Anda di halaman 1dari 25

KONSEP BIOPSIKOLOGI

Biopsikologi merupakan pendekatan  psikologi  dari aspek biologi  Manusia pada dasarnya


mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.
Ciri-ciri ini tampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut
lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat
bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal.
Sebagai contoh sifat pendiam, talkative, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah
manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Disiplin ilmu yang berkaitan dengan biopsikologi adalah sebagai berikut
• BIOLOGICAL PSYCHIATRY: tentang biologi yg berkaitan dg pe nyimpangan psikiatris &
perlakuan (treatment) thd penyimpangan melalui manipulasi otak
• DEVELOPMENT NEUROBIOLOGY:: tentang perubahan sistem syaraf sejalan dgn
kematangan usia(neuroscience).
• NEUROANATOMY : tentang struktur/anatomi sistem syaraf
• NEUROCHEMISTRY :proses-2 kimiawi yang timbul akibat aktivitas syaraf, terutama
proses yang mendasari transmisi sinyal melalui sistem syaraf
• NEUROENDOCRINOLOGY: interaksi antara sistem syaraf dg kelenjar endokrin &
hormon yg diproduksinya
• NEUROETHOLOGY : kaitan antara sistem syaraf dg perilaku yg timbul dlm lingkungan
alami hewan & laboratorium yg dikontrol ketat
• NEUROPATHOLOGY: penyimpangan sistem syaraf
• NEUROPHARMACOLOGY:efek obat-obatan pd sistem sya-raf, terutama yg
mempengaruhi transmisi sel syaraf
• NEUROPHYSIOLOGY : respon sistem syaraf terutama yang terlibat dlm transmisi sinyal
elektronik melalui sel-2 syaraf dan antara sel-2 syaraf

BIOPSIKOLOGI SEBAGAI CABANG ILMU PSIKOLOGI TERBAGI MENJADI 5


BAGIAN UTAMA:

1. PHYSIOLOGICAL PSYCHOLOGY: fokusnya pd manipulasi sistem syaraf melalui operasi,


terapi elektrik dan terapi kimiawi dlm kondisi eksperimen yg dikontrol dg ketat ^ dlm
eksperimennya umumnya digunakan hewan sebagi subyek penelitian (mencit, tikus putih,
marmut, hamster, kelinci)
2. PSYCHOPHARMACOLOGY: bergerak dlm bidang yg sama namun fokusnya lbh kepada
obat-2an (zat kimia) yg mempengaruhi sistem syaraf selanjutnya berpengaruh thd perilaku.
Pengaruh zat kimia thd otak tdk semata-mata berkonotasi buruk (misalnya pengaruh zat
depresif/melemahkan thd aktivitas otak, tetapi jg berusaha menemukan zat kimia yg berguna
dlm penyembuhan kerusakan otak dan zat-2 yg dpt mengurangi kecanduan obat
3. NEUROPSYCHOLOGY: mempelajari kemunduran perilaku akibat kerusakan otak ^ dapat
dilakukan melalui eksperimen berdasarkan kasus atau suatu penelitian quasieksperimen thd
pasien-2 yang menderita kerusakan otak karena penyakit, kecelakaan atau operasi
4. PSYCHOPHISIOLOGY: mempelajari kaitan antara fisiologi dgn perilaku dgn mencatat
respon fisiologis manusia yg disebabkan reaksi psychologisnya ^ seperti atensi, emosi, proses
penerimaan informasi ^ EEG (electroencephalogram)
5. COMPARATIVE PSYCHOLOGY ^ lbh menekankan pd perilaku biologis daripada perilaku
yg disebabkan oleh mekanisme sistem syaraf. ^ mempelajari perbandingan perilaku spesies
yg berbeda serta terfokus pd genetik, evolusi, dan perilaku adaptasi

PSIKONEUROIMUNOLOGI:

PENELITIAN ANTAR DISIPLIN PSIKOLOGI, NEUROLOGI, DAN


IMUNOLOGI

Ilmu ini merupakan kaitan ataupun interaksi antara perilaku, kerja saraf, fungsi
endokrin dan proses kekebalan tubuh (Ader dan Cohen, 1993).
Di Indonesia penerapan ilmu perilaku dalam penelitian antar disiplin untuk peningkatan
penggunaan obat-obatan secara rasional telah berkembang sejak tahun 1991.
Bedanya dengan di Indonesia selain ilmu terapan,
ilmu psikologi dasar di Amerika Serikat juga berkembang pesat. Antara lain ilmu perilaku
dasar tersebut adalah psikologi faal, psikologi kognitif, psikologi saraf, psikologi sosial,
psikologi perkembangan, psikolinguistik, psikologi belajar, dan psikologi lain yang
dicobakan dan dikembangkan di laboratorium seperti faktor manusia (human faclors) atau
ergonomi.
Kombinasi ilmu-ilmu dasar tersebut juga berkembang pesat seperti ilmu saraf perilakuan atau
dalam bahasai Inggris Behavioral neuroscience. Juga psikologi saraf kognitif atau cognilive
neuropsychology.
Menurut Ader dan Cohen (1993) pada mulanya tidak diketahui dan tidak diharapkan adanya
kaitan antara otak dan sistem kekebalan tubuh. Akan tetapi terlihat bahwa:
(a) manipulasi saraf dan fungsi endokrin mengubah respons kekebalan, dan stimulasi
antigenik yang menimbulkan respons kekebalan menghasilkan perubahan dalam saraf dan
fungsi endokrin;
(b) proses perilakuan mampu mempengaruhi reaksi kekebalan, dan sebaliknya status
kekebalan suatu organisme mempunyai konsekuensi perilaku.
Penelitian psikoneuroimunologi ini menunjukkan bahwa sistem saraf dan kekebalan tubuh,
yang merupakan sistem sangat kompleks untuk pemeliharaan homeostatis, mewakili suatu
mekanisme terpadu yang menyumbang pada adaptasi individual dan spesies.
Proses fisiologis sebetulnya juga perilaku, sehingga pengubahan melalui pengkondisian
klasik seperti itu dapat meningkatkan pengendalian terhadap adanya penyakit tertentu (Ader
dan Cohen, 1993).
Kecemasan merupakan salah satu bentuk respon yang paling umum terhadap stress. Namun
stress juga dapat menimbulkan kemarahan dan agresi, apati dan depresi dan gangguan
kognitif. Selain masalah psikologis, stress ternyata juga memiliki dampak terhadap kesehatan
tubuh seseorang
Gangguan psikosomatik misalnya, yang merupakan gangguan fisik dimana emosi diduga
memiliki peranan penting. Demikian juga dengan penyakit jantung koroner yang merupakan
penyeban kematian dan penyakit kronis nomor satu di Amerika Serikat pada banyak kasus
memiliki kaitan dengan stress, dimana orang dalam pekerjaan dengan stress tinggi berada pad
resiko tinggi mengalami penyakit ini. Stress juga diduga memiliki kaitan dengan sistem
kekebalan tubuh, sehingga timbul bidan riset yang relatif baru dalam kedokteran perilaku
yaitu psikoimunologi yang banyak meneliti bagaimana sistem kekebalan tubuh dipengaruhi
oleh stres.
Tehnik penanganan terhadap stress pun berkembang semakin banyak, mulai dari yang
berpijak pada aliran utama psikologi seperti psikoanalisis, perilaku dan humanistik, hingga
pada penggalian pad konsep-konsep tradisional dan spriritual seperti penggunaan doa, dzikir,
terapi air, terapi seni dan lain sebagainya.
Stres yang tinggi akibat pergerakan dunia yang demikian cepat juga memaksa semua orang
untuk mampu dan memiliki tehnik self-help untuk menangani stress.
Kabar baiknya adalah, tidak semua bentuk stres terkait dengan gangguan kejiwaan atau
gangguan perilaku. Pada titik dan kondisi tertentu, stres mampu menigkatkan produktivitas.
Beberapa orang bahkan mencari aktivitas yang bagi kebanyakan orang merupakan aktivitas
yang penuh stres untuk "penyegaran" dari kehidupan sehari-hari

PERSYARATAN MENJADI PENELITI PSIKONEUROIMUNOLOGI


Untuk mengembangkan psikoneuroimunologi, ahli perilaku yang berkecimpung di bidang ini
biasanya mempunyai dasar pendidikan pasca sarjana di bidang psikologi faal ataupun
psikologi saraf. Selain berbagai psikologi dasar, mereka juga menguasai biologi,
endokrinologi, fisiologi, kimia, neurologi, dan mungkin farmakologi.

SISTEM TUBUH MANUSIA

Sistema Lokomotorik
Ini mencakup bagian-bagian yang bersangkutan dengan gerak tubuh.
Sistema kerangka mencakup tulang-tulang, tulang rawan dan membran tertentu. Sistema
artikulatorik yang berkenaan dengan sendi, dan sistema otot-otot yang mencakup otot, fasia
dan tendon.
Sistema pembuluh darah
mencakup sistem sirkulasi dan sistem aliran lim-fe. Darah merupakan sistem transpor yang
utama. Darah dipompa mengitari tubuh oleh jantung, oksigen dibawa dari paru-paru dan
karbon dioksida dikumpulkan dari jaringan. Makanan disalurkan melalui hati dan kemudian
masuk sirkulasi umum. Produk yang tidak diperlukan disalurkan ke ginjal.
Sistema pencernaan
terdiri atas saluran pencernaan beserta kelenjar dan organ daripadanya. Makanan dipecahkan
oleh enzim dalam saluran pencernaan dan diangkut oleh darah ke hati dan akhirnya ke
jaringan.
Sistema pernapasan
terdiri atas saluran dan organ yang berhubungan dengan pernapasan. Oksigen dari udara
diambil dan dimasukkan ke darah, kemudian diangkut ke jaringan. Produk yang tidak perlu,
karbon dioksida (CO2), diangkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan
ke luar ke udara.
Kelenjar buntu
dikelompokkan bersama karena sekresi yang dihasilkan disalurkan angsung ke darah atau
organ pemakai. Adakalanya limpa dimasukkan dalam kelompok ini, sebab ia juga tidak
mempunyai saluran. Meskipun setahu kita kelenjar ini tidak menghasilkan sekresi. Ia
berkenaan dengan pembentukan sel darah merah.

Sistema urogenital
mencakup organ sistem urinari dan sistem reproduksi. Hasil buangan ari tubuh, kecuali
karbon dioksida, diekskresikan oleh ginjal.

Sistema saraf
terdiri atas susunan saraf pusat, yang mencakup otak dan sumsum tulang belakang; sistem
saraf periferi atau susunan saraf tepi terdiri atas urat-urat saraf yang berasal dari otak dan
sumsum belakang, dan sistem saraf otonom. Sistem pusat dan periferi sering dikelompokkan
bersama dan dilukiskan sebagai sistema saraf serebrospinal. Sistem saraf otonom mencakup
saraf simpatik dan parasimpatik.

Pancaindera
mencakup perasaan, penciuman, penglihatan dan pendengaran dan juga fungsi raba dari kulit.
Melalui organ-organ ini individu dapat berjaga-jaga terhadap kekuatan luar dan dengan
demikian mampu melindungi dirinya sendiri. Seekor anak ayam yang sadar akan bunyi lalu
lintas akan lari atau terbang mencari selamat.

Sistema ekskretorik
ialah istilah yang adakalanya dipakai untuk melukiskan secara kolektif organ yang berkenaan
dengan ekskresi dari produk buangan berasal dari tubuh. Dalam organ-organ ini masuk
sistem urinari , paru-paru dalam fungsinya mengurangi karbon dioksida, dan kolon yang
mengekskresikan ke dalam tinja bahan tertentu yang tidak dapat larut.

GENETIKA

GENETIKA adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk
beluknya secara ilmiah.
Genetika (dari bahasa Yunani genno yang berarti "melahirkan") Ilmu ini mempelajari
berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
suborganisme
Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah JOHAN GREGOR MENDEL.

Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan :


1. material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),

2. bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan

3. bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan
genetik).

Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah
HAECKEL (1868).

DOMINAN adalah sifat-sifat yang tampak (manifes) pada keturunan.


RESESIF adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada keturunan.

KROMOSOM
adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan
(hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi makhluk hidup.

GEN adalah "substansi hereditas" yang terletak di dalam kromosom.


Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel

KAITAN KROMOSOM DENGAN GEN


Kromosom tersusun atas DNA dan protein.

DNA merupakan molekul panjang yang menyimpan informasi genetik.Total informasi


genetik yang terdapat dalam DNA suatu sel disebut genom.
Genom DNA tersusun atas gen-gen.
Tiap gen mengandung satu unit informasi mengenai suatu karakter yang dapat diamati.
Gen bertanggung jawab terhadap sifat-sifat genetik

Determinasi seks pada manusia juga ditentukan oleh kromosom X dan Y. Karena jumlah
kromosom manusia adalah khas yeitu 46 buah (23 pasang) yang terdiri dari 22 pasang
autosom dan 1 pasang gonosom,
maka formula kromosom manusia adalah
- Untuk laki-laki adalah 46, XY atau dapat ditulis juga 44 + XY.
- Untuk wanita adalah 46, XX atau dapat ditulis juga 44 + XX.

Dikenal dua macam kromosom yaitu:


1. Kromosom badan (Autosom).
2. Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom).Seperti diketahui kromosom ada dua
jenis yaitu AUTOSOM dan GONOSOM, jadi penyakit genetik pada manusia juga ada dua
sebab yaitu :
a. Disebabkan oleh kelainan autosom.
b. Disebabkan oleh kelainan gonosom.

Penyakit genetik yang disebabkan autosom pada manusia biasanya "bersifat resesif" artinya
dalam keadaan homozigot resesif baru menampakkan penyakit misalnya :
- Albinisma,
- Polidaktili,
- Gangguan mental,
- Diabetes mellitus,

Ada pula penyakit yang disebabkan karena mutasi autosom, misalnya:


- SINDROMA DOWN (MONGOLID SYNDROME = TRISOMI 21) -.--> + autosom no.21
- SINDROMA PAATAU (TRISOMI 13) --> + autosom no.13
- SINDROMA EDWARDS (TRISOMI18) --> +autosom no.18
- SINDROMA "CRI-DU-CHAT" --> delesi no5.

Penyakit genetik yang disebatkan gonosom :


- Kelainan formula kromosom (disebabkan peristiwa non-disjunction). misalnya: ,
a. SINDROMA TURNER (45,XO).
b. SINDROMA KLINEFELTER (47,XXY; 48,XXXY).
c. SINDROMA SUPERFEMALE/TRIPPLE-X atau TRISOMI X (47,XXX).
d. SUPERMALE (47,XYY).

Karena pautan seks (Sex linkage)


a. TERPAUT KROMOSOM X (resesif) yaitu buta warna (hijau dan merah) dan
Hemofilia --> pada laki-laki bersifat "ALL OR NONE".

b. TERPAUT KROMOSOM Y (resesif hanya pada laki-laki) misalnya "HAIRY-PINA"


(hipertrikosis).

Peristiwa alel ganda pada manusia --> golongan darah.


Penyakit genetik atau kelainan genetik adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kelainan
oleh satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis. Beberapa
penyebab penyakit genetik antara lain:

* Ketidaknormalan jumlah kromosom seperti dalam sindrom Down (adanya ekstra


kromosom 21) dan sindrom Klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom X).

* Mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan sindrom X rapuh atau penyakit Huntington.

* Gen rusak yang diturunkan dari orang tua. Dalam kasus ini, penyakit genetik juga dikenal
dengan istilah penyakit keturunan . Kondisi ini terjadi ketika individu lahir dari dua individu
sehat pembawa gen rusak tersebut, tetapi dapat juga terjadi ketika gen yang rusak tersebut
merupakan gen yang dominan.

Kelainan multifaktorial
Dikatakan multifaktorial karena tidak hanya melibatkan beberapa gen tetapi juga lingkungan,
dan bagaimana interaksi antara gen dan lingkungan tersebut. seringkali peranan gen yang
terlibat hanya kecil dampaknya terhadap manifestasi suatu penyakit tetapi ketika ada interaksi
dengan lingkungan, manifestasi itu berdampak besar. paling sering dijumpai di populasi
contoh kasus : kardiovaskular, diabetes, asma, obesitas, demensia, osteoporosis, asam urat
dan lain-lain.
DOWN SYNDROME
Hari Sindroma Down (SD) Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 maret diperingati hampir di
seluruh negara. Hari SD Sedunia pertama kali dinyatakan pada tanggal 21 Maret 2006 oleh
Down Syndrome International di Singapura. Tanggal ini dipilih untuk mengingat keunikan
dari SD yang mempunyai 3 kromosom autosom/trisomi (nomal: 2 kromosom) yaitu pada
kromosom nomor 21. Tanggal 21 melambangkan kromosom ke-21 dan bulan Maret (bulan
ke-3) melambangkan trisomi.
SD merupakan kombinasi dari keadaan fisik yang abnormal dan retardasi
mental/keterbelakangan mental. Keadaan penderita SD sangat bervariasi, masalah
perkembangan dapat ringan sampai berat.
Penyakit ini tidak dapat diobati, namun dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang SD
serta pemberian intervensi dini pada penderita, didapatkan peningkatan kualitas yang besar
pada kehidupan penderita, baik pada anak-anak maupun dewasa.

Sindrom Turner
Sindrome Turner suatu keadaan dimana seorang perempuan mengalami kekurangan 1
kromosom seks jenis X, yang berpengaruh pada perkembangannya. karakteristik paling
umum bagi penderita kelainan Sindrome Turner ini adalah perawakan pendek, dan tampak
jelas setelah penderita berusia 5 tahun. Sebelum berusia 5 tahun ovarium berkembang secara
normal. tapi setelah usia 5 tahun sel telur mengalami prematur sebelum waktunnya, dan
jaringan ovarium terus mengalami degenerasi. Akibatnya adalah mereka tidak mengalami
pubertas atau mengalami pertumbuhan kelamin sekunder, kecuali jika dilakukan pengobatan
dengan menggunakan hormon estrogen.

Perubahan Genetik yang berkaitan dengan sindrom turner Sindrom turner berkaitan dengan
kromosom X yang dimiliki seseorang. Sindrom turner memiliki 1 kromosom x, perempuan
normal memiliki 2 kromosom x sedangkan laki-laki normal memiliki 1 kromosom x dan 1
kromosom Y. kehilangan 1 kromosom x pada penderita sindrome turner ini mempengaruhi
perkembangan kelamin sekunder dan berbagai kondisi fisik lainnya. Penderita sindrome
turner disebut juga mosaicism.
Sekitar 30 % penderita kelainan sindrom turner memiliki kelebihan lipatan kulit pada bagian
leher (leher berselaput), garis rambut dibagian leher rendah, Oedema pada tangan dan kaki,
kelainan pada tulang, ginjal bermasalah. 1 dari 3 penerita sindrom turner dilahirkan dalam
keadaan cacat jantung (penyempitan aorta atau kelainan pada katup jantung yaitu valvula
semilunaris)

Klinefelter Syndrome
Orang-orang dengan kelainan ini secara fenotip sebagai laki-laki dengan karakteristik lebih
feminin, hal ini semakin menjadi jelas saat mereka memasuki fase pubertas. Tinggi badan
mereka diatas tinggi rata-rata, tidak menunjukkan adanya perkembangan kelamin sekunder,
seperti tidak tumbuh rambut pada wajah (kumis, jenggot, dan cambang), tidak tumbuh
rambut pada ketiak, dada dan pubis. Kelebihan kromosom X berdampak langsung pada
ketidakmampuan testis membentuk sperma dan hormon kelamin laki-laki seperti testosteron.

Peta silsilah (pedigree) dibuat untuk mengetahui pewarisan penyakit pada suatu keluarga
Cacat dan penyakit menurun yang terpaut kromosom seks
a. Hemofilia ~ Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan darah seseorang
sukar membeku ~ penderita hemofilia jika terluka darahnya akan membeku sekitar 50 mnt –
2 jam, hal ini akan mengakibatkan penderita mengalami kehilangan banyak darah dan dapat
menimbulkan kematian ~ Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif (h) yang terpaut
kromosom X ~ Contoh silsilah penyakit hemofilia adalah pada keluarga kerajaan Eropa. Ratu
Victoria dari Inggris menderita hemofilia.
b. Buta warna ~ Buta warna adalah penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak
bisa membedakan warna merah dengan biru, atau kuning dengan hijau ~ Disebabkan oleh
gen resesif cb (color blind) ~ gen buta warna terpaut pada kromosom X
c. Anodontia ~ Adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam keadaan
resesif. ~ kelainan ini menyebabkan penderita tidak memiliki gigi (ompong)
d. Hypertrichosis ~ Hypertrichosis merupakan sifat keturunan berupa tumbuhnya rambut di
bagian tertentu dari daun telinga, wajah dan anggota tubuh lainnya. ~ penyebab adalah gen-
gen resesif (h) yang terpaut pada kromosom Y ~ penyakit ini hanya dimiliki oleh laki-laki

Cacat dan penyakit menurun yang terpaut kromosom autosom


a. Albino ~ merupakan kelainan yang disebabkan tubuh seseorang tidak mampu
memproduksi pigmen melanin, sehingga rambut dan badanya putih ~ Cacat albino memiliki
penglihatan yang peka terhadap cahaya, disebabkan irisnya tidak memiliki pigmen
b. Polidaktili ~ merupakan kelainan berupa kelebihan jumlah jari tangan dan kaki
c.Brachidaktili ~ Merupakan kelainan pada ruas-ruas jari yang memendek pada manusia.
d.Thalasemia ~ Merupakan kelainan genetik (penyakit genetik) yang disebabkan rendahnya
kemampuan pembentukkan hemoglobin, terjadi karena gangguan salah satu rantai globin. ~
Thalasemia menyebabkan kemampuan eritrosit dalam mengangkut oksigen rendah (anemia)
~ Thalasemia dibedakan menjadi thalasemia mayor dan thalasemia minor. Thalasemia mayor
ThTh biasanya menyebabkan kematian, sedangkan thalasemia minor tidak terlalu parah
e.Dentinogenesis Imperfecta ~ Merupakan kelainan pada gigi manusia yang menyebabkan
tulang gigi (dentin) berwarna seperti air susu
kebotakan
f.Anonychia ~ Anonychia adalah kelainan pada sebagian jari, sehingga tidak terdapat kuku
g.Golongan darah ~ Golongan darah merupakan merupakan salah satu karakter yang
diwariskan pada manusia.
h.Sicle cell anemia ~ Penyakit menurun yang disebabkan bentuk eritrosit seperti bulan sabit,
sehingga afinitasnya terhadap oksigen sangat rendah

SISTEM IMMUN (kekebalan tubuh)

Fungsi:
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang
masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

Sasaran utama:
1. bakteri patogen & virus
2. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

Patogen bagi tubuh manusia


* Bakteri
* Virus
* Jamur
* Protozoa bersel satu
* Parasit

Struktur Struktur Imun


* Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh ® organ limfoid
* Organ limfoid: ‘rumah’ bg limfosit

* Jaringan limfoid primer:


1. kelenjar thymus
2. sumsum tulang

* Jaringan limfoid sekunder:


1. berkapsul: limpa & kelenjar limfa
2. tdk berkapsul: tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue), jar.limfoid di kulit,
sal.napas, kemih, & reproduksi

* Ada 2 sistem kekebalan tubuh:


1. Sistem kekebalan nonspesifik (didapat) (innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik (dipelajari/adaptif) (learned/adaptive immune system)

Sistem Kekebalan Spesifik


Atau Sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan patogen yang lolos dari Sistem
kekebalan non-spesifik.

Mencakup:
kekebalan humoral : produksi antibodi oleh limfosit B (sel plasma)
kekebalan selular :di dalam sel

Sistem Kekebalan Humoral


Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab).
Ab disekresi ke darah ; semua Ab akan mencapai darah menjadi gamma globulin =
imunoglobulin (Ig)

Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas:
Ig M : berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal respons sel plasma
Ig G : Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama , Ig M &
IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen
Ig E : melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi; melepaskan
histamin dari basofil & sel mas
tIg A : ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth: pd airmata
& ASI)
Ig D : terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B

Sistem Kekebalan Seluler


Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus & pengaturan pd mekanisme
kekebalan.
Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaranAda 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T
penolong, & sel T penekan
Major histocompatibility complex (MHC): kode human leucocyte-associated antigen (HLA)
yg terikat pd permukaan membran sel; khas pd setiap individu
Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK, makrofag, & interferon

Gangguan Sistem imun


Lack of response (imunodefisiensi) contoh: AIDS, leukemia
Incorrect response (peny. autoimun) contoh: DM tipe I, miastenia gravis, multiple
sclerosis;penyakit Graves.
Overactive response (alergi/ hipersensitivitas) contoh: asma, rhinitis allergic, rx transfusi

SISTEM PANCA INDRA

KULIT
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus (Tango Reseptor )
P-T , K-D ,R-P , M -PRS
Pacini - Tekanan
Krause - Dingin
Rufini - Panas
Meisner - Perabaan dan Sentuhan

Struktur-kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.

1. EPIDERMIS
* Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.
* Epidermis tersusun atas empat lapis sel.
* Dari bagian luar ke dalam , pertama adalah stratum korneum , stratum lusidum , stratum
granulosum dan stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan kulit sebelah atasnya.

2. Dermis
* terdapat akar rambut,
* otot penegak rambut,
* kelenjar keringat,
* kelenjar minyak,
* jaringan adipose/lemak,
* pembuluh darah,
* sel saraf
* reseptor-reseptor (P-T , K - D , R - P , M - PRS )

Fungsi kulit antara lain:


* Indra peraba
* Menghasilkan keringat dan minyak
* Melindungi tubuh dari sinar matahari
* Melindungi otot dari gesekan benda luar

TELINGA
Indera Pendengar, Telinga, Telinga dalam, Telinga luar, TElinga tengah
Struktur Telinga

TELINGA
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga
luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga
tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian
dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.

1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus
auditorius eksternus).
Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi oleh kulit, daun telinga kaku
tetapi juga lentur.

Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga.
Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah
dengan telinga luar.

2. Telinga Tengah

Teling tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil berisi
udara yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga
dalam.
Ketiga tulang tersebut adalah:
1. Maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga)
2. Inkus (menghugungkan maleus dan stapes)
3. Stapes (melekat pda jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam).

Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan
dihantarkan ke jendela oval.
Telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:
1. Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap
menempel)
2. Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan
jendela oval.

Jika telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga
rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang dihantarkan.
Respon ini disebut refleks akustik, yang membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari
kerusakan karena suara.

Tuba eustakius adalah saluran kecil yang menghubungkan teling tengah dengan hidung
bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga tengah.
Tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara
yang sama pada kedua sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang
normal dan kenyamanan.

3. Telinga Dalam
Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian
utama:

1. Koklea (organ pendengaran)


2. Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).

Koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan
kental dan organ Corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki
rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di
telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda
memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi
gelombang saraf.
Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan
membawanya ke otak.
Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan
kerusakan pada sel rambut.
Jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali.
Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang
progresif dan berkurangnya pendengaran.
KERUSAKAN YANG SERING MUNCUL
a. Tuli saraf: disebabkan oleh kerusakan saraf auditori atau kerusakan pusat pendengaran di
otak.
b. Tuli konduksi: disebabkan oleh kekakuan hubungan antara sanggurdi dengan fenestra
ovalis, penyumbatan saluran telinga luar, penebalan atau kerusakan membran timpani, dan
mungkin karena ada pengapuran atau kerusakan tulang-tulang pendengara

Kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang berisi cairan, yang berfungsi membantu
menjaga keseimbangan.
Setiap gerakan kepala menyebabkan ciaran di dalam saluran bergerak.
Gerakan cairan di salah satu saluran bisa lebih besar dari gerakan cairan di saluran lainnya;
hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala.

Saluran ini juga mengandung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan.
Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampaikan pesan ke otak, ke arah
mana kepala bergerak, sehingga keseimbangan bisa dipertahankan.

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari
telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang
bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

Jadi Telinga itu tersusun atas


Bagian-bagian telinga.
1. Telinga luar, terdiri atas daun telinga, saluran/lubang telinga, rambut-rambut halus,
kelenjar minyak, dan membran tymphani
2. Telinga tengah, terdiri atas saluran Eustachius, jendela oval, jendela bundar, dan 3 tulang
pendengaran, yaitu martil/maleus, landasan/incus dan sanggurdi/stapes.
3. Telinga dalam, terdiri atas koklea/rumah siput, 3 saluran setengah lingkaran, ampula,
utrikulus dan sakulus.

HIDUNG

Indra Pembau ( Hidung )


Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke
paru-paru.
Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat
bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.

Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan
(kartilago).
Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi 2 rongga oleh septum, yang
membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang.

Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke dalam rongga hidung, membentuk sejumlah
lipatan.
Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya daerah permukaan yang dilalui udara.

Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir dan pembuluh darah.


Luasnya permukaan dan banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan
dan melembabkan udara yang masuk dengan segera.

Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir dan memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti
rambut (silia).
Biasanya kotoran yang masuk ke hidung ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah
lobang hidung atau ke tenggorokan. Cara ini membantu membersihkan udara sebelum masuk
ke dalam paru-paru.
Bersin secara otomatis membersihkan saluran hidung sebagai respon terhadap iritasi,
sedangkan batuk membersihkan paru-paru.
mekanisme penciuman bisa digambarkan sebagai berikut
Dirongga idung bagian atas terdapat Neuroepitel olfaktorius tdidalamnya terdapat reseptor
olfaktorius utama.

Pada neonatus, daerah ini merupakan suatu lembar neural yang padat, namun pada anak-anak
dan dewasa terbentuk interdigitasi antara jaringan respiratorius dan olfaktorius.Dengan
bertambahnya usia seseorang, jumlah neuron olfaktorius ini lambat laun akan berkurang.
Selain neuron olfaktorius, epitel ini juga tersusun oleh sel-sel penopang yaitu duktus dan
glandula Bowman yang sifatnya unik pada epitel olfaktorius dan sel basal yang berfungsi
pada regenerasi epitel.

Sensasi pembauan diperantarai oleh stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh bahan-bahan kimia
yang mudah menguap. Untuk dapat menstimulasi reseptor olfaktorius, molekul yang terdapat
dalam udara harus mengalir melalui rongga hidung dengan arus udara yang cukup turbulen
dan bersentuhan dengan reseptor. Faktor-faktor yang menentukan efektivitas stimulasi bau
meliputi durasi, volume dan kecepatan menghirup. Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan
neuron bipolar sensorik utama.

Dalam rongga hidung rata-rata terdapat lebih dari 100 juta reseptor. Neuron olfaktorius
bersifat unik karena secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal yang terletak
dibawahnya. Sel-sel reseptor baru dihasilkan kurang lebih setiap 30-60 hari.

Reseptor odorant termasuk bagian dari G-protein receptor superfamily yang berhubungan
dengan adenilat siklase. Manusia memiliki beratus-ratus reseptor olfaktorius yang berbeda,
namun tiap neuron hanya mengekspresikan satu tipe reseptor. Inilah yang mendasari
dibuatnya peta pembauan (olfactory map). Neuron yang menyerupai reseptor yang terdapat di
epitel mengirimkan akson yang kemudian menyatu dalam akson gabungan pada fila
olfaktoria didalam epitel.

Indera Penglihat (Mata)


Bola mata, fungsi mata, kelainan pada mata, mata.indra pengelihat, otot mata
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
1. Bola Mata
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis
dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
Struktur Mata
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus
cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah
lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi
bola mata dari gangguan.

b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian
depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan
siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi
dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

c. Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-
sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.
Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik
buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu
bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian
belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi
menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput
ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf.
Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar
air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.

Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

2. Otot Mata

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus
(rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi
menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot
obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu
waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan
terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik
kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel
basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua
macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel
batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang,
sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk
membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di
daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.

Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein
dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai
menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.
Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga
adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.

Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan
antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna
merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap
spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak
terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika
kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut,
sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat
kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh
maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada
retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas
disebut pemfokusan.

Penyakit penyakit yang berhubungan dengan Indra mata ( phonoreseptor)


Macam gangguan pada bola mata

* Radang mata/konjungtivitis
* Trakoma
* Herpes simplex konjungtivis
* Sinanaga (Herpes simplex Pterigium)
* Pendarahan sub konjungtiva

Radang selaput pelangi/iritis/uveitis


* Lensa keruh/katarak
* Rabun jauh/miopi
* Rabun dekat/hypermetropi
* Rabun tua/presbiopi
* Astigmat:
* Hemeralopia/rabun senja/rabun ayam
* Strabismus/juling
* Glukoma
Penyakit mata glaucoma disebabkan oleh tekanan darah tinggi , Penyakit glaucoma
disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada pembuluh darah di dalam bola mata.
Penyebabnya banyak. Ada yang turunan, sehingga sistem saluran cairan mata di dalam bola
mata tersumbat, atau menyempit. Yang bukan turunan bisa disebabkan oleh gangguan lensa,
katarak yang sudah matang atau pecah, pasca-bedah mata, penyakit pada bagian dalam bola
mata (iris mata), yang berakibat terganggunya sistem aliran cairan mata, dan berakhir dengan
meningginya tekanan bola mata.
Perlu diketahui ya meningginya tekanan bola mata tidak ada hubungannya dengan tekanan
darah tinggi, artinya Orang yang tekanan darahnya tinggi tidak harus tekanan bola matanya
juga tinggi. Sebaliknya, orang yang tekanan darahnya rendah belum tentu tidak glaucoma.

* Mata dikromat/buta warna


* Mata monokromat/buta warna total

BOLA MATA
1. Pelindung bola mata: alis, bulu mata, kelopak mata, kelenjar air mata
Fungsi: melindungi bola mata dari debu, air dan mikroorganisme

2. Bagian luar bola mata, terdiri dari: sklera dan kornea


Fungsi kornea: menangkap cahaya yang masuk ke mata

3. Bagian tengah bola mata terdiri atas: koroid, pupil, lensa, iris
Fungsi koroid: memberi/mensuplai makanan pada mata
Fungsi pupil: mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata
Fungsi lensa: memfokuskan cahaya agar jatuh tepat di retina
Fungsi iris: memberi pigmen/warna pada mata

4. Bagian dalam bola mata: retina dan saraf optik


Fungsi retina: tempat jatuhnya bayangan sehingga dapat melihat

Indra Perasa
Lidah adalah salah satu karunia terbesar Allah azza wa jalla kepada kita. Tanpanya, kita tak
akan sanggup merasakan enaknya makanan, berucap fasih, bernafas dengan normal. Lidah
adalah organ berotot yang memenuhi hampir seluruh mulut, utamanya saat gigi – geligi
dalam kondisi beroklusi.

Permukaan dorsal lidah ditutupi oleh mukosa yang dibentuk oleh 4 jenis papilla, yaitu:
a. Papila Filiformis
- Papila yang terbanyak
- Menutupi hampir sebagian besar permukaan dorsal
- Bentuknya kecil
- Keputih-putihan ( jumlah keratin )
- Tonjolan berambut

b. Papila Fungi Formis


- Jumlah kurang sedikit
- Bentuk seperti jamur
- Kecil dan sedikit menonjol
- Jelas pada tepi latera

c. Papilla Sircum Valata


- Berukuran besar
- Letaknya melingkar
- Dikelilingi oleh fissur

d. Papila Foliata
- Tidak mudah diidentifikasi
- Seperti daun yang menonjol
- Terdapat daerah dasar lidah
Pada tengah lidah terdapat cekungan dengan kedalaman yang bervariasi dinamaka sulcus
median. Ada juga organ dari lidah yang disebut frenulum lingualis terdapat pada permukaan
ventral lidah.

Fungsi Lidah :
Hal ini sangat membantu dalam mendiagnosis dan penanganan penyakit atau gangguan lokal
maupun sistemik yang menyerang lidah.
1. Menangkap
- sekop
- sikat
2. Persepsi Makanan
Penilaian yang sensitif terhadap temperatur panas dan dingin
3. Pengecapan
4. Respirasi
5. Perkembangan rahang

Anda mungkin juga menyukai