Kardiomiopati dilatasi (DCM) adalah kerusakan yang luas pada miofibril dan
mengganggu metabolisme jantung. (Ignatavicus et al,1995:918)
• Epicardium
• Miocardium
• Endocardium.
a. Otot Jantung
Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yang utama yaitu: otot atrium,
otot ventrikel dan serat otot dan serat otot khuss penghantar rangsangan
dan pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi
dengan cara yang sama seperti otot rangka hanya saja kontraksi otot lebih
lama. Sebaliknya serat-serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan
berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat-serat ini hanya mengandung
sedikit saraf kontraktif; malahan serat-serat ini menghambat irama dan
berbagai kecepatan konduksi, sehingga serat-serat ini dapat bekerja sebagai
suatu sistem jantung.
Otot jantung adalah bergaris lintang sama seperti otot rangka. selanjutnya
otot jantung mempunyai miofibril khas yang mengandung filamen aktin dan
miosin hampir identik dengan filamen aktin dan miosin yang terdapat pada
otot rangka, dan filamen-filamen ini selama proses kontraksi saling
bertautan dn mengadakan sliding satu sama lainnya dengan cara yang sama
seperti yang terjadi pada otot rangka.
Jantung terdiri dari dua sinisium yang terpisah yaitu sinisium atrium dan
sinisium ventrikel. Sinisium ini satu sama lain dipisahkan oleh jaringan
fibrosa di sekitar cincin-cincin katup, tetapi potensial aksi dapat dihantarkan
dari sinisium atrium ke sinisium ventrikel melalui sistem penghantar khusus,
berkas A-V.
Kebanyakan dari venous return mengalir dengan pasif dari atrium kanan
melalui katup trikuspid yang terbuka ke ventrikel kanan selama diastol
ventrikuler. Sisa dari venous return secara aktif didorong oleh atrium kanan
selama atrium sisitol atau kontraksi.
Ventrikel kanan atau otot pemompa datar yang berada di belakang sternum
ventrikel kanan menghasilakan tekanan sekitar 25 mmHg untuk menutup
katup trikuspid, untuk membuka katup pulmonik dan untuk mendorong
darah ke dalam arteri pulmonalis dan paru-paru. Beban kerja ventrikel
kanan berbeda dibandingkan dengan ventrikel kiri karena sistem pulmonary
adalah sebuah sistem bertekanan endah yang membebankan sedikit
tahanan pada aliran.
Ventrikel kiri berebentuk elips dan yang terbesar dan banyak terdapat otot
dalam jantung. Dindingnya 2 sampai 3 kali tebalnya dinding ventrikel kanan.
Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang lebih tinggi daripada ventrikel
kanan karena ventrikel kiri harus berkontraksi melawan tekanan tinggi
sirkulasi sistemik, yang membebankan tahanan yang lebih besar pada aliran
jika tekanan meningkat dalam sisitem sirkulasi (hipertensi) berarti ada
tahanan yang lebih besar. Lalu ventriel kiri harus menghasilakan tekanan
yang lebih tinggi untuk membuka katup aortik dan mengosongkan isinya,
meningkatkan beban kerja ventrikel kiri.
Gambar 2.1
Jantung Dalam Potongan Frontal
(Ignativicus, et al., 1995:778)
rendah. Struktur jantung dan pembuluh darah bertanggung jawab untuk
mengatur tekanan ini.
a. Katup-katup jantung
1) Katup atrioventrikuler
Katup atrioventrikuler adalah katup trikusp[idalis yang terletak antara
atrium dan ventrikel kanan dan katup mitral yang terletak antara atrium dan
ventrikel kiri. Katup trikuspidalis terdiri dari tiga katup yang dipertahankan
tetap pada tempatnya oleh saluran fibrosa yang disebut chordae tendinae
yang dieratkan kepada dinding ventrikuler oleh muskulus papilarsis otot.
Katup mitral ynag disebelah kiri dari jantung mempunyai dua daun katup.
Dieratkan seperti katup trikuspidalis. Chordae tendinae samngat penting
karena menunjang katup-katup AV saat sistolik dari ventrikuler guna
mencegah prolaps dari katup ke dalam atrium. Daun katup saling tumpang
tindih selama sistolik untuk membentu mencegah arus darah yang
membalik. Kerusakan chordae tendinae dapat menyebabkan regurgitasi
(arus membelik) ke atrium pada saat sistolik ventrikuler (kontraksi) dan
terbuka pada saat diastolik (relaksasi).
