Anda di halaman 1dari 19

SISTEM SARAF DAN ALIRAN LISTRIK

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas dari Mata
Kuliah Biologi

Disusun oleh :

Abdullah Yusup 1172070001


Annisa Riana Putri 1172070010
Aulia Virayani 1172070012
M.Ferdinan Rizaldi 1172070051
Rihana Zakiyah 1172070081

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
Pendahuluan ......................................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 3
A. Sistem Saraf .............................................................................................................................. 3
B. Sistem Saraf pada Manusia ....................................................................................................... 4
C. Arus Listrik ............................................................................................................................... 6
D. Keterkaitan Sistem Saraf dengan Konsep Fisika (Arus Listrik) ................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................................ 13
PENUTUP ........................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 15
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kepada kita para hamba-hamba nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Sistem Saraf dan Aliran Listrik”

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar


Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang gelap gulita menjadi
terang benderang.

Tak lupa pula kami ucapkan beribu-ribu terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Biologi Umum, Karena telah membimbing kami untuk mengerjakan
makalah ini.

Dan juga kepada seluruh pembaca makalah ini, semoga bermanfaat untuk
pembaca, dan untuk kekurangan nya kami mohon maklum karena kami masih berada
dalam proses pembelajaran.

Bandung, November 2019

Penulis
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan.
Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam
tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia
mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi
dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).

Melalui jaringan saraf kita dapat melakukan berbagai aktivitas yang tak
terhingga banyaknya mulai dari yang paling sederhana seperti membuka mata
hingga proses yang sangat kompleks seperti proses penalaran, analisa dan sintesa
maupun membuat kesimpulan dan memutuskan suatu masalah. Kita dapat
merasakan dan mengungkapkan rasa cinta kasih, sedih, iba, benci, takut, cemas,
dan berpikir secara abstrak tinggi serta menyelesaikan berbagai masalah yang kita
hadapi sehari-hari. Selain itu melalui sistim saraf kita dapat mengetahui norma-
norma atau nilai-nilai luhur seperti keadilan, kejujuran, kesetiaan, ketekunan,
kesusilaan dan lain-lain. Fungsi-fungsi tersebut termasuk ke dalam fungsi paling
luhur yang hanya ada pada manusia seutuhnya dan tidak terdapat pada binatang.
Daerah tempat fungsi-fungsi tersebut berada adalah korteks serebri. Selain itu ada
pula perasaan-perasaan yang sama seperti pada mamalia lainnya seperti rasa lapar,
haus, nafsu seksual, ngantuk, lelah, marah dan sebagainya. Fungsi-fungsi ini
dikendalikan oleh bagian otak yang letaknya lebih rendah daripada korteks serebri.

Dengan adanya sistim saraf pula kita dapat menggerakkan otot, merangsang
kelenjar untuk bersekresi, dan mempengaruhi kerja sistim endokrin sehingga
keseimbangan homeostasis badan kita dapat tercapaii.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?

2. Bagaimana sistem saraf pada manusia?

3. Apasaja bagian dari saraf ?

4. Apa keterkaitan sistem saraf antara dengan konsep fisika (aliran listrik)?

C. Tujuan
1. Menegtahui apa sistem saraf

2. Menegtahui sistem saraf pada manusia

3. Mengetahui apa saja yang termasuk bagian dari saraf

4. Mengetahui apa keterkaitan sistem saraf dengan konsep fisika (aliran listrik)
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantar impul saraf kesusunan saraf pusat, proses impul saraf dan perintah
untuk memberi tanggapan rangsangan. Atau sistem saraf juga dapat diartikan
sebagai sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang
disebut sebagai neuron. Neuron dapat mengkoordinasikan setiap tindakan dan
mengirimkan sinyal keberbagai bagian tubuh. Neuron juga mengirimkan sinyal ke
sel lain sebagai gelombang elektrokimia yang memiliki lintasan pada serat tipis
yang disebut akson. Sensori neuron diaktifkan oleh rangsangan, kemudian neuron
akan mengirimkan sinyal yang menginformasikan pada sistem saraf pusat pada
bagian tubuh yang kena rangsangan.

