PENDAHULUAN
1
muncul dari gaya hidup yang kurang baik. Namun, tidak semua penyakit jantung
koroner membutuhkan operasi jantung CABG. Pengobatan jantung koroner dapat
menggunakan cara lainnya tergantung tingkat keparahan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang Jantung
a) Atrium Dextra
Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan
dibandingkan ventrikel dextra dan atrium sinistra. Atrium Dextra
merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara
pada dinding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada
dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini
terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii.
b) Atrium Sinistra
Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada
dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus
hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sudah
dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding
postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang
vena dextra et sinistra.
c) Ventrikel Dextra
3
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di
bawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di
kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra.
Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal
dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk
mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis.
d) Ventrikel Sinistra
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya
mengarah ke antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian
dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding
ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga
menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel
sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus
menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-
jaringan perifer.
4
selama berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara
jantung dan organ sekitarnya. Bagian ini juga berfungsi untuk
menyangga dan menahan jantung untuk tetap berada dalam
posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan
yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah),
dan endokardium (lapisan dalam).
2. Serambi
Serambi atau disebut juga atrium merupakan bagian jantung atas
yang terdiri dari serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi
untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh
darah. Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah
bersih dari paru-paru. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis
dan tidak berotot karena tugasnya hanya sebagai ruangan penerima
darah.
3. Bilik
Sama seperti serambi, bilik atau disebut juga ventrikel
merupakan bagian jantung bawah yang terdiri dari bagian kanan
dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah kotor dari
jantung ke paru-paru. Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk
memompa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh. Dinding
bilik jauh lebih tebal dan berotot dibandingkan dengan serambi
karena bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung
ke paru-paru maupun ke seluruh tubuh.
4. Katup
Jantung memiliki empat katup yang menjaga aliran darah
mengalir ke satu arah, yaitu:
Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan
dan bilik kanan.
Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke
arteri pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru untuk
mengambil oksigen.
5
Katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-
paru mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.
Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan
oksigen untuk dilewati dari bilik kiri ke aorta (arteri terbesar di
tubuh).
5. Pembuluh darah
Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:
Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung
ke bagian tubuh lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup
elastis sehingga mampu menjaga tekanan darah tetap
konsisten.
Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang
miskin oksigen dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung.
Dibandingkan dengan arteri, vena memiliki dinding pembuluh
yang lebih tipis.
Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan
arteri terkecil dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis
sehingga memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar
senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida,
air, oksigen, limbah, dan nutrisi.
6. Siklus jantung
Siklus jantung adalah urutan kejadian yang terjadi saat jantung
berdetak. Berikut dua fase siklus jantung, yaitu:
Sistol, jaringan otot jantung berkontraksi untuk memompa
darah keluar dari ventrikel.
Diastol, otot jantung rileks terjadi pada saat pengisian darah di
jantung
6
tekanan darah 120/80 mmHg menggambarkan tekanan sistolik
(120) dan tekanan diastolik (80).
B. Patologi
1. Defenisi
7
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara
fisiologis ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit
janting koroner apalagi ketika usia wanita itu telah menginjak usila (usia
lanjut).
8
9. Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi
situasi yang tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan
jiwa.
9
C. Intervensi Fisioterapi
1. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses
penyembuhan pasien. Dalam pengertian lain, komunikasi terapeutik adalah
proses yang digunakan dengan memakai pendekatan yang direncanakan
secara sadar dengan tujuan penyembuhan pasien. Adapun karakteristik
komunikasi terapeutik yaitu : ikhlas, empati, dan hangat.
2. Positioning
Setiap posisi atau gerak dari pasien harus berada dalam lingkup pola
penyembuhan. Posisi dalam pola penyembuhan harus sejak dini dilakukan.
Dalam pemberian positioning pasien masih dalam keadaan belum stabil
sehingga pasien harus berada ditempat tidur.
3. Breathing control
Breathing control merupakan suatu tindakan yang diajarkan kepada
pasien untuk dapat mengontrol pola pernafasan. Dengan harapan pasien
mampu memenejemen kebutuhan O2 pada dirinya saat terjadi perubahan
aktivitas sehingga memberikan efek rileksasi pada bahu, lengan, dan dada
bagian atas. Tindakan breathing control ini di anjurkan pada pasien-pasien
yang mengalami gangguan pernafasan. Sehingga mampu memperbaiki
pola pernapasan yang tidak efisien atau abnormal, mengurangi tingkat
kerja dari otot-otot pernapasan dan mengajarkan pasien bagaimana untuk
mengatur pernapasan saat terjadi serangan sesak nafas (Alfajri, 2014).
10
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
C. Identitas Pasien
Nama Lengkap : Ishak Mannang
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Wajo
Pekerjaan : Wiraswasta
11
b. Dinamis
- Masih mengalami kelemahan ketika melakukan aktitifas fungsional
seperti berjalan.
c. Palpasi
- Suhu normal
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak terdapat oedema
- Tidak terdapat kontraktur otot
F. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi
a. Vital Sign
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Respirasi : 20x/menit
Denyut Nadi : 66x/menit
b. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
1. Gerak Aktif : Full ROM
2. Gerak Pasif : Full ROM
c. Intensitas Nyeri
Pada pemeriksaan nyeri menggunakan skala nyeri Visual Analouge Scale
(VAS). Skala ini digambarkan dengan garis lurus, biasanya panjangnya
mencapai 10 cm. Salah satu ujungnya ditandai “tidak ada nyeri”, dan
ujung lainnya ditandai “nyeri hebat”. Skala ini digunakan secara vertikal
atau horizontal, sambil meminta pasien untuk menandai garis dengan titik
yang menggambarkan derajat nyeri yang dirasakan.
12
Keterangan :
Skala 0-2 : tidak nyeri (tidak ada rasa sakit, merasa normal).
Skala 2-5 : nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak terganggu).
Skala 6-8 : nyeri sedang (mengganggu aktifitas fisik).
Skala 9-10 : nyeri berat (tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri).
Hasil : 7 (nyeri sedang)
d. Tes Pengembangan thorax
Tes pengembangan thorax diukur dengan menggunakan meteran pada 3
tempat yaitu Upper lobus: axilla,Middle lobus : processus xiphodheus dan
Lower lobus : Subcostal.
Dilakukan dengan meletakkan meteran secara melingkar antara
axilla,processus xipoidheus dan subcostal dengan ujung berada pada
pertengahan dada. Dimulai saat pasien full ekspirasi lalu deep inspirasi.
Hasil : Pengembangan thorax minimal
e. Zona Latihan
Menghitung batas denyut minimal dan maksimal zona latihan pasien
Mengukur denyut nadi istirahat,sentuh dengan menggunakan ujung jari
telunjuk dan jari tengah Arteri Radialis kearah distal dibagian ujung
Radius ( di daerah pergelangan tangan sebelah luar ). Rasakan denyut
yang dihasilkan dan hitung denyutan selama 30 detik. Hasil di kalikan 2
untuk hasil permenit.
Hasil : DNI = 56 bpm DM = 220-53=177bpm
Zona Latihan = DM x (20%-30%) : 100
177x20:100=35,4 bpm (Denyut nadi minimal saat latihan)
177x30:100=53,1 bpm (Denyut nadi maksimal saat latihan)
13
f. Barthel Index
Nilai Skor
Saat
Saat Mingg Mingg Mingg Mingg
N Sebelu Pulan
Fungsi Skor Keterangan Masu u I di u II di u III di u IV di
o m Sakit g
k RS RS RS RS RS
Tgl…
Tgl…. Tgl… Tgl …. Tgl…. Tgl…. Tgl….
