DISUSUN OLEH:
2023
1. PENGERTIAN KARDIOVASKULER
Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk
melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab
untuk mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme,
hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian
tubuh akan mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam
darah. Dengan tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan
metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga menjamin pasokan zat kekebalan
tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik karena kecelakaan atau
operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah tersebut. Dengan demikian,
dapat dilihat bahwa sistem kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk
mentransportasikan darah dan zat-zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh.
G. Ruang Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, yakni atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan
dan ventrikel kiri. Atrium lebih kecil dari ventrikel dan memiliki otot tipis, kurang
beroroto dibandingkan ventrikel. Atrium bertindak sebagai ruang penerima darah,
sehingga selalu terhubung ke pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.
1) Atrium kanan dan atrium kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial,
a) Atrium kanan, menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava
superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan
dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang
menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara
yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan
atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah
de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.
b) Atrium kiri, menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-
paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui
atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
2) Ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum
interventrikular.
a) Ventrikel kanan, menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan.
Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi
ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai
kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka.
Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan
dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri
pulmonalis menuju paru-paru.
b) Ventrikel kiri, menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak
atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta
menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan
darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel
kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral
mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta
memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
F. Hemodinamika
Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan darah dan
daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya dengan
mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh. Hemodinamik adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan volume, jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur
oleh sistem saraf simpatik dan parasimpatik.
1) Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
pembuluh dan daya regang, atau ditensibilitas dinding pembuluh (seberapa
mudah pembuluh tersebut diregangkan).
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh
permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh
darah, terjadi akibat adanya aksi pemompaan jantung memberikan tekanan
yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir
melalui sistem pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien
tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan. Faktor yang mempengaruhi
tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer, aliran,
dan volume darah.
Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer
dikenal juga dengan tensimeter. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya ditunjukkan oleh dua angka. Misalnya 140-90, maka
artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke
atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut
atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas.
Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan
bawah.
Sistolik Diastolik
Tekanan Darah (Angka Pertama) (Angka Kedua)
Darah Rendah atau Hipotensi) Di bawah 90 Di bawah 60
Normal 90 – 120 60 – 80
Pre-Hipertensi 120 – 140 80 – 90
Darah Tinggi atau Hipertesi (Stadium 1) 140 – 160 90 – 100
Darah Tinggi atau Hipertesi (Stadium Di atas 160 Di atas 100
2/Berbahaya)
Tekanan darah arteri juga dapat dilakukan dengan cara palpasi. Pada
cara ini tekanan darah diperoleh dengan cara mengembangkan manset lengan
dan kemudian membiarkan tekanan manset menurun. Kemudian ditentukan
tekanan pada saat denyut arteri radialis pertama kali teraba. Karena kesulitan
dalam menentukan denagn tepat kapan denyut pertama terasa, tekanan darah
yang diperoleh dengan cara ini bniasanya 2 – 5 mmHg lebih rendah daripada
tekanan yang diperoleh dengan cara auskultasi.
B. Sirkulasi pulmonal
1) Hanya mengalirkan darah keparu-paru
2) Hanya berfungsi untuk paru-paru
3) Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4) Hanya sedikit mengalami tahanan
5) Kolom hidrostatik pendek.
C. Sirkulasi koroner
1) Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen
untuk miokardium melalui cabang intramiokardial
2) Sangat mempengaruhi efisiensi jantung sebagai pompa
3) Aliran darah koroner meningkat pada aktifitas, denyut jantung, rangsangan
sistem saraf simpatis
1) Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative (polarisasi) dan bagian luar
bermuatan positif.
2) Fase depolarisasi (cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas membrane
terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
3) Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat
masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel menjadi
berkurang.
4) Fase plato (keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama
sesuai masa refraktor absolute miokard.
5) Fase repolarisasi (cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak mengalir
dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan jantung dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik
jantung. EKG merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk
memantau kondisi jantung dan mendeteksi gangguan jantung dengan cepat.
b. Echokardiografi
Echokardiografi adalah pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang
suara. Ekokardiografi berguna untuk memantau kondisi jantung, termasuk
kondisi katup dan kemampuan jantung dalam memompa darah.
c. Treadmill
Uji tekanan atau stress test adalah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi
jantung saat pasien melakukan aktivitas fisik, seperti berlari atau bersepeda.
Pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
gangguan aliran darah dari dan ke jantung.
d. Rontgen Dada
Rontgen dada adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar radiasi untuk
menghasilkan gambar organ dalam dada, termasuk jantung. Pemeriksaan ini
dapat digunakan untuk melihat bentuk dan ukuran jantung.
e. CT Scan Jantung
CT scan jantung adalah pemeriksaan foto Rontgen yang menggunakan
teknologi komputer sehingga bisa mendapatkan gambar jantung dari berbagai
sudut.
f. MRI Jantung
MRI jantung dilakukan dengan menggunakan teknologi medan magnet dan
gelombang radio untuk menghasilkan gambar jantung dan pembuluh darah di
sekitarnya.
g. Angiografi koroner atau kateterisasi jantung
Angiografi koroner atau kateterisasi jantung adalah pemeriksaan untuk
mendeteksi dan mendiagnosis penyakit jantung koroner dan kondisi jantung
lainya, seperti kelainan katup jantung, fungsi jantung dalam memompa darah,
tekanan di dalam ruang jantung, dan kadar oksigen di jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. (2009). Anatomi Fisiologi. (Sri Yuliani Handoyo, penerjemah). Jakarta: PT
Gramedia
Black, Joice M, dkk. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan. Edisi. 8, Vol. 3. (dr. Joko Mulyanto, M.Sc, penerjemah). Jakarta:
Salemba Medika
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi. 2. (Agung Waluyo, penerjemah). Jakarta: EGC