Anda di halaman 1dari 4

Kontrol Pernapasan Bernapas berlangsung dalam pola terus-menerus dan siklik untuk mempertahankan proses kehidupan.

Otot-otot inspirasi harus secara berirama berkontraksi dan melemas untuk secara bergantian mengisi paru dengan udara dan mengosongkannya. Pola bernapas yang ritmik dihasilkan oleh aktivitas saraf yang siklik ke otot-otot pernapasan. Aktivitas pemacu yang menciptakan irama napas terletak di pusat kontrol pernapasan di otak, bukan di paru atau otot pernapasan itu sendiri. Saraf yang ke sistem pernapasan sangat penting untuk mempertahankan bernapas dan secara refleks menyesuaikan tingkat ventilasi untuk menyamai kebutuhan akan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 yang berubah-ubah (Sherwood, 2011). Kontrol saraf atas respirasi melibatkan tiga komponen berbeda : (1) faktor yang menghasilkan irama inspirasi/ekspirasi bergantian, (2) faktor yang mengatur besar ventilasi (kecepatan dan kedalaman bernapas), dan (3) faktor yang memodifikasi aktivitas pernapasan untuk tujuan lain, yang mungkin bersifat volunter misalnya dalam mengontrol napas untuk berbicara, atau involunter misalnya batuk dan bersin (Sherwood, 2011). Pusat kontrol pernapasan yang terdapat di batang otak menghasilkan pola bernapas yang berirama. Pusat kontrol pernapasan primer (pada pusat repirasi medula), terdiri dari beberapa agregat badan saraf di dalam medula yang menghasilkan sinyal ke otot-otot pernapasan. Badan-badan sel dari serat-serat saraf pernapasan terletak di medula spinalis. Impuls yang berasal dari pusat medula berakhir di badan-badan sel neuron motorik. Ketika neuron motorik diaktifkan maka neuron tersebut selanjutnya akan mengaktifkan otot-otot pernapasan, menyebabkan inspirasi. Ketika neuron-neuron ini tidak menghasilkan impuls maka otot inspirasi melemas dan berlangsunglah ekspirasi (Sherwood, 2011). Pusat pernapasan medula terdiri dari dua kelompok neuron :

Kelompok respiratorik dorsal (KRD) yang terdiri dari neuron inspiratorik yang serat-serat desendensnya berakhir di neuron motorik yang menyarafi otot inspirasi. Ketika neuron KRD melepaskan muatan, maka akan terjadi inspirasi; ketika tidak menghasilkan sinyal terjadilah ekspirasi. KRD memiliki

hubungan penting dengan kelompok respiratorik ventral. Kelompok respiratorik ventral (KRV) terdiri dari neuron inspiratorik dan neuron ekspiratorik, yang keduanya tetap inaktif selama bernapas normal tenang. KRV akan diaktifkan oleh KRD sebagai mekanisme penguat selama periode-periode ventilasi meningkat. Selain pusat respirasi medula, dua pusat pernapasan lain terletak lebih tinggi di batang otak di pons yaitu pusat pneumotaksik dan pusat apnustik. Kedua pusat di pons ini mempengaruhi sinyal keluar dari pusat pernapasan di medula. Pusat pneumotaksik mengirim impuls ke KRD yang membantu memadamkan neuron-neuron inspiratorik sehingga durasi inspirasi dibatasi. Sebaliknya, pusat apnustik mencegah neuron-neuron inspiratorik dipadamkan, sehingga dorongan inspirasi meningkat (Sherwood, 2011).

Gambar, Dafpus

Gambar: Pusat Repirasi, diambil dari http://apbrwww5.apsu.edu/thompsonj/Anatomy%20&%20Physiology/2020/2020 %20Exam%20Reviews/Exam%203/CH22%20ANS%20Control%20of%20Breath ing.htm

Dafpus : Sherwood Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://apbrwww5.apsu.edu/thompsonj/Anatomy%20&%20Physiology/2020/2020%20Ex am%20Reviews/Exam%203/CH22%20ANS%20Control%20of%20Breathing.htm (diakses tanggal 3 November 2012)

Anda mungkin juga menyukai