Sebaliknya, pusat apneustik mencegah neuron-neuron • Reseptor Regang Paru di lapisan otot polos saluran nafas
inspiratorik dipadamkan, sehingga dorongan inspirasi diaktifkan oleh peregangan paru pada volume tidal yang besar.
meningkat. • Potensial aksi dari reseptor-reseptor regang ini berjalan
Tanpa rem pneumotaksik ini, pola bernafas akan berupa melalui serat saraf aferen ke pusat medula dan menghambat
neuron inspiratorik.
tarikan nafas panjang yang terputus mendadak dan
sinngkat oleh ekspirasi. Pola pernafasan yang abnormal • Umpan-balik negatif dari paru yang sangat teregang ini
ini dikenal sebagai, apneusis. membantu menghentikan inspirasi tepat sebelum paru
mengalami pengembangan berlebihan.
Tiga faktor kimiawi berperan dalam
menentukan tingkat ventilasi :
Tambahin gambar 13-31 ummm
1. Pco₂
2. Po₂
3. Konsentrasi H⁺ darah arteri
Faktor dominan dalam regulasi ventilasi yang
sedang berlangsung adalah Pco₂ arteri.
Peningkatan Pco₂ arteri adalah rangsangan
kimiawi paling kuat untuk meningkatkan
ventilasi. Perubahan Pco₂ arteri mengubah
ventilasi dengan menimbulkan perubahan
setara dengan konsentrasi H⁺ CES otak, yang
terhadapnya komoreseptor sentral sangan
peka.
Penyesuaian ventilasi sebagai respons terhadap perubahan H⁺ arteri penting dalam keseimbangan asam-
basa.
Perubahan pada konsentrasi H⁺ arteri tidak dapat memengaruhi komoreseptor sentral karena H⁺ tidak mudah melewati
sawar darah-otak. Komoreseptor perifer badan karotis dan aorta sangat peka terhadap fluktuantis konsentrasi H⁺,
berbeda dari sensitivitas mereka yang rendah terhadap penyimpangan Pco₂ arteri dan ketidakpekaan mereka terhadap
Po₂ arteri hingga tekanan parsial ini turun 40% di bawah normal.
Setiap perubahan Pco₂ arteri menyebabkan perubahan secara konsentrasi H⁺ darah dan CES otak. Perubahan H⁺ yang
dipicu oleh CO₂ di darah arteri ini dideteksi oleh komoreseptor perifer, hasilnya adalah stimulasi refleks terhadap
ventilasi sebagai respons terhaadap peningkatan terhadap konsentrasi H⁺ arteri dan penurunan ventilasi pada penurunan
konsentrasi H⁺ arteri.
• Olahraga sangat meningkatkan ventilasi, tetapi mekanismenya belum jelas.
Penyebab peningkatan ventilasi selama olahraga umumnya masih berifat spekulatif. Perubahan pada “ tiga besar
” faktor kimiawi-penurunan Po₂, peningkatan Pco₂ dan peningkatan H⁺ dapat menjadi penyebab meningkatnya
ventilasi.
Para peneliti telah menyatakan bahwa sejumlah faktor lain, sebagai berikut :
Refleks yang berasal dari pergerakan tubuh.
Reseptor sendi dan otot yang tereksitasi selama kontraksi otot secara refleks merangsang pusat pernafasan,
meningkatkan ventilasi secara mendadak.
Peningkatan suhu tubuh
Banyak energi yang dihasilkan selama kontraksi otot di ubah menjadi panas dan bukan untuk melakukan kerja
mekanis sesungguhnya.
Pelepasan epinefrin
Hormon medula adrenal epinefrin juga merangsang ventrilasi. Kadar epinefrin dalam darah meningkat selama
olahraga sebagai respons terhadap lepas-muatan sistem saraf simpatif yang menyertai peningkatan aktivitas
fisik.
Impuls dari korteks serebrum
Khususnya pada awitan olahraga, area motorik korteks serebrum dipercayai merangsang secara bersamaan
neuron-neuron pernafasan medula dan mengaktifkan neuron-neuron motorik otot.
Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak berkaitan
dengan kebutuhan terhadap pertukaran gas
Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh involunter dalam kategori ini:
Refleks Protektif, misalnya bersin dan batuk secara temporer mengendalikan aktivitas pernapasan
sebagai upaya untuk mengeluarkan bahan iritan dari saluran napas
Pusat pernapasan dihambat secara refleks selama menelan, ketika saluran napas tertutup untuk
mencegah makanan memasuki paru
Nyeri yang bersal dari mana pun di tubuh secara refleks merangsang pusat pernapasan.
Modifikasi involunter bernapas juga terjadi selama ekspresi berbagai keadaan emosi, misalnya
tertawa menangis, menghela napas. Modifikasi yang dipengaruhi oleh emosi ini diperantai oleh
koneksi-koneksi antara sistem lembik otak dan pusat pernapasan
Ventilisasi melibatkan dua aspek, keduanya berada di bawah kontrol saraf pergantiank siklis antara
inspirasi dan ekspirasi dan regulasi besar ventilasi yang bergantung pada kontrol laju pernapasan
dan kedalaman volume tidal