Disusun oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan Karunia-NYA, saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Kesehatan . Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah ini dapat bermakna dalam proses belajar dan pembelajaran.
Adapun bagi para pengajar di perguruan tinggi, uji kompetensi dapat digunakan untuk
mengetahui tercapainya standarisasi kompetensi suatu materi oleh mahasiswa. Kritik dan
saran dari Ibu/Bapak pengajar tetap kami harapkan guna perbaikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………...
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………….
1.4 Manfaat……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….
2.1 Pengertian Sistem Kardiovaskuler…………………………………..
2.2 Anatomi Sistem Kardiovaskuler…………………………………….
2.3 Lapisan Otot Jantung………….…………………………………….
2.4 Sirkulasi Janin………………………………………………………
2.5 Fisiologi Sistem Kardiovaskuler……………………………………
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup
sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah.
Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa
berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan
tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung
melalui venula dan vena. Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi
darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan
hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme
tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan
hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami
anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami
berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang
membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali
memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam
mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga
medis dapat memahami berkaitan dengan anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler.
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik
keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi dalam sistem
kardiovaskuler sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler atau biasa disebut sistem sirkulasi darah penghubung antara
lingkunga eksternal dan lingkungan cairan eksternal tubuh. Sistem ini membawa nutrisi dan
gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ serta membawa produk akhir
metabolism keluar dari tubuh.
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus berdetak.
Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini karena sistem
sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk
mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri
dari tiga komponen dasar:
a) Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
b) Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan
ke seluruh tubuh.
c) Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.
Miokardium.
Terdiri atas otot jantung. Gerakan otot jantung involunter. Setiap selat sel memiliki satu intisel
dan satu atau lebih cabang. Mikardium paling tebal pada bagian apes dan paling tipis di bagian
sel. Hal ini menunjukan beban kerja tiap bilik berperan dalam memompa darah. Miokardium
peling tebal di bagian ventrikel iri yang, memiliki beban paling besar.
Endokardium melapisi bilik katup jantung. Lapisan ini merupakan membrane yang tampak
mengilap, halus dan tipis yang memungkin kan aliran darah yang lancer ke dalam jantung.
Lapisan ini terdiri atas sel epitelium gepeng dan melanjut ke pembulu darah yang melapisi
endothelium.
Jantung dibagi menjadi sisi kiri dan kanan yang dipisahkan oleh septum. Saat lahir, darah dari
satu sisi lain tidak dapat langsung menyebrangi septum. Setiap sisi dipisahkan oleh katup
antrioventrikular ke serambi atas yaitu atrium, dan bilik bawah yaitu ventrikel. Katup
atrioventikular dibentuk oleh lipatan ganda endocardium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa
kecil. Katup atrioventikular kanan (katup trikuspaid)memiliki 3pintu (lebar daun
kutup),sedangkan kutup atrioventikular kiri (kutup mitra) memiliki dua pintu (labar daun kutup)
aliran darah dijantung adalah satu arah : darah masuk ke jantung viva atrium dan melalui vertikel
dibawahnya. Kutup dibawah atrium dan vartikel membuka serta menutup Secara pasif sesuai
perubahan kanan dalam bilik.
Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium dan 2 berdinding tebal disebut
ventrikel
Atrium
a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katup dan selanjutnya ke paru-
paru
b) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru-paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudia darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup dan selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui aorta.
Ventrikel
Merupakan alur-alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus
papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi katup daun antrioventrikuler oleh serah yang
disebut korda tendinae
a) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui
arteri pulmonalis
b) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui
aorta
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian
atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah
yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa
darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu
yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri
jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi
Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan ventrikel
dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan ruang atau kantung
berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior
dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang
berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava.
Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada
dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini terdapat lipatan katup
rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-
inferior terdapat Septum Inter-Atrialis
Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang disebut
Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis.
Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang
menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus
coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding
atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir
lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis.
Nodus Atri-Ventricular terletak pada antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup
tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-
vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru. Karena pemisah
vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot rudimenter maka, apabila
terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di bagian kanan jantung, akan
dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium
dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20%
sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara aktif ini disebut Atrial
Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat mengurangi curah ventrikel.
Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak
tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra.
Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah
yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior
atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan
atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium
sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra
yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke
ventrikel sinistra melalui katup mitralis.
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni.
Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium
sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm.
Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup
untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem
aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari
ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari
ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel
kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel
sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari
tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu,
secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan
lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra.Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun
oleh serabut otot yang disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama
lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut
Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi
dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow
Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra.
Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong,
berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau
Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista
Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis. Untuk
menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada kasus
hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk
memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat
mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut
(seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa
darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri
menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding
ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot
jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra
harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang
tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi
selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang
memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga,
dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta. Septum interventrikulare terdiri
dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian
Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan
sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat
tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi,
tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel
dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum
pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan
tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta
akan berkurang.
Katup Jantung
Curah jantung
curah jantung adalah jumlah darah yang didorong keluar janung, jumlah darah yang
dikeluarkan setiap kontraksi ventrikel disebut isi sekuncup (stroke volume). Curah jantung di
nyatakan dalam liter per menit (Vmin) dandihitung dengan mengalihkan isisekuncup dengan
frekuesi (denyut) jantung (diukuran dalam denyut per menit)
Gravitasi membantu aliran balik vena dari kepaladan leber saat duduk aturan berdiri dan
memberikan sedikit resistansi terhadap aliran balik vena dari anggota tubuh bagian
bawah saat individu berbaring rata.
2. Kontraksi muscular.
Aliran balik darah di dalam vena ekstremitas, khususnya saat berdiri di cegah
olehkatup.kontraksi otot rangka yang melindungi venaprofuda menekan otot , mendorong
darah ke jantung.
3. Pompa repirasi
Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung ditentukan oleh curah jantung. Frekuensi jantung berbanding lurus dengan
curah jantung. Factor yang juga menentukan frekuensi jantung adalah sebagai berikut :
1. Sistem Saraf Otonom
Laju intrinsic frekuensi jantung merupakan keseimbangan antara aktivitas simpatik dan
parasimpatik dalam menentukan frekuensi jantung
2. Zat Kimia Yang Bersirkulasi
Hormone adrenalin dan non-adrenalin yang disekresikan medula adrenal memiliki efek
simpatik , yakni meningkatkan frekuensi jantung. Hormon tiroksin meningkatkan
karbondioksida menstimulasi peningkatan frekuensi jantung. Ketidakseimbangan
elektrolit, misal, hiperkalsemia dapat menurunkan fungsi jantung dam menyebabkan
bradikardia. Sebagian otot, misal antagonis reseptor beta juga menyebabkan bradikardia
3. Posisi
Frekuensi jantung lebih cepat saat orang berdiri daripada berbaring
4. Latihan
Frekuensi jantung lebih cepat pada otot yang aktif daripada otot yang beristirahat
5. Status emosional
Saat senang, takut atau cemas denyut jantung akan meningkat.
6. Jenis kelamin
Frekuensi jantung wanita lebih cepat daripada pria.
7. Usia
Pada bayi dan anak , frekuensi jantung lebih cepat daripada orang dewasa.
8. Suhu tubuh
Frekuensi jantung naik dan turun berbanding lurus dengan suhu tubuh.
Siklus Jantung
Fungsi utama adalah mempertahankan sirkulasi darah yang komstan di seluruh tubuh. Jantung
berekrja sebagai pompa dan kerjannya terdiri atas serangkaian kerjadian yang disebut siklus
jantung.Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling terkait.
Rangsang listrik dihasilkan dari beda potensial ion antar sel yang selanjutnya akan merangsang
otot untuk berkontraksi dan relaksasi. Kelistrikan jantung merupakan hasil dari aktivitas ion-ion
yang melewati membran sel jantung. Aktivitas ion tersebut disebut sebagai potensial aksi.