Unit terkecil terjadinya kerja saraf adalah sel saraf atau neuron. Bagian-
bagian pada sistem saraf secara umum adalah:

1. Reseptor: alat yang menerima rangsangan, biasanya terdapat pada alat indra
2. Penghantar impuls: saraf yang tersusun dari serabut akson, serabut tersebut
merupakan penghubung sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
3. Efektor: alat yang menanggapi rangsangan, berupa otot dan kelenjar
4. Sel sarat sensorik: Serabut saraf yang membawa rangsangan ke otak
5. Sel saraf motoric: serabut saraf yang membawa rangsangan dari otak
6. Sel saraf konektor: sel saraf motoric atau sel saraf yang menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf lainnya
7. Sel saraf asosiasi: sel yang dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motoric dengan sel saraf sensoria tau sel
lainnya yang ada dalam sistem sel saraf pusat. (Nur, 2013)
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem
sarafmempunyai 2 fungsi utama yaitu :

1. Sebagai Alat Komunikasi

Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini
dilakukan olehalat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah.
Dengan danya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya
perubahan yang terjaadi pada tubuh manusia.

2. Sebagai Alat Pengendali

Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat


bekerjaserasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua
organtubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.

B. Sistem Saraf pada Manusia


Sistem saraf pada manusia merupakan mekanisme pada tubuh manusia yang
memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan pada berbagai lingkungan
eksternal dan internal yang terjadi. Mekanisme ini juga dapat mengawasi dan
menyelaraskan berbagai kegiatan tubuh (misalnya jantung dan paru-paru). Sistem
saraf dapat dibedakan menurut tujuan deskriptif secara structural yaitu:
1. sistem saraf pusat
2. sistem saraf tepi

sedangkan secara fungsional dapat dibedakan atas:

1. sistem saraf somatic


2. sistem saraf otonom
Pada saraf terdapat dua jaringan sel utama yaitu neuron dan sel
penunjangnya. Neuron merupakan struktural dan fungsional sistem saraf yang
berguna untuk komunikasi dengan cepat, sebuah neuron terdiri dari badan sel dan
jalurnya, yakni dendrit dan akson yang masing-masing membawa implus ke badan
sel dan menjauhi badan sel. (Waseso & Manikam, 2015)
Seluruh sistem saraf berasal dari ectoderm. Sel-sel ectoderm yang
memperoleh kelengkapan sifat-sifat sel saraf membentuk neural-plate, sedangkan
yang gagal memperoleh sifat-sifat sel yang berkembang menjadi sel epidermis
kulit. Melalui proses neurulasi neural-plate kemudian membentuk lekukan tubulus
disebut disebut tubulus neural-tube akan menjadi chorda spinalis sedangkan
bagian caudal neural-tubeakan menjadi chorda spinalis sedangkan bagian rostral
akan membentuk otak/ susunan saraf pusat. Selama tahap ini proliferasi sel
sepanjang neural-tube berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda pada
masing-masing region. Fungsi sistem saraf sangatlah beragam karena sistem saraf
memiliki ketepatan hubungan dan interaksi antar berbagai sel yang berbeda.
Hubungan antara berbagai sel saraf terbentuk sejak saat masa embrional.
(Puspitawati, 2004)
Berikut ini merupakan peta pikiran sistem saraf manusia:
1. Sel saraf (Neuron)
Yaitu sistem saraf yang terdiri atas sel-sel saraf. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls. Neuron tersusun dari
badan sel, dendrit, dan akson
a. badan sel
Badan sel merupakan bagian yang paling besar ukurannya dari sel saraf
lain. Badan sel berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma,
mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan bandan nisel.
b. dendrit
Dendrit merupakan serabut saraf yang pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit juga merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi sebagai
penerima dan pengantae rangsangan ke badan sel
c. akson
Akson atau dengan kata lain neurit, merupakan serabut sel saraf yang
panjang, neurit atau akson merupakan penjuluran sitoplasma badan sel. Di
dalam akson terdapat benang-benang halus yang disebut neurobilin
2. Impuls
Impuls merupakan rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. impuls dapat dihantarkan
melalui beberapa cara, yaitu:
a. Penghantal impuls melalui sel saraf
b. Penghantar impuls melalui sinapsi

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan


penghantar impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar dan secara
tidak sadar atau reflex, (Feriyawati, 2006)

C. Arus Listrik
Listrik adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan
negatif (elektron) yang dapat mengalir melalui suatu penghantar (konduktor).
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak
fenomena fisika yang dikenal luas seperti petir, medan listrik dan arus listrik.