2) Katup Semilunaris
Katup semilunaris terdiri dari katup aorta dan pulmonal. Desain struktur dari
katup-katup semilunaris berbeda dengan katup AV, tiap katup trdori dari
cuspidal yang berbentuk mangkok. Terletak diantara ventrikel dan pembuluh
darah besar kemana darah dialrkan. Katup ini terbuka pada saat sistolik
ventrikuler untuk mengalirkan darah ke aorta dan arteri pulmonalis dan
menutup pada waktu diastole guna mencegah arus balik dari aorta dan
arteri pulmonalis masuk dan kembali ke ventrikel bila katup berelaksasi.
b. Arteri Coronaria
Arteri koronaria keluar mulai dari permulaan aorta sebelah kanan dekat
katup aorta. Fungsi arteri ini adalah memberi darah ke miokardium.
Terdapat dua arteri koronaria utama yaitu, yang kiri dn kanan.
Arteri koronaria kiri mensuplai darah ke belahan jantung kiri yang akan
terbagi dua menjadi cabang Left Anterior Descending (LAD) cabang anteriort
yang menurun dan The Circumflex Coronary (CCA)/ Arteri koronaria yang
melingkar. The Right Coronary Arteri (RCA) / Arteri Coronaria Kanan
mensuplai darah ke belahan jantung kanan. Hanya sedikit sambungan
anatar aarteri koronaria utama, karena itu bila terjadi sumbatan arteri
koronaria atau salah satu cabangnya akan menghilangkan aliran darah
(ischemia) ke bagian otot jantung yang mendapat suplai oleh pembuluh itu
dan berakibat angina pektoris atau infark miokardial. Yang menjadi
penyumbat bisa bekuan darah yang paling sering deposit lemak
/penumpukan lemak pada dinding arteri koronaria.
Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian yaitu, vene thebesian
menyalurkan darah dari bagian kanan miokardium atrium dan ventrikel,
vena cardiac anterior menyalurkan bagian terbesar dari ventrikel kanan dan
sinus coronaria dengan cabang-cabangnya menyalur pada ventrikel sebagian
besar dari pengembalian darah vene miokardial.
c. Elektrofisiologi Jantung
§ otomatisasi
§ eksitability
§ konduktivitas
§ kontraktilitas
§ membiaskan
d. Siklus Cardiac
Siklus kardiak mempunyai dua fase yaitu diastoli dan sistoli. Relaksasi dan
pengisian terjadi saat diastolik kontraksi dan pengosongan terjadi pada saat
sistolik.
§ Rapid ventrikular filling : darah mengalir pasif karena sanitasi dari atria
ke ventrikel; dimulai bila tekanan atrial melampaui tekanan ventrikular dan
katup AV terbuka
§ Slow ventrikular filling ; terjadi karena volume darah meningkat,
menimbulkan tekanan ventrikuler meningkat berakibat pengisian seterusnya
menjadi lambat.
Preload mengacu pada derajat regangan serat miokardial pada akhir diastol
beberapa saat sebelum kontraksi. Regangan otot serabut ditentukan oleh
volume ventrikel pada khir diastol. Preload ditentukan oleh volume akhir
ventrikel kiri-diastol (LVED).
o Afterload
2. Etiologi
Tidak ada etilogi yang pasti dari kardimiopati, tetapi kemungkinan ada
hubungan dengan beberapa hal, yaitu:
§ Hipertensi sistemik
3. Manifestasi Klinis
j. Kardiomegali sedang-berat
n. Hepatomegali
o. Asites
q. Kulit dingin
4. Patofisiologi
Gambar 2.2
Gambaran Kardiomiopati Dilatasi
(Ignatavicius et al,1995:919)
1. Dampak Terhadap Sistem Tubuh berkaitan Dengan Kebutuhan Dasar
Manusia
1) Sistem Pernafasan
2) Sistem Kardiovaskuler
3) Sistem Pencernaan
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang maka tekanan
dalam pembuluh portal meningkat nsehingga cairan terdorong keluar rongga
abdomen, suatu kondisi yang dinamakan asites. Pengumpulan cairan dalam
rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma dan
disstres pernafasan.
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran
vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen.
4) Sistem Muskuloskeletal
Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghambat
jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan
sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distres
pernafasan dan batuk.
5) Sistem Persyarafan
6) Sistem Integumen
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap
bertambah ke atas tungkai dan paha dan akhirnya ke genetalia ekstyerna
dan tubuh bagian bawah. Edema sakral sering jarang terjadi pada pasien
yang berbaring lama, karena daerah sakral menjadi daerah yang dependen.
Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung bahkan setelah
penekanan ujung jari, baru jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan paling
tidak sebanyak 4,5 kg.
7) Sistem Perkemihan
Nokturia, atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi karena perfusi
renal didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi
paling sering malam hari karena curah jantung akan membaik dengan
istirahat.
