Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks
(dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian
depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung
dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan
terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke
darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya
depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat
mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu
diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung
dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007).
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300
tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan
organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan
organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi
sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh
aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak
dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem
sirkulasi organ tersebut.
1. 1.
Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus
berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini
ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan ruang
karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi
atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya
sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel
tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari
serabut-serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra
merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding superoposterior. Vena cava inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara
vena cava inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii.
Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum Inter-Atrialis
Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang
disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut
Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat
2
Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada
Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi
atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang
yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan
disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung,
tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja
yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior
dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal
dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada
dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu,
antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra
bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel
adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke
sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara
fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan
rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan
darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik.
Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae
Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam
di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal
ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan
(Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan
kontraksi atrium. Pengisian secara aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada
alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi
oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar
tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding
atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium
kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada
dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra et
sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh
karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam
pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan
bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui
katup mitralis.
c) Ventrikel Dextra
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni.
ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong,
berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum
atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista
Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis.
Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti
pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami
hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi
pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi
pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka
kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali
diakhiri dengan kematian.
Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial
d) Ventrikel Sinistra
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-
atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal
inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus
dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi
Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra,
bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis.
sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat
3
diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup
keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin tricuspidalis pada
tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke
jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang
menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel
berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan
ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga,
dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.
Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati
hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum
terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin.
Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh
seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra
meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan
abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark
miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut.
Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan
berkurang.
3)
Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung
(Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169).
Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001:
261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub
semilunar.
a)
Katub Atrioventrikuler
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang
terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut
katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1)
daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun
katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak,
melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga
membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007).
b)
Katub Semilunar
Disebut semilunar (bulan separuh) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masingmasing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal
terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub
aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan
darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama
systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170).
4)
Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral
dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262).
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
a)
Perikardium (Epikardium)
Epi berarti di atas, cardia berarti jantung, yang mana bagian ini adalah suatu
membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu
(Setiadi, 2007):
Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan
jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah
besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis
membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang
mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah
kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2) Septal, Melekat pada kedua
pergerakan jantung.
b)
Miokardium
Myo berarti otot, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk
bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur
sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari
Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah
4
jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari
Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA =
Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri Circumflexa
melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
(LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left
Anterior Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi
permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex.
5) Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi
sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi,
walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis
ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV.
Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara
kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007).
2) Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem
vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari
Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta
darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh
tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari
jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).
1) Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta
tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel
kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi,
2007: 179).
a) Arteri Koroner Kanan
Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri
koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding
sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra
(RAAB = Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior
(PDCA = Posterior Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk
Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular
(Aurum, 2007).
b) Arteri Koroner Kiri
5
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah
akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 115 hari, setelah itu akanmati.
aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluranhalus darah yang
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadidua zat yaitu
disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah
vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa
yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisityang berguna untuk mengikat oksigen dan
metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikanke ginjal untuk
karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 15 gram dalam 100cc darah. Normal
hb wanita 11,5 mg%dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darahmerah memerlukan protein karena
2)
Pembagian darah
o Plasma darah 55 %
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah
mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma
darah berfungsi untuk mengangkut sarimakanan ke sel-sel serta membawa sisa
pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat
kekebalan tubuhterhadap penyakit atau zat antibodi.
o Sel-sel darah 45 %; terdiri dari:
a)
Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti.
strukturnya terdiri dari asam aminodan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan
diit seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,demikian juga banyaknya
hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini
disebut anemia, yang biasanyadisebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang
melisis eritrosit,dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
b)
Sel darah putih (leukosit)
Bentuk dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kitalihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubahdandapat bergerak
Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira
kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta).warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya
mengandung suatu zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di
oksigen dari paruparu untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuhdan mengikat karbon
dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paruparu. Pengikatan oksigen
dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawadengan
oksigen yang disebut oksihemoglobin (hb + oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut
tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi
dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yangnantinya setelah tiba di jaringan akan
maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akanlebih banyak dari biasanya. Hal ini
disebabkan sel leukosit yang biasanyatinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar
karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (hb + karbon dioksida hb-
dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah
Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar
dan berisi nukleusdan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan
akhirnya kehilangannukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian
6000disebut leukopenia.
c)
keping-keping darah (trombosit)
6
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju
bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,normal pada orang
ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang
dewasa 200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang
kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran
dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekasmembeku sehingga timbul perdarahan
yang terus- menerus. Trombosit lebihdari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantuterjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu ca2+ danf ibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akankeluar, trombosit pecah dan
mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase.trombokinasi ini akan bertemu dengan
protrombin dengan pertolongan ca2+akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu
dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur
letaknya, yang akanmenahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan.
Protrombin di buat didalam hatidan untuk membuatnya diperlukan vitamin k,
dengandemikian vitamin k penting untuk pembekuan darah.
3) Fungsi Darah
a)
Sebagai alat pengangkut yaitu:
o Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkankeseluruh
b)
sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang
berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava
inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh
vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu
keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri
yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2).
Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri aorta pembuluh nadi pembuluh
kapiler vena cava superior dan vena cava inferior serambi kanan.
1. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis
dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi
pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan
dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi
di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena
o
o
jaringan tubuh.
Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru.
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkandandibagikanke
pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan
yang kedua dalam system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena
7
Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel
yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle
seluruh tubuh.
1) Struktur Otot Jantung
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot
kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-30
jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi
otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
2) Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung
sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena
jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf
pulmonal.
Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.
Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.
Suara jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.
6)
Fase Kontraksi Jantung
Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis terbuka
darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi ventrikel isometric
ventrikel mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup mitral dan trikuspidalis tertutup dan
katup semilunar aorta dan pulmonal belum terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup
metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
3) Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot
semilunar aorta dan semilunar aorta dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah
mengalir dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase relaksasi
isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan katup semilunar aorta dan pulmonal
menutup sedangkan katup mitral dan katup trikuspidalis belum terbuka.
7)
Cardiac Output
Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga
darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik.
Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan
oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari besar
serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat,
yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac Index. Cardiac index ini didapatkan dengan
membagi cardiac output dengan luas permukaan tubuh, dan berkisar antara 2,8-3,6
kafein, nikotin karena hal tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar
kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV
per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole (volume akhir diastolic)
maka impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah
dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut dikenal dengan
8
sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan volume darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir
kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada:
o Peningkatan aktifitas
o Jantung berdenyut
o Rangsang sistem saraf simpatis
9)
Mekanisme Biofisika Jantung
1. Tekanan Darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
kemampuan ventrikel untuk mengosongkan diri, dan dengan demikian mengurangi stroke
volume dan fraksi ejeksi, dengan akibat peningkatan volume sisa pada ventrikel.
Cardiac output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable,
yaitu: frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x Stroke Volume.
Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun ada pada salah
satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada variable yang lain.
Apabila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel diantara
denyut jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu pengisian
ventrikel. Dengan sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah yang dapat
dikeluarkan per denyut menjadi lebih banyak. Sebaliknya, kalau stroke volume menurun,
maka curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung.
Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya dapat mempertahankan curah jantung
dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan stabilisasi curah jantung tergantung dari
mekanisem yang mengatur kecepatan denyut jantung dan stroke volume.
8) Sirkulasi Jantung
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga
berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
1. Sirkulasi Sistemik
1) Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2) Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3) Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4) Banyak mengalami tahanan.
5) Kolom hidrostatik panjang.
1. Sirkulasi Pulmonal
1) Hanya mengalirkan darah ke paru.
2) Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3) Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4) Hanya sedikit mengalami tahanan.
5) Kolom hidrostatiknya pendek.
1. Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada
otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Faktor yang
mempengaruhi tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer,
aliran, dan volume darah.
Bila seseorang mangatakan tekanan darahnya adalah 100 mmHg maka tenaga yang
dikeluarkan oleh darah dapat mendorong merkuri pada tabung setinggi 50 mm.
1. Aliran Darah
Aliran darah pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, ayang disebut sebagai
curah jantung (cardiac output). Aliran darah melalui pembuluh darah dipengaruhi oleh
dua faktor:
o Perbedaan Tekanan ( DP: P1-P2), merupakan penyebab terdorongnya darah
o
melalui pembuluh.
Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, disebut juga sebagai
9
sebagaian besar dipengaruhi oleh kadar hematokrit (ht), yaiu prosentase volume darah
yang ditempati oleh sel darah merah. Semakin tinggi viskositas darah, maka semakin
katup semilunaris membuka. Setelah katup semilunar terbuka, terjadi ejeksi isi ventrikel
Tekanan ventrikel turun melebihi tekanan atrium sehingga katum AV membuka. Dengan
terbukanya katup AV maka ventrikel akan terisi dengan cepat, 70%-80% pengisian
ventrikel terjadi dalam fase ini
11) Faktor Penentu Kerja Jantung
Jantung sebagai pompa fungsinya dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait
dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac output) yaitu:
1. Beban awal (pre load)
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir (after load)
4. Frekuensi jantung
Curah Jantung
Curah jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalam sirkulasi, karena
curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang memasok
berbagai nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel
selama satu menit. Nilai normal pada orang dewasa adalah 5 L/mnt.
Isi Sekuncup (curah sekuncup)
Isi sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing
venrikel setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel: beban awal,
kontraktilitas, dan beban akhir.
Beban Awal
Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian
ventrikel. Hal ini sesuai dengan Hukum Starling: peregangan serabut miokardium selama
diastole melalui peningkatan volume akhir diastole akan meningkatkan kekuatan
berkontraksi menyebabkan tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dari tekanan atrium
kontraksi pada saat sistolik. Sebagai contoh karet yang diregangkan maksimal akan
jantung satu. Dalam keadaan ini tekanan dalam aorta dan arteri pulmo tetap lebih besar,
sehingga katup semilunar tetap tertutup. Kontraksi ventrikel ini disebut sebagai kontraksi
isovolumetrik.
d) Sistole Lanjut
10
o
Sistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh darah
perifer. Dua mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan
Kemoreseptor dan pusat kontrol tertinggi diotak juga mempengaruhi mekanisme kontrol
pengosongan ventrikel. Beban akhir juga dapat diartikan sebagai suatu beban pada
saraf.
Pusat Vasomotor mempengaruhi diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan
ventrikel kiri untuk membuka katup semilunar aorta, dan mendorong darah selama
kontrakis/sistolik.
Beban akhir dipengaruhi:
o Stenosis aorta meningkatkan beban akhir
o Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir
o Hipertensi meningkatkan beban akhir
o Polisitemia meningkatkan beban akhir
o
Obat-oabatan, vasodilator menurunkan beban akhir, sedangkan
dimedula oblongata serta serabut2 vasomotor dan otot polos pembuluh darah.
11
ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di
dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang
luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan
halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae
metabolisme sel dan karbondioksida (CO) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati
alveoli
b.Berdasar fungsionalnya:
o Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis,
tempat
adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana
mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan,
olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang
kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi
mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana
mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum
nasi :
1.
Lubang hidung
2.
Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3.
Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
diantara concha media dan inferior
4.
Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5.
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum
nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
1. Saluran Pernapasan
Faring
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)
Laring
Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae
lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab,
dan penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya
ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang
terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher.
lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi
Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas
12
terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk
mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan
seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang
rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua
tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang
rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkusbronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan
rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput
lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri
lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang
pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang
kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.
sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan
(lihat gambar 3)
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan
aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau
dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke
dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-
laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf
menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna
lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang
Isi ;
Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa
pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas lateral pada
jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel
mediastinum
Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya jantung
cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu
dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat
dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena
itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada
dan pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena
kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
1. Paru-paru
Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta
yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi
paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-
13
sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di
dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas
atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang
menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang
menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
Lobus paru-paru (belahan paru-paru ).
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan
dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke
atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi
mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula.
oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang.
menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini
Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis, berpori,
membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh
dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di
cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam
dalamnya.
Bronkus Pulmonaris
Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum
vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa
masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru, bronkusbronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang
mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa
darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang dapat
mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan
darah ganda.
Hiilus (Tampuk)Paru-Paru dibentuk struktur berikut:
o
jantung
Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan
yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara suatu
jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh Darah dalam Paru-Paru
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
paru paru.
Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru paru ke vena kava
o
o
o
superior.
Pebuluh limfe, yang masuk keluar paru paru, sangat banyak,
Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru paru
berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil
salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa
berotot dan lapisan bersilia.
Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium
Pleura viseralis erat melapisi paru paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan
demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat
kembali di sebelah tampuk paru paru dan membentuk pleura parietalis, dan
14
melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura
kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian
Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran
yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang
di paru paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki
permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang
tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya
sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain
pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi
dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen
1. 4.
Fisiologi Pernapasan
Fungsi paru paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial
ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial
sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-
kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup masuk
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
o Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
o
o
pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan
alat spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan, 34 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang
menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot pernapasan.
1. a.