Arus AC (Alternating Current) adalah arus listrik dimana arah dan besarnya
arus berubah-ubah secara bolak-balik oleh waktu. Berbeda dengan arus DC (Direct
Current) yaitu arah arus bolak balik yang tidak berubah-ubah oleh waktu atau lebih
dikenal dengan arus searah. Secara umum, arus AC dapat ditemukan pada
penyaluran sumber listrik (misalnya PLN) ke rumah-rumah dengan frekuensi 50
Hz. Tegangan standar yang diterapkan di Indonesia untuk arus listrik AC 1 fasa
adalah 220 Volt. Paparan AC dengan tegangan yang sama mempunyai
kecenderungan tiga kali lebih berbahaya daripada arus DC.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan otak akibat listrik.


Besarnya pengaruh listrik pada jaringan tubuh tersebut tergantung dari
besarnya tegangan (voltase), kuatnya arus (ampere), besarnya tahanan (keadaan
kulit kering atau basah), lamanya kontak dan luasnya daerah terkena kontak.

Rumus fisika yang berkaitan dengan patofisiologi trauma listrik contohnya


hukum Ohm yang berbunyi "perbedaan potensial antara ujung konduktor
berbanding lurus dengan arus yang dilewati dan berbanding terbalik dengan
tahanan konduktor".

𝑉 = 𝐼𝑅
2. Kuat arus listrik

Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu
penghantar setiap satuan waktu. Kuat arus tergantung pada sumber tegangan
dan tahanan dari konduktor sesuai dengan hukum Ohm. Arus listrik 10 Ampere
dengan waktu singkat akan menyebabkan luka bakar pada kulit, difusi sel otak
dan jaringan saraf akan kehilangan fungsi eksitasinya. Kematian dapat terjadi
akibat fibrilasi ventrikel jantung, kelumpuhan otot pernapasan atau kerusakan
pusat pernapasan. (Goleman, Boyatzis, & Mckee, 2019)

Untuk menggerakkan muatan listrik di dalam bahan konduktor dibutuhkan gaya


pendorong yang disebut sebagai gaya gerak listrik. Untuk konduktor berlaku
hubungan linear antara rapat arus J dengan gaya persatuan muatan f yang secara
matematis dirumuskan.
𝐽 = σf
Konduktivitas listrik ini berkaitan dengan konduksi listrik, yaitu gerakan
muatan listrik yang terus-menerus menghasilkan arus listrik.
Arus listrik (I) didefinisikan sebagai perubahan muatan yang pindah
melewati suatu titik per satuan waktu di dalam system yang berkonduksi. Arus
listrik disebabkan adanya medan listrik E dimana arus listrik mengalir searah
dengan medan listrik. Dalam pembahasan tentang arus listrik dikenal istilah
rapat arus (J) yang menyatakan besarnya arus yang melewati luas penampang
(A). Gaya yang menggerakkan muatan yang akan menimbulkan arus listrik
dapat berasal dari proses kimia, maupun gravitasi. Secara umum gaya ini
berupa gaya elektromagnetik. (Fauzi, 2012)
Arus listik adalah mengalirnya electron secara kontinyu pada konduktor
akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah
elektronnya tidak sama. (Dinata & Sunanda, 2015)

D. Keterkaitan Sistem Saraf dengan Konsep Fisika (Arus Listrik)


Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk melakukan aktivitas. Seluruh
aktivitas yang dilakukan manusia terjadi karena adanya sistem saraf yang
berhubungan dengan sistem tubuh lain. Sistem saraf adalah sistem yang berfungsi
untuk mengatur dan mengontrol seluruh aktivitas tubuh.

Sel saraf berfungsi melakukan proses rangsangan yang diberikan oleh tubuh.
Rangsangan yang dihantarkan oleh sel saraf berupa sinyal listrik. Proses
menghantarkan sinyal listrik satu sel saraf dimulai ketika dendrit menerima sinyal
listrik dari sel saraf lain yang akan mengalir menuju badan sel. Kemudian badan
sel menghantarkan sinyal listrik menuju akson dan berakhir pada terminal akson.
Selanjutnya sinyal listrik akan melewati sinapsis untuk menuju dendrit sel saraf
lain.

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektronelektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya
ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik.
Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang
kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang
tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk
mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki bersumber dari ATP (Adenosine
Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel.
Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis
muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada
permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan


Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron.Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.

Orang telah mengenal adanya ikan listrik (torpedo dan belut) berabad-abad
sebelum listrik secara ilmiah dipelajari. Luigi Galvani, seorang ahli anatomi dari
Italia, menemukan bukti pertama bahwa listrik berperan dalam kontraksi otot pada
tahun 1786. Ia mendapatkan bahwa apabila dua potong logam yang berbeda
dihubungkan dan ujung-ujung bebas dari keduanya disentuhkan ke beberapa
bagian otot seekor kodok yang telah mati, otot kodok akan berkontraksi. Ia
berpendapat bahwa kodok mati menghasilkan stimulus listrik. Pada kenyataannya,
otot dirangsang oleh arus listrik lemah yang terbentuk secara tidak sengaja oleh
baterai mentah yang terdiri dari dua logam sebagai elektrode dan cairan tubuh
sebagai elektrolit. Alessandro Volta meneliti fenomena ini dan, dalam prosesnya,
menemukan baterai salah satu penemuan terpenting dalam sejarah fisika. Temuan
tersebut merupakan sumber arus listrik tetap yang pertama.

Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi untuk mengendalikan dan


mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan
aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan
oleh otot disebabkan oleh tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja
otak pada dasarnya bersifat elektrik. Semua sinyal saraf dari dan ke otak
melibatkan aliran arus listrik.

Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang
dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi sel-sel tertentu.
Dengan mengukur sinyal yang sesuai secara selektif, kita dapat memperoleh
informasi klinis yang bermanfaat mengenai fungsi tubuh tertentu.

Keterkaitan fisika dengan sistem saraf:

1. Potensial Listrik Saraf


Kemampuan neuron menerima dan menghantarkan sinyal listrik sudah
banyak diketahui. Di permukaan (atau membran) setiap neuron, terdapat beda
potensial listrik (voltase) akibat muatan negatif neto di permukaan dalam
membran dan muatan positif neto di permukaan luar. Muatan neto adalah hasil
dari interaksi rumit antara ion-ion negatif dan positif. Neuron dikatakan
mengalami polarisasi. Bagian dalam sel biasanya lebih negatif 60 sampai 90
mV daripada bagian luar. Beda potensial ini disebut potensial istirahat neuron.
2. Sinyal Listrik dari Otot—Elektromiogram
Sebuah otot terdiri dari banyak unit motorik. Satu unit motorik terdiri dari
satu cabang neuron dari batang otak atau korda spinalis dan 25 sampai 2000
serat otot (sel) yang berhubungan dengannya melalui motor end plate.
3. Sinyal Listrik dari Jantung—Elektrokardiogram
Kerja jantung yang ritmis dikendalikan oleh suatu sinyal listrik yang
diawali oleh stimulasi spontan sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan.
Sel-sel ini membentuk nodus sinoatrium (SA), atau petnacu jantung, Nodus SA
melepaskan sinyal dengan interval teratur sekitar 72 kali per menit; namun,
kecepatan pelepasan sinyal ini dapat meningkat atau menurun bergantung pada
saraf yang terletak di luar jantung sebagai respons terhadap kebutuhan tubuh
akan darah serta rangsangan lainnya.
4. Sinyal Listrik dari Otak—Elektroensefalogram

Salah satu hipotesis menyatakan bahwa potensial listrik dihasilkan melalui


suatu proses sinkronisasi intermiten yang melibatkan neuronneuron di korteks,
dengan berbagai kelompok neuron yang menjadi sinkron pada waktu yang
berbeda-beda. Menurut hipotesis ini, sinyal dari titik-titik di sisi kanan
dibandingkan dengan sinyal dari titik-titik yang simetris di sisi kiri. [4]

a. analisis Aliran Listrik pada Sel Saraf Manusia


Struktur sel saraf manusia disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1 Sel Saraf (Neuron) Manusia