Mekanisme potensial aksi terdiri dari fase depolarisasi dan repolarisasi:
1. Depolarisasi
Merupakan rangsang listrik yang menimbulkan kontraksi otot. Respon mekanik dari fase
depolarisasi otot jantung adalah adanya sistolik.
1. Repolarisasi
Merupakan fase istirahat/relaksasi otot, respon mekanik depolarisasi otot jantung adalah
diastolik.
Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium berhenti pada nodus atrioventrikuler (nodus
AV). Otot atrium berkontraksi memberikan 20%-30% pada isi ventrikel.
Tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan pembuluh darah sehingga menyebabkan katup
semilunaris membuka. Setelah katup semilunar terbuka, terjadi ejeksi isi ventrikel kedalam
sirkulasi pulmoner dan sistemik.
Jantung sebagai pompa fungsinya dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait dalam
menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac output) yaitu:
1. Beban awal (pre load)
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir (after load)
4. Frekuensi jantung
Curah Jantung
Curah jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalam sirkulasi, karena curah
jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang memasok berbagai nutrisi.
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel selama satu menit. Nilai
normal pada orang dewasa adalah 5 L/mnt.
Isi sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing venrikel
setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel: beban awal, kontraktilitas,
dan beban akhir.
Beban Awal
Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian ventrikel. Hal
ini sesuai dengan Hukum Starling: peregangan serabut miokardium selama diastole melalui
peningkatan volume akhir diastole akan meningkatkan kekuatan kontraksi pada saat sistolik.
Sebagai contoh karet yang diregangkan maksimal akan menambah kekuatan jepretan saat
dilepaskan.
Dengan kata lain beban awal adalah kemampuan ventrikel meregang maksimal saat diastolik
sebelum berkontraksi/sistolik.
Beban Akhir
Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat memompakan darah saat
sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan yang menghambat pengosongan
ventrikel. Beban akhir juga dapat diartikan sebagai suatu beban pada ventrikel kiri untuk
membuka katup semilunar aorta, dan mendorong darah selama kontrakis/sistolik.
Berkas astrioventrikular
(bekas AV atau bekas His). Berkas his merupakan massa serat khusus yang berasal dari AV
node. Berkas His menyebrangi cincin fibrosa yang memisahkan atrium dan ventikel kemudian,
di ujung atas seprum ventrikel, berkasbercabang menjadi vabangberkasberkas His, dan seratserat
prukinje mengantar kan impulus listrik dari AV node ke apeks miokardium di mana dimulai
kontraksi glombang ventricular, selanjutnya bergerak ke atas dan keluar, memompa darah ke
arteri pulmonalis dan aorta.
Pembuluh darah
Ada tiga jenis pembuluh darah yaitu arteri, vena, dan kapiler.
Arteri. Mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh, kecuali arteri pulmonalis. Arteri
mempunyai dinding yang kuat dan elastic, yang tersusun dari tiga lapisan.
1. Tunika intima/intrena.
Lapisan yang tipis, halus, dan pipih yang dilapisi jaringan epitelium skuamosa.
2. Tuna media.
Lapisan yang terdiri dari atas otot polos dan sebagian jaringan fibrosa. Dalam arteri yang
berukuran lebih besar, jumlah serat elastic ini lebih banyak, dan sebaiknya lebih sedikit
pada arteri yang lebih kecil
3. Tunika eksterna/adventisia
Lapisan ini terdiri dari atas jaringan fibrosa yang melindungi pembuluh darah.
Vena
Adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya CO2 dari tubuh ke jantung dinding vena
lebih tipis daripada dinding arteri, tetapi memiliki 3lapisan jaringan yang sama. Dindimg vena
lebih tipis karena terdapat sedikit otot dan jaringan elastic ditunika media karena vena membawa
darah dengan tekanan yang lebih rendah daripada arteri. Sebagian vena memiliki kutup, yang
mencegah aliran balik darah, dan memastikan darah mengalir ke jantung. Pintu(kuspid) kutup
yang berbentuk semilunar dengan cekungan yang menonjol ke jantung. Kutup banyak terdapat
dalam vena ekstremitas usus ekstremitas, bawah dimana darah harus berjalan jauh melawan
gravitasi saat individu berdiri. Vena paling kecil disebut venul.
