 X2 Q4
41
Keterangan :
P: Populasi
S: Sampel
mendapat perlakuan
mendapat perlakuan
mendapat perlakuan
42
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi penelitian
2. Sampel penelitian
orang.
1. Identifikasi variabel
43
b. Variable terikat (Dependent).
keseimbangan dinamis
a. Jalan Jandem
dengan cara berjalan dalam satu garis lurus dalam posisi tumit kaki
luas bidang tumpu, dengan cara berjalan dalam satu garis lurus
dalam posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang lainnya, dengan
44
b. Balance Strategy Exercise
Kriteria objektif :
E. Instrumen Penelitian
sampel untuk duduk dengan kaki lurus (straight leg), kaki tanpa
telapak tangannya diatas telapak tangan yang satunya lagi sehingga ujung-
45
ujung jari tangan terlihat seperti bertingkat. Lalu perlahan tangan sampel
posisi lutut dalam posisi lurus, dan menyentuh permukaan alat ukur. yang
(Quinn, 2015).
F. Prosedur Penelitian
Gambar 4.2
Alur penelitian
G. Prosedur Kerja
46
dilakukan pengukuran pre test sit and reach test, selanjutnya masing-masing
contract relax dan kelompok 2 diberikan latihan hold relax dengan 12 kali
flekibilitasnya.
H. Analisi Data
(p<0,05).
parametrik yaitu uji paired t sample dan uji independent t sample. Jika
hasil uji normalitas data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji
47
DAFTAR PUSTAKA
Anshar., Sudaryanto., Halimah A., & Hendrik. (2016). Buku Panduan Skripsi
Prodi D.IV Fisioterapi. Makassar: Poltekkes Kemenkes Makassar.
Bing, Y., Queen, R. M., Abbey, A. N., Liu, Y., Moorman, C. T., & Garrett, W. E.
(2013). Hamstring Muscle Kinematics and Activation During Overground
Sprinting. Journal Biomechanics, Vol: 41 (15).
Deuster, P. A., O'Connor, F. G., Henry, K. A., Martindale, V. E., Talbot, L.,
Jonas, W., & Friedl, K. (2014). Military Medicine. Vol. 172, 1133-1137.
Irfan, M., & Natalia. (2013). Beda Pengaruh Auto Stretching dengan Contract
Relax Terhadap Penambahan Panjang Otot Hamstring. Journal Fisioterapi
Indonesia, Volume 8 No1.
Ismaryati. (2013). Test dan Pengukuran olahraga. Solo: LPP dan UPT UNS.
48
Kisner, C., & Colby, L. A. (2014). Therapeutic Exercise Foundations and
Techniques. Sixth edition, F.A Davis Company, Philadelphia.
Miller, G. A. (2015). The Psycological review. The Megical Number Seven, Vol.
63:81-97.
Morcelly, M., Olivera, J., & Navega, M. (2013). Comprasion of Static, Ballistic
and Contract Relax in Hamstring Muscle.
Nelson, Arnold, G., & Kokone, J. (2014). Streatching Anatomy. Campaign:
Human Kineticks.
Quinn, E. (2015). Medical Review Board, Sit And Reach Flexibility Test.
Available.
From(http://sportsmedicine.about.com/od/fitnessevalandassesment/qt/sitan
dreach.htm. diakses, 18 Januari 2019.
Sajoto, M. (2013). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisi dalam
Olahraga. Semarang: Dahara Prize.
Shankar, & Yogita. (2010). Efectivenes of Passive Strecthing Versus Hold Relax
Technique in Flexibility of Hamstring Muscle . Gujarat, India: OJHAS.
Shumway, & Anna. (2013). Motor Control (translating research into clinical
practice). (W. Lippicolt , & Wilkins, Eds.) 4-5.
49
Stephen, M. P. (2014). Hamstring Pulls and Tears : prevention and treatment.
From http://www.drpribut.com/sports/hamstring.html. diakses, 18 Januari
2019.
Ylinen, J. (2016). Streching Therapy For Sport and Manual Therapy. Oxford:
Elsiver Limited.
50