2. Penatalaksanaan Medis
a. Obat Digitalis
b. Vasodilator
c. Istirahat
Bila payah jantung, hal itu menyulitkan sirkulasi darah, dan akumulasi
cairan di dalam jaringan. Volume darah dapat diturunkan dengan
menggunakan diuretic, diet pembatasan sodium. Bila perlu dilakukan
paracentesisi untuk mengangkat kelebihan cairan di operut. Perubahan CVP,
berat badan dan tekanan artery pulmonary adalah kemajuan yangbaik
dalam indikasi mengurangi volume darah. Seperti volume darah diturunkan
penguatan kardiak akan meningkat dan oksigen ke sel-sel diperbaiki.
i. Pembedahan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Data Demografi
2) Riwayat Kesehatan
Umumnya klien datang dengan keluhan adanya sesak. Sesa yang dirasakan
bertambah bila dilakukan aktivitas dan tidur terlentang dan berkurang bila
diistirahatkan dan memakai 2-3 bantal. Sesak dirasakan pada daerah dada
dan seperti tertindih benda berat. Skala sesak 0-4 dan dirasakan sering
pada siang dan malam hari.
Nutrisi klien dikaji adanya konsumsi garam, lemak, gula dan kafein dan jenis
makanan. Klien mungkin akan merasa haus dan minum berlebihan (4000-
5000 mL) akibat sekresi aldosteron. Adanya penurunan aktivitas dan
aktivitas sehari-harinya (ADL) akibat adanya lemah, letih dan adanya
dispneu. Istirahat terganggu akibat dispneu dan sering terbangun pada
malam hari untuk eliminasi BAK.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pernafasan
b) Sistem Kardiovaskular
Kaji adanya peningkatan berat badan secara signifikan, mual dan muntah,
anorexia, adanya nyeri abdomen kanan atas, hepatomegali dan asites
d) Sistem Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan, sakit pada otot dan kehilangan kekuatan/ tonus otot.
e) Sistem Persyarafan
f) Sistem Perkemihan
g) Sistem Integumen
Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan kulit teraba dingin, adanya
kebiruan, pucat, abu-abu dan sianotik , dan adanya kulit yang lecet.
5) Data psikologis
Kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping klien akibat
penyakit, keprihatinan finansial dan hospitalisasi.
6) Data sosial
8) Data Penunjang
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan kognitif, berpikir dan daya nalar perawat
terhadap data senjang yang ditemukan sehingga diketahui permasalahan
klien.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan
yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. Perawatan pada klien dengan kardiomiopati sama dengan pasien
dengan gagal jantung (Ignatavicius et al, 1995: 919) Menurut Doengoes,
(alih bahasa I Made Kariasa, 2000:762) adalah:
Kriteria hasil :
8. Atur posisi semi rekumben pada tempat 4. Pada GJK dini, sedang dan kronis TD
tidur atau kursi dapat meningkat sehubungan dengan SVR.
Pada GJK lanjut tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasi dan hipotensi tidak dapat
9. Tinggikan kaki, hindari tekanan pada normal lagi
bawah lutut
5. Pucat menunjukkan menurunnya
10. Periksa nyeri tekan betis, menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak
nadi pedal, pembengkakan, kemerahan local adekuatnya curah jantung, vasokonstriktsi dan
atau pucat pada ekstreimitas anemia. Sianosis dapat terjadi sebagai
refaktoriGJK. Area yang sakit sering
11. Kolaborasi pemberian oksigen berwarna biru atau belang karena peningkatan
tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai kongestif vena.
indikasi
6. Ginjal berespon untuk menurunka curah
12. Kolaborasi pemberian obat : jantung dengan menahan cairan dan natrium.
Haluaran urine biasanya menurun selama
Diuretik : contoh furosemid (lasix), sehari karena perpindahan cairan ke jaringan
asam etakrinik (Edecrin) ,bumetamid tetapi dapat meningkat pada malam hari
(Bumex), spironolaton (Aldakton). sehingga cairan berpindah kembali ke
Vasodilator : contoh nitrat (nitro-dur, sirkulasi bila pasien tidur.
isodril), arteriodilator, contoh
hidralazin (Apresoline), kombinasi 7. Dapat menunjukkan tidak adekuatnya
obat, contoh prazosin (Minippres) perfusi serebral sekunder terhadap penurunan
Digoksin ( Lanoxin ) curah jantung.
Captopril ( Capoten ), lisinopril (
Prinivil ), enalapril ( Vasotec ) 8. Istirahat fisik harus dipertahankan
Morfin Sulfat selama GJK akut atau refaktori untuk
Transquilizer/sedatif memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan
Antikoagulan, contoh heparin dosis menurunkan kebutuhan / konsumsi oksigen
rendah, warfarin ( Coumadin ) miokard dan kerja berlebihan
13. Kolaborasi pemberian cairan IV,
pembatasan jumlah total sesuai indikasi.