Kapiler arterior (arteri yang berukuran paling kecil) terkecil bercabang menjadi sejumlah
pembuluh darah panjang yang disebut kapiler. Dinding kapiler terdiri atas lapisna tunggal sel
endothelium yang memiliki embaran dasar tipis, yang dapat dilalui air dan subtansi melekul kecil
lainnya. Melekul besar seperti protein plasma tidak dapat melalui dinding kapiler.
Kapiler
Arteriol (arteri berukuran paling kecil) terkecil bercabang menjadi sejumlah pembuluh panjang
yang disebut kapiler. Dinding kapiler terdiri atas lapisan tunggal sel endothelium yang memiliki
membrane dasar tipis, yang dapat dilalui air dan substansi molekul kecil lainnya. Molekul besar
seperti protein plasma tidak dapat melalui dinding kapiler . kapiler membentuk jaringan
pembuluh darah tipis yang besar, dimana menghubungkan anteriol terkecil dengan venul terkecil.
Kapiler terdiri atas satu lapisan jaringan epitelium skuamosa. Kapiler berfungsi dalam pertukaran
oksigen dan nutrient dengan materi sisa secara otomatis
DARAH
Darah merupakan jaringan ikat yang berfungsi sebagai :
1. Darah dari oksigen ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru untuk
disekresikan.
2. Transportasi, pengatur suhu dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan basa.
3. Panas yang dihasilkan jarigan aktif ke jaringan yang kurang aktif.
4. Subtansi protektif, missal antibody, ke area infeksi.
5. Factor pembekuan yang mengevaluasi darah, mengurangi perdarahan dan pembuluh
darah yang pecah.
PLASMA
Plasma tersusun dari air (90-92%) dan zat terlarut, meliputi protein, garam anorganik,
nutrient berasal dari makanan yang dicerna, materi sisa, hormon, dan gas.
PROTEIN PLASMA
Protein Plasma menyusun 7% plasma, Protein Plasma bertanggung jawab dalam
menciptakan tekanan osmotic darah normalnya 25 mmHg atau 3,3kPa, yang
mempertahankan cairan plasma.
GARAM ANORGANIK
Garam ini berfungsi dalam kontraksi otot, pembentukan sekresi, dan mempertahakan
keseimbangan asam basa pH darah normal 7,35-745.
NUTRIEN
Dalam saluran cerna, makanan dipecah menjadi molekul-molekul kecil, misal
monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol, lalu diabsorsi, Molekul kecil ini
bersama garam diperlukan oleh sel tubuh untuk menghasilkan energi panas, materi untuk
perbaikan, penggantian, dan sinersis komponen darah dan sekresi tubuh lainnya.
PRODUK SISA
Urea, kreatanin, dan asam urat adalah produk sisa metabolism protein-protein. Produk
sisa ini dibentuk di hati dihantarkan oleh darah ke dalam ginjal untuk diekskresi.
HORMON
Hormon adalah zat yang disintesis oleh kelenjar endokris. Hormon dihantarkan secara
langsung dari sel endrokrin ke dalam darah, yang mengangkut hormone ke jaringan targer
dan organ tubuh.
GAS
Oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen dihantarkan ke tubuh dengan melarutkan diri ke
dalam plasma. Sebagian besar oksigen dibawa ke tubuh dengan berikatan dengan
hemoglobin dan sebagian besar karbon dioksida yang dipecah menjadi ion bikarbonat
terlarut di dalam plasma.
SEL DARAH
Semua sel darah berasal dari sel benib ( stem cell ) pluripotent dan melalui
beberapa tahap perkembangan sebelum memasuki darah. Proses pembentukan sel darah
ini disebut hemopoiesis, dan berlangsung di sumsum tulang belakang. Pada tahun
pertama kehidupan sumsum merah menduduki seluruh kapasitas tulang sehingga
hemopoiesis terjadi di sumsum merah.
HEMOSTASIS
Saat pembuluh darah rusak, darah yang keluar dihentikan dan sembuh melalui
serangkaian proses yang melibatkan trombosit, proses tersebut adalah sebagai berikut,
1. Vasokonstriksi.
Saat trombosit kontak dengan pembuluh darah yang rusak, permukaan trombosit
menjadi lengker dan trombosit melekat pada dinding yang rusak. Kemudian trombosit
melepaskan serotonin (5-hidroksitriptamin), yang mengonstiksi (menyepirkan)
pembuluh darah, mengurangi aliran darah yang lewat. Zat kimia lainnya meyebabkan
vasokonstriksi, misal tromboksasi, dilepaskan oleh pembuluh yang rusak itu sendiri.
2. Pembuluh Sumbatan Trombosit.
Gumpalan trombosit yang saling melekat dan melepaskan zat lain, termasuk adenosin
difosfat (ADP), yang menarik trombosit lebih banyak pada lokasi luka. Trombosit
semakin banyak yang beredar di sisi pembuluh yang rusak dan dengan cepat
membentuk sumbatan trombosit sementara.
3. Koagulasi (pembekuan darah)
Koagulasi merupakan proses kompleks yang juga melibatkan system umpan balik
positif. Pembekuan darah menghasilkan pembentuk jarring menyerupi benang yang
disebut fibrin, yang menjaring sel darah dan lebih kuat daripada sumbatan trombosit
yang cepat. Pada akhir tahap proses ini, activator protombin bekerja pada protein
plasma protombin dan mengubahnya menjadi trombin. Thrombin kemudian bekerja
pada protein plasma fibrinogen dan mengubahnya menjadi fibrin.
GOLONGAN DARAH
Golongan darah terdiri atas 4 golongan yaitu A, B, AB dan O. Pada orang yang memiliki
golongan darah O, orang tersebut tidak memiliki baik antigen A ataupun antigen B didalam
membran sel darah merahnya dan darah mereka dapat ditransfusikan ke semua golongan darah,
sehingga disebut donor universal. Sebaliknya golongan darah AB tidak memiliki baik antibodi
anti-A maupun B sehingga dapat menerima transfusi dari semua golongan darah sehingga
disebut resipien universal.
Faktor Rhesus
Selain pemeriksaan golongan darah ABO, faktor Rhesus juga harus diperhatikan saat transfusi
darah. Golongan darah Rhesus terdiri atas Rhesus D positif dan negatif. Jika faktor Rhesus darah
resipien adalah negatif, dan menerima transfusi dari golongan darah yang positif untuk pertama
kali, tidak menimbulkan bahaya. Akan tetapi, jika selanjutnya resipien menerima transfusi faktor
Rhesus positif untuk kedua kalinya akan terjadi reaksi dalam peredaran darah yang
membahayakan.wanita yang mempunyai faktor Rhesus negatif dapat mengandung dan
melahirkan anak yang memiliki Rhesus positif untuk pertama kali dengan selamat, tetapi besar
kemungkinan kehamilan seterusnya menyebabkan janin eritroblastosis fetalis.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem kardiovaskuler atau yang biasa disebut sistem sirkulasi adalah penghubung
antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini
membawa nutrisi dan gas ke semua sel, jaringan, organ dan sistem organ serta
membawa produk akhir metabolisme keluar dari tubuh. Sistem kardiovaskuler terdiri
dari jantung, pembuluh darah dan darah.
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru dibagian tengah rongga toraks. Jantung berukuran kurang lebih sebesar
kepalan tangan pemiliknya.
Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa
darah dari jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung. Ada 3 jenis pembuluh
darah utama yaitu arteri, vena dan kapiler
Darah adalah sejenis jaringat ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan
dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dan lebih kental
dibandingkan air, cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta memiliki pH 7,4
(7,35-7,45). Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan,
tergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer S.C dan Bare Brenda G (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth(Ed. 8 Vol 2), EGC, Jakarta.