KELAS K
FAJRUN SAPUTRA
FITRA RHAMADANI
HAJRIANI
HAYYUL UMAM
HIJRAWAN WOMAL
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat iman dan nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah
Pada kesempatan ini saya selaku penulis mencoba untuk membuat makalah tentang.
“Sistem saraf ” Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “anatomi “.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan saya sangat menantikan
saran dan kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA………………………...…………………………………………. 15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal
sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan
untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan
hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi
fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya
koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh
sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf ialah sel saraf atau
neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup bisa menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem
saraf otonom. Sistem saraf memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima informasi dalam
bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke
badan sel.
3
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson)
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit
di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson
terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang
datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf,
dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia,
4
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls
saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan
sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan
atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motoric.
b. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.
d. Mengekspresikan emosi.
e. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan
organ lain.
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi
(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan juga
bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi
menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan atau pun
stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang diterima, serta
5
digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan
yang diberikan.
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan
juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel
saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal yang
mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan kepada otak dan juga memberikan
perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam
otak besar ditemukan banyak pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu
kecerdasan
Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan leher. Fungsi
utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat terjadinya suatu koordinasi terhadap
gerakan otot yang biasanya terjadi secara sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga
posisi tubuh.
6
Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang bersifat
sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil merupakan suatu
tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan terjadi suatu kerusakan pada
bagian otak kecil, maka hal yang akan terjadi ialah semua gerakan otot yang sedang
c. Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan
perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga
berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit.
Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat
pencernaan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua
impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat
berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung, respirasi,
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat.
Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras,
sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang
belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang
belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf
disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti
Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder yang dimulai dari otak
bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal tulang belakang. Sumsum tulang
7
belakang terbagi menjadi beberapa segmen, masing-masing segmen memiliki sepasang akar
saraf di kanan dan kiri. Akar saraf depan (ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai
motorik, sedangkan akar saraf belakang (dorsal) atau saraf aferen bertindak sebagai
sensorik. Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa
disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara
rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah sebagai
berikut:
1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk
daerah tengkuk.
2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk
3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari
otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan
kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang adalah
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan
dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang.
8
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf
otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran. Saraf
otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem kerja
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke
semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang
keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31
pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan
saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis
saraf kranial.
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak
saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak
alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit
banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus
9
yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh
terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut
jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan. Sistem saraf
a) Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu
kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh.
Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata,
memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil
pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi,
dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan,
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus)
10
pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan
potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung myelin. Bila impuls telah
lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi
yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis
disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
11
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada
membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh
Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori
seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan
akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:
a) Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis
virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan
b) Amnesia
diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai dari
kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak
atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.
c) Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah
setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang
menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda
12
d) Tumor sistem saraf pusat
Faktor yang dianggap menyebabkan hal tersebut, diantaranya faktor genetik, radiasi,
supresi imun bahkan faktor kimia dan virus. Letak tumor SSP juga berhubungan dengan umut
penderita, pada orang dewasa sebagian besar neoplasma (80-85%) timbul di dalam hemisfer
serebrum diatas tentorium dan sebesar 70 % pada anak timbul di fossa posterior. [11]
13
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan.
2. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
3. Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima berbagai sensasi
4. Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf
tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan
juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem
5. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan sinapsis.
6. Kelainan yang disebabkan karena gangguan sistem syaraf antara lain yaitu alzheimer,
3.2 saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami menyadari banyak
kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan makalah ini. Sekian
terimakasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem Saraf
No.1.
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
15