Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANATOMI SYSTEM SARAF

KELAS K

NAMA KELOMPOK IV:

 FAJRUN SAPUTRA

 FITRA RHAMADANI

 HAJRIANI

 HANDIKA AWAL PUTRA

 HAYYUL UMAM

 HIJRAWAN WOMAL

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

nikmat iman dan nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini saya selaku penulis mencoba untuk membuat makalah tentang.

“Sistem saraf ” Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “anatomi “.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam

makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan saya sangat menantikan

saran dan kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima

kasih.

Makassar, 29 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2

1.3 Tujuan................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sistem saraf....................................................................................... 3

2.2 Penyusun sel saraf.............................................................................................. 3

2.3 Fungsi sistem saraf............................................................................................. 5

2.4 Pengelompokan sistem saraf.............................................................................. 5

2.5 Mekanisme penghantar implus......................................................................... 10

2.6 Kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf.................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 14

3.2 Saran................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA………………………...…………………………………………. 15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus

dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan

dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang

penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena

pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga

menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal

sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan

untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan

hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah

laku individu.

Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan

makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi

di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.

Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai

fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya

koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh

sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan

dibahas tentang sistem saraf.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?

2. Apa saja penyusun sistem saraf ?

3. Apa saja fungsi sistem saraf ?

4. Apa saja penggolongan sistem saraf ?

5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?

6. Apa saja kelainan pada sistem saraf ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.

2. Untuk mengetahui penyusun sistem saraf.

3. Untuk mengetahui fungsi sistem saraf.

4. Untuk mengetahui penggolongan sistem saraf.

5. Untuk mengetahui mekanisme penghantar implus.

6. Untuk mengetahui kelainan pada sistem saraf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran

impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi

tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf ialah sel saraf atau

neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan

makhluk hidup bisa menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di

lingkungannya. Jadi, iritabilitas yaitu kemampuan menanggapi rangsangan.

Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini

terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan

sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem

saraf otonom. Sistem saraf memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima informasi dalam

bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi

tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

2.2 Penyusun Sel Saraf

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit

struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon

rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat

diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu

impuls (rangsangan).

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan

perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke

badan sel.

3
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf

mengandung inti sel dan sitoplasma.

3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).

4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),

berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau

jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi

untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di

antara dua segmen disebut nodus ranvier.

6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson)

dan membantu regenerasi neurit (akson).

7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus

ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga

impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit

di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson

terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut

neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi

dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang

datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf,

dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia,

akson pendek, dan dendritnya panjang.

4
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls

saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini

mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan

sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan

atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motoric.

2.3 Fungsi Sistem Saraf

Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.

a. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.

b. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan

memikirkannya.

c. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.

d. Mengekspresikan emosi.

e. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan

organ lain.

f. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi

bahaya dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.

2.4 Penggolongan System Saraf

Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi

(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan juga

bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem

saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.

Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi

menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan atau pun

stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang diterima, serta

5
digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan

yang diberikan.

1. System saraf pusat

Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan

juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel

saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum

lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang.

a. Otak besar (cerebrum)

Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih

berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal yang

mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan kepada otak dan juga memberikan

perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam

otak besar ditemukan banyak pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu

menyuplai oksigen ke bagian otak besar.

Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1) bagian depan: pusat gerakan otot

2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan

kecerdasan

3) bagian samping: pusat pendengaran

4) bagian belakang: pusat penglihatan

b. Otak kecil (cerebelum)

Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan leher. Fungsi

utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat terjadinya suatu koordinasi terhadap

gerakan otot yang biasanya terjadi secara sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga

posisi tubuh.

6
Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang bersifat

sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil merupakan suatu

tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan terjadi suatu kerusakan pada

bagian otak kecil, maka hal yang akan terjadi ialah semua gerakan otot yang sedang

berlangsung tidak bisa dikoordinasikan dengan baik.

c. Sumsum lanjutan

Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan

perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga

berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit.

Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat

pencernaan.

Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua

impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat

berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung, respirasi,

volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.

d. Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis)

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat.

Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras,

sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang

belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang

belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf

disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti

anggota gerak bawah (kaki).

Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder yang dimulai dari otak

bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal tulang belakang. Sumsum tulang

7
belakang terbagi menjadi beberapa segmen, masing-masing segmen memiliki sepasang akar

saraf di kanan dan kiri. Akar saraf depan (ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai

motorik, sedangkan akar saraf belakang (dorsal) atau saraf aferen bertindak sebagai

sensorik. Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang

dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa

disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara

rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah sebagai

berikut:

1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk

daerah tengkuk.

2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk

bagian belakang torax atau dada.

3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk

daerah lumbal atau pinggang.

4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk

os sakrum (tulang kelangkang).

5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk

tulang koksigeus (tulang tungging)

2. System saraf tepi

saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari

otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan

kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang adalah

saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan

dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang.

8
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf

otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran. Saraf

otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem kerja

keduanya saling berlawanan.

1) Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda

makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan

impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke

semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang

keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31

pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan

saraf sensorik dan motorik.

Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.

a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.

b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut

merupakan saraf motorik.

c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan

saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis

saraf kranial.

2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)

Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak

saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak

alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit

banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus

9
yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh

terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut

jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan. Sistem saraf

otonom ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Saraf Simpatik

Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu

kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh.

Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata,

memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja

alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.

b) Sistem Saraf Parasimpatik

Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.

Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil

pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi,

dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan,

makamengakibatkan keadaan yang normal.

2.5 Mekanisme Penghantar Implus

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf

dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

a. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut

saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan

bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan

kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus)

10
pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan

potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan

gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik,

tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung myelin. Bila impuls telah

lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi

perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi

kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh

mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)

tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila

kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi

yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu

daripada impuls yang lemah.

b. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan

sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam

sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi

neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis

disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk

sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula

bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan

neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat

menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada

bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat

di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin

11
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada

membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel

saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh

enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

2.7 Kelainan yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf

Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori

seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan

akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:

a) Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh

kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer disebabkan

oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis

virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan

akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.

b) Amnesia

Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori

diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai dari

kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak

atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.

c) Ataksia

Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi

gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah

setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang

menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda

spinalis atau saraf spinalis.

12
d) Tumor sistem saraf pusat

Faktor yang dianggap menyebabkan hal tersebut, diantaranya faktor genetik, radiasi,

supresi imun bahkan faktor kimia dan virus. Letak tumor SSP juga berhubungan dengan umut

penderita, pada orang dewasa sebagian besar neoplasma (80-85%) timbul di dalam hemisfer

serebrum diatas tentorium dan sebesar 70 % pada anak timbul di fossa posterior. [11]

13
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

1. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran

impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi

tanggapan rangsangan.

2. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit

struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon

rangsangan yang cukup kuat.

3. Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima berbagai sensasi

dari dalam dan luar tubuh .

4. Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf

tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan

juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem

saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.

5. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf

dan sinapsis.

6. Kelainan yang disebabkan karena gangguan sistem syaraf antara lain yaitu alzheimer,

amnesia, ataksia dan tumor sistem saraf pusat (SSP).

3.2 saran

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami menyadari banyak

kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan makalah ini. Sekian

terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem Saraf

Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 ,

No.1.

Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai