A. Definisi
Congestive heart failure terkadang disebut gagal jantung kongestif, yaitu
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang
ditandai dengan kelebihan beban (overload) cairan dan perfusi jaringan yang buruk.
Mekanisme terjadinya gagal jantung kongestif meliputi gangguan kontraktilitas jantung
(disfungsi sistolik) atau pengisian jantung (diastole) sehingga curah jantung lebih rendah
dari nilai normal. Curah jantung yang rendah dapat memunculkan mekanisme
kompensasi yang mengakibatkan peningkatan beban kerja jantung dan pada akhirnya
terjadi resistensi pengisian jantung. (Smeltzer, 2013).
Congestive heart failure merupakan sidrom klinis yang kompleks dengan gejala-
gejala yang tipikal dari sesak napas (dispneu) dan mudah lelah (fatigue) yang di
hubungkan dengan kerusakan fungsi maupun struktur yang diganggu dari jantung yang
mengganggu kemampuan ventrikel untuk mengisi dan mengeluarkan darah kesirkulasi.
(Syamsudin, 2011).
Congestive heart failure adalah syndrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala),
ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan
yang mengakibatnya terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolic)
dan/atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik). (Suddarth, dkk 2009 dalam buku
Amin, dkk 2016).
C. Etiologi
Adapun penyebab dari CHF atau gagal jantung adalah :
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot jantung mencakup aterosklerosis coroner, hipertensi arterial dan penyakit
degenerative atau inflamasi.
2. Aterosklerosis coroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena tergganggunya
aliran darah ke otot jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degenerative
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak
serabut jantung mengakibatkan kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load) meningkatkan beban kerja
jatung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
4. Penyakit jantung lain terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung.
D. Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan
Gejala gagal jantung kongestif yang utama adalah sebagai berikut :
Keterbatasan aktifitas fisik : Seseorang mungkin tidak dapat mentoleris jenis olahraga
tertentu seperti jalan cepat atau lari, bahkan aktifitas fisik ringan yang sebelumnya
sering dilakukan dilakukan sekarang menjadi tidak mampu untuk melakukannya. Hal
ini terjadi karena tubuh membutuhkan oksigen dan nutrisi lainnya selama aktifitas fisik.
Sedangkan pada gagal jantung CHF, jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk
memberikan nutrisi bagi tubuh
Sesak nafas : Jika seseorang memiliki gagal jantung kongestif, ia mungkin mengalami
kesulitan bernafas (dyspnea), terutama ketika aktif secara fisik. Sesak nafas CHF
seperti ini biasanya akan lebih baik dengan istirahat. Jika seseorang memiliki gagal
jantung kongestif, ia bisa terbangun dimalam hari akibat sesak nafas dan harus duduk
atau berdiri untuk bisa meringankan sesak.
E. Patofisiologi
F. Manisfestasi Klinis
1. Gagal Jantung Kiri
- Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar saturasi oksigen
yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S 3 atau “gallop
ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
- Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal (PND).
- Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat berubah menjadi
batuk berdahak.
- Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).
- Krekels pada kedua basal paru dan dapat berkembang menjadi krekels diseluruh
area paru.
- Perfusi jaringan yang tidak memadai.
- Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih dimalam hari)
- Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-gejala seperti: gangguan
pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi, gelisah, ansietas, sianosis, kulit pucat
atau dingin dan lembab.
- Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
2. Gagal Jantung Kanan
- Kongesti pada jaringan visceral dan perifer.
- Edema estremitas bawah (edema dependen), hepatomegali, asites, (akumulasi
cairan pada rongga peritoneum), kehilangan nafsu makan, mual, kelemahan, dan
peningkatan berat badan akibat penumpukan cairan. (Smeltzer, 2016)
G. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari CHF adalah :
1. Kelas I : bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan
2. Kelas II : bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat atau aktifitas
sehari-hari
3. Kelas III : bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan
4. Kelas IV : bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus
tirah baring
H. Pemeriksaan Diagnostic
1. Elektro kardiogram (EKG)
Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, disritmia, takikardia,fibrilasi
atrial.
2. Uji stress
Merupakan pemeriksaan non-infasif yang bertujuan untuk menetukan kemungkinan
iskemia atau infark yang terjadi sebelumnya.
3. Ekokardografi
a. Ekokardografimodel M (berguna untuk mengealuasi volume balik dan kelainan
regional, model M paling sering di pakai dan ditayangkanbersama EKG).
b. Ekokardografi dua dimensi (CT-scan)
c. Ekokardografi Doppler (memberikan pencitraan dan pendekatan transesofageal
terhadap jantung).
4. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagaljantung
kanan dan gagal jantung kiri stenosis katub atau insufisiensi.
5. Radiografi dada
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertropi bilik, perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
6. Elektrolit
Mungkin berubah karna perpindahann cairan/ penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik.
7. Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika Congestive Heart Failure (gagal
jantung) menjadi kronis.
8. Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
9. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan
kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
10. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukan hiperaktifitas tiroid sebagai pre pencetus
gagal jantung. (Nurarif & Kusuma, 2016)
I. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah:
1. Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi oksigen
dengan pembatasan aktivitas
2. Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan digitalisasi.
3. Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, dan vasodilator.
Penatalaksanaan congestive heart failure (gagal jantung) di bagi atas:
a. Terapi non farmakologi
CHF Kronik
1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi
oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktifitas.
2. Diet pembatasan natrium menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti
NSAIDs karena efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium.
3. Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari). (Wijayaningsih, 2013)
4. Olahraga secara teratur, diet rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi
lemak, mengurangi stress psikis, menghindari rokok. (Huda & Kusuma, 2016)
CHF Akut
1. Oksigenasi (ventilasi mekanik).
2. Pembatasan cairan.
b. Terapi farmakologi
1. Infusi Intravena : capsinat, diif furosemide 20 mg/jam, ondansentron,
2. Oral : Prosenal 2x1, bicnat, codein 1x1, asam folat, analsik 1x1