Aliran listrik pada sel saraf (neuron) manusia tepatnya terjadi pada membran
plasma. Membran plasma merupakan suatu lapisan yang terdiri dari lemak
dan protein. Untuk menunjukkan struktur dari membran plasma disajikan pada
Gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 2 Membran Plasma
Membran plasma berfungsi untuk menghantarkan muatan listrik.
Muatan listrik yang terdapat pada membran plasma berada pada Cairan
Intrasel (CIS) dan Cairan Ekstrasel (CES). Pada CIS dan CES ion melakukan
perpindahan sehingga terjadi perbedaan muatan antara CIS dan CES.
Perbedaan jumlah muatan akibat perpindahan muatan disebut dengan
potensial membran. (Kiftiah & Sunindri, 2015)
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantar impul saraf kesusunan saraf pusat, proses impul saraf dan perintah
untuk memberi tanggapan rangsangan.
2. Sistem saraf pada manusia merupakan mekanisme pada tubuh manusia yang
memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan pada berbagai lingkungan
eksternal dan internal yang terjadi.
3. Neuron merupakan struktural dan fungsional sistem saraf yang berguna untuk
komunikasi dengan cepat, sebuah neuron terdiri dari badan sel dan jalurnya,
yakni dendrit dan akson yang masing-masing membawa implus ke badan sel
dan menjauhi badan sel.
4. Listrik adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan
negatif (elektron) yang dapat mengalir melalui suatu penghantar (konduktor).
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak
fenomena fisika yang dikenal luas seperti petir, medan listrik dan arus listrik.
5. Rangsangan yang dihantarkan oleh sel saraf berupa sinyal listrik. Proses
menghantarkan sinyal listrik satu sel saraf dimulai ketika dendrit menerima
sinyal listrik dari sel saraf lain yang akan mengalir menuju badan sel.
Kemudian badan sel menghantarkan sinyal listrik menuju akson dan berakhir
pada terminal akson. Selanjutnya sinyal listrik akan melewati sinapsis untuk
menuju dendrit sel saraf lain.

B. Saran
Demikianlah makalah mengenai keterkaitan sistem saraf dengan konsep
fisika( Aliran listrik) ini disusun guna menambah wawasan khususnya untuk
mahasiswa pendidikan fisika yang mempelajarinya dalam mata kuliah Biologi
Umum. Makalah ini memberikan kita pengetahuan lebih tentang sistem saraf,
aliran listrik dan keterkaitan sistem saraf dengan aliran listrik.
Pada penulisan makalah penulis masih lupu dari kata tidak sempuna, baik dari
penyajian makalah maupun tata bahasa dan pengetahuan penulis mengenai topic
makalah, oleh karena itu diharapkan masukan dan saran dari para pembaca
sehingga penulisan makalah ini dapat tersempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA

Dinata, I., & Sunanda, W. (2015). Implementas Wireless Monitoring. Nas. Tek.
Elektro(1), 83-88.

Fauzi, A. (2012). Penetuan konduktivitas dan resitivitas air laut dengan pengukuran
tidak langsung. J. Mater. dan Pendidik. Fis, 37-41.

Feriyawati, L. (2006). Anatomi sistem saraf dn peranannya dalam regulasi kontraksi


otot rangka. Medan: USU.

Goleman, A. D., Boyatzis, R., & Mckee. (2019). J. Chem. Inf. Model, 53(9), 1689-
1699.

Kiftiah, M., & Sunindri, N. (2015). Pemodelan Aliran Listrik Pada Sel Saraf
Manusia. Bimaster, 4(2), 95-100.

Nur, L. (2013). Sistem saraf pada manusia. Bandung: Sekolah tinggi farmasi.

Puspitawati, R. (2004). Neurogenesis dan faktor-faktor yang berpengaruh.


Neurogenesis, 11(3), 115-122.

Waseso, T., & Manikam, R. M. (2015). APLIKASI PEMBELAJARAN FUNGSI


SISTEM SARAF PADA TUBUH MANUSIA BERBASIS ANDROID.
JURNAL ILMIAH FIFO, 7(2), 235-244.
i

Anda mungkin juga menyukai