Hindari cairan garam 9. Menurunkan stasis vena dan dapat
menurunkan insiden thrombus/pembentukan
embolus
14. Kolaborasi pantau/ganti elektrolit.
10. Menurunnya curah jantung. Bendungan /
15. Kolaborasi EKG dan perubahan foto stasis vena dan tirah baring lama
dada. meningkatkan resiko tromboflebitis
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Periksa tanda vital sebelum dan 1. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
sesudah segera aktivitas, khususnya bila aktivitas karena efek obat ( vasodilasi ),
pasien menggunakan vasodilator, diuretic, perpindahan cairan ( diurestik ) atau
penyekat beta. pengaruh fungsi jantung.
2. Catat respon kardiopulmonal 2. Penurunan/ketidakmampuan
terhadap aktivitas, catat takikardi, miokardium untuk meningkatkan volume
disritmia, dipsnea, berkeringat, pucat. sekuncup selama aktivitas, dapat
menyebabkan peningkatan segera pada
3. Kaji presipitator/penyebab frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen,
kelemahan contoh pengobatan, nyeri, obat. juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bunyi nafas, catat krekels, 1. Menyatakan adanya kongesti
mengi. paru/pengumpulan secret menunjukan
2. Anjurkan pasien batuk efektif, nafas kebutuhan untuk intervensi lanjut.
dalam. 2. Membersihkan jalan nafas dan
memudahkan aliran oksigen.
3. Dorong perubahan posisi sering.
3. Membantu mencegah ateletaksis dan
4. Pertahankan duduk di kursi/tirah pneumonia.
baring dengan kepala tempat tidur tinggi 20-
30 derajat, posisi semi fowler. Sokong 4. Menurunkan konsumsi
tangan dengan bantal. oksigen/kebutuhan dan meningkatkan
inflamasi paru maksimal.
5. Kolaborasi pemeriksaan GDA, nadi
oksimetri. 5. Hipoksemia dapat menjadi berat
selama edema paru. Perubahan kompensasi
6. Kolaborasi pemberian oksigen biasanya ada pada GJK kronis.
tambahan sesuai indikasi.
6. Meningkatkan konsentrasi oksigen
7. Berikan obat sesuai indikasi : alveolar yang dapat memperbaiki
Diuretik dan bronkodilator /menurunkan hipoksemia jaringan.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Kaji kulit , catat penonjolan tulang, 1. Kulit beresiko karena gangguan
adanya edema, area sirkulasinya sirkulasi perifer, immobilitas fisik dan
terganggu/pigmentasi, atau gangguan status emosi.
kegemukan/kurus. 2. Meningkatkan aliran darah,
2. Pijat area kemerahan atau yang meminimalkan hipoksia jaringan.
memutih.
3. Memperbaiki sirkulasi/menurunkan
3. Ubah posisi sering di tempat waktu satu area yang mengganggu aliran
tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak darah.
pasif/aktif.
4. Terlalu kering atau lembab merusak
4. Berikan perawatan kulit sering , kulit dan mempercepat kerusakan.
meminimalkan dengan
kelembaban/ekskresi. 5. Edema dependen dapat menyebabkan
sepatu terlalu sempit, meningkatkan resiko
5. Periksa sepatu kesempitan/sandal dan tertekan dan kerusakan kulit pada kaki.
ubah sesuai kebutuhan.
6. Edema interstitial dan gangguan
6. Hindari obat intramuskuler. sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan
predisposisi untuk kerusakan
7. Kolaborasi berikan tekanan kulit/terjadinya infeksi.
alternatif/kasur, kulit domba, perlindungan
siku/tumit. 7. Menurunkan tekanan pada kulit, dapat
memperbaiki sirkulasi.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Diskusikan fungsi jantung normal. 1. Pengetahuan proses penyakit dan
Meliputi informasi sehubungan dengan harapan dapat memudahkan ketaatan pada
perbedaan dari fungsi normal. Jelaskan program pengobatan.
perbedaan antra serangan jantung dan GJK 2. Pemahaman program, obat dan
2. Kuatkan rasional pengobatan. pembatasan dapat meningkatkan kerjasama
untuk mengontrol gejala.
3. Diskusikan pentingnya menjadi seaktif
mungkin tanpa menjadi kelelahan dan 3. Aktivitas fisik berlebihan dapat
istirshat diantara aktivitas. berlanjut menjadi melemahkan jantung,
eksaserbasi kegagalan.
4. Diskusikan pentingnya pembatasan
natrium. 4. Pemasukkan diet natrium diatas 3
gr/hari akan menghasilkan efek diuretic.
5. Diskusikan obat, tujuan dan efek
samping. Berikan instruksi secara verbal dan 5. Pemahaman kebutuhan terapeutik
tertulis. dan pentingnya upaya pelaporan efek
samping obat dapat mencegah terjadinya
6. Anjurkan makan diet pada pagi hari. komplikasi obat.
3. Implementasi
4. Evaluasi