Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. Pengertian
Makna istirahat dan kebutuhan tidur berbeda pada setiap individu. Istirahat bermakna
ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional, dan bebas dari ansietas. (Kozier, 2011).
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
sensoris yang sesuai (Guyton, 1986),
Seseorang mengalami gangguan istirahat tidur biasanya disebabkan oleh:
a. Keletihan merupakan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan
istirahat
b. Gangguan pola tidur merupakan gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal

B. Tanda dan Gejala


Pasien yang mengalami gangguan pola tidur akan biasanya menunjukkan gejala dan tanda
mayor maupun minor seperti berikut: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
1. Gejala dan tanda mayor
a. Secara subjektif pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak
puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat tidak cukup.
b. Secara objektif tidak tersedia gejala mayor dari gangguan pola tidur.
2. Gejala dan tanda minor
a. Secara subjektif pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
b. Secara objektif yaitu adanya kehitaman di daerah sekitar mata, konjungtiva pasien
tampak merah, wajah pasien tampak mengantuk (Wahit Iqbal Mubarak et al., 2015).
C. Pohon Masalah (dalam bentuk bagan berdasarkan patofisiologi)
D. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak
dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap:
a. Pola tidur penderita
b. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
c. Tingkatan stres psikis
d. Riwayat medis
e. Aktivitas fisik.
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut polisomnografi.
Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-
okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur.
Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya
klien terjaga di malam hari. The Multiple Sleep Latency Test (MSLT) memberikan informasi
yang objektif tentang kantuk dan aspek-aspek tertentu dari struktur tidur dan mengukur
gerakan mata menggunakan EOG, perubahan tonus otot menggunakan EMG, dan aktivitas
listrik otak menggunakan EEG. Klien dapat memekai Actigraph pada pergelangan tangan
untuk mengukur pola tidur selama jangka waktu tertentu. Data Actigraphy memberika
informasi waktu tidur, efisiensi tidur, jumlah durasi waktu jaga, serta tingkat aktivitas dan
istirahat (Buysse, 2005).

E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu dengan
cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin (Diazepam,
Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat tersebut
mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan
koordinasi berpikir, mulut kering, dan sebagainya.

2. Terapi Non Farmakologi


Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan obat-
obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara
lain:
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai
dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang
dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-
waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang
dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya
dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih
berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita
gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si
penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si
penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si
penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak
menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat
terbuka seperti pantai dan gunung.
F. Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format nama,
umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat, pendidikan, diagnose
medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien
meminta bantuan pelayanan seperti:
• Apa yang dirasakan klien
• Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan
dan sejak kapan dirasakan
• Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
• Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan sekarang
khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila dihubungkan
dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak mengganggu
aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya hubungan
dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien. Meliputi pengkajian apakah pasien
mengalami alergi atau penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah sering
mengalami gangguan pola tidur.
3. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f. Berpakaian
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Personal Hygiene
i. Rasa Aman Nyaman
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m. Bekerja
n. Pengetahuan atau belajar
4. Data Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut, telinga,
leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh
berbagai penyimpangan fungsi adalah: Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi.
5. Data Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan pasien baik selama
perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
6. Pengkajian Psikososial
Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman dan handai taulan serta
bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.

G. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis yang mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dilaminya baik yang berlangsung
actual maupun potensial. Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk mengidentifikasi
respon pasien individu, keluarga, komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kebutuhan istirahat dan tidur yaitu:
a. Gangguan pola tidur
b. Keletihan
H. Rencana keperawatan
No Diagnose Tujuan dan Rencana Rasional
Dx Keperawatan Kriteria Keperawatan
Hasil
1 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur
Dukungan tidur
(D. 0055) intervensi keperawatan (I.05174)
(I.05174)
selama… x … maka Observasi
Observasi
Pola Tidur (L. 05045) 1. Identifikasi pola
1. Mengkaji perlunya
meningkat dengan aktivitas dan tidur
dan mengidentivikasi
kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor
yang tepat
1. Keluhan sulit tidur penganggu tidur
menurun (5) (fisik dan atau 2. Untuk membantu

2. Keluhan sering psikologis) dalam

terjaga menurun (5) 3. Identifikasi mengidentifikasi

3. Keluhan tidak puas makanan/minuman masalah yangdapat

tidur menurun (5) yang menganggu mengganggu tidur

4. Keluhan pola tidur tidur (mis.kpoi, the, 3. Membantu dalam

berubah menurun (5) alcohol, makan peningkatan

5. Keluhan istirahat mendekati waktu kenyamanan tidur

tidak cukup menurun tidur, minum 4. Untuk


Mengetahui
(5) banyak air sebelum
penggunaan obat
6. Kemampuan tidur)
tidur yangmembantu
beraktivitas 4. Identifikasi obat
pasien dalam
meningkat (5) tidur yang
beristirahat
dikonsumsi
Terapeutik :
Terapeutik
1. Meningkatkan
1. Modifikasi
kenyaman
lingkungan (mis.
istirahat
Pencahayaan,
kebisingan, suhu, 2. Membantu dalam
penggunaan
matras, dan tempat energy untuk
tidur) beraktivitas
2. Batasi waktu tidur 3. Untuk membantu
siang, jika perlu menghilangkan
3. Fasilitasi stress sebelum tidur
menghilangkan 4. Membantu
stress sebelum tidur menginduksi tidur
4. Tetapkan jadwal 5. Memberikan situasi
tidur rutin kondusif untuk tidur
5. Lakukan prosedur 6. Membantu pasien
untuk dalam beristirahat
meningkatkan selama periode
kenyamanan (mis. transisi dari rumah
Pijat, pengaturan ke lingkungan baru
posisi, terapi Edukasi :
akupresur) 1. Memberikan
6. Sesuaikan jadwal pemahaman pada
pemberian obat dan pasien mengenai
atau tindakan untuk pentingnya istirahat
menunjang siklus tidur
tidur-terjaga 2. Membantu dalam
Edukasi pengaturan
1. Jelaskan pentingnya penggunaaan energy
tidur cukup selama untuk beraktivitas
sakit 3. Mengurangi faktor
2. Anjurkan menepati yang dapat
kebiasaan waktu mengganggu proses
tidur istirahat atau tidur
3. Anjurkan 4. Untuk mengetahui
menghindari penggunaan obattidur
makanan/minuman yang tidak
yang menganggu mengandung supresor
waktu tidru 5. Untuk mengetahui
4. Anjurkan faktor-faktor yang
penggunaan obat berkontribusi
tidur yang tidak terhadap gangguan
mengandung pola tidur
supresor terhadap 6. Untuk memberikan
tidur REM situasikondusifuntuk
5. Ajarkan faktor- tidur tanpa
faktor yang penggunaan cara
berkontribusi farmakologi
terhadap gangguan
pola tidur (mis.
Psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift kerja)
6. Ajarkan relaksasi
otot autogenic atau
cara
nonfarmakologi
lainnya

Edukasi Edukasi
aktivitas/istirahat aktivitas/istirahat
(I.12362) (I.12362)
Observasi Observasi
1. Identifikasi 1. Untuk memahami
kesiapan dan kemampuan pasien
kemampuan dalam menerima
menerima informasi informasi
Terapeutik Terapeutik
1. Sediakan materi dan 1. Untuk mencegah
media pengaturan kepenatan dan
aktivitas istirahat meningkatkan
2. Jadwalkan perasaan sehat
pemberian 2. Mencegah kepenatan
pendidikan dalam beristirahat dan
kesehatan sesuai meningkatkan
kesepakatan pengetahuan
3. Berikan kesempatan mengenai istirahat
kepada pasien dan atau tidur
keluarga untuk 3. Mengkaji
bertanya pengetahuan pasien
Edukasi dan keluarga selama
1. Jelaskan pentingnya proses belajar
melakukan aktivitas Edukasi
fisik/olahraga 1. Mencegah kepenatan
secara rutin dan meningkatkan
2. Anjurkan terlibat pengetahuan serta
dalam aktivitas perasaan sehat
kelompok, aktivitas 2. Mencegah kepenatan
bermain atau dan meningkatkan
aktivitas lainnya perasaan sehat
3. Anjurkan menyusun 3. Mengidentifikasi
jadwal aktivitas dan kekuatan dan
istirahat kelemahan serta dapat
4. Ajarkan cara memberikan
mengidentifikasi informasi mengenai
kebutuhan istirahat pemulihan
(mis. Kelelahan, 4. Untuk mengetahui
serta mengidentifikasi
sesak nafas saat kebutuhan istirahat
aktivitas) 5. Untuk mengetahui
5. Ajarkan cara target dan jenis
mengidentifikasi aktivitas sesuai
target dan jenis kemampuan
aktivitas sesuai
kemampuan

2 Keletihan (D.0057) Setelah dilakukan Manajemen Energi Manajemen Energi


intervensi keperawatan (I.05178) (I.05178)
selama… x … maka Observasi Observasi
Tingkat Keletihan (L. 1. Identifikasi
1. Mengetahui
05045) meningkat gangguan fungsi
gangguan fungsi
dengan kriteria hasil: tubuh yang
tubuh yang
1. Verbalisasi mengakibatkan
mengakibatkan
kepulihan energi kelelahan
kelelahan
meningkat (5) 2. Monitor kelelahan
2. Mengetahui
2. Tenaga meningkat fisik dan emosional
kelelahan fisik
(5) 3. Monitor pola dan
dan emosional
3. Kemampuan jam tidur
melakukan aktivitas 4. Monitor lokasi 3. Mengetahui pola
rutin meningkat (5) dan dan jam tidur
4. Verbalisasi lelah ketidaknyamanan
4. Mengetahui
menurun (5) selama melakukan
lokasi dan
5. Lesu menurun (5) aktivitas
ketidaknyamanan
6. Pola istirahat Terapeutik
selama
membaik (5) 1. Sediakan
melakukan
lingkungan nyaman
aktivitas
dan rendah stimulus
Terapeutik
(mis. cahaya, suara,
kunjungan) 1. Membantu
2. Lakukan latihan lingkungan
rentang gerak pasif nyaman dan
dan atau aktif rendah stimulus.
3. Berikan aktivitas
2. Membantu
distraksi yang
latihan gerak
menenangkan
pasif atau aktif
4. Fasilitasi duduk di
3. Untuk
sisi tempat tidur,
emberikan
jika tidak dapat
aktivitas
berpindah atau
distraksi yang
berjalan
menengkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah 4. Untuk
baring memberikan
2. Anjurkan rasa nyaman
melakukan aktivitas
Edukasi
secara bertahap
1. untuk
3. Anjurkan
meningkatkan
menghubungi
kenyamanan
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan 2. untuk
tidak berkurang meningkatkan
4. Ajarkan strategi sirkulasi
koping untuk
3. Untuk
mengurangi
mengetahui jika
kelelahan
tanda dan gejala
Kolaborasi
kelelelah tidak
1. Kolaborasi dengan
berkurang
ahli gizi tentang
4. Untuk
cara menigkatkan
mengurangi
asupan makanan
kelelahan

Kolaborasi

1. Untuk
mengetahui cara
meningkatkan
asupan makanan
I. Referensi
Alimul, A. (2015). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba
A. Potter, Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC
Mubarak, W.I. Indrawati, LilisSusanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta: Salemba Medika.
Perry, A.G & Potter, P. A. 2012. Fundamental Keperawatan, Konsep, Klinis Dan Praktek.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai