Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas dari Mata
Kuliah Biologi
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kepada kita para hamba-hamba nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Sistem Saraf dan Aliran Listrik”
Tak lupa pula kami ucapkan beribu-ribu terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Biologi Umum, Karena telah membimbing kami untuk mengerjakan
makalah ini.
Dan juga kepada seluruh pembaca makalah ini, semoga bermanfaat untuk
pembaca, dan untuk kekurangan nya kami mohon maklum karena kami masih berada
dalam proses pembelajaran.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan.
Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam
tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia
mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi
dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).
Melalui jaringan saraf kita dapat melakukan berbagai aktivitas yang tak
terhingga banyaknya mulai dari yang paling sederhana seperti membuka mata
hingga proses yang sangat kompleks seperti proses penalaran, analisa dan sintesa
maupun membuat kesimpulan dan memutuskan suatu masalah. Kita dapat
merasakan dan mengungkapkan rasa cinta kasih, sedih, iba, benci, takut, cemas,
dan berpikir secara abstrak tinggi serta menyelesaikan berbagai masalah yang kita
hadapi sehari-hari. Selain itu melalui sistim saraf kita dapat mengetahui norma-
norma atau nilai-nilai luhur seperti keadilan, kejujuran, kesetiaan, ketekunan,
kesusilaan dan lain-lain. Fungsi-fungsi tersebut termasuk ke dalam fungsi paling
luhur yang hanya ada pada manusia seutuhnya dan tidak terdapat pada binatang.
Daerah tempat fungsi-fungsi tersebut berada adalah korteks serebri. Selain itu ada
pula perasaan-perasaan yang sama seperti pada mamalia lainnya seperti rasa lapar,
haus, nafsu seksual, ngantuk, lelah, marah dan sebagainya. Fungsi-fungsi ini
dikendalikan oleh bagian otak yang letaknya lebih rendah daripada korteks serebri.
Dengan adanya sistim saraf pula kita dapat menggerakkan otot, merangsang
kelenjar untuk bersekresi, dan mempengaruhi kerja sistim endokrin sehingga
keseimbangan homeostasis badan kita dapat tercapaii.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
4. Apa keterkaitan sistem saraf antara dengan konsep fisika (aliran listrik)?
C. Tujuan
1. Menegtahui apa sistem saraf
4. Mengetahui apa keterkaitan sistem saraf dengan konsep fisika (aliran listrik)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantar impul saraf kesusunan saraf pusat, proses impul saraf dan perintah
untuk memberi tanggapan rangsangan. Atau sistem saraf juga dapat diartikan
sebagai sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang
disebut sebagai neuron. Neuron dapat mengkoordinasikan setiap tindakan dan
mengirimkan sinyal keberbagai bagian tubuh. Neuron juga mengirimkan sinyal ke
sel lain sebagai gelombang elektrokimia yang memiliki lintasan pada serat tipis
yang disebut akson. Sensori neuron diaktifkan oleh rangsangan, kemudian neuron
akan mengirimkan sinyal yang menginformasikan pada sistem saraf pusat pada
bagian tubuh yang kena rangsangan.
Unit terkecil terjadinya kerja saraf adalah sel saraf atau neuron. Bagian-
bagian pada sistem saraf secara umum adalah:
1. Reseptor: alat yang menerima rangsangan, biasanya terdapat pada alat indra
2. Penghantar impuls: saraf yang tersusun dari serabut akson, serabut tersebut
merupakan penghubung sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
3. Efektor: alat yang menanggapi rangsangan, berupa otot dan kelenjar
4. Sel sarat sensorik: Serabut saraf yang membawa rangsangan ke otak
5. Sel saraf motoric: serabut saraf yang membawa rangsangan dari otak
6. Sel saraf konektor: sel saraf motoric atau sel saraf yang menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf lainnya
7. Sel saraf asosiasi: sel yang dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motoric dengan sel saraf sensoria tau sel
lainnya yang ada dalam sistem sel saraf pusat. (Nur, 2013)
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem
sarafmempunyai 2 fungsi utama yaitu :
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini
dilakukan olehalat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah.
Dengan danya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya
perubahan yang terjaadi pada tubuh manusia.
C. Arus Listrik
Listrik adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan
negatif (elektron) yang dapat mengalir melalui suatu penghantar (konduktor).
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak
fenomena fisika yang dikenal luas seperti petir, medan listrik dan arus listrik.
Arus AC (Alternating Current) adalah arus listrik dimana arah dan besarnya
arus berubah-ubah secara bolak-balik oleh waktu. Berbeda dengan arus DC (Direct
Current) yaitu arah arus bolak balik yang tidak berubah-ubah oleh waktu atau lebih
dikenal dengan arus searah. Secara umum, arus AC dapat ditemukan pada
penyaluran sumber listrik (misalnya PLN) ke rumah-rumah dengan frekuensi 50
Hz. Tegangan standar yang diterapkan di Indonesia untuk arus listrik AC 1 fasa
adalah 220 Volt. Paparan AC dengan tegangan yang sama mempunyai
kecenderungan tiga kali lebih berbahaya daripada arus DC.
𝑉 = 𝐼𝑅
2. Kuat arus listrik
Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu
penghantar setiap satuan waktu. Kuat arus tergantung pada sumber tegangan
dan tahanan dari konduktor sesuai dengan hukum Ohm. Arus listrik 10 Ampere
dengan waktu singkat akan menyebabkan luka bakar pada kulit, difusi sel otak
dan jaringan saraf akan kehilangan fungsi eksitasinya. Kematian dapat terjadi
akibat fibrilasi ventrikel jantung, kelumpuhan otot pernapasan atau kerusakan
pusat pernapasan. (Goleman, Boyatzis, & Mckee, 2019)
Sel saraf berfungsi melakukan proses rangsangan yang diberikan oleh tubuh.
Rangsangan yang dihantarkan oleh sel saraf berupa sinyal listrik. Proses
menghantarkan sinyal listrik satu sel saraf dimulai ketika dendrit menerima sinyal
listrik dari sel saraf lain yang akan mengalir menuju badan sel. Kemudian badan
sel menghantarkan sinyal listrik menuju akson dan berakhir pada terminal akson.
Selanjutnya sinyal listrik akan melewati sinapsis untuk menuju dendrit sel saraf
lain.
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektronelektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya
ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik.
Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang
kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang
tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk
mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki bersumber dari ATP (Adenosine
Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel.
Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis
muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada
permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Orang telah mengenal adanya ikan listrik (torpedo dan belut) berabad-abad
sebelum listrik secara ilmiah dipelajari. Luigi Galvani, seorang ahli anatomi dari
Italia, menemukan bukti pertama bahwa listrik berperan dalam kontraksi otot pada
tahun 1786. Ia mendapatkan bahwa apabila dua potong logam yang berbeda
dihubungkan dan ujung-ujung bebas dari keduanya disentuhkan ke beberapa
bagian otot seekor kodok yang telah mati, otot kodok akan berkontraksi. Ia
berpendapat bahwa kodok mati menghasilkan stimulus listrik. Pada kenyataannya,
otot dirangsang oleh arus listrik lemah yang terbentuk secara tidak sengaja oleh
baterai mentah yang terdiri dari dua logam sebagai elektrode dan cairan tubuh
sebagai elektrolit. Alessandro Volta meneliti fenomena ini dan, dalam prosesnya,
menemukan baterai salah satu penemuan terpenting dalam sejarah fisika. Temuan
tersebut merupakan sumber arus listrik tetap yang pertama.
Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang
dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi sel-sel tertentu.
Dengan mengukur sinyal yang sesuai secara selektif, kita dapat memperoleh
informasi klinis yang bermanfaat mengenai fungsi tubuh tertentu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantar impul saraf kesusunan saraf pusat, proses impul saraf dan perintah
untuk memberi tanggapan rangsangan.
2. Sistem saraf pada manusia merupakan mekanisme pada tubuh manusia yang
memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan pada berbagai lingkungan
eksternal dan internal yang terjadi.
3. Neuron merupakan struktural dan fungsional sistem saraf yang berguna untuk
komunikasi dengan cepat, sebuah neuron terdiri dari badan sel dan jalurnya,
yakni dendrit dan akson yang masing-masing membawa implus ke badan sel
dan menjauhi badan sel.
4. Listrik adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan
negatif (elektron) yang dapat mengalir melalui suatu penghantar (konduktor).
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak
fenomena fisika yang dikenal luas seperti petir, medan listrik dan arus listrik.
5. Rangsangan yang dihantarkan oleh sel saraf berupa sinyal listrik. Proses
menghantarkan sinyal listrik satu sel saraf dimulai ketika dendrit menerima
sinyal listrik dari sel saraf lain yang akan mengalir menuju badan sel.
Kemudian badan sel menghantarkan sinyal listrik menuju akson dan berakhir
pada terminal akson. Selanjutnya sinyal listrik akan melewati sinapsis untuk
menuju dendrit sel saraf lain.
B. Saran
Demikianlah makalah mengenai keterkaitan sistem saraf dengan konsep
fisika( Aliran listrik) ini disusun guna menambah wawasan khususnya untuk
mahasiswa pendidikan fisika yang mempelajarinya dalam mata kuliah Biologi
Umum. Makalah ini memberikan kita pengetahuan lebih tentang sistem saraf,
aliran listrik dan keterkaitan sistem saraf dengan aliran listrik.
Pada penulisan makalah penulis masih lupu dari kata tidak sempuna, baik dari
penyajian makalah maupun tata bahasa dan pengetahuan penulis mengenai topic
makalah, oleh karena itu diharapkan masukan dan saran dari para pembaca
sehingga penulisan makalah ini dapat tersempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinata, I., & Sunanda, W. (2015). Implementas Wireless Monitoring. Nas. Tek.
Elektro(1), 83-88.
Fauzi, A. (2012). Penetuan konduktivitas dan resitivitas air laut dengan pengukuran
tidak langsung. J. Mater. dan Pendidik. Fis, 37-41.
Goleman, A. D., Boyatzis, R., & Mckee. (2019). J. Chem. Inf. Model, 53(9), 1689-
1699.
Kiftiah, M., & Sunindri, N. (2015). Pemodelan Aliran Listrik Pada Sel Saraf
Manusia. Bimaster, 4(2), 95-100.
Nur, L. (2013). Sistem saraf pada manusia. Bandung: Sekolah tinggi farmasi.