Tak
terkendali/tak
0
Mengendali teratur (perlu
kan bantuan)
1 2 2
rangsang Kadang –
defeksasi 1 kadang tak
terkendali
2 Mandiri
Tak
0 terkendali/pak
ai kateter
Mengendali
Kadang –
2 an rangsang 2 2
kadang tak
berkemih 1
terkendali
(1X24 jam)
2 Mandiri
Membersihk Butuh
an diri (seka 0 pertolongan
3 muka, sisir orang lain 1 1
rambut,
1 Mandiri
sikat gigi)
Tergantung
0 pertolongan
orang lain
Perlu
Penggunaan pertolongan
jamban, pada beberapa
4 2 2
masuk dan kegiatan tetapi
1
keluar dapat
mengerjakan
sendiri
kegiatan lain
2 Mandiri
14
0 Tidak mampu
Perlu di tolong
5 Makan 1 memotong 2 2
makanan
2 Mandiri
0 Tidak mampu
Perlu banyak
bantuan untuk
Berubah 1
bisa duduk
sikap dari
6 (2orang) 3 3
baring ke
Bantuan
duduk
2 minimal 2
orang
3 Mandiri
0 Tidak mampu
Bisa (pindah)
1
dengan kursi
Berpindah / Berjalan
7 3 3
berjalan dengan
2
bantuan 1
orang
3 Mandiri
Tergantung
0
orang lain
Sebagian
Memakai dibantu
8 2 2
baju 1 (misalnya
memasang
kancing)
2 Mandiri
0 Tidak mampu
Naik turun Butuh
9 1 2 2
tangga pertolongan
2 Mandiri
0 Tergantung
10 Mandi 1 1
1 Mandiri
Total Skor 20 20
15
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
Skor <11 Lapor DPJP untuk penangan lebih lanjut
5–8 : Ketergantungan berat
0 –4 : Ketergantungan total
Hasil :
Total dari Barthel Index pasien yakni 20 yang berarti pasien masuk
kategori Mandiri
g. Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax
Hasil :
- Corakan vascular kedua paru normal
- Jantung membesar,aorta dilatasi dan elongasi
- Sinus dan diaphragma normal
- Tulang-tulang intak
16
Echocardiogram Report
Hasil :
- Fungsi sistolik ventrikel baik,Ejeksi Fraksi 59%(TEICH)
- Dimensi ruang-ruang jantung : Dalam batas normal
- Hipertrofi Ventrikel kiri : positif konsentrik (LVMI 156 g/m2
RWT 0.78)
- Pergerakan miokard :Global normokinetik
- Fungsi sistolik ventrikel kanan baik,TAPSE 2.1cm katup-
katup jantung :
Mitral : Fungsi dan gerakan baik
Aorta : 3 cuspis,klasifikasi negative,Fungsi dan pergerakan
baik
Trikuspid : Fungsi dan Peregerakan baik
Pulmonal : Fungsi dan pergerakan baik
E/A >1,eRAP 3 mmHg,Eksp/Insp 1.8/1.1 cm
17
G. LEMBAR ALGORHITMA ASSESSMENT
Algoritma assessment berdasarkan pengamatan
Inspeksi :
Pemeriksaan Fisik
Diagnosa ICF :
Gangguan aktifitas fungsional pada kondisi Coronary
arteri disease Pro CABG
18
H. DIAGNOSA FISIOTERAPI
“Gangguan aktifitas fungsional pada kondisi Coronary arteri disease Pro CABG”
I. PROBLEMATIC FISIOTERAPI
Diagnosa ICF :
Gangguan aktifitas fungsional pada kondisi Coronary arteri disease
Pro CABG
J. TUJUAN INTERVENSI
Tujuan Jangka Pendek
Mengurangi nyeri dada
Meningkatkan kemampuan pengembangan torax
Tujuan Jangka Panjang
Meningkatkan kemampuan pada saat melakukan aktifitas
Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas social dengan
lingkungan sekitar
19
K. PROGRAM INTERVENSI
1. Komunikasi terapeutik
M. EDUKASI
Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita
Mengoreksi posisi pasien saat tidur maupun duduk agar membuat
pasien nyaman dan nyeri yang dirasakan berkurang
Mengajar pasien untuk mengontrol pernafasannya agar
meningkatkan fungsi respirasi
20
BAB IV
PENUTUP
CABG adalah prosedur bedah untuk membuat pembuluh darah baru yang
melintasi pembuluh darah jantung yang menyempit dengan menggunakan
pembuluh darah dari bagian tubuh lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Aaronson I.P, Ward, T.P.J, 2010, The Cardiovascular System at a Glance, Alih
Bahasa: Surapsari, J.D, Jakarta: Penerbit Erlangga
Irnizarifka, 2011, Buku Saku Jantung Dasar, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Sumber Internet
22