Proses Pernapasan Manusia
15
Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring > trakea
>bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada waktu
5.
6.
7.
8.
menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares) kiri dan kanan
masuk ke trakea
masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus
(jamak: alveoli)
selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di
bagian dalam lubang hidung.
Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma
melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang.
Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot
tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut
pernapasan dada.
Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi
1. b.
Jenis-Jenis Pernapasan Pada Manusia
Jenis-jenis pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis. Yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.
1)
Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antara tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
o Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran
pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.
Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naropharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).
Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari sana
diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen diambil oleh
terangkat (posisi datar) > Paru-paru mengembang > tekanan udara dalam paru-paru
darah. Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung dan seterusnya.
Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui
hidung kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar > udara luar masuk ke paru-paru.
Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi > tulang rusuk menurun > paru-paru menyusut >
otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar >
melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam,
akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan
naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati
saluran pernapasan.
Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:
1. Udara masuk melalui lubang hidung
2. melewati nasofaring
3. melewati oral farink
4. melewati glotis
16
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
Pengucapan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai berelaksasi. Pada proses ekspirasi
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi > posisi dari melengkung menjadi
mendatar > paru-paru mengembang > tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar > udara masuk
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi > posisi dari mendatar kembali melengkung > paru-paru
mengempis > tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar
> udara keluar dari paru-paru.
1. c.
Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru
dengan bantuan darah( aliran darah). Masuknya o2 kedalam sel darah yang bergabung
dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin debanyak 97% dan
sisanya 3% ditransportasikan kejaringan plasma dan sel
Inspirasi
Inspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal(intra alveoli) lebih rendah dari tekanan udara
luar. Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1mmhg sampai -3mmhg . Pada
disalurkan saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan otot interkostalis.
Pengendalaian oleh saraf
Pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radiks saraf servikalis
impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh saraf frenikus: Dibagian yang lebih rendah pada
sumsum belakang ,impulsnya berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis untuk
merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot
diafragma dan interkostal yang berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit.
Impuls aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan saraf vagus ke
pusat pernapasan di dalam medula.
Pengendalian secara kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepatan,& kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat
peka pada reaksi: kadar alkali daah harus dipertahankan.
produksi asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat
bergerak kelur paru.Meningkatnya tekanan dalam rongga paru terjadi bila volue rongga
pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua pengendalian, baik melalui saraf maupun secara kimiawi, adalah penting. Tanpa
paru mengecil akibat proses pengucapan yang disebabkan daya elastisitas jaringan paru.
salah satunya orang tak dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot pernapasan
( interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan
17
buatan yang lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya
udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang
disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu
Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa
energi yang diperlukan dalam pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbon
bergerak, dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.
1. g.
Kebutuhan Tubuh akan Oksigen
Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur menurut
keperluan . Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya; kalau tidak mendapatkannya
selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya sorang
anak menudungi kepala dan mukannya dengan kantung pelastik dan menjadi mati lemas.
Tetapi penyediaan oksigen hanya berkurang, pasien menjadi kacau pikirania menderita
anoksia serebralis. Hal ini terjadi pada orang bekerja dalam ruang sempit, tertutup, seperti
dalam ruang kapal, di dalam tank, dan ruang ketel uap; oksigenyang ada mereka habiskan
dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk pernapasan atau tidak dipindahkan ke udara
yang normal, mereka akan meninggal karena anoksemia atau disingkat anoksia.
Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi
kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis.
Orang yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas,
bukan saja terkena anoksia, tetapi jaga menghirup karbon monoksida yang bersifat racun
dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah, menyingkirkan isi normal
oksigen. Dalam hal ini bibir tidak kebiru-biruan , melainkan merah ceri yang khas.
Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen dalam konsentrasi
sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfir atau lima atmosfir.
yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari
5.
Gangguan pada Sistem Pernapasan
Asma
Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang
yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal
bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi
eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
1. Ekspirasi,
rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum,
18
Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling sering
diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun
adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang
paru-paru
2) Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
3) Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan
alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah
paru
Faringitis
Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu
keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon
paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke seluruh
menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-
infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri yang
paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita.. Tetapi tidak menutup kemungkinan
perokok pasif pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini
menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab
lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan
dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain
hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru. Umumnya disebabkan
oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan bakteri
Mycoplasma pneumoniae.
Emfisema Paru-paru
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume
paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang
seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paruparu ini.
Dipteri
adalah penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.