Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN PERILAKU ABNORMAL

Perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma sosial. Karena setiap masyarakat
mempunyai patokan atau norma tertentu, untuk perilaku yang sesuai dengan norma maka dapat
diterima, sedangkan perilaku yang menyimpang secara mencolok dari norma ini dianggap abnormal.
sehingga perilaku yang dianggap normal oleh suatu masyarakat mungkin dianggap tidak normal oleh
masyarakat lain, jadi gagasan tentang kenormalan atau keabnormalan berbeda dari satu masyarakat
lain dari waktu ke waktu dalam masyarakat yang sama. Menurut Atkinson R.L. dkk perilaku
abnormal dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1. Secara statistic, dikatakan perilaku abnormal jika secara statistic jarang atau menyimpang dari
normal, jadi tidak sesuai dengan perilaku masyarakat umumnya.
2. Maladaptive, perilaku dianggap abnormal jika bersifat maladaptive dan memiliki pengaruh
buruk pada individu atau masyarakat.
3. Menyimpang dari norma social, perilaku yang menyimpang secara jelas dari standar atau
norma dalam masyarakat.
4. Distress pribadi, adanya perasaan distress subyektif individu.

Dengan demikian, kita dapat menilai suatu perilaku abnormal atau tidak, bisa dikaji secara
statistic, daya adaptasi, penyimpangan dari norma social atau subyektif individunya.
Seadangkan 4 kategori dasar indikasi tingkah laku abnormal (Maher, 1985) yaitu:
1. Tingkah laku yang sangat merugikan diri sendiri atau sangat merugikan orang lain.
2. Kontak realitas sangat rendah
3. Reaksi emosional tidak tepat.
4. Tingkah laku tidak dapat diprediksi.

definisi Psikologi Abnormal itu sendiri?

Psikologi abnormal disebut juga dengan psikopatologi. Dalam bahasa inggris dinyatakan dengan
istilah Abnormal Psychology. Psikologi Abnormal (abnormal psychology) merupakan salah satu
cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-
orang yang mengalaminya. Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang
perilaku abnormal dibandingkan studi tentang gangguan mental (atau psikologis). Perilaku yang
dianggap normal pada satu budaya mungkin dianggap abnormal pada budaya lain, seperti halusinasi
(mendengar atau melihat sesuatu yangsebenarnya tidak ada) merupakan suatu pengalaman yang biasa
diantara masyarakat Aborigin Australia, namun umumnya dianggap sebagai suatu tanda abnormalitas
dalam budaya kita. Sedangkan pengertian psikologi abnormal yang dikemukakan oleh beberapa
sumber yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Singgih Dirgagusana (1999: 140) mendefinisikan psikologi abnormal sebagai
lapangan psikologi yang berhubungan dengan kelainan atau hambatan kepribadian, yang
menyangkut proses dan isi kejiwaan.
2. Menurut Kartini Kartono (2000: 25), psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi
yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa.
3. Sedangkan pengertian psikologi abnormal di Ensiklopedia Bebas Wikipedia
(2009), menyatakan “abnormal psychology is an academic and applied subfield to
psychology involving the scientific study of abnormal experience and behavior (as in
neuroses, psyhoses and mental retardation ) or with certain incompletely uderstood states (as
dreams and hypnotis) in order to understand and change Abnormal patterns of
functioning”.[6]

Dari beberapa definisi diatas yang dikemukakan dengan kalimat yang berbeda tersebut, dapat
diidentifikan pokok-pokok pengertian psikologi abnormal sebagai berikut:
1. Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang dari psikologi/psikologi khusus.
2. Yang dibahas dalam psikologi abnormal adalah segala bentuk gangguan atau kelainan jiwa,
baik yang menyangkut isi (mengenai apa saja yang mengalami kelainan) maupun proses
(mengenal faktor penyebab, manifestasi, dan akibat dari gangguan tersebut).[7]

JENIS – JENIS PERILAKU ABNORMAL


1. Psikopat
Disebut juga sosiopat, adalah kelainan perilaku yang berbentuk antisosial yaitu yang tidak
mempedulikan norma – norma social.
2. Kelainan Sexsual
Ada 2 macam kelainan tingkah laku sexual, yaitu :
a. Kelainan pada obyek Cara seseorang memuaskan dorongan sexualnya normal, tetapi
obyek yang dijadikan sasaran pemuasan lain dari biasanya.
1) Homosex : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis
( pria )
2) Lesbian : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis
(wanita )
3) Pedofilia : Obyek pemuasan seksual adalah pada anak yang belum akil
baligh
4) Fetisisme : Obyek pemuasan seksual adalah dengan benda mati seperti
pakaian dalam, rambut.
5) Nekrofilia : Obyek pemuasan seksual adalah dengan mayat
6) Bestiality : Obyek pemuasan seksual adalah dengan binatang
7) Gerontoseksualitas : Obyek pemuasan seksual adalah dengan seseorang yang
berusia lanjut
8) Incest : Obyek pemuasan seksual dengan sesama anggota keluarga
yang tidak diperbolehkan melakukan pernikahan.
b. Kelainan pada cara Obyek pemuasan seksual tetap lawan jenis, tetapi dengan cara yang tidak
biasa, contoh :
1) Ekshibisionis : Cara pemuasan seksual dengan memperlihatkan genetalianya kepada
orang lain yang tidak dikenalnya
2) Voyeuris : Cara pemuasan seksual dengan melihat/ mengintip orang telanjang
3) Sadisme : Cara pemuasan seksual dengan menyakiti secara fisik dan psikologis
obyek seksualnya
4) Masokisme : Cara pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri
5) Frottage : Cara pemuasan seksual dengan meraba orang yang disenangi tanpa
diketahui oleh korbannya

3. Psikoneurosis
Kumpulan reaksi psikis dengan ciri spesifik kecemasan dan diekspresikan secara tidak sadar
dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri, contoh :
a. Fugue : Bentuk gangguan mental disertai keinginan kuat untuk
mengembara atau meninggalkan rumah karena amnesia
b. Somnabulisme : Keadaan tidur sambil berjalan dan melakukan suatu perbuatan
c. Multiple personality : Kepribadian ganda
d. Fobia : Ketakutan yang tiada sebab, irasional dan tidak logis
walaupun sebenarnya tidak ada alasan untuk takut
e. Obsesi : Ide kuat yang bersifat terus menerus melekat dalam pikiran
dan tidak mau hilang serta sering irasional
f. Histeria : Gangguan mental yang ditandai dengan perilaku yang
cenderung dramatis, emosional dan reaksi berlebihan
g. Hipokondria : Kondisi kecemasan yang kronis, pasien selalu merasakan
ketakutan yang patologis tentang kesehatan sendiri
4. Psikosis
Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian
orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal
dengan orang di sekitarnya. Jenis–jenis Psikosis antara lian :
1) Psikosis Fungsional
a. Skizophrenia : Terjadi perpecahan kepribadian, antara pikiran, perasaan dan
perbuatan berjalan sendiri-sendiri
Contoh : Seseorang bercerita tentang anaknya yang meninggal terlindasn kereta
api (pikiran) sambil tertawa (perasaan) dan menari nari (perbuatan)
b. Paranoid : Sering merasa cemburu, curiga, dendam, iri hati kepada orang lain
yang sifatnya irasional
c. Psikosis manis depresif : Gangguan mental serius yang ditandai dengan
perubahan emosi seperti menjadi sangat gembira dan tidak lama kemudian
menjadi sangat sedih.
2) Psikosis Organik
Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh. Contoh:
karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu
tersebut sering marah.

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU ABNORMAL


Penyebab utama terjadinya perilaku abnormal yaitu sebagai berikut:
1. Penyebab Biologis, yaitu yang meliputi:
 Warisan genetic
 Kondisi medis
 Kerusakan otak, dan
 Paparan stimulus dari lingkungan
2. Penyebab Psikologis, yaitu yang meliputi:
 Pengalaman traumatis
 Asosiasi yang dipelajari
 Persepsi yang terdistorsi, dan
 Cara berfikir yang salah
3. Penyebab Sosiokultural, yaitu yang meliputi:
 Gangguan dalam hubungan asmara
 Masalah dalam hubungan yang luas
 Huru-hara politik atau sosial, dan
 Diskriminasi terhadap kelompok sosial seseorang.

Dirgagunarsa, Singgih. 1999. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara.


Kartini Kartono. 2000. Psikologi Abnormal. Bandung: Mandar Maju.
Halgis, Richard P dkk. 2012. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis pada Gangguan Psikologis.6.
jilid1. Jakarta: Salemba Humanika.
Atkinson, R.L.,Atkinson, R.C., Hilgard, E.R. (1991). Pengantar Psikologi, Edisi Delapan. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai