Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER

DISUSUN OLEH:

Windy Nidya Sugiardi Amd. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER

2023
1. PENGERTIAN KARDIOVASKULER
Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk
melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab
untuk mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme,
hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian
tubuh akan mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam
darah. Dengan tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan
metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga menjamin pasokan zat kekebalan
tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik karena kecelakaan atau
operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah tersebut. Dengan demikian,
dapat dilihat bahwa sistem kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk
mentransportasikan darah dan zat-zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh.

2. ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER


A. Pengertian, Ukuran dan Letak Jantung
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini
terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada)
disebelah anterior dan vertebra (belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar
lebar diatas dan meruncing membentuk titik diujungnya, dibagian bawah yang
disebut apeks. Jantung terletak menyudut dibawah sternum sedemikian sehingga
dasarnya terutama terletak dikanan dan apeks di kiri sternum. Ketika jantung
berdenyut kuat, apeks sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada di sisi kiri.
Berat jantung orang dewasa laki-laki 300-350 gr, berat jantung orang dewasa
wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg
BB dari berat badan ideal. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam
masa periode itu, jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571
liter darah.
B. Struktur Pericardium dan Lapisan Jantung
Pericardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung dan
memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum. Pericardium
terdiri dari dua bagian yaitu fibrous 8 pericardium dan serous pericardium.
Febrous pericardium superficial adalah lapisan keras,tidak elastik dan
merupakan jaringan tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous pericardium
mencegah peregangan berlebihan dari jantung, melindungi dan menempatkan
jantung dalam mediastinum.
Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis, memberan yang halus
yang terdiri dari dua lapisan.
Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous pericardium yang
menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan visceral yang
di sebut juga epicardium,yang menempel pada permukaan jantung ,antara lapisan
parietal dan visceral terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial. Cairan
perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sell pericardial untuk mencegah
pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Perikardium (lapisan terluar)
Perikardium dapat disebut juga lapisan visceral dari serous perikardium.
lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari mesothelium
yang bertekstur licin pada permukaan jantung.
2) Myocardium (lapisan tengah)
Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan
berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter. Sel-sel otot jantung
dibagi dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.

3) Endocardium (lapisan terdalam)


Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium yang melapisi lapisan tipis
jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-
ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung. Endocardium bersambung
dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung. Endokardium
tersusun atas jaringan penyambung jarang dan banyak mengandung vena,
syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem penghantar impuls.

C. Bagian- bagian dari Jantung


1) Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh
darah besar dan dibentuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium
dekstra.
2) Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.

D. Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:


1) Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan
dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan
sedikit ventrikel sinistra.
2) Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel
sinistra.
3) Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas dengan
stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan
sebagian kecil ventrikel dekstra.

E. Tepi Jantung (Margo Kordis) yaitu:


1) Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava
superior sampai ke apeks kordis.
2) Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah
muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.

F. Alur Permukaan Jantung


1) Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis
2) Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula
sinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis.
3) Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara
vena cava inferior menuju apeks kordis.

G. Ruang Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, yakni atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan
dan ventrikel kiri. Atrium lebih kecil dari ventrikel dan memiliki otot tipis, kurang
beroroto dibandingkan ventrikel. Atrium bertindak sebagai ruang penerima darah,
sehingga selalu terhubung ke pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.
1) Atrium kanan dan atrium kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial,
a) Atrium kanan, menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava
superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan
dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang
menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara
yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan
atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah
de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.
b) Atrium kiri, menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-
paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui
atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
2) Ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum
interventrikular.
a) Ventrikel kanan, menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan.
Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi
ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai
kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka.
Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan
dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri
pulmonalis menuju paru-paru.
b) Ventrikel kiri, menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak
atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta
menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan
darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel
kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral
mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta
memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.

H. Struktur Katup-katup Jantung


Struktur Katup – Katup Jantung terdiri dari:
1) Katup atrioentrikular
a) Katup trikuspid terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3
daun katup.
b) Katup bikuspid/mitral terletak antara atrium dan ventrikel kiri mempunyai 2
daun katup.
c) Katup atrioventrikular memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada fase diastol ventrikel dan mencegah aliran balik
pada saat sistol ventrikel (kontraksi).
2) Katup semilunar
a) Katup pulmonal terletak pada arteri pulmonalis.
b) Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol .
3. FISIOLOGI JANTUNG
A. Sistem Pengaturan Jantung
1) Serat Purkinje
Serat ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu mengantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung.
Hantaran yang cepat di sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium
berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular yang
serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang terkoordinasi.
2) Nodus sinoatrial (nodus SA)
Lokasi. Nodus SA adalah suatu massa jaringan otot jantung khusus yang
terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah permukaan vena
kava superior. Nodus SA melepaskan impuls sebanyak 72 kali permenit,
frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60
kali permenit), dan ventrikel (20 kali permenit). Nodus ini dipengaruhi saraf
simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan mempercepat atau
memperlambat iramanya. Nodus SA mengatur frekuensi kontraksi irama,
sehingga disebut pemacu jantung (pacemaker).
3) Nodus atrioventrikular (nodus AV)
Lokasi. Impuls menjalar di sepanjang pita serat purkinje pada atrium, menuju
nodus AV yang terletak di bawah dinding posterior atrium kanan. Nodus AV
menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum
terjadi kontraksi ventrikular.
4) Berkas AV (berkas His)
Lokasi. Berkas AV adalah sekelompok besar serat purkinje yang berasal dari
nodus AV dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju
ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan kiri.
Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel kanan. Serabut
bercabang menjadi serat-serat purkinje kecil yang menyatu dalam serat otot
jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan berkas kiri memanjang di
sisi dalam ventrikel kiri dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
B. Siklus Jantung
Siklus jantung menggambarkan semua kegiatan jantung selama satu detak
jantung penuh yaitu, dari melalui satu kontraksi dan relaksasi kedua serambi dan
ventrikel. Peristiwa kontraksi (baik serambi maupun ventrikel) disebut sistol, dan
peristiwa relaksasi disebut diastol. Siklus jantung meliputi gambaran kegiatan
sistol dan diastol pada serambi dan ventrikel, volume darah, dan perubahan
tekanan di dalam jantung dan aksi katup jantung.
1) Relaksasi isovolumetrik ventrikel adalah periode selama ventrikel relaks dan
katup AV dan katup memaruh bulan masih tertutup. Volume ventrikel tidak
berubah selama periode ini (isovolumetrik).
2) Pengisian ventrikel dimulai ketika katup AV membuka dan darah mengisi
ventrikel. Ventrikel tetap berada dalam keadaan diastol selama periode ini.
3) Kontraksi ventrikel (sistol ventrikel) dimulai ketika potensi aksi nodus AV
memasuki ventrikel, ventrikel terdepolarisasi, dan kompleks QRS dapat
diamati pada EKG.
C. Bunyi Jantung
Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat
di dengar melalui stetoskop. “lup” mengacu pada saat katup AV menutup dan
“dup” mengacu pada saat katup semilunar menutup (gambar 6). Bunyi ketiga atau
keempat adalah bunyi jantung yang abnormal yang disebabkan fibrasi yang
terjadi pada dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel,
dan dapat di dengar jika bunyi jantung diperkuat dengan mikrofon.
Oleh karena itu, bunyi jantung pertama (S1) terdengar pada permulaan
sistol ventrikel, pada saat ini tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan
atrium dan menutup katup mitral dan trikuspid. Pada kasus tenosis mitral
terdengar bunyi S1 yang abnormal dan lebih keras akibat kekakuan daun-daun
katup. Bunyi jantung kedua (S2) terdengar pada permulaan relaksasi ventrikel
karena tekanan ventrikel turun sampai di bawah tekanan arteri pulmonalis dan
aorta, sehingga katup pulmonalis dan aorta tertutup.
Terdapat dua bunyi jantung lain yang kadang-kadang dapat terdengar
selama diastolik ventrikel yaitu bunyi jantung ketiga dan keempat. Kedua bunyi
ini disebut sebagai irama gallop, istilah ini dapat digunakan karena tambahan
bunyi jantung yang lain tersebut merangsang timbulnya irama gallop seperti
derap lari kuda.
Bunyi ketiga terjadi selama periode pengisian ventrikel cepat sehingga
disebut sebagai gallop ventrikular apabila abnormal. Bunyi keempat timbul pada
waktu sistolik atrium dan disebut sebagai gallop atrium. Bunyi keempat biasanya
sangat pelan atau tidak terdengar sama sekali, bunyi ini timbul sesaat sebelum
bunyi jantung pertama. Gallop atrium terdengar bila resistensi ventrikel terhadap
pengisian atrium meningkat akibat berkurangnya peregangan dinding ventrikel
atau peningkatan volume ventrikel.
D. Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit,
dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus
jantung berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per
menit. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut
per menit.

E. Pengaturan Frekuensi Jantung


Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis
susunan saraf otonom.Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron
dalam medulla oblongata. Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan
frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung
menuju jantung.Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang meningkatkan
frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran melalui
nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas keseluruhan
jantung.Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata.

Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi


jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.Ujung
serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran
impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-
A.Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui keseimbangan
impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan parasimpatis.Impuls aferen
(sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal dari reseptor, yang terletak di
berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.Presoreseptor dalam arteri karotis dan
aorta sensitive terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akan
mengakibatkan suatu refleks yang memperlambat frekuensi jantung.

Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang


menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat medular. Proreseptor
dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah
menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk
mempertahankan tekanan darah. Pengaruh lain pada frekuensi jantung : Frekuensi
jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor
untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem
saraf pusat. Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti
kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya
meningkat atau berkurang.

F. Hemodinamika
Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan darah dan
daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya dengan
mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh. Hemodinamik adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan volume, jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur
oleh sistem saraf simpatik dan parasimpatik.
1) Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
pembuluh dan daya regang, atau ditensibilitas dinding pembuluh (seberapa
mudah pembuluh tersebut diregangkan).
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh
permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh
darah, terjadi akibat adanya aksi pemompaan jantung memberikan tekanan
yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir
melalui sistem pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien
tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan. Faktor yang mempengaruhi
tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer, aliran,
dan volume darah.
Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer
dikenal juga dengan tensimeter. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya ditunjukkan oleh dua angka. Misalnya 140-90, maka
artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke
atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut
atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas.
Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan
bawah.
Sistolik Diastolik
Tekanan Darah (Angka Pertama) (Angka Kedua)
Darah Rendah atau Hipotensi) Di bawah 90 Di bawah 60
Normal 90 – 120 60 – 80
Pre-Hipertensi 120 – 140 80 – 90
Darah Tinggi atau Hipertesi (Stadium 1) 140 – 160 90 – 100
Darah Tinggi atau Hipertesi (Stadium Di atas 160 Di atas 100
2/Berbahaya)

2) Pengaturan dan Pengukuran Tekanan Darah


a) Pengaturan Tekanan Darah
1.1 Pengaturan Saraf
Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat
kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur curah jantung.
a. Pusat vasomotorik
 Tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang
terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus
ini mempertahankan tekanan darah melalui vasokontriksi
pembuluh.
 Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls
dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen
saraf simpatis pada sistem saraf otonom.
 Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls
vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah
di jantung dan otak.
 Pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor
beta adrenergik, merespon epinefrin yang bersirkulasi dan
yang dilepas oleh medulla adrenae.
 Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk
organ-organ vital selama situasi menegangkan yang
menginduksi stimulasi saraf simpatis dan vasokontriksi di
suatu tempat pada tubuh.
 Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh
hanya di beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil
genetalia dan kelenjar saliva tertentu.
b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan
karotis, yang mengatur tekanan darah melalui SSO.

1.2 Pengaturan Kimia dan Hormonal


Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi:
 Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor),
epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau
vasodilator, bergantung pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh
darah organ.
 Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari
kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokontriktor.
 Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya
termasuk salah satu vasokontriktor kuat.
 Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon,
kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah
jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.
 Prostaglandin adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara
local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor
(Ethel, 2003: 239).

b) Pengukuran Tekanan Darah


Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan menempatkan
kanula (alat ukur) langsung ke dalam arteri, dan dengan mempergunakan
manometer air raksa dapat diketahui tekanan darah arteri. Umumnya tekanan
darah arteri (tekanan darah) pada manusia diukur secara rutin dengan cara
tidak langsung (auskultasi).
Cara ini mempergunakan manset yang dihubungkan dengan
manometer air raksa (sfigmomanometer). Manset dililitkan di lengan bagian
atas dan stetoskop diletakkan di atas arteria brachialis pada daerah siku.
Manset dengan cepat dikembangkan sampai tekanannya di atas tekanan
sistolik arteri brachialis yang diperiksa. Akibatnya arteri akan terbendung oleh
tekanan manset, dan tidak ada suara yang terdengar dengan stetoskop.
Tekanan dalam manset kemudian diturunkan perlahan-lahan, sehingga pada
titik dimana tekanan sistolik dalam arteri tepat melebihi tekanan manset akan
terjadi semburan darah berjalan melalui daerah bendungan pada tiap-tiap
denyut. Akan terdengar bunyi ketukan di bawah manset, dan tekanan manset
di mana bunyi pertama kali terdengar adalah tekanan sistolik. Bila tekanan
manset diturunkan lebih lanjut, bunyi akan menjadi lebih keras, memudar dan
kemudian menghilang. Tekanan dimana bunyi ini menghilang adalah tekanan
diastolic.

Bunyi yang terdengar di bawah manset disebut sebagai bunyi


Korotkoff. Bunyi ini timbul sebagai akibat dari aliran turbulen yang terjadi
dalam arteria brachialis. Aliran turbulen terjadi karena arteri menjadi sempit
akibat tekanan manset pada lengan atas. Manset harus terletak setinggi jantung
sehingga diperoleh tekanan yang tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Pada
keadaan gemuk hendaknya dipergunakan manset yang lebih lebar, demikian
pula sebaliknya.

Tekanan darah arteri juga dapat dilakukan dengan cara palpasi. Pada
cara ini tekanan darah diperoleh dengan cara mengembangkan manset lengan
dan kemudian membiarkan tekanan manset menurun. Kemudian ditentukan
tekanan pada saat denyut arteri radialis pertama kali teraba. Karena kesulitan
dalam menentukan denagn tepat kapan denyut pertama terasa, tekanan darah
yang diperoleh dengan cara ini bniasanya 2 – 5 mmHg lebih rendah daripada
tekanan yang diperoleh dengan cara auskultasi.

4. SISTEM SIRKULASI JANTUNG


Sistem sirkulasi terdiri dari:
A. Sirkulasi sistemik
1) Mengalirkan darah keberbagai organ
2) Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3) Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4) Banyak mengalami tahanan
5) Kolom hidrostatik panjang

B. Sirkulasi pulmonal
1) Hanya mengalirkan darah keparu-paru
2) Hanya berfungsi untuk paru-paru
3) Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4) Hanya sedikit mengalami tahanan
5) Kolom hidrostatik pendek.

C. Sirkulasi koroner
1) Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen
untuk miokardium melalui cabang intramiokardial
2) Sangat mempengaruhi efisiensi jantung sebagai pompa
3) Aliran darah koroner meningkat pada aktifitas, denyut jantung, rangsangan
sistem saraf simpatis

Fungsi sistem sirkulasi :


Bagian-bagian yg berperan dlm sirkulasi adalah: arteri, arteriol, kapiler, venula dan
vena
A. Arteri berfungsi mentranspor darah dengan tekanan yang tinggi ke jaringan, untuk
itu arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan
cepat.
B. Arteriol adalah cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali untuk
mengatur darah ke kapiler. Mempunyai dinding otot yang kuat sehingga mampu
konstriksi atau menyempit atau dilatasi atau melebar beberapa kali ukuran normal.
C. Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan zat makanan, elektrolit, hormon dan
bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial. Dinding ini sangat tipis dan
penebalan terhadap molekul kecil.
D. Venula berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap dan bergabung
menjadi vena yang semakin besar.
E. Vena adalah saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke
jantung. Tekanannya sangat rendah dan dindingnya sangat tipis.
5. SIRKULASI DARAH
Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta. Dari aorta darah di
salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara progressive memasuki arteri
sistemik yang membawa darah tersebut ke organ ke seluruh tubuh kecuali sakus udara
(Alveoli ) paru-paru yang disuplay oleh sirkulasi pulmonal. Pada jaringan sistemik
arteri bercabang menjadi arteriol yang berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk
ke bagian yang lebar dari kapiler sistemik. Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui
dinding kapiler yang tipis, darah melepaskan oksygen dan mengambil CO2 pada
sebagian besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler dan kemudian masuk
ke venule sistemik. Venule membawa darah yang miskin oksigen. Berjalan dari
jaringan dan bergabung membentuk vena systemic yang lebih besar dan pada
akhirnya darah mengalir kembali ke atrium kanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sirkulasi sistemik:
A. Curah jantung
B. Aliran tekanan
C. Tahanan sirkulasi iskemik
D. Sirkulasi Pulmonal

Dari jantung kanan darah dipompakan ke sirkulasi pulmonal. Jantung kanan


menerima darah yang miskin oksigen dari sirkulasi sistemik. Darah di pompakan dari
ventrikel kanan ke pulmonal trunk yang mana cabang arteri pulmonary membawa
darah ke paru-paru kanan dan kiri.Pada kapiler pulmonal darah melepaskan CO2 yang
di ekshalasi dan mengambil O2. Darah yang teroksigenasi kemudian mengalir ke vena
pulmonal dan kembali ke atrium kiri.Tekanan berbagai sirkulasi karena jantung
memompa darah secara berulang ke dalam aorta.Tekanan diaorta menjadi tinggi rata-
rata 100 mmHg,karena pemompaan oleh jantung bersifat pulsatif,tekanan arteri
berfluktuasi antara systole 120 mmHg dan diastole 80 mmHg. Selama darah mengalir
melalui sirkulasi sistemik,tekanan menurun secara progressive sampai dengan kira-
kira 0 mmHg,pada waktu mencapai ujung vena cava di atrium kanan jantung.Tekanan
12 dalam kapiler sistemik bervariasi dari setinggi 35 mmHg mendekati ujung arteriol
sampai serendah 10 mmHg mendekati ujung vena tetapi tekanan fungsional rata-rata
pada sebagian besar pembuluh darah adalah 17 mmHg yaitu tekanan yang cukup
rendah dimana sedikit plasma akan bocor ke luar dengan kapiler pori,walaupun
nutrient berdifusi dengan mudah ke sel jaringan.Pada arteri pulmonalis tekanan
bersifat pulsatif seperti pada aorta tetapi tingkat tekanannya jauh lebih rendah,pada
tekanan sistolik sekitar 25 mmHg diastole 8 mmHg.Tekanan arteri pulmonal rata-rata
16 mmHg.Tekanan kapiler paru rata-rata 7 mmHg.

6. PEREDARAN DARAH JANTUNG


Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari
ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri
pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis
membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah
terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup
valvulasemilunaris aorta. Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
1) Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara
trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra
dan ventrikel kanan.
2) Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3) Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus
atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
Elektrofisiologi Sel Otot jantung Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan
permeabilitas membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan
potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis.

Lima fase aksi potensial yaitu:

1) Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative (polarisasi) dan bagian luar
bermuatan positif.
2) Fase depolarisasi (cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas membrane
terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
3) Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat
masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel menjadi
berkurang.
4) Fase plato (keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama
sesuai masa refraktor absolute miokard.
5) Fase repolarisasi (cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak mengalir
dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan jantung dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik
jantung. EKG merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk
memantau kondisi jantung dan mendeteksi gangguan jantung dengan cepat.
b. Echokardiografi
Echokardiografi adalah pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang
suara. Ekokardiografi berguna untuk memantau kondisi jantung, termasuk
kondisi katup dan kemampuan jantung dalam memompa darah.
c. Treadmill
Uji tekanan atau stress test adalah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi
jantung saat pasien melakukan aktivitas fisik, seperti berlari atau bersepeda.
Pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
gangguan aliran darah dari dan ke jantung.

d. Rontgen Dada
Rontgen dada adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar radiasi untuk
menghasilkan gambar organ dalam dada, termasuk jantung. Pemeriksaan ini
dapat digunakan untuk melihat bentuk dan ukuran jantung.
e. CT Scan Jantung
CT scan jantung adalah pemeriksaan foto Rontgen yang menggunakan
teknologi komputer sehingga bisa mendapatkan gambar jantung dari berbagai
sudut.
f. MRI Jantung
MRI jantung dilakukan dengan menggunakan teknologi medan magnet dan
gelombang radio untuk menghasilkan gambar jantung dan pembuluh darah di
sekitarnya.
g. Angiografi koroner atau kateterisasi jantung
Angiografi koroner atau kateterisasi jantung adalah pemeriksaan untuk
mendeteksi dan mendiagnosis penyakit jantung koroner dan kondisi jantung
lainya, seperti kelainan katup jantung, fungsi jantung dalam memompa darah,
tekanan di dalam ruang jantung, dan kadar oksigen di jantung.
DAFTAR PUSTAKA

Puji Wahyuningsih, Heni, dkk. 2017. Anatomi Fisiologi. Jakarta : BPPSDMK

Kirnantoro, H, dkk. 2021. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Pearce, Evelyn C. (2009). Anatomi Fisiologi. (Sri Yuliani Handoyo, penerjemah). Jakarta: PT
Gramedia

Black, Joice M, dkk. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan. Edisi. 8, Vol. 3. (dr. Joko Mulyanto, M.Sc, penerjemah). Jakarta:
Salemba Medika

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi. 2. (Agung Waluyo, penerjemah). Jakarta: EGC

Mutaqin, Arif, dkk. (2013). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai